Kantor Satuan Polisi Pamong Praja di Bidang Ketertiban dan Ketentraman Umum wilayah kota A nampak Andi duduk di ruangannya sebagai kepala Bagian. “Tony, tolong panggilkan pak Broto ke ruangan saya!" perintah Andi kepada Toni asistennya.
“Siap pak, laksanakan perintah.” Toni melangkah pergi mencari pak Broto.
“Pak Broto, dicari pak Andi suruh menghadap.” Toni menyampaikan perintah atasannya.
“Gawat, bakal kena murka aku, mudah-mudahan juga tidak kena sanksi disiplin.” Pak Broto mengungkapkan kecemasannya.
“Memangnya pak Broto salah apa?” Toni memberanikan diri untuk bertanya kepada pak Broto.
“Kemarin waktu razia PKL di sekitar alun-alun, aku salah tangkap, dan parahnya itu cewek kelihatannya kekasihnya pak Andi.”
“Yang benar saja pak Broto, atasan kita yang dingin dan arogant itu punya kekasih? Wah bakalan bucin tingkat dewa dong. Hati-hati pak kena semprot.” Toni memberi peringatan kepada pak Broto.
“Makanya Ton, aku takut kalau lihat bapak murka, kayak singa ngamuk. Waktu operasi razia PKL saja semua preman takut sama beliau.” Pak Broto nampak cemas.
“Sudahlah pak, paling cuman di kasih peringatan, soalnya aura pak Andi kelihatanya lagi bagus.” Toni menyakinkan pak Broto.
“Aku pegang kata-katamu Ton, nanti kalau pak Andi tidak memberi sanksi disiplin, kamu aku traktir makan di kantin kantor seminggu berturut-turut," ucap pak Broto sambil meninggalkan Toni menuju ruangan Andi.
“Tok-tok…..permisi selamat siang pak," kata pak Broto hati-hati menghadap Andi.
“Siang, silahkan duduk pak. Bapak sudah tahu kenapa saya panggil kesini?” tanya Andi dengan muka datarnya sehingga membuat pak Broto ketakutan.
“Siap, sudah pak, saya mohon maaf soal kemarin yang salah tangkap.” Pak Broto menundukkan kepalanya karena takut memandang atasannya yang pasang wajah datar dan tidak tersenyum sama sekali.
“Ingat pak, lain kali jangan diulangi, untung saja gadis itu aku kenal dan tidak menuntut bapak.” Andi kembali memberi peringatan kepada pak Broto.
“Siap pak, saya akan lebih hati-hati dalam menjalankan tugas sehingga nanti kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali.” Pak Broto berusaha menyakinkan atasannya.
“Ya sudah, bapak boleh pergi. Hari ini hari keberuntungan bapak, karena perasaan saya dan hati saya senang, maka bapak tidak saya beri sanksi disiplin. Tapi ingat jangan diulangi lagi pak.” Andi kembali mengingatkan pak Broto dengan tegas.
“Siap pak, mohon ijin keluar.” Pamit pak Broto.
Pak Broto berjalan gontai menuju mejanya yang dihampiri oleh Toni. “Gimana kok lemas pak, apa pak Andi menghukum bapak? tanya Toni.
“Tidak Ton aku lemas karena harus membiayai makan kamu selama seminggu," ungkap pak Broto.
“Pak, begitu saja kok dipikirkan. Aku gak minta kok pak, tapi janji adalah hutang," kata Toni menahan senyum.
Tak lama kemudian dari ruang kepala Bagian Ketertiban dan Ketentraman Umum nampak Andi berjalan ke luar menghampiri mereka. “Ton, ini waktu istirahat, aku ada kepentingan ke luar, tolong kalau ada kegiatan kamu hendel dulu,” perintah Andi.
“Siap pak, bapak mau janjian ya?” kata Toni yang memang biasa dengan Andi karena mereka seumuran, cuman karier Andi lebih cepat darinya karena Andi lulusan dari Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan yang ikatan dinas sehingga di usianya yang masih muda sudah memegang jabatan sebagai Kepala Bagian Bidang Ketertiban dan Ketentraman Umum.
Andi meninju lengan Toni untuk kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.
Jarak kampus dengan tempatnya bekerja tidak begitu jauh, beberapa menit kemudian Andi sudah memarkirkan mobilnya di halaman parkir kampus. Andi memakai kacamata hitam menyandarkan dirinya di samping mobil menunggu pujaan hatinya.
Tampak dari jauh Katrin dan Anita keluar menuju parkiran.”Liat Rin, itu sudah ada pangeran yang jemput kamu.” Anita menyenggol lengan Katrin.
“Iya, tadi aku berangkat di antar kak Andi. Ini kan juga pas istirahat jadi agak longgar bisa jemput untuk pulang," kata Katrin malu-malu.
“Hai tunggu dulu, itu kak Andi kok pakai seragam Satpol PP, jadi...kita selama magang 3 bulan akan ketemu terus setiap hari," goda Anita menatap Katrin.
“Siang kak, sudah lama nunggu ya? Kenalin ini Anita temanku satu kampus, teman dari orok.” Katrin ketawa memperkenalkan Anita.
