Jakarta
Seorang pemuda tampan, tampak turun dengan gagahnya dari kamarnya menuju meja makan.
"pagi mah, pagi pah, pagi Seno" ucapnya sambil menggulung lengan kemeja nya yang berwarna merah hati, dan sangat kontras dengan kulit putihnya.jasnya di sampirkannya di kursi.
"pagi juga Bim" jawab ke tiga orang tadi bersamaan.Ya pemuda gagah itu adalah Bimo, pria yang dingin terhadap wanita, tapi hangat kepada keluarga dan sahabat.
"Pagi amat lo Sen datangnya? lo lagi berhemat ya?"
"ihh lo lagi mimpi ya? kan lo yang nyuruh gue semalam buat cepet-cepet datang.
"Sen besok lo harus cepet datang ya. Gue gak mau lho kita telat ketemu sama klien nya" ujar Seno sambil membuat jarinya ke telinga, seperti sedang melakukan panggilan, sambil memonyong- monyongkan mulutnya.
"Hehehe sorry gue lupa. lo udah sarapan belum?"
"Ya belum lah oncom, tadi gue buru-buru dari rumah, ke sini".
"Ya udah, jadi kamu kok gak sarapan aja duluan tadi di sini? kok malah nungguin aku?"
"Mamah tadi udah nawarin Bim, tapi Seno bilang ntar aja tante,takutnya Bimo tiba- tiba turun, dan langsung ngajak berangkat" ucap Sarah mamanya Bimo.
"Ya iya lah tan, kan gak lucu tan, ntar baru masuk 2 suap, eh langsung ngajak berangkat.Kan nasi goreng nya jadi mubajir lagi."
"Eh udah belum ngomongnya? lo mau sarapan gak nih? kalo nggak mau, lo duduk aja di situ, sambil nungguin gue selesai makan" ucap Bimo sarkasme.
"Mau lah,rejeki jangan di tolak, kan lumayan menghemat pengeluaran gue" ucap Seno sambil menyendokkan nasi goreng ke piringnya.
"Idih macam pernah aja kamu yang bayar makanan ,Kalau sedang makan diluar.Lagian kamu, kaya orang susah aja Sen" Ucap Bimo sambil menyentil kepala Seno.
Burhan papa nya Bimo, hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat kekonyolan Seno. Sedangkan Sarah sang mamah melihat Bimo dan Seno, dengan tatapan aneh.
"Bim, mama berniat menjodohkan kamu dengan Jessika, kali ini kamu mau ya nak?" ucap Sang mama tiba- tiba
Ting..
Bimo tiba- tiba meletakkan sendoknya ke piring, dengan agak sedikit keras.Menunjukkan ketidak senangannya atas pembicaraan, yang baru saja di lontarkan mamanya.
Seno pun yang tadinya,berniat memasukkan nasi kemulutnya, langsung mengurungkan niatnya.Dia meletakkan kembali sendoknya ke piring.
"Bisa gak kita gak bahas itu lagi mah?. Bimo capek mah, tiap hari bahas pernikahan mulu, gak Laura lah, gak Luna lah, sekarang Jessika lagi.
Bimo itu masih muda mah belum kepikiran ke arah sana" kesal Bimo.
"Mamah tahu nak, kalau kamu masih muda, tapi kamu kan sudah mapan, apalagi sih yang harus di tunggu?"
"Tapi aku gak cinta sama Jessika mah, dan cinta itu gak boleh di paksakan.Karna kalau cinta yang di paksakan akan gak baik kedepannya" ucap Bimo berusaha menolak.
"Tapi kan, kamu bisa belajar mencintai Jesika son.kalau kalian mencoba untuk bersama pasti cinta itu akan muncul dengan sendirinya. Lagian Jesika itu udah suka sama kamu dari dulu nak."
"Huft , udah akh mah.
Sen kita berangkat sekarang, aku udah gak berselera makan". Bimo berdiri dan beranjak keluar dari kursi, sambil menenteng jasnya. "Bimo berangkat dulu mah, pah" pamit Bimo sambil mencium punggung tangan orangtuanya.
"Hmm udah ku duga, pasti ini bakal terjadi.Kasian sekali diriku, baru aja satu suap masuk ke perut, dah di ajak pergi dasar Bimo sialan" batin Seno ngedumel..
"Buruan Sen" teriak Bimo dari depan.
"I iya bim,tunggu bentarrr" Seno berteriak balik.
"Maaf tan, om nasi gorengnya jadi mubajir.Atau biar gak mubajir aku bungkus aja ya tan, ntar saya makan di mobil" ucap Seno gak enak hati.
"Gak pa pa Sen, kamu buruan aja pergi, nanti kamu kena omelan lagi sama Bimo".
"Baik om, saya permisi tan, om" pamit Seno sambil membungkukan sedikit badannya dan dengan sedikit berlari Seno menyusul Bimo.
"Mah bisa gak berhenti menjodoh-jodohkan Bimo lagi? lagian papah kurang suka sama Jesika.dia itu terlalu manja mah.Dia gak cocok buat Bimo" ucap pak Burhan.
