Katrin yang kecewa dan sedih langsung pergi ke luar Café, mobil pun tidak dihiraukannya, ditinggalkan begitu saja di cafe.
“Kenapa harus begini, apa salahku. Kekasih dan sahabatku sendiri telah mengkianati ku. Sakit rasanya hati ini, sudah 3 tahun kita menjalani hubungan ini, bahkan semua keluarga sudah mengetahui dan setelah lulus kita mau menikah. Ah apa yang harus aku Lakukan.” Dengan tidak sadar Katrin terus berlari menyusuri jalan hingga sampai pada sebuah bantaran sungai yang cukup deras.
Katrin memejamkan matanya dengan air mata yang masih mengalir karena rasa sakit yang menyesakkan hatinya. Di atas jembatan yang nampak sunyi dan hening dia ingin mengakhiri hidupnya dengan menceburkan dirinya ke sungai. "Buat apa aku hidup kalau semua harus berakhir seperti ini, lebih baik aku mati."
Saat itu waktu menunjukan pukul 22.00 wib, Andi yang bekerja sebagai Abdi Negara tepatnya Satpol PP di wilayah kota tersebut merasa lelah dan harus pulang, setelah melakukan kegiatan, “Operasi Razia PKL di lingkungan alun-alun."
"Ton, tolong semua laporan hari ini kamu kerjakan. Aku mau pulang dulu, besok pagi laporan harus siap." Perintah Andi pada Toni.
"Baik pak! Nanti segera saya kerjakan," jawab Toni lesu.
"Bakalan lembur dong, enaknya kalau jadi atasan, tinggal main perintah." Toni menghela nafas panjang melepaskan kegundahannya.
"Ton, jangan mengeluh, kerja yang semangat," ucap Andi sambil menepuk bahu Toni.
"Astaga, bisa-bisanya pak Andi menilai isi hati ku." Toni menghela nafasnya.
Andi berjalan keluar dari ruangannya bertemu dengan pak Broto.
"Malam pak!" sapa pak Broto kepada Andi.
"Bapak belum pulang?" tanya Andi mendekati pak Broto.
"Belum pak, hari ini saya sama pak Toni ada piket malam," jawab pak Broto santai.
"Ya sudah, saya permisi dulu pak! Selamat bekerja?" Andi berjalan meninggalkan ruangan dan keluar menuju parkiran mobil.
Setelah masuk ke dalam mobil, Andi langsung menyalakan mobilnya bermaksud untuk pulang. “Sebelum pulang aku lihat situasi café yang aku Kelola, siapa tau nanti ada sesuatu yang disampaikan oleh Doni.”
Andi menjalankan mobilnya secara berlahan hingga sampai di dekat jembatan matanya melihat bayangan seorang gadis yang berdiri di tepi jembatan seolah-olah mau menceburkan dirinya ke sungai. “Itu manusia apa bukan ya, kok kayak seorang gadis. Astaga apa dia mau mengakhiri hidupnya?” batin Andi sambil mengurangi kecepatan mobilnya.
Kemudian Andi dengan tergesa-gesa memarkirkan kendaraannya dan berlari menghampiri gadis itu yang tak lain adalah Katrin.
“Hai gadis apa yang sedang kau lakukan,” teriak Andi dengan cepat dan menarik tangan Katrin hingga jatuh kedalam kepelukan nya.
"Hua...,Hua..., semua hidupku rasanya sia-sia, buat apa aku hidup," ucap Katrin sambil menangis karena putus asa.
“Apa kau mau mati? Mau dikemanakan otakmu hah...apa kamu sudah bosan hidup,” bentak Andi.
“Apa peduli mu kenapa kamu ikut campur urusan orang lain. Iya…, aku mau mati? Kekasih dan sahabatku mengkhianati ku," ucap Katrin yang menangis dipelukan Andi.
“ Hai Gadis dunia tidak selebar daun kelor, putus cinta begitu saja, kamu putus asa ingin mengorbankan hidupmu. Ingat masih banyak lelaki di dunia ini. Dan masih ada Abang Andi yang ganteng." Andi pun merenggangkan pelukannya dan ditatapnya mata gadis itu, hatinya pun berdegup kencang tak menentu.
"Lepaskan aku kak, jangan ikut campur urusan ku." Katrin berusaha melepaskan pelukan Andi.
