Kebenaran.

Azam menatap wajah istrinya, seolah ingin melihat reaksi Afifah.

Sedangkan Afifah mengusap air matanya, sungguh tidak menyangka sang suami memiliki banyak masalah masa lalu.

Afifah cukup terkejut dengan kenyataan bahwa sang suami adalah seorang mualaf.

Selama mengenal Azam Afifah menyangka bahwa Azam adalah lelaki lulusan pondok pesantren, dari cara bersikap Azam seperti pria yang sangat religius.

Azam tidak mengatakan apapun, tidak melakukan apapun, Azam ingin melihat apa yang akan Afifah ucapkan untuknya.

"Maaf kan Fifah mas, maaf membuat mas mengingat masa lalu, tapi Fifah merasa bahagia mas mau terbuka dengan Fifah". perlahan Afifah mendekat kearah Azam dengan lembut memegang tangan Azam, kemudian mencium takzim.

Azam yang sebelumnya merasa takut dan khawatir dengan reaksi istrinya, takut kalau-kalau Afifah justru ilfil, dan jijik padanya, kini bisa bernafas lega karena kekhawatirannya tidak terbukti.

Azam tersenyum manis pada Afifah, rasanya beban yang menghimpit dadanya selama ini terangkat, dengan Ia menceritakan semuanya pada Afifah.

Azam memandang istrinya, menepuk dadanya dan merentangkan tangannya.

Tanpa ba-bi-bu Afifah menghambur memeluk suaminya, menenggelamkan kepalanya di dada bidang sang suami.

"Jangan menangis sayang, terimakasih IFA sudah mau mendengar dan percaya pada mas" Azam berucap sambil mengelus punggung Afifah.

Afifah hanya mengangguk didalam dekapan sang suami

"Melihat kekecewaan di mata IFA tadi rasanya mas tidak sanggup bertatap muka dengan IFA, mas takut kalau mas akan menceritakan semuanya dan IFA tidak mempercayai mas da...

"Ssttttt, maafkan Fifah mas, maaf sudah berprasangka terhadap mas Azam". ucap Afifah memotong kalimat Azam, jari telunjuk Afifah menempel di bibir sang suami.

Azam melihat jari sang istri bertengger di bibirnya , membuka bibir cepat dan memberi gigitan kecil di jari Afifah, Azam ingin segera mencairkan suasana.

Afifah kaget saat Azam menggigit jarinya, Afifah refleks, memukul pelan dada Azam.

Azam terkekeh kecil.

Afifah tersenyum manis menatap wajah Azam yang sedang terkekeh, Azam terlihat sangat berbeda dari beberapa saat lalu yang terlihat murung dan berduka karena kehilangan Fajar.

"Dek IFA awalnya jujur pertama kali dek IFA memanggil saya mas, saya agak merasa aneh mendengar panggilan mas untuk saya, secara dek IFA dan saya sama sama dari Bandung harusnya dek IFA manggil saya, A A , Namun makin kesini saya SANGAT nyaman dengan pangilan mas buat saya" Azam terkekeh kembali.

Afifah berkedip beberapa kali, merasa ucapan Azam ada benarnya.

"Mungkin karena Fifah terbiasa berinteraksi dengan orang Surabaya, yang biasanya pangilan umum buat laki-laki mas" jawab Afifah sekenanya, karena Afifah sendiri juga bingung pangilan mas untuk Azam mengalir begitu saja.

"Dek IFA boleh mas melihat sesuatu di balik hijab dek FIFA...?? "lirih Azam menatap sang istri.

Afifah tersenyum, Afifah sadar bahwa sudah seharusnya Azam melihat rambutnya, bahkan seandainya sang suami meminta lebih, itu adalah hak Azam.

"Boleh mas, silahkan ..!!" Afifah mendekatkan kepalanya pada azam.

Azam yang awalnya hanya ingin mengoda sang istri, kini menjadi gugup, jantungnya berdebar-debar, tidak menyangka istrinya mau menanggalkan hijabnya.

Pelan Azam menyingkapkan hijab Afifah dari belakang ke depan, mata, Azam melihat hatinya menilai jantungnya mengebu.

Panjang, sangat panjang ketika Azam membuka simpulan yang sengaja dibuat untuk menekuk rambutnya. warna rambut Afifah agak kecoklatan bukan karena diwarnai namun ada keturunan sang Ibu yang bukan asli Indonesia.

Afifah menunduk, Azam mengangkat dagunya dan berbisik di telinga Afifah.

"Adek sangat cantik"

Afifah memalingkan wajahnya karena malu, namun justru bibirnya bertabrakan dengan pipi Azam, seketika keduanya jadi salah tingkah.

