Bertemu camer

Seperti biasa karena hari libur, Katrin setelah melakukan aktivitas pagi di rumahnya, pukul 9.30 Katrin meluncur pergi ke butik nya bunda. Setelah memarkir mobilnya Katrin masuk ke dalam menemui bundanya. “Asalamualaikum bunda," sapa Katrin.

“Waalaikumsalam, nak. Sini bantu bunda. Nak masih ingat dengan pesanan tante Clara?” tanya bunda Ajeng.

“Masih dong, bunda," jawab Katrin.

“Nak, pesanannya sudah siap dikirim, tolong kamu antarkan ke rumahnya tante Clara!” perintah bunda sambil tersenyum.

“Siap, bunda. Alamatnya mana bunda?” tanya Katrin sambil mengecek barang-barang yang akan dikirim.

Setelah dicek lengkap, Katrin minta bantuan barang-barang pesanan tante Clara untuk dimasukan dalam mobil. “Mbak tolong masukan ke dalam mobil, ya? Katrin memberikan kunci mobilnya ke pelayan butik bunda Ajeng.

“Bunda, Katrin berangkat dulu ya?” pamit Katrin mencium tangan bunda Ajeng.

“Iya, hati-hati di jalan. Alamat tante Clara sudah di tulis di nota lo sayang," kata bunda Ajeng kuatir Katrin tidak bisa menemukan alamatnya.

“Iya, bunda.” Katrin keluar butik kemudian mengarahkan mobilnya menuju rumah tante Clara.

“Alamat tertulis jl. Melati no 35, ini no 31, 33 dan itu no 35. Buset... rumahnya bagus dan asri banget," ungkap Katrin dalam hatinya.

Katrin memasuki halaman rumah tante Clara dan memarkirkan kendaraannya. Tak lama kemudian disambut oleh mbok Ijah pembantunya tante Clara.

“Non Katrin ya?” tanya mbok Ijah pembantunya tante Clara. “Iya, kok ibu tahu?” tanya Katrin.

“Iya tadi nyonya menyuruh saya menuggu non. Ayo saya antar menemui nyonya," jawab mbok Ijah. Mbok Ijah membawa baju pesanan tante Clara diikuti Katrin membantu membawanya, berjalan menuju ruang keluarga. Nampak tante Clara sedang sibuk merangkai bunga untuk kegiatan lomba ibu-ibu Persit nanti sore di lapangan Kodim Wilayah A.

“Asalamualaikum, tante?” Katrin menyapa bunda Clara dengan sopan sambil mencium tangan bunda Clara.

“Waalaikumsalam, sayang, sini duduk dekat tante.” Tante Clara menunjukan tempat duduk untuk Katrin.

“Wah cantik dan bagus bunganya tante," puji Katrin untuk menyenangkan hati tante Clara.

“Gimana pendapatmu nak? Kira-kira apa ada yang masih kurang?" tanya tante Clara sambil memperhatikan hasil karyanya.

“Maaf tante, ini mawar yang merah di taruh di tengah tante. Dengan di taruh di tengah akan menambah aksen yang menonjol sehingga akan banyak dikagumi," jawab Katrin.

Tante Clara mencoba memindahkan posisi mawar merah itu di tengah vas rangkaian bunga. “Wah bener juga nak, kamu pintar dan cantik nak," puji tante Clara.

Tiba-tiba dari arah tangga muncul Andi menuruni anak tangga dengan pakaian yang santai dengan kaos oblong dan celana pendek. “Nak, kesini lah, bunda kenalkan dengan cewek cantik, menantu idaman bunda," panggil bunda Clara sambil melambaikan tangannya ke arah Andi. Sedangkan Katrin yang duduk membelakangi Andi nampak tersenyum malu-malu.

“Bunda lebay banget, malu-maluin saja. Bagi Andi tidak ada yang lebih baik dari Katrin.” Andi pun berjalan gontai mendekati bundanya karena malas dikenakan sama cewek kesukaan bundanya.

“Ayo nak, kenalin anaknya bunda?" Bunda Clara meminta Katrin untuk berkenalan. Kemudian Katrin membalikan badannya. Deg…mereka berdua terkejut.

“Sayang, kapan datang, ngapain kesini, kangen aku ya?” goda Andi sambil mengernyitkan dahinya.

“Apaan, sih kak Andi? Aku kesini kan di suruh bunda nganter pesanannya tante Clara," jelas Katrin sambil menundukkan kepalanya karena menahan malu dengan sikap Andi.

“Eh tunggu dulu, sini nak.” Bunda Clara meminta Katrin duduk kembali.

“Dan kau anak nakal, duduk dekat bunda. Ayo kamu jelaskan ke bunda!” perintah bunda Clara tegas. Andi mengambil tempat duduk di dekat bunda Clara sambil cengar-cengir.