"Dengarkan aku, apa manfaatnya kau menangisi sesuatu yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi, sudahlah bangkitlah dari putus asa ini, aku yakin kamu pasti kedepannya bahagia," secara tidak sadar diusapnya kepala gadis itu dan dipeluknya kembali.
"Kenapa dia begitu jahat kak? Dia bermain dan selingkuh di belakang ku?" Katrin kembali menangis sambil sesekali mengusap ingusnya.
"Dik kamu kok jorok banget. Ini saputangan, kamu pakai saja." Andi menyodorkan sapu tangannya ke arah Katrin.
"Terimakasih kak." Katrin mengusap ingusnya dengan saputangan Andi.
"Ini kak!" Katrin menyerahkan kembali sapu tangan Andi.
"Kamu pakai saja dik," ucap Andi melepaskan pelukannya.
"Kak, aku benci kak Leo, dia jahat telah mengkhianati ku," ucap Katrin memeluk kembali Andi. Katrin tiba-tiba merasa nyaman dalam pelukan Andi.
Andi nampak senang dengan perlakuan Katrin, dan terus memandangi wajahnya.
“Gila gadis yang cantik begini kok dicampakkan, andaikan dia jadi kekasihku pasti akan ku sayangi dengan tulus.” Andi kembali semakin erat memeluk Katrin.
“Sudahlah ayo aku antar kau pulang.” Andi pun memapah Katrin menuju mobilnya dan menempatkannya di bangku sebelah sopir.
"Ini kamu minum dulu." Andi menyodorkan minuman ke arah Katrin.
"Terimakasih, kak!" Katrin menghabiskan minumannya sekali teguk.
"Busyet deh. Ini cewek kok kayak cowok kelakuannya, tapi cantik!" gumam Andi menelan salivanya yang terasa kering.
Tak lama kemudian Andi menyalakan mesin mobilnya.
Di dalam mobil Andi pun bertanya, “Hai gadis alamat rumah kamu mana?”
Setelah beberapa detik tidak dijawab, Andi pun melirik ke arah Katrin. Karena masih terluka, kecewa dan capek gadis itu pun tertidur.
“Apa yang harus aku lakukan, ku bawa pulang nanti bagaimana kalau ayah dan bunda bertanya. Ah….shitt….kubawa saja ke café.”
Sesaat setelah sampai café, Katrin pun dibangunkan oleh Andi.
"Dik bangun." Andi menguncang-guncang tubuh Katrin.
Katrin hanya menggerakkan tubuhnya kemudian tidur kembali.
“Gila, ini orang apa hantu ya, jangan-jangan ini hantu, tapi tadi kakinya menyentuh tanah. Bidadari mungkin yang sengaja dikirim Tuhan untuk jadikan kekasihku.”
Karena susah dibangunkan, Andi pun menggendong Katrin ala Bidral Style menuju ke salah satu ruangan pribadinya yang ada di cafe sambil senyam-senyum sendiri.
"Mbak tolong bersihkan tempat tidur untuk nya,"
ucap Andi yang kebetulan lewat di depannya.
"Ini siapa pak bos?" tanya pelayan cafe dan dengan sigap membukakan pintu ruang kerja pak Andi.
"Entahlah aku sendiri tidak tahu, aku tadi menolongnya karena hendak bunuh diri," jelas Andi kepada pelayan cafe.
"Kasihan ya bos, padahal cantik lo?" ucap pelayan itu kemudian masuk dalam kamar dan merapikan tempat tidur Andi.
"Gimana? sudah bersih dan rapi?" tanya Andi yang masih menggendong Katrin.
"Sudah pak. Silahkan!" kemudian pelayan cafe meninggalkan mereka berdua.
💕💕💕 Terimakasih para pembaca, jangan lupa komentar, like dan votenya!💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
[💝¹³_ALi💫¹⁶JaFar²⁰*💝
🥰🥰🥰🥰🥰
2021-08-07
2
Dede Sulastri
masa h mengikuti alur
2021-03-02
3
Yuliana Pesik
kaya nya lumayan unik cerita nya... soalnya jarang² profesi nya satpol pp.. biasa nya kan jadi bos yg banyak ajudan nya 😁😁😁
2021-03-01
6