"Maaf" kata yang bersamaan mereka ucapkan.

"Dek"

"Mas"

Lagi keduanya memanggil bersamaan.

Mereka terkekeh kecil.

"Mas Azam duluan" ucap Afifah.

"Dek' IFA, tolong jangan terlalu difikirkan hanya saja mas ingin sedikit bercerita tentang mas"

"Dek' usia mas sekarang sudah tidak muda lagi, mas ingin menjalani pernikahan kita dengan normal seperti pernikahan pada umumnya,kalo mas boleh jujur mas ingin memiliki seorang keturunan, mas ingin memiliki pendamping hidup untuk mas bersandar, mas ingin punya tempat pulang dek IFA, apakah IFA mau belajar menerima mas sebagai seorang suami sesungguhnya,,??"

Terpopuler

Comments

Lilis 1

Lilis 1

asek... otw unboxing 🤣🤣

2022-08-27

0

Dianherlina Siswoyo

Dianherlina Siswoyo

wah disini sudah hilang rasa penasaran ku ternyata aku salah menilai si mas Azam🙏🤭

2022-08-24

0

Erlina Purwanty Moe

Erlina Purwanty Moe

,good ceritanya

2022-01-10

0

lihat semua
Episodes
1 Persiapan.
2 Kenyataan pahit.
3 Rumah besar.
4 Panggilan Baru.
5 Adil.
6 Perhatian.
7 Berbagi itu berat.
8 Rindu.
9 Kecewa.
10 Kecelakaan.
11 Kecewa.
12 Penasaran.
13 Kehilangan.
14 Kenyataan pahit.
15 Flashback.
16 Flashback.
17 Flashback.
18 Kebenaran.
19 Rasa.
20 Tidur bersama.
21 Ciuman.
22 Siap
23 Gangguan
24 Mencoba
25 Indah
26 Penantian
27 Penjelasan
28 Aneh
29 Afifah yang berbeda
30 Khawatir
31 Manja
32 Suami istri unik
33 Bersama Ismi
34 Izin
35 Aneh
36 Ismi
37 Panik
38 Prasangka baik
39 Dua garis
40 Hamil
41 Takut
42 Azam pergi
43 Susi
44 Masalah
45 Abrisam
46 Kegigihan Abrisam
47 Lamaran untuk Ismi
48 Sejuta tanya
49 Talak untuk Ismi
50 Janji Abrisam
51 Naik motor?
52 Bakso
53 Tuntutan
54 Kebahagiaan Ismi
55 Keributan
56 Hati Ismi
57 Talak untuk Susi
58 Rahasia pernikahan Azam
59 Istri satu-satunya
60 Perasaan Abrisam
61 Bertemu Kinan?
62 Tawaran dadakan
63 Tawaran dadakan
64 Senyum
65 Perjalanan Susi
66 Pesanan untuk pengantin baru
67 Kebenaran
68 Natural
69 Susi
70 Lamaran
71 Ketakutan Ismi
72 Salah faham itu sakit
73 Sodara??
74 Penjelasan
75 Sepasang tangan
76 Rasa Rindu?
77 Hasim.
78 POV Hasim 2
79 Hasim' dan isi hatinya.
80 Susi
81 Insiden
82 Pasangan baru
83 Menjadi pria pertama
84 Cerita
85 Indahnya saling cinta
86 Ketanggap basah
87 Kembali kerumah besar
88 Salah paham
89 Kebenaran
90 Pertemuan
91 Sebuah luka
92 Potret
93 Panggilan Baru
94 Kejutan
95 POV Ismi
96 Bicara dari hati ke hati
97 Kebahagiaan Hasim.
98 Tiga keluarga.
99 Intan??.
100 Kebahagiaan Hasim.
101 love you too.
102 Malu.
103 Abrisam dan Ismi.
104 Brondong nya Ismi.
105 Bayi besar
106 Hasim bertemu Azam
107 Hasim dan Susi
108 Kumpul
109 Azam dan Susi
110 Azam dan Hasim
111 Merasa lega
112 Bisikan mesra
113 Pernyataan cinta
114 Hasim pulang
115 Sepi tanpa Susi.
116 Pria Asing.
117 Hasim cemburu.
118 Cemburu.
119 Tak sadarkan diri.
120 Sembuh
121 Kebahagiaan Hasim
122 Melepas Rindu
123 Larangan
124 Ismi dan Abrisam
125 Azam sakit
126 Ketahuan
127 Dukungan istri
128 Maaf
129 Kontraksi
130 Pembukaan lengkap
131 Afifah melahirkan