“Ya, ini calon menantu bunda," jawab Andi kembali menyunggingkan senyumnya.

“Dasar bocah nakal, pokoknya kamu hutang penjelasan sama Bunda," gerutu bunda Clara sambil mengayunkan tangannya mengarah ke bahu Andi.

“Betul begitu..., nak Katrin?” tanya bunda kembali menatap Katrin. Katrin yang menahan malu kembali menundukkan kepalanya. Bunda Clara meraih bahu Katrin dan mencium dahinya dengan penuh kasih sayang.

“Alhamdulilah, do’a bunda dikabulkan, dan kau Andi segera lamar Katrin. Jangan nunggu lama-lama nanti banyak setan," perintah bunda tegas.

“Untuk nak Katrin mulai sekarang kamu harus panggil tante dengan bunda," ucap bunda Clara sambil memandang Katrin.

“Iya…tan….bunda," jawab Katrin.

“Bunda, aku mau ajak Katrin ke taman belakang," ungkap Andi tanpa sungkan langsung menarik tangan Katrin menuju taman belakang.

“Eh, jangan diapa-apakan lo anak orang, belum syah lo sayang?” goda bunda Clara.

“Tenang bunda, aku tahu batasannya, paling cium dikit.” Andi tersenyum nakal ngerjain bundanya.

“Plek…," tangan bunda memukul ke bahu Andi.

“Awas ya nak, kamu harus bisa jaga kehormatannya nak Katrin, dia calon ibu dari anak-anakmu kelak.” Bunda menasehati Andi.

“Siap Bunda.” Kemudian Andi ngeloyor pergi diikuti Katrin sambil berpegangan tangan. Sesaat mereka berdua duduk bersampingan menghadap taman dan kolam renang belakang.

“Dik, hari ini aku senang banget ternyata menantu yang diharapkan bunda itu dirimu," kata Andi sambil terus memandangi Katrin.

“Apaan sih... kak. Aku bukanlah manusia yang sempurna, aku takut nanti mengecewakan bunda Clara. Aku masak saja gak bisa lo kak," kata Katrin malu-malu.

“Itu gampang dik tinggal beli, warung kan banyak," seloroh Andi.

“Aku yakin kok dik pilihan bunda yang terbaik.” Andi memegang tangan Katrin.

“Iya kak, kemarin bunda Clara waktu ketemu di butik, ngotot mau jadikan aku menantunya. Dan waktu itu aku menjawab belum siap, karena aku kan juga belum tahu kalau putranya bunda Clara itu ternyata Kakak." Katrin menjelaskan pertemuannya dengan bunda Clara.

“Berarti kalau sudah tahu itu kakak, mau dong?” Andi menjawab dengan senyum kemenangan.

Katrin diam menundukkan wajahnya asyik dengan pikirannya. “ Iya sih kak, karena kakak cakep, baik dan macho, semua cewek pun akan mau kalau dapat calon suami seperti kak Andi”

“Dik ayo dong kawin sekarang," ucap Andi membuyarkan lamunan Katrin.

“Apa kak. Kakak mesum sekali," pekik Katrin terkejut.

“Maksud aku, begini dik, semua orang tua kita sudah tahu dan merestui hubungan kita, gimana kalau kita segera halalkan hubungan kita, terus buat adonan dengan bumbu-bumbu cinta kita, bagaimana?” Andi mengedipkan matanya.

“Maksud kakak apa?” tanya Katrin pura-pura tidak tahu maksud dari Andi.

“Nikah dik. Menikah…..Andi memencet hidung Katrin gemas. “Ini anak kok susah banget ya koneknya”

“Kak, aku masih mau kuliah dulu nikahnya nanti, masih trauma dan takut kecewa," jawab Katrin tegas.

“Nikah sambil kuliah dik, kakak sudah siap jadi suami dan ayah untuk anak-anak kita kelak. Kakak tidak akan mengecewakan dan menyakiti adik. Kakak sudah harga mati cinta Adik.” Andi berusaha menyakinkan Katrin.

“Tapi kan kak, kuliah adik masih 1 tahun, dan persiapan skripsi kak. Belum lagi ini adik masih magang. Adik takut tidak bisa membagi waktu antara kuliah dan menjadi istri yang baik utuk suami adik," jelas Katrin mengungkapkan pendapatnya.

“Dik semua bisa diatur, percayakan saja semuanya sama kakak," jawab Andi lagi tak kalah sengit.

“Kalau nggak ya nggak titik gak pakai koma. Kalau kakak nekad minta segera nikah, cari saja yang lain," seru Katrin sambil manyun dan berdiri dari duduknya hendak pergi.

