Waktu menunjukan pukul 06.30 wib. Katrin bersiap diri untuk pergi ke tempat magangnya. “Bun, aku berangkat dulu," pamit Katrin kepada bundanya. Karena buru-buru Katrin hanya mengambil roti bakar yang ada di meja makan.
“Hati-hati, nak,” sahut bunda Ajeng.
” Siap..., bunda.” Katrin mencium tangan bunda Ajeng untuk selanjutnya berangkat ke tempat magang.
Sesampainya di tempat magang, Katrin memarkirkan mobilnya. Katrin keluar dari dalam mobilnya. Kemudian Katrin berjalan menuju ke dalam Gedung. Katrin karena belum tahu ruang Tata Usaha Dinas Satpol PP, akhirnya memberanikan diri bertanya pada seseorang.”Permisi Kak, selamat pagi, bagian Tata Usaha mana ya?” tanya Katrin.
“Busyet deh...bibirnya, senyumnya dan parasnya cantik banget sungguh menggoda imanku.” Toni bengong terpesona menatap Katrin.
“Kak...halo...permisi!” Katrin melambai-lambaikan tangannya membuyarkan lamunan Toni.
“O….iya dik. Adik lurus trus belok kiri nanti akan sampai,” jawab Toni.
Katrin menuju ruang Tata Usaha, di situ sudah nampak Anita dan dewi.
“Pagi..., Anita, Dewi? Kirain aku sudah paling pagi, ternyata kalian sudah di sini.” Katrin menyapa temennya.
“Pagi juga Katrin," jawab mereka berdua serempak.
“Wah kelihatannya bakalan ada yang happy nich," seru Anita.
“Emang kenapa? Ada yang kalian rahasiakan ya sama aku?” tanya Dewi penasaran.
“Nggak kok nggak ada rahasia," cela Katrin sambil menaikan telunjuknya ke arah bibirnya, memberi isyarat agar Anita diam.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya kepala Tata Usaha datang. “Coba berkas-berkas kalian mana?” tanya ibu Rina. Mereka bertiga menyerahkan berkasnya ke pada bu Rina.
“Saya sudah mempelajari surat dan berkas kalian, sesuai intruksi pimpinan kami, kalian di tempatkan di bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman. Untuk pelaksanaan magang kerjanya di mulai hari ini,” jawab ibu Rina tegas.
“Baik bu...,terimakasih," jawab mereka bertiga. Mereka bertiga mohon pamit keluar ruangan menuju ruang bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman.
“Permisi, pak kami bertiga mahasiswa magang yang ditempatkan disini.” Katrin mewakili temannya.
“Ya nak silahkan duduk," jawab pak Broto tegang, karena peristiwa salah paham yang membuat Katrin terciduk saat operasi tempo hari.
“Terimakasih..., pak," jawab mereka bertiga secara serempak.
“Nak, maaf kan bapak ya nak, karena peristiwa tempo hari," jelas pak Broto kembali.
“Sudahlah... pak, jangan diingat lagi," jawab Katrin.
“Maaf pak ini kedua teman saya yang kebetulan magang juga di sini. Ini Anita sedangkan yang duduk di samping kanan saya ini Dewi.” Katrin memperkenalkan kedua temennya.
“Iya, nak Katrin. Untuk pembagian tugas kerjanya..., dik Anita dan dik Dewi bertugas di seksi Operasional dan Pengendalian. Untuk dik Katrin nanti bekerja membantu bapak di dalam ruangan yang dibimbing sama pak Toni," ucap pak Broto tersenyum penuh teka-teki.
“Lo kenapa bisa begitu pak?” tanya Katrin yang merasa ada sesuatu dibalik penempatan tugas magangnya.
“Ya memang begitu dik. Biar kalian nanti bekerja serius dan tidak macam-macam jadi harus ditempatkan secara terpisah," jawab pak Broto menyakinkan.
Toni yang kebetulan lewat di samping pak Broto merasa tersanjung, karena apa yang diinginkan untuk mendekati Katrin semakin mudah.
“Wah tahu betul pak Broto seleraku, aku akan mepet terus dekati dik Katrin, dia harus jadi milikku," batin Toni.
Toni tidak mengetahui bahwa yang dilakukan pak Broto sebenarnya atas instruksi atasannya yaitu pak Andi.
“Pak Toni, tolong tunjukan tempat duduk mereka. Nanti jam 8.00 wib ada apel pagi sekalian memperkenalkan kalian pada semua staf dan karyawan!” Pak Broto menjelaskan pada Katrin dan temennya.
“Mari saya tunjukan tempatnya, adik berdua di sebelah situ, sedangkan kamu ikut saya, ” kata Toni membimbing mereka menuju ruangan yang dimaksud.
“Ini dik Katrin ruangannya, silahkan menghadap dulu, bapak ada di dalam. Aku tinggal dulu ada kepentingan.” Andi meninggalkan Katrin sendirian.
“Tok…tok, permisi, selamat pagi?” Katrin membuka suaranya.
“Ya, silakan masuk," jawab seseorang yang ada di ruangan tersebut yang sengaja membelakangi Katrin.
“Kayak suara kak Andi, masa kak Andi yang masih muda sudah menjabat Kepala Bagian,” gumam Katrin.
“Silahkan duduk, cantikku, sayangku," jawab Andi dengan memutar kursinya menghadap ke belakang sehingga berhadapan dengan Katrin.
