Kenyataan pahit.

 

Setelah jenazah Fajar dikebumikan, suasana berduka masih berasa di rumah besar itu.

 

Sedangkan Afifah sendiri duduk di dekat jendela, cuaca seolah ikut berkabung, hujan gerimis menguyur kota Bandung, Afifah tidak tahu harus berbuat apa, pikiranya mengambang, rasanya ia menjadi seseorang yang sangat jodoh. apa yang aku harapkan dari sebuah pernikahan yang didalamnya penuh rahasia, Aku merasa diriku seperti perempuan bodoh yang dibawa kesebuah keluarga yang didalamnya penuh dengan teka teki, saat ini aku seperti orang asing, bahkan meski status ku istri bahkan aku sendiri tidak mengenali mana keluarganya , mana yang bukan , bahkan aaaaaaaaaaaaa kenapa Ayah membawaku kedalam hubungan sulit iniiii????kenapa seorang suami tidak memberikan tempat kepada istrinya, cinta apa yang kau bicarakan mas cintamu membuatku merasa bodoh.

 

"Sayang, Mama cari rupanya Afifah disini". suara mertuanya membuat Afifah menoleh, mencoba untuk tersenyum manis.

 

"Maaa, ada apa Mama mencari Fifah?? ada yang bisa Fifah bantu ma??"

Mama Azam tersenyum kemudian memberikan kecupan kepuncak kepala sang menantu.

"Apa Azam membuat Afifah kecewa hmmmm?, apa Afifah marah pada Azam karena merasa dibohongi??"

Afifah meneteskan air matanya "IFA kecewa ma sangat kecewa, kenapa mas Azam tidak memberitahukan Fifah bahwa Fajar buka anak mas Azam? kenapa Fifah baru mengetahuinya ketika Fajar sudah tidak ada, itupun dari selembar kertas bukan dari mulut mas Azam sendiri, apa seandainya Fajar tidak meninggal, mas Azam tidak akan memberitahu Fifah,,?? maaa betapa Fifah sangat khawatir dengan kondisi tubuh mas Azam yang baru keluar dari rumah sakit', Fifah sepanjang perjalanan kemari selalu menghawatirkan nya, Afifah takut mas Azam drop, Afifah takut mas Azam terpuruk , Afifa......hik.hik.hik !!" Afifah terisak tidak dapat melanjutkan kata-katanya.

"Sayang Azam pasti suatu saat nanti akan memberitahu semuanya kepada Afifah. percayalah nak Azam butuh waktu untuk itu!".

"Sampai kapan maaaaa??? Afifah tidak mau hidup dalam prasangka ini itu!!., Fifah mau mas Azam terbuka dengan Fifah maaa!" Afifah kembali menghapus air matanya yang mengalir.

 

"Percayalah sayang tidak mudah bagi Azam untuk mengatakannya beri Azam sedikit waktu!".

 

"Maaa tolong jawab Fifah dengan jujur Fifah mohon maaa..berapa anak kandung mas Azam sekarang ini maaaa?" Afifah menangkupkan kedua tangan di depan dadanya.. "tolong maaaa!!!"

Mama Azam tersenyum manis sekali pada afifah.

"Mama akan mendoakan agar kalian memberi cucu banyak kepada Mama"

"Maksud Mama..??"

"Afifah percayalah pada Azam, suatu hari pasti Azam akan memberitahu semuanya."

Mama Azam dengan lembut memegang tangan Afifah." Mama bisa melihat bahwa Azam sangat mencintai mu, mata Azam sama seperti mata almarhum Ayah Azam ketika menatap Mama, percayalah tidak mudah bagi Azam untuk menceritakan semuanya, Mama berharap Afifah yang sabar, percayalah nak saat ini pasti Azam sedang sedih, tidak hanya sedih karena kehilangan Fajar, namun juga sedih melihat kekecewaan yang terlihat jelas dari matamu nak".

Afifah kembali menangis "maaa...apa yang harus Fifah lakukan??"

"Hibur Suamimu katakan padanya semua baik- baik saja, beri rasa nyaman agar Azam merasa kamu akan bisa menerima cerita masalalunya."

Afifah tersenyum manis menatap wajah mertuanya," terimakasih maaa".

"Pergilah sayang Azam membutuhkan mu!"

Afifah tersenyum dan mengangguk ia segera berlari menaiki tangga, Afifah ingin menemui sang suami

"Bismillah"

Ceklek

Afifah membuka pintunya tatapan matanya tertuju pada sosok Azam yang memandang hujan dari jendela dari dalam kamar.

"Maaaaas kok belum tidur...?"

Azam menoleh tersenyum sendu kemudian berkata lirih.