Tapi sayang karena kurang keseimbangan membuat Katrin limbung dan akan terjatuh. Andi reflek menarik tangan Katrin dan memeluk pinggangnya, sehingga jarak mereka begitu dekat dan memperlihatkan seolah-olah berciuman.

“Astaga, anak bunda. Sadar nak ini anak gadis orang belum syah nak .” Tiba-tiba bunda Clara sudah berada di samping mereka berdua dan memukul Andi sambil tangan satunya mengelus-ngelus dada.

“Ampun bunda, tadi tidak sengaja. Andi mau menolong Katrin calon menantu kesayangan bunda yang mau jatuh.” Andi membela diri sambil menelan Saliva nya. “ Wah gak jadi dapet rezeki nomplok dong, gara-gara bunda.”

“Pletak….” Bunda Clara menjitak kepala anaknya. “Hilangkan pikiran mesum mu nak!” hardik bunda Clara. Andi masih senyam-senyum tidak jelas sedangkan Katrin mukanya memerah menahan malu.

“Ayo nak kita makan siang dulu, itu ayah sudah menunggu.” Bunda Clara menarik tangan Katrin menuju ke ruang makan.

Di ruang makan nampak ayah Andi sudah siap menunggu mereka.

Bunda duduk di sebelah ayah, sedangkan Andi duduk di depan ayah berdampingan dengan Katrin. Bunda Clara mengambilkan makanan untuk suaminya kemudian untuk dirinya sendiri.

Setelah aktivitas bunda Clara, Andi tidak menampakan mengambil sesuatu di meja makan. Hingga akhirnya bunda Clara buka suara. “Nak Katrin, sayang ayo dong kamu bisa belajar melayani calon suami mu, seperti yang bunda lakukan untuk ayah.”

“Deg….” Muka Katrin memerah menahan malu. “Iya, bunda.”

“Oh iya Ayah, ini calon menantu kita, yang bunda mau mengenalkan ke Andi tempo lalu. Ternyata mereka sudah kenal duluan, kelihatannya mereka berdua berjodoh yah.” Bunda Clara menjelaskan ke suaminya.

“Wah kalau ini calon mantu kita, ayah setuju. Gimana kalau minggu depan kita langsung lamaran saja," kata ayah sambil melirik bunda dan Andi bergiliran.

“Nak, besok tolong sampaikan ke bunda Ajeng minggu depan kita mau melamar kamu.” Bunda Clara menyambung pembicaraan suaminya.

“I…ya bunda," jawab Katrin gugup. “Ternyata orang tua sama anak, sama-sama arogant, bener-bener tidak mau mendengarkan pendapat orang lain dulu.”

Mereka melanjutkan kegiatan makan siangnya. Beberapa saat setelah makan, Katrin unjuk diri untuk pamitan pulang.

...💕💕💕Sampai sini dulu para pembaca, pertemuan Katrin dengan calon mertuanya. Jangan lupa vote ya. Biar tambah seru ayo dong beri komentar ceritanya!💕💕💕...