132 Rencana
133 Bertanya
134 Suara hati Soe Drajat
135 Dia yang muncul
136 Soe Drajat
137 Soe Drajat
138 Galau
139 Tawaran
140 POV Azam
141 Pendonor yang sebenarnya
142 Sebuah wasiat
143 Azam
144 Rencana
145 Pasar malam
146 Masalah dari masa lalu.
147 Sisi lain.
148 Terkejut.
149 Ikut pulang.
150 Kejutan.
151 Apakah malam ini?.
152 Bekas luka.
153 Ending.
154 Exsra part.
155 Exra part 2.
156 Exsra part 3.
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Persiapan.
2
Kenyataan pahit.
3
Rumah besar.
4
Panggilan Baru.
5
Adil.
6
Perhatian.
7
Berbagi itu berat.
8
Rindu.
9
Kecewa.
10
Kecelakaan.
11
Kecewa.
12
Penasaran.
13
Kehilangan.
14
Kenyataan pahit.
15
Flashback.
16
Flashback.
17
Flashback.
18
Kebenaran.
19
Rasa.
20
Tidur bersama.
21
Ciuman.
22
Siap
23
Gangguan
24
Mencoba
25
Indah
26
Penantian
27
Penjelasan
28
Aneh
29
Afifah yang berbeda
30
Khawatir
31
Manja
32
Suami istri unik
33
Bersama Ismi
34
Izin
35
Aneh
36
Ismi
37
Panik
38
Prasangka baik
39
Dua garis
40
Hamil
41
Takut
42
Azam pergi
43
Susi
44
Masalah
45
Abrisam
46
Kegigihan Abrisam
47
Lamaran untuk Ismi
48
Sejuta tanya
49
Talak untuk Ismi
50
Janji Abrisam
51
Naik motor?
52
Bakso
53
Tuntutan
54
Kebahagiaan Ismi
55
Keributan
56
Hati Ismi
57
Talak untuk Susi
58
Rahasia pernikahan Azam
59
Istri satu-satunya
60
Perasaan Abrisam
61
Bertemu Kinan?
62
Tawaran dadakan
63
Tawaran dadakan
64
Senyum
65
Perjalanan Susi
66
Pesanan untuk pengantin baru
67
Kebenaran
68
Natural
69
Susi
70
Lamaran
71
Ketakutan Ismi
72
Salah faham itu sakit
73
Sodara??
74
Penjelasan
75
Sepasang tangan
76
Rasa Rindu?
77
Hasim.
78
POV Hasim 2
79
Hasim' dan isi hatinya.
80
Susi
81
Insiden
82
Pasangan baru
83
Menjadi pria pertama
84
Cerita
85
Indahnya saling cinta
86
Ketanggap basah
87
Kembali kerumah besar
88
Salah paham
89
Kebenaran
90
Pertemuan
91
Sebuah luka
92
Potret
93
Panggilan Baru
94
Kejutan
95
POV Ismi
96
Bicara dari hati ke hati
97
Kebahagiaan Hasim.
98
Tiga keluarga.
99
Intan??.
100
Kebahagiaan Hasim.
101
love you too.
102
Malu.
103
Abrisam dan Ismi.
104
Brondong nya Ismi.
105
Bayi besar
106
Hasim bertemu Azam
107
Hasim dan Susi
108
Kumpul
109
Azam dan Susi
110
Azam dan Hasim
111
Merasa lega
112
Bisikan mesra
113
Pernyataan cinta
114
Hasim pulang
115
Sepi tanpa Susi.
116
Pria Asing.
117
Hasim cemburu.
118
Cemburu.
119
Tak sadarkan diri.
120
Sembuh
121
Kebahagiaan Hasim
122
Melepas Rindu
123
Larangan
124
Ismi dan Abrisam
125
Azam sakit
126
Ketahuan
127
Dukungan istri
128
Maaf
129
Kontraksi
130
Pembukaan lengkap
131
Afifah melahirkan
132
Rencana
133
Bertanya
134
Suara hati Soe Drajat
135
Dia yang muncul
136
Soe Drajat
137
Soe Drajat
138
Galau
139
Tawaran
140
POV Azam
141
Pendonor yang sebenarnya
142
Sebuah wasiat
143
Azam
144
Rencana
145
Pasar malam
146
Masalah dari masa lalu.
147
Sisi lain.
148
Terkejut.
149
Ikut pulang.
150
Kejutan.
151
Apakah malam ini?.
152
Bekas luka.
153
Ending.
154
Exsra part.
155
Exra part 2.
156
Exsra part 3.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!