Chapter 7 - Hutan kabut caridbian 2

***

Selang beberapa waktu kemudian, para prajurit demon beast kembali dari sungai dan membawa beberapa tabung kaca berisi kunang-kunang laut yang mengeluarkan cahaya terang kebiruan.

" Bagus, dengan ini kita dapat memasuki hutan kabut ini. " ujar drako yang lalu kembali memimpin prajurit-prajurit itu memasuki kedalaman hutan kabut caridbian.

Belum masuk terlalu jauh dari hutan kabut caridbian, lagi-lagi drako dan pasukannya mendengar kembali tangisan suara seorang anak bayi kembali.

Suara anak bayi itu terdengar sama persis seperti yang mereka dengar sewaktu mereka masih ada diluar hutan, namun kali ini suara tangisan itu terdengar semakin dekat dengan arah jalan yang mereka sedang lewati.

" Sepertinya penyusup itu belum berlari terlalu jauh. "

" Cepatlah, kita harus segera menangkapnya ! " seru drako kepada pasukan yang dibawanya.

...

Sementara itu di kedalaman hutan caridbian...

Xavier yang begitu cekatan melompat dari ketinggian pohon redwood yang menjulang tinggi, ia melompat dari pohon ke pohon sambil menggendong putra mahkota yang saat itu terus menangis tanpa henti.

Lalu xavier berhenti sejenak dan turun kebawah untuk menenangkan tangisan putra mahkota, " anak baik, jangan takut. " ucap xavier sambil memeriksa keadaan putra mahkota yang dari tadi berada dalam gendongannya.

" Jalan dibawah semakin gelap, sedangkan dari atas sangat berkabut. "

" Bila aku berjalan menelusuri jalan setapak, maka aku akan meninggalkan jejak arah tujuanku. "

" Untungnya banyak perpohonan redwood disini yang ketinggiannya setara dengan pencakar langit. "

" Walaupun begitu ini tidak baik. "

" Ditambah hari sudah gelap, bila semakin malam lagi... " pikir xavier yang terus menerawang tidak tentu arah.

Pikir xavier saat itu jika ia hanya sendiri melewati semua hal ini, maka semua itu tidak akan jadi masalah untuknya.

Akan tetapi kali ini ada sebuah tanggung jawab besar yang harus ia lindungi, ia harus mengutamakan keselamatan putra mahkota melebihi dirinya sendiri, karena bagaimanapun kini nyawa dari bayi kecil itu berada didalam tangannya.

" Aku tidak punya pilihan lain lagi, sebelum kabut-kabut ini turun semakin tebal, aku harus segera sampai kesana. " lanjut pikir xavier sambil menatap wajah putra mahkota yang masih saja menangis.

" Aku berjanji akan segera membawamu kesana, kelembah dekat jurang lubang hitam itu. "

" Iyah, benar seperti yang dikatakan ratu azarya. "

" Aku harus pergi kesana terlebih dahulu untuk bertemu dengannya. "

" Karena hanya dia yang dapat mengantarkan kita melewati hutan ini dan membawa kita ke monstareum mozzarck. " ucapnya sambil terus berpikir bagaimana cara agar dapat melewati hutan kabut ini dan segera sampai ke tempat tujuannya.

Akan tetapi xavier harus segera kembali dari alam pikirannya itu, karena tiba-tiba ia mendengar suara pasukan demon beast yang semakin dekat.

" Bagaimana ini? " rasa khawatir menyelimuti xavier, ditambah putra mahkota yang terus saja menangis membuat keberadaan mereka semakin mudah diketahui.

" Tenanglah, anak pintar. " xavier mencoba menenangkan tangisan putra mahkota.

Ssssstttttt...

" Anak pintar, jangan menangis... "

Ssssttttt...

" Sepertinya ia tidak ingin jauh dari ibunya. "

" Anak yang malang. " pikir kecil xavier penuh simpatik saat melihat tangisan putra mahkota.

Lalu xavier teringat pada pecahan batu bulan giok yang diselipkan dalam selimut kain yang membungkus tubuh bayi mungil itu, " pecahan batu itu? " gumamnya kecil xavier yang lantas segera memeriksa selimut yang dikenakan oleh putra mahkota.

" Syukurlah pecahan batu ini masih ada. "

" Hampir saja aku melupakan benda penting ini juga. " setelah menemukannya, xavier memegang pecahan batu bulan giok itu di telapak tangannya yang terbuka.

" Indah sekali...! " pecahan batu bulan giok itu mengeluarkan cahaya lembut putih kebiruan yang dapat menyinari sekeliling area tempat mereka berpijak.

Belum lama xavier mengeluarkan pecahan batu bulan giok itu, seketika itu pula putra mahkota langsung berhenti menangis.