"Maaf membuat IFA merasa kecewa"

Meski lirih Afifah masih dapat mendengarnya,

Afifah melangkah mendekati sang suami. Benar kata ibu mertuanya Azam butuh dirinya saat ini,

Kamu memiliki tiga istri mas namun kamu terpuruk sendiri, bahkan seandainya Mama tidak memberiku nasehat tidaklah mungkin aku disini, batin Afifah.

"Tidak apa-apa mas..!! mas waktunya minum obat, Fifah ambilkan dulu yaa..!!" Afifah menuju laci tempat ia menyimpan obat-obatan Azam.

"Dek IFA mas akan menjelaskan tentang semuanya tapi IFA tidak boleh memotong pembicaraan mas sebelum selesai, apa IFA tidak keberatan??"

Terpopuler

Comments

Serli Ati

Serli Ati

o....ya bukannya azam panggilan ke ibunya dengan nyebut ummi ya, kok jadi mama sich? suka-suka author ini mah....

2022-08-30

0

Serli Ati

Serli Ati

ini cerita yg paling aneh menurut qu, awalnya aq tertarik bacanya ada pelajaran didalamnya tapi semakin dibaca lagi bab berikutnya, tidak ada yg bisa dipetik, yg ada kebohongan dan lebih berbohong lagi, seingat aq tidak ada rumah tangga yg nyaman klu pelakunya berbohong, dan selalu merahasiakan kebenaran.

