Sesampainya di dalam kamar ruang kerjanya, Katrin dibaringkan di ranjangnya. “Cantik juga gadis ini, aku pastikan mulai sekarang tidak aku lepaskan karena aku mencintainya." Andi menyelimuti gadis itu dengan hati-hati.
Andi masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan mengganti bajunya.
Sesaat kemudian Andi keluar mencari Doni. “Don, hari ini aku tidur di café, tolong siapkan makan malam, aku Lapar," ucap Andi sambil menghampiri Doni.
“Siap bos, tumben mau nginap sini," tanya Doni dengan penuh curiga.
“Ada sesuatu yang harus aku kerjakan dan aku tidak tega meninggalkannya sendirian tidur di kamarku," jawab Andi, kemudian Andi menceritakan pertemuannya dengan Katrin.
“Gila, busyet,...itu anak orang jangan diapa-apakan bos!" Ucap Doni sambil memandang curiga bosnya.
“Jaga otak mesum mu Don, aku masih waras. Aku justru ingin menjaganya sampai akhir hayat ku," balas Andi sambil meninju lengan Doni.
"Maksudnya apa? Ingin menikahi nya?" tanya Doni bingung.
"Iya..., sudahlah kamu pergi siapkan makan malamku." Andi mengulang perintahnya lagi.
Doni beranjak pergi meninggalkan bosnya.
Doni memang kepercayaan Andi untuk mengurus cafenya dan merupakan temannya sejak kecil, jadi mereka nampak akrap seperti saudara sendiri.
“Ini bos makanannya sudah siap,” ucap Doni sambil menghidangkan makanan yang diinginkan oleh Andi.
“Kalau pengunjung sudah sepi kamu tutup saja, dan untuk malam ini kamu nginap di café. Aku takut berduaan dengan gadis itu karena yang ketiganya setan!" perintah Andi.
“Sial... bos, berarti aku setan dong," kata Toni, kemudian keduanya tertawa secara bersama.
Doni melangkah kan kakinya menuju ke pintu Café, tapi tidak sengaja matanya menangkap ada satu mobil yang terparkir di halaman parkir.
“Bos di luar masih ada satu mobil, mungkin milik mbak yang bos selamatkan. Mbaknya tadi menangis karena memergoki pacarnya bermesraan di café kita," kata Doni sambil menutup pintu café.
“Sudahlah besok saya yang mengurusnya, segeralah beres-beres, kemudian tidur," jawab Andi sambil pergi meninggalkan Toni.
"Siap, bos." Doni melangkahkan kakinya masuk ke ruang istirahatnya.
Rumah Sakit
Leo yang membawa Sandra menuju UGD, “Dokter tolong periksa dia, tadi kepalanya terbentur meja dengan keras sampai pingsan.”
“Baik lah tolong anda keluar dulu, kelihatannya tidak terlalu serius luka nya," ucap dokter sambil memeriksa luka Sandra.
Beberapa saat kemudian Sandra mengigau, “ Kak Leo jangan tinggalkan aku, kak Leo……kak Leo.”
Leo yang berada disampingnya nampak kasihan pada Sandra. “Bagaimanapun dia selalu ada jika aku membutuhkan dan selalu menghiburku di saat aku kesepian.” Leo mengusap-usap kepala Sandra.
Kemudian Leo mengambil HP Sandra dan berniat untuk memberi tahu orang tua Sandra. "Tut….tut…..," diangkat lah telpon dari seberang sana.
“ Malam tante, hari ini Sandra di rumah sakit karena tadi terpeleset dan kepalanya membentur meja," ucap Leo sedikit berbohong.
“Ya sudah tante segera pergi ke rumah sakit, terimakasih telah menjaga anak tante," ucap mamanya Sandra.
Setelah mamanya Sandra datang ke rumah sakit, Leo memutuskan pulang ke rumah.
"Nak Leo, gimana keadaan anak tante?" tanya mamanya Sandra.
"Kata dokter, lukanya tidak seberapa parah tante, paling sebentar lagi siuman," kata Leo.
"Ada resep dari dokter tidak nak? Sini biar tante belikan," tanya mamanya Sandra.
“Sudah saya belikan tante, maaf Tante, Leo harus pulang ke rumah, karena besok pagi ada meeting di Kantor." Leo pamitan untuk pulang.
“Ya nak, terimakasih, kamu harus hati-hati di jalan," balas mamanya Sandra.