Cahaya yang berpijar pada batu bulan giok seakan-akan memberi rasa hangat dan nyaman untuk putra mahkota, sehingga membuatnya tertidur.

" Sepertinya kau merindukan pelukan ibumu. "

" Karena itu kau langsung terlelap begitu nyamannya. " ujar xavier berbicara dengan suara kecil.

" Tapi syukurlah, dengan begitu mereka tidak akan dapat mengejar diriku lagi. " xavier lalu mengikat erat putra mahkota ke dalam dekapan dadanya dengan menggunakan selimut bayi sebagai gendongan.

" Mungkin pecahan batu bulan giok ini bisa menjadi pelita untukku. "

" Sekarang aku dapat melanjutkan perjalanan ini. " ujar xavier dalam hatinya sambil memandang wajah bayi mungil yang berada dalam dekapannya itu dengan senyuman.

" Aku harus segera berangkat sekarang juga dan bergegas sampai ke monstareum mozzarck. " lanjut ucap xavier kembali dalam hatinya yang lalu segera pergi.

Xavier pun langsung melompat keatas batang pohon redwood yang tinggi itu, hanya dengan satu kali lompatan saja ia sudah berada ditingkat ketinggian paling atas bagai menembus langit.

Lalu xavier terus melompat dari pohon ke pohon dengan begitu cepatnya, sampai-sampai bayangannya saja sulit untuk dilihat.

...

Malampun semakin gelap, cahaya bulan yang seharusnya menyinari malam itu tampak tidak dapat menembus tebalnya kabut yang menutupi hutan tersebut.

Hanya berbekal sedikit cahaya dari pecahan batu bulan giok, xavier terus menembus kegelapan dan kabut tebal yang ada di ketinggian langit-langit hutan kabut caridbian yang tampak tak berujung.

Namun disaat yang bersamaan, jauh dikebawahan sana sekelompok pasukan demon beast yang sedang dipimpin oleh drako terus menelusuri jalan setapak memasuki kedalaman hutan kabut caridbian dengan hanya mengikuti asal suara tangisan dari putra mahkota yang dijadikan sebagai pemandu arah jalan tujuan.

Mendadak tiba-tiba saja langkah kaki para pasukan demon beast itu berhenti berjalan seketika itu juga.

Drako yang berjalan dibelakang mereka lantas menjadi sangat marah ketika melihat prajurit-prajurit itu malah terdiam kebingungan dan berbicara berbisik-bisik dengan rekan yang ada disamping mereka, " apa-apaan ini?! " teriak drako saat itu yang begitu bergema.

" Kenapa kalian berhenti?! " seru drako sekali lagi bertanya kepada seluruh pasukan prajurit demon beast yang dibawanya saat itu dengan nada begitu keras.

Sehingga tanpa ia sadari, kalau teriakan suaranya itu telah membangunkan sekumpulan hewan malam yang sedang tidur bertangger di dahan-dahan pepohonan redwood yang terdapat dihutan itu.

Burung-burung gagak hitam yang telah terbangun itu menjadi berterbangan tak beraturan arah dan menyerang mereka.

" Apa-apaan gagak-gagak hitam ini?! " seru drako yang saat itu menangkis serangan sekumpulan burung gagak hitam itu.

" Kenapa burung-burung gagak ini malah menyerang kita?! " geram drako yang masih tidak menyadari kalau dirinyalah yang telah membuat hewan liar itu menyerang mereka semua.

Drako semakin kesal karena gagak-gagak hitam itu terus berterbangan tanpa henti menyerang dirinya, sehingga membuat dirinya lengah dan mendapat luka serangan pada pelipis matanya.

Dengan begitu marahnya drako langsung membelah seekor burung gagak hitam yang baru saja melukainya tadi hanya dengan satu tebasan jari-jemari tangannya saja.

Tik... tik...

Butiran-butiran darah bekas burung gagak itu mengalir ditangan drako menetes jatuh kebawah tanah menjadi asap hitam dan membentuk kembali menjadi seekor burung gagak hitam.

Saat melihat itu drako menjadi terpaku, sehingga tidak menyadari kalau dari arah belakangnya ada seekor burung gagak hitam besar yang datang mendekat dan hendak menyerangnya lagi.

" Awas...! " teriak seorang prajurit dari belakang berusaha melindungi drako dari serangan seekor gagak hitam yang waktu itu terbang dengan cepat kearah drako.

Cling... Slash... Blazzhh... !!!

Tiba-tiba sebuah tebasan dari sebuah pedang panjang tepat mendarat didepan wajah drako, dikala waktu drako hendak menengok kearah belakang untuk melihat siapa yang baru saja berteriak tadi.

