Afifah POV
Menurutku mas Azam adalah sosok pria yang sangat tampan, berkulit putih, memiliki aura pemimpin yang sangat kental, hanya saja aku baru bisa menilai sosok mas Azam dari luar sepengelihatan ku saja..aku akui sejauh ini astagaaa sejauh apa coba baru hitungan jam aku menikah dan mengenalnya, ya selama beberapa jam ini aku melihat mas Azam sosok yang baik tapi tidak tau apa itu karena baru saja aku melihat sisi baiknya belum sisi buruknya astagfirullah. dalam hati aku hanya berdoa semoga memang mas Azam adalah sosok yang baik aamiin.
Setelah beberapa saat aku dan mas Azam istirahat terdengar suara azan, menandakan bahwa waktu sholat ashar sudah tiba, aku dan mas Azam bersiap untuk menuju musholla di bawah, mas Azam sengaja tidak pergi ke masjid katanya beliau ingin menjadi imam shalat kami .
Setelah selesai sholat dan zikir bersama aku diperkenalkan dengan anak anak mas Azam dari kedua istrinya, tapi sepertinya usia anak-anak mas Azam semua memiliki usia yang hampir sama, tidak seperti seorang anak yang memiliki adek 'dan adeknya memiliki adek lagi mereka semua nampak.... sepantaran..ya ..mereka nampak sepantaran..lantas bagaimana bisa ..??
kalaupun mereka lahir kembar lantas kenapa tidak ada yang mirip..?? ingin sekali aku menanyakan tapi aku terlalu canggung, aku sadar diri tidak mungkin aku dengan lancang tanya ini itu, sedangkan aku masih baru di keluarga mereka, aku yakin suatu saat aku pasti akan tau tentang semuanya.
Setelah beberapa saat kami berbincang bincang, mas Azam mengajakku, mba Ismi dan mba Susi pulang.
didalam mobil mba Susi dan mba Ismi selalu mengajakku ngobrol, sampai akhirnya mba ismi turun di sebuah perumahan, dan disusul oleh mba Susi turun di perumahan yang masih sama namun beda gang dengan mba ismi, dan sekitar 30 menit barulah aku turun bersama mas Azam di perumahan yang agak jauh dari rumah mba ismi dan mba Susi.
"Maaf IFA!! kita tidak bisa satu perumahan dengan Ismi dan Susi karena unit perumahan disana sudah tidak ada yang kosong, semua sudah terjual."
OHH aku faham sekalinya mas Azam sengaja membelikan rumah istri istrinya di perumahan yang sama, dan seandainya perumahan disana masih ada yang kosong mungkin aku juga dibelikan rumah disana. Apaaa kira kira pekerjaan mas Azam?? dia mampu membelikan istri istrinya rumah masing-masing, dapat kulihat rumah yang ditinggali mba Ismi dan mba Susi pun tergolong perusahaan elite, dan sekarang aku dan mas Azam memasuki kawasan perumahan yang sama elite nya.. MasyaAllah
"Yuk biar mas yang bawa koper IFA!!"
aku hanya mengangguk dan tersenyum. akhirnya kami memasuki rumah dan aku bisa melihat betapa rapi dan bersih rumah ini, apa mungkin mas Azam mempekerjakan orang untuk membersihkannya??
aku mengikuti mas Azam menaiki tangga di perjalanan tadi kami sudah singgah sholat magrib sekarang sudah masuk waktu isya..aku segera membersihkan diri ingin segera sholat dan ber istirahat.
Setelah selesai sholat ingin sekali aku langsung beristirahat, namun aku sadar sekarang aku sudah menjadi istri orang, aku menunggu mas Azam keluar dari kamar mandi, seusai sholat memang mas Azam masuk ke kamar mandi.
Ceklek..
Aku menoleh mendapati mas Azam mendekat padaku rupanya mas Azam menganti bajunya dengan piama tidur, mas Azam tersenyum padaku seraya membaringkan tubuhnya di samping ku.
"Istirahat IFA pasti kamu capek"
meski canggung aku tetap menurut ku rasakan tangan mas Azam memelukku, namun aku tak ambil pusing karena lelah aku langsung terlelap dalam tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Pipit Sopiah
lanjut lagi
2022-08-20
0
Erlina Purwanty Moe
lanjut😁
2022-01-10
0
Ananda Yuyun
eng...ing...eng 😁😁😁
2022-01-07
0