Hari ini, hari ketiga Katrin di rumah sakit. Karena kecantikan dan keramahannya membuat setiap perawat dan dokter mengaguminya, termasuk dokter Alex. Dokter Alek dokter bedah yang tampan dan kharismatik, meskipun sudah tidak muda lagi, dokter Alex masih tampak gagah dan tampan. Dokter Alex berminat menjadikan Katrin sebagai menantunya.
“Sore nak Katrin, sudah sehat? Coba sini aku lihat tangannya," perintah dokter Alex, kemudian dokter Alex memeriksa tangan Katrin yang terluka.
“Wah, sudah bagus nak, tinggal pemulihan saja. O iya nak, gimana sudah baikan ya sama pacarnya? Kalau belum, bisa kok jadi menantu bapak? Bapak punya anak laki-laki yang dokter juga, tapi sekarang masih melanjutkan studinya mengambil spesialis di Amerika," tanya dokter Alex.
Tiba-tiba, Andi datang dan langsung mendahului menjawab pertanyaan dokter Alex. “Maaf, bapak dokter yang terhormat, Katrin sudah ada calonnya, sebentar lagi kami tunangan," jawab Andi dengan ekspresi wajah datarnya.
“Kan baru akan tunangan, gimana nak Katrin masa depan putra bapak cerah lo?” tanya dokter Alex sambil tersenyum karena melihat Andi yang nampak gusar. Katrin pun memanfaatkan situasi tersebut.
“Gimana ya pak…..putra bapak cakep tidak?” tanya Katrin sambil melirik Andi.
“Cakep dong, bapaknya saja cakep seperti ini? Gimana?” Dokter Alex seolah tahu kalau Katrin sengaja membuat galau Andi.
“Dik, jangan main-main dik, apa kurangnya diriku dik, aku siap kok memenuhi semua permintaanmu. Aku siap membuktikan kalau aku cinta dan sayang kamu, mendaki gunung dan menyebrangi lautan pun aku siap .” Andi berusaha menyakinkan Katrin.
Sementara dokter Alex dan Katrin tertawa mendengar omongan konyol Andi. “Sudah nak, bapak pamit dulu, obatnya tetap di minum. Dan ingat tawaran bapak masih berlaku, dan bapak tunggu lo jawabnya.” Dokter Alex tersenyum pergi meninggalkan mereka berdua.
“Terimakasih, pak dokter nanti Katrin pikirkan?” jawab Katrin yang sengaja membuat bucin Andi.
“Dik, kok begitu dik? kurang apa kakak? Jawab dong dik?” tanya Andi serius sambil mengguncang bahu Katrin.
“Kurang kepastian?" jawab Katrin sambil melirik Andi.
“Ok, ayo kalau gitu kita kawin saja sekarang," jawab Andi menaik turunkan alisnya.
“Kawin, enak di kakak nggak enak di aku dong?” jawab Katrin memanyunkan bibirnya.
Andi memencet hidung Katrin. “Nikah dik, kita menikah maksud aku. Aku akan lamar kamu setelah sembuh.”
Katrin tiba-tiba bergelayut manja dan mencium pipi Andi. Andi yang mendapat perlakuan seperti itu langsung terbakar seluruh tubuhnya mendekatkan bibirnya mencium bibir Katrin dan sesaat memainkan lidahnya menjelajahi semua rongga mulut Katrin.
“Assalamualaikum.” Anita membuka pintu ruangan dan datang menghampiri mereka.
“Waalaikumsalam," jawab mereka gugup, Andi langsung melepaskan pagutan nya.
“Wah, waktuku kurang pas, jadi ngiri saja. Jiwa jomblo ku meronta-ronta.” Anita memberi komentar pada pasangan yang sedang di mabuk cinta.
“Makanya segera cari pasangan," jawab Katrin dan kembali merebahkan tubuhnya di pembaringan.
“Pinginnya sih begitu, tapi belum ada yang cocok," kata Anita sambil mengangkat bahunya.
“Terus yang tempo hari gimana dong, yang pakai baju doreng, yang datang sama bunda Clara?” Katrin menggoda Anita.
