Kediaman Katrin
“ini anak kemana ya, kok jam segini belum keluar untuk Sarapan.” Bunda Ajeng pun merasa cemas. “Mbok tolong panggilkan Katrin untuk sarapan," perintah bunda Ajeng.
Sesaat kemudian mbok Minah menghampiri Bunda Ajeng, “Non Karin tidak ada di kamarnya, Nyonya."
Bunda Ajeng pun memencet no telepon Katrin, “Halo, nak kamu ada di mana?”
“Lagi di rumahnya Anita, bunda, maaf semalam Katrin menginap di sini.” Suara Katrin di seberang sana.
“Ya sudah, cepet pulang ya nak, bunda mau berangkat ke Butik.”
Tak lama setelah keberangkatan bunda, Katrin pulang dengan diantar oleh Andi.
“Sudah sampai kak, mari masuk dulu," kata Katrin langsung masuk rumahnya diikuti oleh Andi.
“Mbok Minah tolong buatkan minum kak Andi. Katrin mau ganti baju dulu," teriak Katrin sambil menuju kamarnya.
“Ini den minumnya.” Mbok minah memberikan minumannya ke Andi. “Ya, Allah cakep bener tamunya Mbak Katrin, kelihatannya juga bertanggungjawab, pokoknya cocok banget sama non, daripada mas Leo," gumam si Mbok Minah.
“Mari diminum den?”
“Terimakasih Mbok, sudah lama ya kerja di sini," Andi berusaha mencari informasi tentang Katrin.
“Sudah lama den, sejak non Katrin masih bayi," jawab mbok Minah
“Sudah lama dong, mbok tau nggak kebiasaannya non Katrin waktu libur.” Andi berusaha ingin mengetahui kebiasaan Katrin.
“Kalau libur non suka olahraga di alun-alun setelahnya non lebih banyak di rumah atau ke butik bantu bunda Ajeng.” Mbok Minah pun menceritakan tentang nona mudanya.
“Terimakasih, Mbok," jawab Andi.
Katrin Keluar dari kamarnya, “mbok aku berangkat dulu,” sambil meneguk susu yang di sediakan mbok Minah. Andi mengikuti dari belakang, kemudian masuk dalam mobil.
Di dalam mobil pun mereka diam dengan pikiran masing-masing. “Kampus mana dik?” Andi bertanya sambil mengemudi.
“Kampus Putra Bangsa, kak!” Deret…..deret…tiba-tiba HP Katrin bergetar, ternyata Leo menghubunginya. “Ngapain masih berani menghubungi ku, dasar cowok kurang ajar.” Umpat Katrin dalam hati dan tidak berusaha mengangkat telpon Leo.
“Dik, sudah sampai.” Setelah sampai parkiran Andi membukakan pintu untuk Katrin.
Tanpa mereka sadari dari jauh ada Anita yang memperhatikan mereka. “Gila, siapa itu cowok, cakep dan macho banget.”
“Ini kunci mobilnya, kakak pulang dulu biar dijemput Doni. Jangan lupa ingat pesen kakak, jangan nekat lagi. Kakak masih menunggu jawaban dari mu. Jadilah pacar kakak. Aku akan membahagiakan mu.” Andi menatap tajam mata Katrin hingga pandangan mereka bertemu.
“Kenapa aku menjadi gugup begini dan jantung pun berdetak begitu kencang.” Katrin merasa ada sesuatu yang aneh yang dia rasakan.
“Don, jemput aku di Universitas Putra Bangsa.” Andi Menelepon Doni. Katrin pun langsung pamit menuju kelas. Karena buru-buru mengejar waktu kuliah yang segera dimulai, dia terburu-buru hingga tidak sadar menabrak seseorang. “Bruk, kalau jalan liat-lihat dong.” Ucap seseorang.
“Maaf mbak saya gak sengaja. Perkenalkan namaku Katrin. Kalau boleh tau mbak siapa kok belum pernah lihat.” Katrin mengulurkan tangannya.
“Dewi, mahasiswa pindahan dari Surabaya. Gedung D terletak dimana ya?" Tanya Dewi sesaat setelah menerima uluran tangan Katrin.
“Mari ikut aku saja, aku juga mau ke sana," jawab Katrin sambil berjalan diikuti oleh Dewi.
Di dalam kelas nampak Anita sudah duduk di kursinya sambil membuka buku. “Tumben, datangnya terlambat banget?”
“Iya aku bangun kesiangan, kenalkan ini Dewi mahasiswa pindahan.” Katrin memperkenalkan temennya.
“Terlambat karena kesiangan atau karena sesuatu.” Sahut Anita kesal. “Kebiasaan dia selalu begitu kalau dapat gebetan baru dirahasiakan, tapi kayaknya yang tadi itu cocok deh ama Katrin.”
Tak lama kemudian perkuliahan pun dimulai. Setelah selesai kuliah mereka pun beranjak pergi ke kantin. “Bang pesen Soto 3 porsi dan minumnya jeruk anget 3 tiga gelas,” teriak Anita.
“Rin, denger-denger Sandra masuk rumah sakit. Katanya kepalanya terluka.” Pancing Anita
“Emang aku pikirin, pokonya mulai sekarang aku gak peduli.” Katrin menjawab dengan penuh emosi.
“Hai, ada apa dengan kamu, apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan?” Tanya Anita dengan sedikit cemas.
“Jangan bilang sakitnya Sandra ada hubungannya dengan kamu ya?" Desak Anita
Kemudian Katrin menceritakan pertemuannya dengan Leo dan Sandra di Café.
“Pasti yang menghubungi kamu itu Sandra. Dia memang licik banget ingin mendapatkan kak Leo.” Ungkap Anita sambil mengepalkan tinjunya.
“Hai jangan-jangan kamu tahu sesuatu tentang mereka, dan kamu menyembunyikannya dari aku." Katrin menatap tajam Anita.
“Maaf, aku nggak berminat seperti itu, aku takut melukai hatimu.” Anita merajuk memegang lengan Katrin.
Katrin menghempaskan tangan Anita. “ Kau jahat Anita, kau anggap apa aku selama ini, kenapa hal besar seperti ini kau sembunyikan dari aku.” Teriak Katrin sambil pergi meninggalkan mereka. Dewi yang tidak tahu masalahnya hanya diam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Valencia_Angelista ^^✨
Semangat terus ya thor
aku mendukung mu.
Jangan lupa Feedback ke novel aku
"My future husband"
2021-03-03
3
Dede Sulastri
lanjut
2021-03-02
3