Jam kerja hari itu sudah selesai, Andi melangkah pergi setelah menerima telepon dari seseorang. “Dik aku duluan ada sesuatu yang harus aku selesaikan.”
“Ya, kak. Aku beres-beres dulu kak” Sahut Katrin.
Andi melangkahkan kakinya ke luar ruangan. Dewi yang mengetahui Andi keluar, buru-buru menyusul Andi hingga sampai halaman parkiran. Tiba-tiba Dewi memeluk Andi dari belakang. “Sore kak Andi, kakak semakin cakep dan tampan.” Bisik Dewi.
“Maaf dik, siapa ya ini” Andi memutar badannya hingga berhadapan dengan dewi.
“Kak ini Dewi, masa kakak nggak mengingatku? Adik kelas mu dulu kak, yang dekat dengan kak Leo.” Jawab Dewi yang tak melepaskan pelukannya sama Andi.
“Dewi? Yang dulu pacaran sama Leo? Andi memastikan kembali.
“Iya Dewi kak, yang sering datang ke ruang Osis mencari kak Leo. Tapi sebenarnya aku datang ke situ untuk sekedar melihatmu kak” Jawab Dewi lagi.
“O…. Gimana kabarmu dik? Bukannya kamu pindah ke luar kota?
“Iya kak, saya sekarang kembali kak. Dan aku ingin dekat sama kakak.” Dewi bergelayut manja memegangi tangan Andi.
“Sudahlah Dewi, aku sudah punya kekasih. Dan aku sangat mencintainya.” Jawab Andi sambil melepaskan pelukan Dewi, dan berusaha menyakinkan Dewi biar menjauhinya.
Andi pun berlalu meninggalkan Dewi. Dewi terburu-buru mengejarnya hingga tangan Dewi menarik tangan Andi, tapi sayang kakinya yang memakai sepatu high hill membuat Dewi kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh. Andi yang merasa kasihan berusaha menyelamatkannya, sehingga Andi memeluk dan memegang pinggang Dewi. Dewi mengambil kesempatan itu untuk menarik perhatian Andi.
“Kak, kakiku sakit, tidak bisa digerakkan.” Dewi mengeluh kesakitan sambil memeluk erat Andi. Bahkan kalau dilihat dari jauh mereka nampak seperti ciuman.
Sementara itu Katrin yang melihat kejadian itu dari jauh, mempunyai prasangka buruk.”Barusan beberapa hari bilang cinta, dan sayang kepadaku, eh….sekarang berpelukan sama cewek lain, dasar manusia mesum. Jangan-jangan sikapnya seperti ni sama pada semua cewek.” Batin Katrin dengan mulut komat-kamit karena kesal.
Tak lama kemudian Anita lewat di depan Andi dan Dewi. “Nita ini tolong bawa temen mu di klinik terdekat katanya kakinya keseleo. Aku buru-buru tidak bisa nganterin.” Andi memindahkan Dewi untuk di papah Anita.
Karena buru-buru Andi segera masuk mobilnya sehingga tidak memperhatikan jika Katrin dari tadi memperhatikannya. Setelah kepergian Andi, Dewi masuk ke dalam mobil dibantu dengan Anita.
“Dewi, apa-apa an sih kamu, kenapa kamu ingin mendekati kak Andi, tolong hentikan!” Anita memberi peringatan kepada Dewi.
“Karena aku suka dia.” Jawab Dewi sengit. “Sudahlah, bukankah aku sudah bilang dia sudah punya kekasih. Jangan sia-siakan waktumu.” Kata Anita.
“Apa hak kamu melarang diriku dekat kak Andi.” Jawab Dewi.
“Karena aku temanmu, aku kasihan sama kamu. Aku tak menginginkan kamu patah hati. Sudahlah kamu harus mengakhiri permainanmu itu. Aku tahu kamu pura-pura sakit.” Anita pun pergi meninggalkan Dewi tanpa mempedulikan Dewi lagi.
Katrin di dalam perjalanan pulang merasa kesal karena melihat tingkah sahabatnya dan Andi. Karena kekesalannya, dia melajukan mobilnya dengan sangat kencang dan tiba-tiba dari arah depan muncul kendaraan yang sangat kencang. Katrin panik hingga akhirnya dia membanting setir mobilnya ke kiri.
“Ciet......eet, brak” Mobil Katrin menabrak pohon di samping kiri marka jalan.
Anita yang rumahnya searah dengan Katrin melihat keramaian di depan marka jalan dan membuat jalanan macet. “Ada apa bang.” Tanya Anita pada salah satu pengendara yang dekat dengan dirinya.
“Itu non ada mobil sport merah yang dikendarai seorang cewek menabrak pohon karena menghindari kendaraan yang ada di depannya.” Jawab pengendara tadi.
” Kenapa perasaan aku tidak enak ya, ciri-cirinya kayak mobil Katrin.” Anita menepikan mobilnya, kemudian turun dari mobil dan menghampiri kerumunan warga.
"Ya Allah, ternyata betul mobil Katrin, semoga Katrin dalam lindungan Mu dan tolong selamatkan dia.”