“Apa manusia psikopat itu, nggak banget pokoknya, meskipun tinggal satu manusia di dunia ini aku nggak mau sama dia, mending jomblo deh selamanya," jawab Anita asal-asalan.
“Sembarangan aja Nit, Arga cakep lo, apalagi kalau sudah pakai seragam pasti semua cewek ingin lo jadi kekasihnya?” goda Katrin.
“Dik, kakak juga cakep lo dik. Badan dan tampang kakak ok lo dik. Apalagi wajah kakak juga keren tak kalah dengan opa-opa Korea. Masa di depan pacar masih memuji cowok lain.” Andi kesal sambil menghempaskan tubuhnya di sofa.
“Kak, apaan sih kak, sama adik sendiri cemburu.” Katrin melemparkan tisu ke arah Andi.
“ Nita, pacaran sama adiknya kakak saja. Arga itu gak bisa dekat lo sama semua cewek. Aku lihat sama kau dia lain, ada perhatian banget dan cocok sama kamu.” Andi menyakinkan Anita.
“Iya Nit, ntar kita bisa selamanya jadi saudara. Bunda Clara aku lihat juga perhatian sama kamu.” Katrin menyakinkan Anita.
“Gak taulah nanti. Aku masih belum yakin sama perasaanku.” Anita mengangkat bahunya.
“Nit, nanti menginap disini ya, tunggu in aku ya, aku lama gak ketemu dan cerita-cerita sama kamu.” Katrin memohon dan memasang wajah melasnya.
“La itu kan ada kak Andi, aku nanti mengganggu kamu dan membuat aku baper dong," kata Anita menunjuk Andi.
“Makanya jadian sama adiknya kakak saja. Kakak 100% mendukung kamu kok. Apalagi bunda pasti setuju, pakai banget.” Andi kembali menyakinkan Anita.
Tanpa sepengetahuan Anita, Andi menghubungi Arga lewat WhatsApp. “Dik, cepat kesini di rumah sakit, temani kakak nginap nungguin calon kakak ipar mu. Disini ada masa depanmu.” Andi mengirim pesan untuk Arga.
“Apaan sih kakak. yang sakit kakak ipar tapi merepotkan orang lain.” Balas Arga.
“Arga, kamu tuh jadi orang kok gak peka. Anita ada di sini, kakak ipar mu minta dia menginap di sini. Jadi kamu kesini sekarang, kita nginap di sini rame-rame," balas Andi kembali sibuk denga ponselnya.
“Beneran nih kak, aku segera meluncur ke situ, tapi jangan kasih tahu Anita ya?” Arga tersenyum sendiri. Kemudian Arga ke luar kamar hendak berangkat ke rumah sakit. Di ruang keluarga Arga bertemu dengan bunda dan ayah.
“Nak, mau kemana, tumben keluar malam, dan senyum-senyum sendiri, kayaknya suasana hati anak bunda lagi jatuh cinta ya?” tanya bunda Clara sambil nonton TV bersama Ayah.
“Mau ketemu kakak ipar bunda," jawab Arga mendekati bunda Clara dan Ayah.
“Ketemu kakak ipar, apa temennya kakak ipar? Ini yah, anak-anak kita sudah ketemu jodohnya semua," goda bunda Clara sambil bersandar manja di bahu ayah.
"Baguslah, nanti kita nikahkan bersama-sama saja hemat biaya," goda ayah sambil melirik Arga.
“Apa an sih ayah, bunda, aku baru PDKT ayah?” jawab Arga tersipu malu.
“Bunda yakin kok, nak Anita pasti jadi menantu bunda.” Bunda Clara tersenyum memandang anak bungsunya.
“Do’anya ya bun, aku sudah merasa cocok dengan Anita. Aku berangkat dan mau menginap di sana, kakak minta di temani.” Arga mencium tangan bunda dan ayahnya.
“Salam nak buat calon menantu bunda, bunda dan ayah selalu mendukung dan merestui kalian.” Bunda Clara memegang tangan ayah dan tersenyum menatap ayah.
