Chapter 18 - Aluna dan Artemis

***

Sementara itu ratu azarya yang sempat terluka parah karena jeratan asap kematian kai, iapun tidak sanggup untuk terbang lebih jauh lagi sambil membawa keranjang bayi yang berada di paruhnya itu.

Akhirnya ratu azarya mulai kehilangan keseimbangannya dan terjatuh ke dasar lembah terdalam hutan caridbian dibawah jurang lubang hitam, dan iapun kehilangan kesadarannya.

Tik... tik... tik...

tetesan air embun dari dedaunan pohon-pohon yang ada disana menetes berjatuhan mengenai tubuh elang ratu azarya, yang mana saat itu tubuhnya sedang terkapar dengan sayap lebarnya menutupi keranjang bayi.

Waktu itu ratu azarya tidak sadarkan diri, dia berada disekitar rawa-rawa pada area hamparan tanaman raksasa pepohonan giant colocasia gigantea yang ketinggiannya bisa mencapai 4 meter sampai 5 meter dengan daun yang sangat lebar-lebar bagai sebuah payung.

Aaarrrggghhh...

" Di-dimana aku? " ucap ratu azarya dalam pikirannya.

Matanya yang mulai terbuka melihat kesekeliling degan pandangan samar-samar, ia melihat sesosok orang berpakaian putih membawa tongkat syaman berjalan menghampiri dirinya yang saat itu tidak dapat bergerak sama sekali.

Errgghhh...

" Siapa? "

" Siapa? " ucap ratu azarya dalam bahasa burungnya, yang tidak lama kemudian matanya tertutup kembali.

Lalu orang itupun membawa ratu azarya yang waktu itu sedang dalam bentuk burung elang, dan serta juga membawa bayi yang ada didalam keranjang tersebut semua ikut bersamanya.

•••

Sementara itu disaat yang bersamaan...

Xavier dan kenz yang masuk menembus tebing jurang lapisan permukaan bawah tanah, ketika itu mereka telah keluar dan sampai pada sebuah lorong-lorong lembah earthareum.

Earthareum adalah sebuah lorong bercabang pada dasar lembah terdalam, yang mana merupakan sebuah terowongan labirin terbesar dibawah bangunan monstareum mozzarck.

Begitu sampai dan mendarat disana mereka pun turun dari kendaraan sihir eislaufen milik xavier, dan mencoba untuk melihat sekeliling lorong yang ada sepuluh anak cabang.

" Dimana ini? "

" Banyak sekali lorong bercabang ditempat ini. "

" Jalur yang mana untuk keluar dari tempat ini? " tanya kenz yang kebingungan, karena ia tidak pernah menyadari ada tempat seperti itu di hutan kabut caridbian.

" Ini adalah lorong labirin Earthareum. " jawab xavier dengan suara pelan.

" Tidak ada yang dapat keluar dari tempat ini, jika dia tidak mau membuka jalan. " sambung xavier yang kembali mengubah kendaraan sihirnya menjadi tongkat sihir kembali.

" Dia? "

" Dia siapa maksudmu? "

" Apa ada mahluk lain yang tinggal disini? " tanya kenz.

" Dia sang penjaga tempat ini. " jawab xavier, yang mengambil dua buah torch obor kecil yang ada di dinding pilar batu-batuan di lorong earthareum.

" Sangat banyak mahluk buas ditempat ini, baik mereka yang tiada ataupun yang hidup. "

" Bahkan mahluk yang memang sengaja diciptakan untuk menjaga tempat ini, maka berhati-hatilah. " ucap xavier menegaskan yang kemudian melemparkan sebuah torch obor kecil dari kayu kepada kenz, agar mereka berdua sama-sama mendapatkan penerang.

" Kita harus mencari peri kecil itu. " lanjut ucap xavier sambil membetulkan ikatan kain gendongan bayi putra mahkota yang ada dibahunya.

" Untuk apa? " singkat kenz bertanya yang tampak sedang menilik tegas tempat dimana mereka berada, ruangan itu cukup lembab dan gelap dipenuhi bebatuan dan tanah yang mereka pijak sedikit berlumpur.

" Karena peri itu pasti tau jalan keluar dari tempat ini. " jawab xavier, yang ikut menilik lokasi tempat itu.

Saat itu xavier pun merasakan energi peri kecil itu yang sedang bersembunyi didekat sekitar mereka, dengan berjalan perlahan ia mencoba menelusuri setitik partikel serbuk emas yang bertaburan dan melekat di tanah ataupun bebatuan disana.