🍁🍁🍁🍁
Di sebuah kamar cahaya matahari mulai menerobos masuk dan membuat ruangan kamar menjadi terang sehingga membangunkan Katrin. “Astaga di mana aku ini, ah...siapa ini, kenapa tidur di samping ku," teriak Katrin.
Spontan Katrin pun memeriksa seluruh pakaiannya. “Masih Lengkap, tidak kurang dari apapun. Katrin juga melihat seprei, juga tidak ada noda, alhamdulillah dia tidak memanfaatkan ku.”
“Berisik banget ya kamu, jangan berteriak kalau tidak menginginkan orang kampung datang kesini dan menikahkan kita.” Andi pun bangun bangkit dari ranjangnya dan menuju kamar mandi.
“Gila itu orang, enak saja tidur seranjang denganku, astaga bukankah itu orang yang menolong aku tadi malam. Lumayan cakep juga, kayak opa-opa Korea," gumam Katrin.
Setelah mandi, Andi keluar dari kamar mandi, hanya memakai handuk yang dililitkan di pinggang. “Wah bentuk tubuhnya idaman para wanita jaman sekarang, Six-pack, ah kenapa aku jadi mengaguminya.”
“Kenapa kamu mengagumi aku ya, aku keren dan maco kan? sudah sana mandi dulu!" kata Andi sambil menyerahkan handuk ke Katrin.
Katrin pun bangkit dari ranjangnya karena masih terpesona dengan postur tubuh Andi dan belum sepenuhnya sadar hingga lepas kendali hampir jatuh.
Reflek tangan Andi menangkapnya tapi sayang karena lilitan handuknya tidak begitu kencang akhirnya terjatuh.
“ Ah, kakak jangan mesum dong," teriak katrin sambil menutup matanya dengan tangannya.
"Mesum apa dik, wong aku masih pakai ****** *****," kata Andi dengan wajah datarnya.
"Tapi itu kak....anu..." Katrin tidak melanjutkan ucapannya.
"Berisik, sudah sana kamu mandi, ganti bajumu, sudah aku siapkan di sofa," ucap Andi cuek.
Setelah mandi Katrin keluar dengan baju mini dress yang disiapkan oleh Andi.
“Ayo sarapan dulu, setelah itu aku antar pulang!" ajak Andi menggandeng tangan Katrin.
“Sudahlah kak, aku bisa pulang sendiri, aku nggak ingin merepotkan mu," kata Katrin tiba-tiba.
" Peletak..., " Andi menyentil kan jari tangannya ke dahi Katrin.
“Apa, kamu mau pulang sendiri, jangan-jangan kamu mau mengulangi kejadian tadi malam. Aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan kamu." Kata Andi protektif.
“Baiklah kak, kamu boleh mengantarku pulang tapi jangan bilang sama mama ya , soal kejadian tadi malam. Terimakasih kak telah menyadarkan ku. Kenalkan aku Katrin panggil saja Ririn.” Katrin mengulurkan tangannya.
“Andi, aku akan menuruti kemauan kamu, asalkan kamu bisa memenuhi syarat ku,” ucap Andi sambil menerima uluran tangan Katrin.
“Syaratnya apa kak?” tanya Katrin.
“Jadilah pacarku, orang tuaku menginginkan aku segera menikah. Dan aku dikasih waktu selama 3 bulan untuk membawa pacarku pulang ke rumah.” Andi mengungkapkan keinginannya sambil tersenyum devil.
“Tapi kak, itu namanya memaksa. Aku masih trauma kak," kata Katrin mengingat kejadian dengan Leo.
“Ok. Aku kasih waktu seminggu. Mau gak mau kamu harus jadi pacarku.” Jawab Andi penuh penekanan.
“Nggak bisa gitu dong kak.," kata Katrin merasa terpojok.
"Harus bisa, aku nggak mau ada penolakan," jawab Andi sambil menggandeng tangan Katrin ke luar Cafe menuju mobil Katrin.
"Sini kuncinya, aku yang pegang kemudi." Andi menerima kunci dari Katrin.
“Gila banget ini orang, ah mentang-mentang tadi menolong dan menyadarkan ku, main paksa saja," gumam Katrin sambil mengunyah makanannya.
🍁🍁🍁Terimakasih jangan lupa like dan komentarnya. Semoga dapat menghibur para pembaca.🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Leni Marlina
masih menyimak thor,,,
2021-08-02
3
Dede Sulastri
hore akhir nya mau jga katrin
2021-03-02
3