Tiga hari ini Afifah menghabiskan waktunya untuk merawat anak-anak suaminya.
Ikhlas?? tentu saja, Afifah terbiasa dengan anak-anak, namun hanya Fajar anak dari Azam yang selalu menempel padanya kayak baju dan kancing. bahkan sampai sang mertua memarahi fajar, namun fajar menangis sejadi -jadinya ingin tidur bersama Afifah, akhirnya sang mertua mengalah.
Hari ini Azam sudah memberitahukan Afifah bahwa dia akan segera datang untuk menjemput dan mengantarkan istrinya kembali ke Surabaya.
Afifah tersenyum manis menatap wajah anak anak Nya, begitu ! Afifah menganggap anak-anak Azam juga anak Nya. "Bunda akan merindukan kalian". ucap Afifah dengan sayang,
membuat anak-anak merasa sangat kehilangan sosok wanita yang mereka anggap sebagai Bunda.
"Bunda boleh Fajar ikut Bunda saja??", ucap anak yang menduduki kursi roda dengan gelisah, anak yang sejak lama menginginkan sosok seorang Ibu yang menyayangi nya.
Melihat anak-anak nya yang sedih membuat Afifah merasa berat untuk berangkat ke Surabaya, tapi mau gimana lagi tanggung jawab sudah menanti nya
"Bunda janji bulan depan insyaallah Bunda akan berkunjung lagi!". janji Afifah pada anak-anak nya .
"Fajar nanti kalo bunda sedang berada di kelas bunda akan VC Fajar.. biar Fajar bisa melihat Bunda dan murid bunda saat berada di Surabaya!".mendengar itu Fajar mengangguk dan merentangkan tangannya memeluk Afifah.
"Assalamualaikum" suara ngebas yang 3 hari ini dirindukan Afifah membuat semua menoleh ke arah Azam.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh" jawab mereka semua. Sungguh rasanya Afifah ingin sekali memeluk dan mendekap tubuh tinggi Azam..Namun niatnya di urungkan , ketika terdengar salam dari 2 orang wanita yang muncul dari balik pintu..
Dua Wanita dengan status sama itu mengembangkan senyumnya pada Afifah, dan Afifah pun melakukan hal yang sama.
Saling memeluk dan saling cipika cipiki.. miris bukan?? terkadang rasanya Afifah menjadi orang yang paling egois, yang merasa dirinya paling terluka, bukankah mereka juga sama seperti dirinya, justru mereka lebih lama berbagi suami. Astagfirullah sungguh Afifah merasa sangat bersalah kepada istri istri suaminya.
"Apa kabar dek??"
"Kabar baik Mba! Mba Susi dan mba Ismi apa kabar..??"
"Tentunya kami baik!" Ismi dan Susi tersenyum manis.
Afifah sangat mengagumi sosok wanita-wanita suaminya, Susi dengan wajah oval bibir yang selalu tersenyum, wajahnya memancarkan keteduhan, ditambah hijab yang menghiasi kepalanya, menambah nilai plusnya.
Ismi yang berwajah manis hidung mancung bibir tebal tatapan mata yang tegas dengan bulu mata yang lentik juga tidak kalah cantik, rambutnya yang sebahu malah membuatnya menjadi seperti sosok polwan. Sungguh tidak ada yang kurang dari tampilan fisik mereka semuanya memiliki nilai kecantikan yang sama, namun dengan tampilan yang berbeda. Lantas apa yang membuat mas Azam??
Astagfirullah lagi-lagi Afifah selalu mengulang pertanyaan yang sama, namun entah kapan dia dapat mendapatkan jawabannya.., lamunannya buyar ketika Azam menariknya ke dalam kamar.
" Ayo mas bantu berkemas" Azam dengan lembut menuntun Afifah duduk di ranjang. Azam menatap wajah Afifah yang sedang menunduk.
"Apa anak-anak merepotkan IFA hhmmmm"..? Azam bertanya pada Afifah.
"Tidak mas!! anak-anak pintar semua, hanya Afifah jadi berat ninggalin mereka.!! tapi mau tetap tinggal pun Afifah tidak bisa, karena tanggung jawab Fifah sudah menanti".
(Afifah mendesah), "pasti Fifah bakal rindu pada anak-anak."
"Apa cuma rindu anak-anak, tidak rindu pada Ayahnya..??" pertanyaan Azam membuat Afifah salah tingkah, jujur Afifah belum pergi ke Surabaya saja sudah rindu pada Azam. Afifah mengigit bibir bawahnya.
"Apa adek tidak rindu dengan saya" ucap Azam dengan mengusap bibir Afifah agar melepas gigitannya dengan jempol tangannya.
Bukan jawaban dari bibir Afifah yang keluar namun justru setetes air mata Afifah yang membasahi punggung tangan Azam.
"Lhoo kenapa nangis?? apa mas ada melukai hati IFA.."?? tanya Azam penuh khawatir.
"Maaf mas"
"Apa yang salah kenapa IFA minta maaf..??"
"Maaf karena......" Afifah menjeda ucapannya..dan mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaannya.
"Maaf karena Fifah sudah lancang merindukan Mas".
Azam yang awalnya khawatir dengan istrinya yang tiba-tiba menangis, kini justru tersenyum lebar menampilkan lesung Pipinya yang berada di pipi sebelah kirinya.
"Kok minta maaf?? tidak ada salahnya merindukan mas, karena mas suami IFA sah Dimata hukum dan agama". lanjut Azam dengan masih memandang wajah istri barunya itu.
"Fifah merasa berdosa sama istri-istri mas lainya , disaat waktunya mas berada di sisi mereka jiwa dan raga, di sini (Afifah menunjuk dirinya sendiri) ada wanita yang tidak tau diri justru merindukan mas Azam".
Bukan berhenti menangis Afifah malah justru terisak.
"Apa yang bisa mas lakukan agar IFA berhenti menangis hhmmm?? mas bahagia , SANGAT bahagia mengetahui IFA juga merindukan mas, tapi mas juga tidak rela Afifah menangis karena mas, mas justru merasa sedih ". Azam menghapus air mata Afifah yang membasahi pipi Afifah.
"Bolehkah Fifah minta........................
Peluk" sesudah meminta hal itu Afifah semakin menundukkan kepalanya tidak berani melihat Azam.
Azam terkekeh, Namun juga terharu ..permintaan Afifah sejujurnya adalah keinginannya yang terpendam, dengan lembut Azam melingkarkan tangannya ke punggung Afifah, menenggelamkan kepala sang istri di dada bidangnya, menikmati aroma tubuh sang istri yang membuatnya merasa nyaman.
Afifah membalas melingkarkan tangannya ke punggung sang suami, dan mereka melepaskan rindu dengan saling memeluk.
....Mohon dukungan nya buat author yaa..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
ika
tp ya nyesek ya hrs berbagi suami, mana yg ketiga pula, kedua aja rasanya 😭😭😭
kuat ya afifah...
2023-02-26
0
Dianherlina Siswoyo
dada nyesek tapi penasaran 😅
2022-08-24
0
Puspa Elok
ini bagus crtanya wlpun ttg poligami aku suka ♥️
2022-08-23
0