“Anita...” Anita tersenyum manis.
“Kakak bekerja di Satuan Polisi Pamong Praja wilayah A ya?" tanya Anita penasaran.
“Iya dik, kenapa? Ada sesuatu yang ditanyakan?” balas Andi tersenyum ramah.
“Wah kebetulan, banget kak, aku sama Katrin kan kuliah di Ilmu Pemerintahan, dan tadi jadwal magangnya keluar. Alhamdulillah dapet tempat yang dekat banget dengan kampus ya di tempat kerjanya kakak," kata Anita sehingga membuat Anita jengkel.
“Apaan sih Nita, kenapa mesti diberitahu, nanti tidak surprise dong.” Katrin memanyunkan bibirnya.
“Wah, adik sudah berani ya, mau buat kakak surprise?” goda Andi sambil memencet hidung Katrin.
“Kak Andi...” Katrin memukul lengan Andi, sedangkan andi yang mendapat pukul, langsung menangkap lengan Katrin sehingga mereka saling beradu pandang.
“Ya, Allah kalian so swett banget...jadi ngiri sama kalian," kata Anita sehingga menyadarkan mereka berdua.
“Ayo dik masuk mobil, trus pulang, Nita sampai ketemu di kantor ya, kapan surat hadap mulai magangnya?” tanya Andi sambil pamitan sama Anita.
“Rabu, kak. Sampai ketemu lagi, awas ya jagain temen aku kak," kata Anita sambil melambaikan tangannya.
Anita masuk mobilnya dan meluncur ke luar kampus disusul dengan Andi dan Katrin.
Tiba-tiba di dalam mobil perut Katrin berbunyi. Andi pun tersenyum memperhatikan Katrin. “Dik lapar ya? Makan dulu ya di resto Seafood depan?”
“Ya...kak.” Katrin menganggukkan kepalanya menyetujui Andi.
Andi memarkirkan mobilnya, kemudian masuk di resto Seafood. Mereka mengambil tempat di pojok sendiri sehingga membuat mereka nyaman. Tak lama kemudian pramusaji datang.
“Dik kamu pesan apa yang kamu suka ya, kakak ngikut kamu saja," perintah Andi.
“Mbak 1 porsi udang bumbu pedas manis, cumi goreng, kepiting pedas manis dan ikan tuna di goreng dan minumnya 2 gelas jeruk hangat.” Katrin memesan masakan yang kira-kira untuk empat orang.
“Dik gak salah nih, apa habis nanti, banyak banget lo dik?” tanya Andi menyakinkan.
“Adik...la_par kak," jawab Katrin sambil pasang wajah memelas. Andi pun tersenyum gemas kemudian memencet hidung Katrin.
Tiba-tiba Andi memegang tangan Katrin “Dik, apapun yang terjadi kelak jangan tinggalkan kakak!” pinta Andi.
Katrin menganggukkan kepalanya tanda setuju.
“Selamat...makan," ucap pramusaji yang menghidangkannya di meja depan Andi dan Katrin. Katrin makan makanan dengan lahap. “Dik pelan-pelan makannya. Lihat belepotan semuanya” Andi mengelap makanan yang menempel di bibir Katrin.
Gerakan Andi itu tidak lepas dari Leo yang memang duduk tak jauh dari Katrin dan Andi. Akan tetapi Leo tidak melihat Andi, karena duduk Andi membelakanginya.
“Pantas saja minta putus ternyata sudah dapat yang baru.” Leo menghampiri meja mereka.
“Kenapa kak, apa... peduli mu. Ingat kak sampai kapan pun aku tidak akan kembali kepada mu. Kita sudah putus," teriak Katrin sambil menarik tangan Andi hendak keluar.
Andi berdiri dan berhadapan dengan Leo, sehingga mereka bertatap muka memasang wajah tegang.
"Ternyata kamu ya, ingat Andi, Katrin sampai kapan pun akan menjadi milikku, jadi kamu jangan macam-macam sama dia. Aku tak akan melepaskannya untukmu. Mulai saat ini kita bukan teman lagi," ancam Leo.
“Ok, aku tidak ada masalah dengan kamu, meskipun kamu mengancam ku, aku tidak takut.... Ingat jika kamu menyentuh Katrin akan berurusan dengan ku.” Hardik Andi yang tidak takut sama sekali atas ancaman Leo.
“Ayo dik, kita pergi dari sini.” Andi mengandeng Katrin dengan mesra. Kemudian berjalan keluar menuju mobilnya dan tak lupa membayar makanan dan minuman yang mereka makan di kasir.
“Awas kau Katrin, kalau kamu tidak bisa menjadi milikku, orang lain pun tidak boleh memilikimu," ujar Leo penuh kebencian.
🍁🍁🍁Seru bukan, tolong beri like dan votenya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
BocahBodoh
🙂🙃😀
2021-08-27
1
💐 𝕭𝖚𝖓𝖉𝖆 𝕾𝖚𝖘𝖎
eeeeeeettt daaaah kenapa sih si Leo nih hajaaaar aja😡😡😡
2021-08-13
1
3n!#
wah dasar c leo pgn enk sendiri aja
2021-08-13
1