" Dimana dia bersembunyi? "

" Aku dapat merasakan ia ada disekitar sini. "

" Peri itu selalu meninggalkan serbuk perinya disekitar sini. " ujar kecil xavier.

" Kalau begitu tunggu apa lagi. "

" Kita tinggal ikuti saja jejak serbuknya. " kenz pun mulai mencari jejak itu yang menuju masuk sebuah lorong bagian utara.

Lalu mereka berdua memasuki lorong itu dengan sangat berhati-hati, namun belum lama mereka memasuki lorong tersebut tiba-tiba langkah kenz dan xavier terhenti.

Tap... tap...

tampak sesosok bayangan hitam berjalan dari ujung lorong sebelah utara dengan perlahan.

" Ada tamu lain rupanya. "

" Berani sekali kalian memasuki area tempatku! " ucap sosok bayangan itu, geram.

Lalu sosok bayangan hitam itu memukulkan tangannya pada tanah tempatnya berpijak, dan melakukan sebuah serangan.

Seketika dari bawah tanah bergetar dan mengeluarkan sengatan aliran listrik berenergi sangat gelap, yang dapat merambat pada permukaan tanah dengan sangat cepat dan juga dapat menyambar keseluruh penjuru arah.

Xavier dan kenz begitu melihat serangan itu, mereka dengan sigap dan cekatan berusaha menghindari serangan tersebut.

Mereka bersalto dan melompat kebebatuan, namun serangan itu bagai sebuah jeratan tali dengan sengatan listrik yang dapat merambat keseluruh permukaan tanah.

Lalu kenz melompat ke arah bebatuan yang lebih tinggi yang ada disekitarnya, sementara xavier sendiri sambil berlari menghindari sengatan listrik itu, iapun langsung dengan cepat mengubah tongkat sihirnya menjadi eislaufen kembali dan berselancar diudara.

Sosok bayangan itupun tersenyum menyeringai, dan mengendalikan serangannya itu lalu mengubah jeratan tali bersengatan listrik tersebut menjadi dua buah bayangan tangan besar yang kemudian mengejar kenz dan xavier kembali dan akhirnya menangkap kenz.

" Kekuatan gelap apa ini? " ujar kenz dalam hati yang saat itu tertangkap dan berusaha berontak, namun kekuatan itu semakin mengikat erat tubuh kenz dan memberikan sengatan listrik konduksi.

Aaarrrggghhh...!

Sedangkan xavier yang masih dikejar oleh bayangan tangan itu menjadi lengah setelah mendengar teriakan kenz, sehingga tangan besar itu menggapai eislaufen miliknya dan menarik kuat kendaraan sihir itu sampai akhirnya xavier pun terjatuh dari kendaraan sihirnya.

" Agh...! " xavier langsung bangkit berdiri, akan tetapi bayangan tangan besar itu telah ada dihadapan xavier dan siap untuk menangkapnya.

Ketika tangan besar itu hampir menyergap xavier, tiba-tiba seseorang berjubah putih dengan wajah tertutup cadar datang berdiri didepan xavier menghadangi serangan tersebut.

" Berhenti...! " seru teriak orang itu yang samar-samar terdengar dari suaranya seperti terdengar tidak asing ditelinga xavier.

Mendadak tangan itu seperti mendengarkan perkataan perempuan berjubah putih itu, seketika tangan bayangan tersebut langsung menghentikan serangannya dan kembali masuk kedalam tanah lalu menghilang.

Tap... Tap... Tap...

Sosok bayangan berjubah hitam dengan wajah yang tertutup topi tudung hitam itupun berjalan dari ujung lorong, dan datang mendekat menghampiri seseorang berjubah putih tersebut.

Iapun berjalan sambil membawa keranjang bayi dan seekor burung elang yang terluka pada kedua lengannya, " gerangan apa yang sampai membuat kau sendiri langsung datang ke tempat ini? " tanya sosok orang bertopi tudung hitam dan berjubah hitam tersebut, seakan mereka sudah saling mengenal.

Lalu mereka tampak berbincang-bincang dengan menggunakan bahasa berbeda yang digunakan oleh para kaum bangsawan dimasa silam dan hanya dimengerti oleh mereka yang merupakan para bangsawan terberkati.

***

Tidak lama setelah mereka berbincang-bincang, orang berjubah putih dan memakai cadar itupun menoleh ke arah xavier yang pada saat itu sedang membawa bayi dalam gendongan dibelakang panggungnya.