"Mamah cuma takut pah"
"Mamah takut apa an sih mah?" tanya pak Burhan bingung dengan ucapan istrinya barusan.
"Mamah takut kalau anak kita itu menyimpang pah, atau gak normal" ucap bu Sarah sambil sedikit menundukkan kepalanya.
"Astaga mah,kok mamah bisa berpikiran ke arah situ?" kaget pak Burhan.
"Habis semenjak dia di tinggal si centil Gladys, dia gak pernah dekat lagi pah sama perempuan.Mainnya kalau gak Seno, ya sama Dimas, mamah kan jadi takut pah.Mamah cuma khawatir pah sama Bimo" ucap bu Sarah lirih.
"Mah mungkin sekarang Bimo belum menemukan gadis yang cocok aja mah. Jadi gak usah terlalu khawatir.Mamah itu cuma overthinking aja" ucap pak Burhan berusaha menenangkan pikiran istrinya yang dia anggap terlalu berlebihan.
"Mudah-mudahan apa yang papah katakan benar. Hmm ya udah lah pah, mama mau ke kekamar dulu" ucap bu Sarah sambil beranjak pergi meninggalkan suaminya.Pak Burhan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memandang kepergian istrinya.
***
Keheningan dari tadi sudah tercipta di dalam mobil yang dikemudikan oleh Seno.
Seno mengemudi sambil sesekali melirik Bimo yang duduk di sebelahnya dengan muka yang di tekuk..
"Seno sekali lagi lo ngelirik gue, gue colok mata lo" ucap Bimo kesal.
"Hmm gue cuma mau memastikan aja Bim, kalau- kalau lo punya hati buat ngajak gue sarapan. Serius Bim gue tuh laper, pake banget nget.ucap Seno memelas.
"Bukannya lo udah sarapan tadi di rumah? "tanya Bimo heran.
"Sarapan gimana Bim,baru satu suap masuk mulut,suasana nya udah gak enak.Masa lagi tegang-tegangnya aku malah lanjut makan, gak tau malu bgt gue".
"Lah bukannya selama ini kamu memang gak punya malu ya? urat malu kamu kan udah putus dari dulu" ucap Bimo sambil sedikit terkekeh
"Sialan lo Bim, ngatain gue gak punya malu" ucap Seno sambil menonjok bahu Bimo pelan. Keduanya pun akhirnya tertawa terbahak- bahak melupakan sedikit ketegangan tadi.
Begitulah Bimo dan Seno, kalau di luar kantor mereka seperti tidak ada jarak tapi kalau sudah urusan pekerjaan mereka pasti profesional.
"Ya udah Sen kita cari sarapan aja dulu, habis itu, kamu kabarin Mia kalau kita gak ke kantor lagi.Kita langsung aja ke tempat pertemuan dengan klien.Kamu ada bawa kan dokumen kerja samanya?"
"Iya Bim , gue udah bawa kok, tuh gue letakkan di dalam tas yang ada di kursi belakang".
"Oh ya Bim, gue udah lapar banget ,kita makan bubur ayam itu aja yok" ajak Seno yang gak pernah kuat untuk menahan lapar.
" Boleh deh Sen" ucap Bimo menyetujui.
Setelah mendapat persetujuan,Seno pun berhenti, dan menepikan mobil di dekat gerobak tukang bubur ayam.
"Sen buburnya lo bungkus aja ya, kita makan di mobil aja" ucap Bimo sebelum Seno keluar dari mobil.
"Emangnya kenapa Bim kalo kita makan di situ?" tanya Seno walaupun dia udah tau pasti jawabannya, apalagi kalau bukan GENGSI.
Tengsin gue Sen, masa pakai, pakaian begini makannya di situ?" ucap Bimo sambil melirik ke arah gerobak bubur ayam.
"Ihh masih aja lo mikirin gengsi.Makan tuh gengsi.Ingat ya Bim karna kata Gengsi lah lo jadi begini.Lo hidup di tengah- tengah penyesalan dan mati rasa.hahahahaha" gelak Seno tertawa terbahak-bahak.
"Sialan lo Sen" umpat Bimo tapi membenarkan ucapan Seno.
Seno melepaskan seatbelt sambil bernyanyi lagu Judika
"jikalau kau cinta, benar-benar cinta ,jangan katakan kamu tidak cinta".
Seno menyanyikan lagu tersebut dengan nada menyindir Bimo,sambil sedikit menggetar-getarkan bibirnya.
"Sialan lo Sen, lo mau, gak jadi sarapan nya? "
"Iya iya jadi gue keluar sekarang" ucap Seno buru- buru keluar sebelum Bimo berubah pikiran.
to be continue
Jangan lupa buat ninggalin jejak ya guys.like, vote dan komen🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
funny hamster
bimo terlalu mendengarkan omongan orang, ketimbang kebaikan untuknya,
orang tidak akan bisa menilai mana yang baik untuk kita atau tidak nya
2021-09-26
0
Arinda_Na
wkwkwk
senoo buatt ngakakk
2021-04-24
0
Ika Fatmawati
lanjut kan...
2021-04-19
2