Setelah beberapa menit Arga memasuki Kawasan rumah sakit, tak lupa Arga membawakan cemilan untuk dimakan di rumah sakit.
“Asalamualaikum.” Arga masuk ruang rawat inap Katrin.
“Waalaikumsalam.” Jawab semua orang yang ada di rungan. Anita mendongakkan wajahnya melihat siapa yang datang. “
“Kak Arga.” Anita nampak terkejut dengan kedatangan Arga.
“Selamat malam kakak ipar, gimana sudah sehat? Ini aku bawakan makanan kesukaan kakak," kata Arga yang mendekati Katrin.
“Alhamdulilah, sudah sehat. Terimakasih sudah mau menemani kakak," jawab Katrin.
“Dik, sini aku suapi.” Andi membukakan bungkusan yang Arga bawa kemudian menyuapi Katrin dengan romantis, dan sekali-kali Andi membersihkan bibir Katrin yang belepotan karena sisa makanan.
“Kak Andi. Kakak menyuruh aku kesini untuk melihat keromantisan kakak, kakak tidak kasihan sama adik kakak satu-satunya ini.” Arga kesal dengan kasar menghempaskan dirinya duduk di sofa dekat dengan Anita.
“Dik, usaha dong dik. Itu sudah ada di sebelahnya masa di anggurin?” Goda Andi sambil melirik Anita. Dan Anita nampak canggung karena di goda sama Andi. “Astaga kak Andi, ini orang mulutnya kok gak ada manis-manisnya,” Anita kikuk dengan kelakuan Andi yang berusaha menjodohkannya dengan adiknya.
“Hai apa kabar?” tanya Arga.
“Baik kak. Kakak gimana?” tanya Anita balik bertanya.
“Seperti kamu lihat, aku baik-baik saja. Kamu sudah makan belum?” kata Arga dengan wajah datarnya.
“Sudah kak. Sebelum kesini aku sudah makan.” Kata Anita sambil menggeser tubuhnya agak menjauh dari Arga. Hal itu tidak lepas dari pengamatan Arga. Arga pun mengikuti pergerakan Anita. Hingga tanpa sadar Anita sudah berada di paling ujung sofa hingga membuat Anita hampir terjatuh. Arga pun memanfaatkan situasi tersebut. Arga menarik tangan Anita hingga Anita jatuh tepat dipangkuan nya. Arga dan Anita saling beradu pandang hingga keduanya berada pada perasaan mereka masing-masing hampir tidak bisa mengendalikan diri mereka. Arga hampir mencium bibir Anita.
“Hem, hem…” Andi berdehem menyadarkan mereka. Merekapun kembali duduk di posisi mereka masing-masing.
“Dik Arga, nikah dulu dong dik main sosor saja.” Kata Kata Katrin menggoda Arga dan Anita.
Anita semakin bertambah memerah pipinya menahan malu. Sedangkan Arga cuek dan cengar-cengir bagaikan mendapat lotre.
“Untuk malam ini kita semua menginap di sini.” Tiba-tiba Andi memecahkan keheningan untuk mengalihkan perhatian Anita yang salah tingkah.
“Tapi kak, aku harus pulang karena aku belum bilang sama bunda," jawab Anita berusaha untuk menghindari Arga.
“Kalau kamu ingin dapat nilai magang yang bagus, kamu harus menginap disini menemani Katrin. Soal bunda kamu, biar Katrin yang minta izin, menelepon bunda kamu," kata Andi mengancam Anita. Akhirnya mereka menginap di rumah sakit, Arga nampak senang karena semalaman bisa bersama dengan Anita.
🍁🍁🍁Sekian dulu, ceritanya nanti kita sambung kembali. Jangan lupa berikan vote dan komentarnya. Terimakasih.🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
💐 𝕭𝖚𝖓𝖉𝖆 𝕾𝖚𝖘𝖎
uwaaaaaaaa 🥰🥰🥰🥰
2021-08-13
1
Novianti Ratnasari
ga kk nya ga adik bya sm2 suka nyosor.😂😂😂😂
2021-05-20
3
Dede Sulastri
mantap tuh
2021-03-02
2