Kemudian mereka menghampiri xavier, " selamat datang di earthareum labirin bawah tanah pintu masuk monstareum mozzarck. " Sambut ucap sosok orang yang berjubah putih dengan wajah tertutup cadar, iapun lalu melepaskan cadar penutup wajah serta kerudung yang menutup kepalanya.

Xavier begitu kaget sewaktu melihat sosok berbaju putih itu yang ternyata ia adalah seorang perempuan belia dengan rambut ikal menggantung berwarna putih keperakan, wajah perempuan itu sangat familiar seperti seseorang bangsawan terberkati yang pernah dikenalnya dan menolongnya sewaktu usianya masih kanak-kanak.

Xavier pun mencoba menilik seluruh penampilan perempuan berjubah putih itu secara saksama, " wajahnya sangat mirip dengannya, apa itu dia? " ujar xavier dalam hati.

Namun xavier tidak dapat mengingat jelas siapa bangsawan terberkati yang pernah menolongnya dahulu, ingatan itu sudah terlalu lama dan kabur sehingga akhirnya xavier hanya bisa sebatas menerka-nerka di dalam pikirannya.

" Tidak aku pasti salah, tidak mungkin itu adalah dia. " lanjut ujar xavier yang terus berkutat dalam pikirannya.

" Ada apa? "

" Kenapa anda terus menatapku seperti itu? " tanya perempuan berjubah putih.

" Boleh aku tau? "

" Apa kau adalah si penjaga tempat ini?! " tanya xavier, mengalihkan pemikirannya yang dari tadi terus saja menduga-duga karena xavier merasa tidak yakin kalau perempuan itu adalah penjaga tempat ini.

Sebab seingat xavier si penjaga tempat ini seharusnya sudah tua dan berumur, tetapi justru ini yang ada dihadapannya adalah seorang gadis belia dengan rambut putih keperakan yang tampak berkilauan.

" Maaf, boleh aku tau siapa kalian? " sambung tanya xavier.

Akan tetapi pertanyaan xavier sama sekali tidak dijawab oleh si perempuan berjubah putih itu, perempuan itu hanya diam saja dan Lalu tanpa banyak bicara perempuan itu mengambil keranjang bayi dari tangan si sosok bayangan itu dan berjalan melewati xavier.

" Bawa mereka semua! " tegas perempuan berjubah putih itu kepada si sosok bertudung hitam.

" Kau tidak dengar! "

" Bawa temanmu itu dan segera ikuti kami. " ucap si sosok bertudung hitam itu yang terdengar sedikit berat nada suaranya.

Lalu xavier segera memapah tubuh kenz yang saat itu terluka dan tidak sadarkan diri oleh karena sengatan listrik bertegangan tinggi, kemudian xavier pun mengikuti mereka pergi menuju kesuatu tempat di ruang bawah tanah earthareum.

•••

Sesampai diruang bawah tanah earthareum...

Si peri kecil nymph diam-diam bersembunyi, mengintip dari balik lampu pelita yang terdapat di atas meja diruangan itu.

" Mereka kenapa ada disini? " dengan menggigit jari telunjuknya peri kecil itu melihat xavier dan kenz berjalan memasuki ruang bawah tanah.

" Keluarlah feeya! "

" Jangan bersembunyi lagi. " ucap tegas perempuan berjubah putih yang menyadari keberadaan peri kecil disana, secara perlahan peri kecil itupun keluar dari tempat persembunyiannya dengan kepala yang tertunduk.

" Peri itu?! " seru kecil xavier saat melihat peri kecil itu keluar.

" Dia adalah feeya peri kecil dari kleine nymph. "

" Dia satu-satunya peri kecil dari keturunan kleine nymph yang tersisa disini, dan ia merupakan kleine nymph yang mendapatkan kehidupan abadi. " ujar si perempuan berjubah putih menjelaskan.

" Kami sendiri adalah seorang bangsawan witcher flawless, penjaga earthareum dan monstareum mozzarck. " sambung ucap si sosok bertudung hitam itu yang lalu melepaskan tudung penutup kepalanya.

Ketika si sosok bertudung hitam itu juga melepas penutup kepalanya, xavier kembali tercengang kaget karena mereka terlihat serupa bagaikan pinang dibelah dua.

Hampir tidak ada perbedaan diantara mereka berdua, namun hanya satu yang menjadi perbedaan diantara mereka, yaitu jenis gender mereka, yang satu perempuan dan yang satu lagi seorang pria.