“Kakak, aku sudah mengira ini pasti kerjaan kakak. Itu Namanya curang..., kakak memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi, dasar Arogant. Masa aku ditempatkan terpisah dengan temenku.” Katrin menghempaskan dirinya duduk di depan Andi sambil menatap Andi kesal.
“Eh... jangan manyun, kau di sini magang harus menuruti apa maunya pihak kantor, kalau kamu tidak ingin mendapatkan nilai E," sahut Andi tersenyum penuh kemenangan.
“Ih... kakak menyebalkan.” Katrin berusaha untuk memukul dada Andi.
Andi dengan cepat menangkap tangan Katrin, dan menahannya untuk di tempelkan di dada Andi.
“Sayang, rasakan detak jantungku, jika berada di dekatmu semakin berpacu cepat. Aku tak bisa lagi menahannya dik. Boleh dong cium dikit?” tanya Andi hingga membuat Katrin malu.
“Kakak, ini Kantor. Ingat kak jangan hancurkan wibawa kakak.” Katrin memohon sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Andi.
“Dik, mana tahan dik seperti itu. Dikitlah dik kalau tidak nanti nilaimu aku buat E lo?" ancam Andi, langsung nyosor ******* bibir Katrin.
“Dasar Satpol PP mesum dan arogant," gertak Katrin berusaha melepaskan pagutan bibir Andi.
“Cekkrek.” Pintu ruangan terbuka. Toni masuk dan terkejut melihat pemandangan yang ada di depannya. “Alamak, kalah cepat sama pak Andi aku, wah main serobot saja pak Andi, pagi-pagi sudah dapat rezeki.”
Muka Katrin memerah menahan malu.
“ Apa lihat-lihat, jangan bengong saja. Ingat ini kekasih aku sebentar lagi menikah, buang jauh pikiran kotormu," jelas Andi memelototi Toni.
“Dasar pak Andi atasan arogant dan mesum," gumam Toni.
“Siap Pak,” jawab Toni lemah karena menahan kecewa.
“Dik, tempat kamu duduk di situ. Untuk masalah pekerjaan apa yang akan kau lakukan tanyakan ke Toni. Untuk skedul kegiatan satu minggu ke depan sudah ada sama Toni." Andi menjelaskan sama Katrin.
“Siap..., pak,” jawab Katrin, kemudian berjalan menuju tempat duduknya.
“Pak sebentar lagi mau diadakan apel pagi dan sekaligus perkenalan mahasiswa magang keseluruh staff dan karyawan. Pak Andi atas instruksi dari kepala dinas, bapak di suruh mewakili apel pagi. Bapak kepala dinas berhalangan hadir ada kepentingan ke luar kota.” Toni menyampaikan instruksi bapak kepala dinas kepada Andi.
“Kalau begitu ayo segera menuju halaman depan untuk apel pagi.” Andi melihat jam tangannya dan memberi perintah.
“Mari pak," jawab Katrin berusaha professional.
“Bagus dik, ternyata kamu bisa membedakan antara pekerjaan dan kepentingan pribadi.” Andi berjalan mendahului Toni dan Katrin untuk menjaga perasan Katrin agar tidak dicurigai karyawan lainnya.
Mereka bertiga ke luar ruangan menuju halaman, karena semua peserta apel sudah siap maka apel segera dilaksanakan. Andi memimpin kegiatan apel dengan baik dan memberi sambutan penuh wibawa dan karismatik. Hal itu menyebabkan semua staf dan karyawati yang masih bujang terkagum-kagum dengan pesonanya pak Andi.
Dewi pun selalu memperhatikan gerak-gerik Andi dan mengaguminya diam-diam. “Ah, gila itu bukannya kak Andi kakak kelasku dulu temennya kak Leo, ah semakin cakep saja dia, aku harus bisa mendekatinya. Nyesel kenapa aku dulu mesti pacarana sama kak Leo," batin dewi penuh gejolak, karena dewi tidak tahu kalau kak Andi sudah jadian sama Katrin.
Setelah apel pagi selesai mereka kembali bertugas di tempat mereka masing-masing. “Gila, ternyata pimpinan kita cakep dan masih muda.” Tiba-tiba Dewi membuka percakapan dengan Anita.
“Kalau kamu ingin magang kita berakhir dengan baik, kamu jangan macam-macam. Cukup kita bekerja sesuai dengan kapasitas dan porsi kita." Anita menjelaskan kepada Dewi, agar Dewi tidak macam-macam.
“Hai, apa pedulimu. Apapun akan ku lakukan untuk dekat dengan kak Andi.” Dewi semakin antusias untuk mendekati Andi.
“ Aku ingatkan, janganlah kau mengejar sesuatu yang tidak pasti dan bukan milik kita. Sakitnya tuh di sini," ucap Anita sambil menunjuk dadanya dan memberi peringatan kepada Dewi.
Dewi yang gak tahu maksud perkataan Anita, hanya mencibir mengabaikannya. "Emang aku pikirin, bodho amat penting aku harus berusaha."
💕💕 Jangan lupa beri komentar kalian?💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
💐 𝕭𝖚𝖓𝖉𝖆 𝕾𝖚𝖘𝖎
eeeeeeettt daaaah 😂😂😂
2021-08-13
1
💐 𝕭𝖚𝖓𝖉𝖆 𝕾𝖚𝖘𝖎
uwaaaaaaaa siap² menuju lamaran 🥰🥰🥰
2021-08-13
1
Dede Sulastri
duh itu c Dewi ngotot amat ya
2021-03-02
5