Terpopuler

Comments

Dede Sulastri

Dede Sulastri

nah Katrin jdi deh di lamar

2021-03-02

2

lihat semua
Episodes
1 Gelisah
2 Pengkianatan
3 Putus Asa
4 Tragedi
5 Cemas
6 Penyesalan Leo
7 Ingat kamu
8 Mengejutkan
9 Terciduk
10 Kencan pertama
11 Kebetulan
12 Petaka yang indah
13 Bertemu camer
14 Pertama magang
15 Kecelakaan
16 Arga dan Anita
17 Janji Andi
18 Dokter Alex
19 Ancaman Tora
20 Kembali magang
21 Salah Target
22 Liburan
23 Lamaran Andi
24 Bayangan Masa Lalu
25 Luluh
26 Mabuk Cinta
27 Calon Menantu Bunda
28 Terpesona
29 Ancaman
30 Cemburu
31 Razia Gepeng
32 Ingin Cucu
33 Perpisahan
34 Pernikahan Tora dan Widya
35 Beringin Kembar
36 Sun Set
37 Rencana Pesta
38 Keluarga Andi
39 Kejutan
40 Terjerat Kasus
41 Cemas
42 Bukti
43 Bebas
44 Melepas Rindu
45 Bertemu Leo
46 Warisan Leluhur Bunda Clara
47 Ungkapan Hati Leo
48 Terakhir Magang
49 Ibra
50 Pesta
51 Bunda Clara dan Bunda Ajeng
52 Menjemput Arga
53 Alexa
54 Perasaan Pak Irfan
55 Penentuan Hari Pernikahan
56 Group Rempong
57 Curahan Hati Toni
58 Luluh
59 Paket Pernikahan
60 Persiapan Pernikahan.
61 Ijab Kabul
62 Gagal Total
63 Panik
64 Pesta Pernikahan
65 Malam Pertama
66 Pindah Rumah
67 Tidak Peka
68 Hamil
69 Salah Paham
70 Hasil USG
71 Heboh
72 Arga Lamaran
73 Buah Delima
74 Telon-telon
75 Test Calon Ibu Persit
76 Merajuk
77 Berangkat KKN
78 Kejutan Untuk Geng Rempong.
79 Kangen
80 Cerita Bima
81 Tujuh Bulan
82 Disekap
83 Prustasi
84 Penyergapan
85 Pulang
86 Vaksin
87 Ketty dan Katan
88 Devan Family
89 Gara-gara Om Arga
90 Tak Terduga
91 Surat Cinta Misterius
92 Nonton
93 Larangan
94 Ulang Tahun
95 Ancaman
96 Perasaan Devan
97 Backstreet
98 Pepisahan
99 Cowok Aneh
100 Janji Devan
101 Setelah Setahun
102 Tidak ada Kepastian
103 Brian
104 Dekat
105 Mirip
106 Pengorbanan
107 Tidak Ada Kabar
108 Berjodoh
109 Berharap
110 Merasa Bersalah
111 Ujian Akhir
112 Kedatangan Bunda
113 Hadiah Wisuda
114 Pulang
115 Ketahuan
116 Hancur
117 Brian The best
118 Interview
119 Tunangan
120 Berangkat Kerja
121 Semakin cinta
122 Damai
123 Buru-buru
124 Perhatian Calon Mertua
125 Hampir Dekat
126 Hari H
127 Bahagia
128 Anugerah Terindah
129 The End
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Gelisah
2
Pengkianatan
3
Putus Asa
4
Tragedi
5
Cemas
6
Penyesalan Leo
7
Ingat kamu
8
Mengejutkan
9
Terciduk
10
Kencan pertama
11
Kebetulan
12
Petaka yang indah
13
Bertemu camer
14
Pertama magang
15
Kecelakaan
16
Arga dan Anita
17
Janji Andi
18
Dokter Alex
19
Ancaman Tora
20
Kembali magang
21
Salah Target
22
Liburan
23
Lamaran Andi
24
Bayangan Masa Lalu
25
Luluh
26
Mabuk Cinta
27
Calon Menantu Bunda
28
Terpesona
29
Ancaman
30
Cemburu
31
Razia Gepeng
32
Ingin Cucu
33
Perpisahan
34
Pernikahan Tora dan Widya
35
Beringin Kembar
36
Sun Set
37
Rencana Pesta
38
Keluarga Andi
39
Kejutan
40
Terjerat Kasus
41
Cemas
42
Bukti
43
Bebas
44
Melepas Rindu
45
Bertemu Leo
46
Warisan Leluhur Bunda Clara
47
Ungkapan Hati Leo
48
Terakhir Magang
49
Ibra
50
Pesta
51
Bunda Clara dan Bunda Ajeng
52
Menjemput Arga
53
Alexa
54
Perasaan Pak Irfan
55
Penentuan Hari Pernikahan
56
Group Rempong
57
Curahan Hati Toni
58
Luluh
59
Paket Pernikahan
60
Persiapan Pernikahan.
61
Ijab Kabul
62
Gagal Total
63
Panik
64
Pesta Pernikahan
65
Malam Pertama
66
Pindah Rumah
67
Tidak Peka
68
Hamil
69
Salah Paham
70
Hasil USG
71
Heboh
72
Arga Lamaran
73
Buah Delima
74
Telon-telon
75
Test Calon Ibu Persit
76
Merajuk
77
Berangkat KKN
78
Kejutan Untuk Geng Rempong.
79
Kangen
80
Cerita Bima
81
Tujuh Bulan
82
Disekap
83
Prustasi
84
Penyergapan
85
Pulang
86
Vaksin
87
Ketty dan Katan
88
Devan Family
89
Gara-gara Om Arga
90
Tak Terduga
91
Surat Cinta Misterius
92
Nonton
93
Larangan
94
Ulang Tahun
95
Ancaman
96
Perasaan Devan
97
Backstreet
98
Pepisahan
99
Cowok Aneh
100
Janji Devan
101
Setelah Setahun
102
Tidak ada Kepastian
103
Brian
104
Dekat
105
Mirip
106
Pengorbanan
107
Tidak Ada Kabar
108
Berjodoh
109
Berharap
110
Merasa Bersalah
111
Ujian Akhir
112
Kedatangan Bunda
113
Hadiah Wisuda
114
Pulang
115
Ketahuan
116
Hancur
117
Brian The best
118
Interview
119
Tunangan
120
Berangkat Kerja
121
Semakin cinta
122
Damai
123
Buru-buru
124
Perhatian Calon Mertua
125
Hampir Dekat
126
Hari H
127
Bahagia
128
Anugerah Terindah
129
The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!