Xavier yang saat itu masih kebingungan melihat mereka berdua yang begitu mirip, iapun menjadi bertanya-tanya di dalam hatinya.

" Aneh sekali...! "

" kenapa bisa ada dua penjaga? " ucapnya dalam hati.

" Setau aku penjaga di tempat ini hanya ada satu orang saja. "

" Bahkan kemungkinan usianya sudah ratusan ribu tahun, bagaimana mungkin bisa menjadi dua orang dan mereka terlihat sebaya denganku. " lanjut pikir xavier berkutat dalam hatinya.

" Perkenalkan namaku aluna flawless. "

" Aku yang menjaga tempat monstareum mozzarck. " ucap perempuan berjubah putih itu memperkenalkan dirinya.

" Artemis flawless. "

" Penjaga earthareum. " ucap singkat si pria berjubah hitam ikut memperkenalkan dirinya yang terkesan kaku dan tidak menyukai kedatangan orang asing.

Sementara feeya si peri kecil lagi asik mengganggu kenz yang sedang tidak sadarkan diri, kepalanya celingak-celinguk menatap wajah kenz.

Fush... fush... fush...

Feeya yang usil meniup-niup rambut poni kenz yang menutupi separuh topeng demon yang dipakai olehnya di mata sebelah kanannya.

Fush... fush... fush...

Tiba-tiba begitu rambut poninya tergeser, dari mata topeng demon itu mengeluarkan cahaya terang berwarna merah.

Samar-samar dari mata demon itu melihat bayangan feeya si peri kecil yang sedang berkedip-kedip kebingungan, " merah...! " ujarnya yang malah semakin mendekati wajah kenz.

Begitu feeya mendekati kenz, xavier dengan sigap langsung menangkap feeya dalam genggaman tangannya dan semua itu terlihat dimata topeng demon milik kenz.

" Lepaskan... lepaskan...! "

" Kalau tidak lepas akan feeya gigit! " teriak feeya yang langsung menggigit jari tangan xavier.

" Agh...! "

" Dasar peri bodoh, kau selalu menyusahkan aku. " ujar xavier yang lantas melepaskan feeya dari genggaman tangannya, dan lalu feeya pun segera kabur kebalik jubah kenz untuk bersembunyi.

" Kau! " xavier yang geram sampai kehabisan kata-kata.

" Biarkan saja. " potong artemis.

" Feeya kalau menyukai sesuatu pasti begitu, ia akan bermain dengannya. "

" Kadang dia akan menggigit mereka untuk mengetahui rasanya. " aluna menjelaskan sambil melamun.

" Tapi yang dia lakukan akan mengundang bahaya! " tegas xavier kepada mereka.

" Maksudmu? " tanya artemis.

" Apa ada yang salah? " aluna pun ikut mempertanyakan kekhawatiran xavier.

" Topeng demon itu... "

" Topeng demon itu dipakai hampir oleh para demon beast yang memiliki kemampuan tertinggi. " xavier mencoba menjelaskan.

" Lalu dimana masalahnya? "

" Hanya sepotong topeng di mata saja. " potong artemis menyepelekan.

" Itu bukan sepotong topeng biasa. " ucap xavier.

" Topeng itu terikat oleh rekan mereka dan juga raja demon beast sendiri, bahkan menjadi alat mereka untuk melipat gandakan kemampuan mereka. "

" Bila dia belum sadar dan mata di topeng itu menyala, itu artinya rekannya atau raja demon beast sendiri sedang mencari dirinya. "

" Namun bodohnya peri naif ini malah menunjukkan tempat keberadaan kita, dan ia memperlihatkan wajahnya di topeng itu. " lanjut tegas xavier menjelaskan.

" Kalian berdua menyebut diri kalian penjaga, sebenarnya siapa kalian? "

" Tidak mungkin seorang penjaga tidak mengetahui hal ini...! "

" Atau kalian berdua adalah seorang penipu? " ketus tegas xavier, menyindir dengan menyunggingkan senyum sinis di ujung bibirnya.

" Kau! " artemis langsung tersinggung dengan kata-kata dan senyuman xavier saat itu.

" Kalau memang tidak benar, kenapa kau harus marah? " sindir xavier kembali tersenyum sinis.

" Lancang! "

" Berani sekali kau berbicara tidak sopan kepada kami berdua! " artemis yang hampir kepancing amarahnya lantas dihentikan oleh aluna, ketika itu aluna langsung memegang tangan artemis agar tidak terbawa emosinya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!