Lantas drako menjadi diam tak bergeming saat melihat hunusan pedang itu tepat didepan wajahnya dan mengenai sayap burung gagak hitam itu, sehingga burung gagak itu langsung terjatuh kebawah kaki drako.

" Tuan drako anda baik-baik saja? " tanya prajurit tadi yang melepaskan pedangnya dan menebas burung gagak hitam yang hampir menyerang wajah drako barusan.

Drako pun terdiam sejenak dalam geramnya, dengan sangat marahnya iapun juga menginjak tubuh hewan gagak yang terjatuh dibawah kakinya tadi, dan lagi-lagi darah yang mengalir dari burung gagak hitam itu menjadi asap hitam yang kembali membentuk burung gagak lagi.

" Apa-apaan semua ini?! "

" Hewan-hewan itu kembali kebentuk semula hanya dari tetesan darah. "

" Bahkan jumlah mereka semakin banyak. " drako terus menatap keheranan.

" Habisi...! "

" Habisi semua mahluk berterbangan bodoh ini...! " perintah drako dalam amarahnya dengan begitu lantang kepada prajurit tadi

" Baik, tuan! " ucap prajurit itu yang lalu melaksanakan perintah drako.

Para pasukan demon beast yang diperintahkan oleh drako untuk menghabisi burung-burung itu mulai menghunuskan pedang-pedang tajam milik mereka, dan beberapa banyak anak panah dilepaskan sehingga satu persatu burung-burung gagak yang berterbangan itupun mati berjatuhan.

Namun lagi dan lagi burung-burung gagak itu kembali kebentuk semula, dan menjadi bertambah banyak.

" Lapor! "

" Tuan, burung-burung itu... " ucap prajurit tadi tersendat-sendat karena kewalahan menghadapi jumlah burung gagak itu yang terus bertambah tidak ada habisnya.

" Jumlah burung-burung gagak hitam itu terus bertambah semakin banyak dan tidak ada habisnya. " lanjut ucap prajurit tadi yang memberikan laporan pada drako.

Drako yang melihat itu mengambil langkah cepat dan tidak ingin berpikir panjang, " Jelas mereka bukanlah burung gagak biasa. " ucap drako dalam hatinya.

" Lalu kalian tunggu apa lagi?! "

" Segera tinggalkan tempat ini dan hindari serangan burung-burung itu. "

" Tapi ingat jangan ada yang sampai melukai burung gagak itu. " lalu drako dan pasukannya segera meninggalkan tempat itu dan memasuki hutan semakin dalam lagi sambil menghindari serangan burung-burung gagak itu.

Mereka terus berlari dan menghindari serangan burung-burung gagak hitam, sampai memasuki lembah jurang lubang hitam.

" Sepertinya kita sudah aman. " ujar seorang prajurit yang tadi melindungi drako.

" Lalu tunggu apa lagi ?! "

" Segera lanjutkan ke pokok tujuan kita...! " tegas perintah drako berbicara dengan prajurit itu.

" Tapi tuan... " potong ucap prajurit demon beast itu menyela.

hosh... hosh...

Drako yang saat itu masih tersenggah-senggah langsung menatap prajurit itu dengan tatapan sinis berapi-api, " apa katamu? coba ulangi sekali lagi?! " dengan geram drako mengerutkan keningnya menatap prajurit itu.

" Kau mencoba melawan perintahku...! " tegas drako saat itu.

" Tidak tuan, masalahnya...kita...kita telah kehilangan jejak. " jawab prajurit itu yang juga tersenggah-senggah.

" Dari sebelum burung-burung gagak hitam itu menyerang kita, kita sudah tidak lagi mendengar suara tangisan putra mahkota. "

" Lalu ditambah lagi sekarang kita telah berlari jauh dari lokasi terakhir kita... "

" Entah sekarang kita berada dimana...? "

" Bagaimana caranya sekarang untuk kita menemukan mereka, bahkan untuk keluar dari hutan ini saja sepertinya tidak mungkin. " ujar prajurit demon beast itu memaparkan penjelasannya dengan nafas yang semakin terasa berat.

Hosh... hosh...

Lalu drako berpikir dengan keras, " mereka benar, suara tangisan itu sudah tidak terdengar lagi sebelum burung-burung itu mengejarnya. " dengan saksama drako melihat kesekelilingnya, untuk mengetahui sekarang mereka berada dimana.

Kemudian drako pun melihat seluruh pasukan demon beast yang dibawa olehnya semua tampak kelelahan, dan tersenggah-senggah dengan nafas yang begitu berat bagai terasa tercekik.

Hosh... hosh...

Tapi dari sebab itulah drako mengetahui satu hal yang pasti, kalau kali ini mereka sudah berada jauh di kedalaman hutan kabut caridbian, karena saat itu mereka semakin kesulitan untuk bernafas.

hosh... hosh...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!