Ketika Anita datang, Katrin sudah diselamatkan warga, dan tak lama kemudian ambulan datang dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Anita masuk di dalam ambulan sambil memegangi tangan Katrin yang pingsan. Katrin kelihatanya mengalami luka yang cukup serius di bagian kepala dan tangan kirinya.
Anita menghubungi bunda Ajeng. “Asalamualaikum bunda.”
“Waalaikumsalam, nak.” Jawab bunda Ajeng.
“Bunda maaf, Katrin mengalami kecelakaan dan ini dilarikan di rumah sakit terdekat.” Anita menjelaskan kepada bunda Ajeng.
“Kenapa dengan kamu nak. Ya Allah, aku mohon selamatkan anakku, aku belum mau kehilangan dia.” Bunda Ajeng meneteskan air matanya.
Beberapa menit kemudian bunda Ajeng sampai di rumah sakit. “Anita bagaimana keadaan Katrin?”
“Masih belum sadar bunda, tapi kata dokter tidak ada luka yang serius, hanya patah tulang tangan sebelah kirinya.” Jawab Anita.
“Permisi, keluarga Katrin tolong ikut saya.” Kata dokter setelah keluar ruangannya.
“Baik, dok.” Bunda Ajeng berjalan mengikuti.
“Maaf bu, putri ibu harus segera dioperasi tapi stok darah AB di rumah sakit ini habis.” Dokter.
“Kemudian bunda Ajeng keluar ruangan dan memberitahu Anita bahwa saat ini stok darah AB habis.
Anita yang melihat Katrin masih belum sadar, berniat menghubungi kak Andi memakai telepon Katrin. “Asalamualaikum kak Andi.”
“Waalaikumsalam. Ini siapa kenapa Hp Katrin Ada di kamu” Jawab Andi. “Ini Anita kak, Katrin hari ini ada di rumah sakit tadi kecelakaan setelah pulang magang. Katrin lukanya sangat serius kak, di bagian kepala dan tangannya. Ini harus segera operasi kak, tapi perlu darah karena persediaan darah AB di rumah sakit habis.” Jelas Anita.
Andi yang kebetulan menjemput adiknya di stasiun merasa panik, sambil berpikir sebentar. “Dik Arga kamu kan golongan darah mu AB kan?” tanya Andi ke Adiknya.
“Iya kak, kenapa?” tanya Arga balik. “Kita ke rumah sakit selamatkan calon kakak ipar mu.” Kata Andi sambil memutar balik menuju rumah sakit.
Di rumah sakit, Andi menghampiri Anita dan bunda Ajeng. “Gimana keadaan Katrin, Tante?” Tanya Andi. “Katrin masih belum sadar nak dan harus segera operasi untuk menghentikan pendarahan yang ada di kepalanya.” Sahut bunda Ajeng terbata-bata.
Tak lama kemudian, perawat datang. “Siapa keluarga pasien yang golongan darahnya AB?” tanya perawat.
“Saya mbak.” Jawab Arga adik Andi.
“Mari ikut saya.” Perawat dan Arga pergi menuju ruangan untuk mengambil darah Arga.
Sesaat kemudian dilakukan tindakan operasi, menurut keterangan dokter operasi berjalan dengan lancar tidak ada hal yang perlu dikawatirkan.
“Nak Andi dan nak Arga, Tante terimakasih ya, kalian telah membantu anak bunda.” Bunda Ajeng memulai pembicaraan.
“Sama-sama bunda, semoga kakak ipar segera siuman dan sembuh seperti sedia kala.” Jawab Arga tiba-tiba. Andi memelototi Arga, karena Andi bagaimanapun belum pernah ketemu bunda Ajeng.
“Maaf Tante, adik saya memang seperti itu. Dik kamu pulang dulu ya, tolong beritahu bunda kalau aku disini. Nanti malam kamu antar bunda kesini dan bawakan aku baju ganti.”
“Iya kak, permisi Tante, Arga pulang dulu.” Arga pamitan sambil mencium tangan bunda Ajeng, demikian juga Anita pamitan untuk pulang karena harus mengambil mobilnya yang di tinggal begitu saja di pinggir jalan.
Andi dengan setia menunggu Katrin. Andi duduk di kursi samping Katrin dan tangannya memegangi tangan Katrin dan tak sedikitpun berusaha melepaskannya. Sesekali Andi mengajak bicara Katrin dan mengelus-elus tangan Katrin dan mencium kening Katrin.
Bunda Ajeng duduk di sofa mengamati Andi. “Kelihatannya nak Andi begitu menyayangimu nak, semoga kamu berjodoh dengan nak Andi.”
💕💕💕"Ayo like dan komentarnya! Nanti kita lanjutkan keseruan Arga dan Anita.”💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
💐 𝕭𝖚𝖓𝖉𝖆 𝕾𝖚𝖘𝖎
semoga berjodoh...
Thor ayolah jangan buat Katrin lama² sakitnya
2021-08-13
1
Dede Sulastri
kasian Katrin Thor kenapa harus celaka terus
2021-03-02
3