"Anak-anak biar Bunda dan Ayah istirahat dulu!!" kata Ibu mertua Afifah sambil menyuruh Azam masuk kedalam kamar.
"Zam bawalah istri mu istirahat dulu nanti kita shalat berjamaah" tambah Mama Azam.
" Baik Umi" jawab Azam.
Azam menggandeng tangan Afifa, meski bukan pertama kalinya dia mengandeng tangan Afifah tapi itu masih membuat Afifah merasa gugup.
Setibanya dikamar, Azam melepas jas dan menggulung lengan kemejanya, sedangkan Afifah duduk di pinggir ranjang king size milik Azam.
" Istirahatlah sebentar dek, pasti adek capek!!" kata mas azam, "kalo butuh sesuatu bilang saja" tambahnya.
"Mas!! boleh Fifah bertanya?"
"Silahkan!!" kata Azam.
"Mas, kenapa mas Azam mau menikahi Fifah??"tanya Afifah.
"Karena mas ingin".
jawaban apa cobak itu, karena ingin. Batin Afifah.
"Tapi bukankah mas sudah menikah dengan mba Susi dan mba Ismi, bahkan mas sudah memiliki anak-anak yang sangat lucu??" dan banyak tambah Afifah dalam hati.
"Ya itu karena mas ingin menikahi SIA".
"SIA?" astagaaa siapa lagi SIA..?? apakah Azam berencana menikah lagi. Batin Afifah merasa was-was.
"Susi, Ismi dan Afifa" jawan Azam tersenyum kepada Afifah. Seakan Azam mengerti yang difikirkan oleh Afifah.
" Sini, Afifah baring dengan mas". kata Azam.
Kemudian Afifah ikut berbaring di ranjang bersama Azam.
"Mas' kalau Fifah boleh tau berapa usia mas Azam..??"
"Usia mas sekarang masuk 39 dek!! oh ya kamu mau mas pangil dek atau neng?
kita teh masih sama sama keturunan Sunda kan?"
"Ya kalo mas pangil Fifah neng Brati Fifah teh panggilnya akang atu??"
Hening
Tiba tiba mereka terkekeh geli.
"Boleh gak mas panggil Afifah IFA saja??"
"Boleh!!, senyaman nya mas saja, mas berapa jumlahnya anak-anak kita?? dari mba Susi dan mba Ismi masing-masing berapa??"
Azam mengulum senyumnya, dia tau maksud istrinya menanyakan anak-anak nya, istrinya memang wanita sopan bahkan dia menyebut anak Azam dengan anak kita, sungguh Afifah wanita berhati baik, dia tidak mau menyinggung hati suaminya.
"Nanti IFA tanya sendiri ya sama mba Susi dan mba ismi".
"Tapi Fifah malu."
"Tidak papa!! mereka baik kok, sama seperti IFA"
"Mas tau dari mana Fifah baik..?"
"Mas tau dari mata IFA??"
"Kok dari mata??"
Azam tidak menjawab pertanyaan Afifah, Azam justru menggenggam tangan Afifah.
"IFA lihat lah mata Mas!!" Afifah mengangkat wajahnya dan melihat wajah Azam mata mereka bertemu, pipi Afifah merona karena malu, dia segera menunduk, namun Azam kembali mengangkat dagunya dan beberapa saat Azam mencium kening Afifah, meletakan tanganya diatas ubun-ubun dan merapalkan do'a, hati Afifah menghangat, setetes air matanya jatuh, perlakuan Azam padanya membuat hati kecilnya mengakui bahwa pilihan orang tuanya pasti yang terbaik untuk nya, eh ngomong-ngomong Afifah lupa memberi kabar kepada Ayah dan Ibu nya.
"Mas Fifah kasih kabar Ayah dan Ibu dulu ya!!" izin Fifah kepada Azam.
Azam mengangguk dan tersenyum.
Beberapa saat setelah memberi kabar Afifah kembali duduk di samping suaminya, sebenarnya Afifah ingin menanyakan alasan Ayah dan Ibunya menerima khitbah Azam, karena Afifah yakin Ayah Ibunya mengetahui status Azam yang memiliki 2 istri, itu sebabnya Ayah dan Ibunya memberi wejangan agar dia bisa akur sama saudari saudarinya, yang taklain adalah istri-istri suaminya, namun mengingat ada Azam di ruangan yang sama, Afifah mengurungkan niatnya.
"Sudah??" tanya Azam.
Afifah mengangguk dan tersenyum.
"IFA mas sayang sama kamu"
ucapan Azam yang tiba-tiba membuat Afifah merona, rasa malunya sampai ke ubun-ubun, meski usianya sudah 21th Afifah tak pernah pacaran, meski ada beberapa yang mengajaknya ta'aruf, tapi tidak pernah ada interaksi lebih selain saling tersenyum.
"IFA mas akan menunggu IFA bisa sayang sama mas, dan mas juga akan setia menunggu IFA bisa menerima mas sebagai suami IFA, IFA meski IFA bukan istri pertama mas, tapi insyaallah mas janji IFA akan menjadi istri terakhir mas".
Kata-kata Azam seperti air yang menyirami hati Afifah yang kering, ada rasa bahagia ketika mendengar kata kata suaminya, dia merasa Azam berkata dengan sungguh sungguh.
"Terimakasih Mas, Fifah akan berusaha untuk menerima takdir Fifah, beri Fifah sedikit waktu untuk menerima keadaan ini" ucap Afifah dengan menunduk.
"Mas akan menunggu IFA, sampai kapanpun, meski seumur hidup mas". lanjut Azam mantap
Afifah menatap mata Azam, air matanya kembali terjatuh.
Afifah memberanikan diri memeluk Azam, Azam yang tiba-tiba dipeluk Afifah merasa jantungnya berdetak kencang, semburat merah menjalar di pipinya, dengan senyum merekah Azam membalas pelukan Afifah padanya.
🤗beri dukungan untuk author yaa...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
zahra ou
kek nya udah di cintai lbh dulu si ifa ini
2023-12-14
0
Ide'R
Emang cuma di novel aja ya,Surabaya - Bandung bisa sampai hitungan jam naik mobil..🤭🤭selesai Akad nikah langsung otw Bandung,Sholat Dzuhur di jalan,Sholat Ashar udah di rumah besar..Kereeen Thor..🥰🥰🥰maaf..🙏🙏
2023-12-04
0
Ingka
Aku penasaran sm ceritanya Thor walaupun aku bukan pendukung poligami...🤭 Tp aku tuh salut sm wanita2 yg ikhlas dipoligami...mereka wanita2 hebat.
2023-03-04
0