2022-08-30

0

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

rahasia apa yg Azam sembunyikan

2022-08-20

0

lihat semua
Episodes
1 Persiapan.
2 Kenyataan pahit.
3 Rumah besar.
4 Panggilan Baru.
5 Adil.
6 Perhatian.
7 Berbagi itu berat.
8 Rindu.
9 Kecewa.
10 Kecelakaan.
11 Kecewa.
12 Penasaran.
13 Kehilangan.
14 Kenyataan pahit.
15 Flashback.
16 Flashback.
17 Flashback.
18 Kebenaran.
19 Rasa.
20 Tidur bersama.
21 Ciuman.
22 Siap
23 Gangguan
24 Mencoba
25 Indah
26 Penantian
27 Penjelasan
28 Aneh
29 Afifah yang berbeda
30 Khawatir
31 Manja
32 Suami istri unik
33 Bersama Ismi
34 Izin
35 Aneh
36 Ismi
37 Panik
38 Prasangka baik
39 Dua garis
40 Hamil
41 Takut
42 Azam pergi
43 Susi
44 Masalah
45 Abrisam
46 Kegigihan Abrisam
47 Lamaran untuk Ismi
48 Sejuta tanya
49 Talak untuk Ismi
50 Janji Abrisam
51 Naik motor?
52 Bakso
53 Tuntutan
54 Kebahagiaan Ismi
55 Keributan
56 Hati Ismi
57 Talak untuk Susi
58 Rahasia pernikahan Azam
59 Istri satu-satunya
60 Perasaan Abrisam
61 Bertemu Kinan?
62 Tawaran dadakan
63 Tawaran dadakan
64 Senyum
65 Perjalanan Susi
66 Pesanan untuk pengantin baru
67 Kebenaran
68 Natural
69 Susi
70 Lamaran
71 Ketakutan Ismi
72 Salah faham itu sakit
73 Sodara??
74 Penjelasan
75 Sepasang tangan
76 Rasa Rindu?
77 Hasim.
78 POV Hasim 2
79 Hasim' dan isi hatinya.
80 Susi
81 Insiden
82 Pasangan baru
83 Menjadi pria pertama
84 Cerita
85 Indahnya saling cinta
86 Ketanggap basah
87 Kembali kerumah besar
88 Salah paham
89 Kebenaran
90 Pertemuan
91 Sebuah luka
92 Potret
93 Panggilan Baru
94 Kejutan
95 POV Ismi
96 Bicara dari hati ke hati
97 Kebahagiaan Hasim.
98 Tiga keluarga.
99 Intan??.
100 Kebahagiaan Hasim.
101 love you too.
102 Malu.
103 Abrisam dan Ismi.
104 Brondong nya Ismi.
105 Bayi besar
106 Hasim bertemu Azam
107 Hasim dan Susi
108 Kumpul
109 Azam dan Susi
110 Azam dan Hasim
111 Merasa lega
112 Bisikan mesra
113 Pernyataan cinta
114 Hasim pulang
115 Sepi tanpa Susi.
116 Pria Asing.
117 Hasim cemburu.
118 Cemburu.
119 Tak sadarkan diri.
120 Sembuh
121 Kebahagiaan Hasim
122 Melepas Rindu
123 Larangan
124 Ismi dan Abrisam
125 Azam sakit
126 Ketahuan
127 Dukungan istri
128 Maaf
129 Kontraksi
130 Pembukaan lengkap
131 Afifah melahirkan
132 Rencana
133 Bertanya
134 Suara hati Soe Drajat
135 Dia yang muncul
136 Soe Drajat
137 Soe Drajat
138 Galau
139 Tawaran
140 POV Azam
141 Pendonor yang sebenarnya
142 Sebuah wasiat
143 Azam
144 Rencana
145 Pasar malam
146 Masalah dari masa lalu.
147 Sisi lain.
148 Terkejut.
149 Ikut pulang.
150 Kejutan.
151 Apakah malam ini?.
152 Bekas luka.
153 Ending.
154 Exsra part.
155 Exra part 2.
156 Exsra part 3.
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Persiapan.
2
Kenyataan pahit.
3
Rumah besar.
4
Panggilan Baru.
5
Adil.
6
Perhatian.
7
Berbagi itu berat.
8
Rindu.
9
Kecewa.
10
Kecelakaan.
11
Kecewa.
12
Penasaran.
13
Kehilangan.
14
Kenyataan pahit.
15
Flashback.
16
Flashback.
17
Flashback.
18
Kebenaran.
19
Rasa.
20
Tidur bersama.
21
Ciuman.
22
Siap
23
Gangguan
24
Mencoba
25
Indah
26
Penantian
27
Penjelasan
28
Aneh
29
Afifah yang berbeda
30
Khawatir
31
Manja
32
Suami istri unik
33
Bersama Ismi
34
Izin
35
Aneh
36
Ismi
37
Panik
38
Prasangka baik
39
Dua garis
40
Hamil
41
Takut
42
Azam pergi
43
Susi
44
Masalah
45
Abrisam
46
Kegigihan Abrisam
47
Lamaran untuk Ismi
48
Sejuta tanya
49
Talak untuk Ismi
50
Janji Abrisam
51
Naik motor?
52
Bakso
53
Tuntutan
54
Kebahagiaan Ismi
55
Keributan
56
Hati Ismi
57
Talak untuk Susi
58
Rahasia pernikahan Azam
59
Istri satu-satunya
60
Perasaan Abrisam
61
Bertemu Kinan?
62
Tawaran dadakan
63
Tawaran dadakan
64
Senyum
65
Perjalanan Susi
66
Pesanan untuk pengantin baru
67
Kebenaran
68
Natural
69
Susi
70
Lamaran
71
Ketakutan Ismi
72
Salah faham itu sakit
73
Sodara??
74
Penjelasan
75
Sepasang tangan
76
Rasa Rindu?
77
Hasim.
78
POV Hasim 2
79
Hasim' dan isi hatinya.
80
Susi
81
Insiden
82
Pasangan baru
83
Menjadi pria pertama
84
Cerita
85
Indahnya saling cinta
86
Ketanggap basah
87
Kembali kerumah besar
88
Salah paham
89
Kebenaran
90
Pertemuan
91
Sebuah luka
92
Potret
93
Panggilan Baru
94
Kejutan
95
POV Ismi
96
Bicara dari hati ke hati
97
Kebahagiaan Hasim.
98
Tiga keluarga.
99
Intan??.
100
Kebahagiaan Hasim.
101
love you too.
102
Malu.
103
Abrisam dan Ismi.
104
Brondong nya Ismi.
105
Bayi besar
106
Hasim bertemu Azam
107
Hasim dan Susi
108
Kumpul
109
Azam dan Susi
110
Azam dan Hasim
111
Merasa lega
112
Bisikan mesra
113
Pernyataan cinta
114
Hasim pulang
115
Sepi tanpa Susi.
116
Pria Asing.
117
Hasim cemburu.
118
Cemburu.
119
Tak sadarkan diri.
120
Sembuh
121
Kebahagiaan Hasim
122
Melepas Rindu
123
Larangan
124
Ismi dan Abrisam
125
Azam sakit
126
Ketahuan
127
Dukungan istri
128
Maaf
129
Kontraksi
130
Pembukaan lengkap
131
Afifah melahirkan
132
Rencana
133
Bertanya
134
Suara hati Soe Drajat
135
Dia yang muncul
136
Soe Drajat
137
Soe Drajat
138
Galau
139
Tawaran
140
POV Azam
141
Pendonor yang sebenarnya
142
Sebuah wasiat
143
Azam
144
Rencana
145
Pasar malam
146
Masalah dari masa lalu.
147
Sisi lain.
148
Terkejut.
149
Ikut pulang.
150
Kejutan.
151
Apakah malam ini?.
152
Bekas luka.
153
Ending.
154
Exsra part.
155
Exra part 2.
156
Exsra part 3.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!