Chapter 13 - Riddles And Revenge

***

Jauh dibawah sana, didasar jurang lubang hitam yang teramat dalam.

" Aku tidak menyangka setelah sekian lama sudah aku menunggu, akhirnya hari penantian panjang itu akan segera berakhir. "

" Anda benar 100000 tahun lamanya sudah berlalu, dan selama itupulah aku dengan setia menemani anda disini. "

" Akhirnya anda dapat menitis kehidupan kembali. "

" Biarkan takdirnya yang membawanya kemari, dengan begitu kita akan segera mengetahui apakah ia memang anak yang terpilih. "

" Baiklah kiranya, setidaknya anda mengizinkan hamba untuk mengawasinya lebih dekat lagi. "

" Hamba hanya ingin memastikan keselamatannya. "

" Tentu saja, kau telah mendapatkan izin dariku. "

" Terima kasih, kalau begitu hamba akan segera berangkat kesana. "

•••

Diatas jurang sana kai dengan sangat gencar melakukan serangan terus menerus kepada xavier.

Namun karena adanya putra mahkota, maka xavier tidak dapat berkutik dan membalas semua serangannya yang diberikan oleh kai pada dirinya.

Saat itu xavier hanya berusaha terus menghindari setiap serangan kai, sehingga membuat kai semakin begitu marah.

" Cih...! "

" Mau sampai kapan kau menghindari aku terus menerus! "

" Kenapa kau tidak membalasku...! " kai yang sangat marah terus menghantamkan shinu bakudan hammer kearah xavier.

" Sial..., aku tidak bisa melawannya sama sekali. "

" Aku harus mencari tempat yang aman terlebih dahulu untuk putra mahkota. " ujar xavier mencemaskan keadaan putra mahkota, yang sambil terus mencoba mencari celah dengan menghindari serangan senjata kai agar dapat segera meloloskan diri dan mencari tempat yang aman untuk putra mahkota.

Blashhh... Boom...!

Lagi-lagi kai yang tampak berdiri mengudara tepat diatas xavier, saat itu ia kembali melepaskan senjata gilanya itu kearah xavier.

BOOMM...!!!

Sebuah ledakan besar tepat mengenai sasaran, sehingga membuat sebuah cekungan besar yang cukup dalam pada permukaan tanah tempat dimana xavier berada.

Bwahaha... hahaha...

" Salahkan dirimu kenapa tidak melawan dan malah terus menghindar. " ujar kai yang tertawa lantang.

Namun tawa itu tidak berlangsung terlalu lama, ketika itu kai kembali mengerutkan dahinya.

ia segera turun kebawah untuk memastikan kalau ia tidak sedang salah lihat akan apa yang dilihat olehnya dari atas sana.

" Apa-apaan ini?! "

" Dimana mereka?! "

Ckkekeekee...

" Siapa yang sangka, walaupun kekuatan kemampuanmu telah bertambah... "

" Tapi tetap saja kau tidak bisa melihat kemana witcher itu pergi. " ujar sela sambung kenz yang sempat tersadar dengan menertawai kai, dan memancing amarah kai.

Mendengar ucapan kenz barusan, membuat kai yang tadinya berada sangat jauh dari kenz langsung berdiri dihadapan kenz.

" Apa yang baru saja kau katakan...! "

" Ucapanmu terlalu kecil aku tidak bisa mendengarnya. "

" Coba kau ulangi lagi. " kai membungkukkan tubuhnya dihadapan kenz seolah memasang telinga untuk mendengar kata-kata kenz kembali.

" Aku bilang kau pecundang... " rintih kenz menghina kai.

Bbrraaaggghh...

Kai yang begitu agresif dan arogan langsung saja mengepalkan tinjunya dan menghantamkan pukulannya ke wajah kenz.

Bwahaha... hahaha...

" Maaf kenz aku merusak wajahmu, sepertinya tangan ini sedikit gatal. " sambil meregangkan pergelangan tangannya kai tertawa menyeringai.

" Tapi kau ini lucu sekali, jika aku pecundang... lalu bagaimana dengan dirimu? " kai langsung tertawa terbahak-bahak dan berbalik bertanya kepada kenz, akan tetapi dalam hitungan detik tawa itu berubah penuh amarah.

Lalu kai mencengkram erat leher kenz dengan satu tangan dan mengangkat tubuh kenz yang sedang terluka parah.

" Jika seperti ini, siapa yang terlihat seperti pecundang. "

" Kau itu lemah ! "

" Dari kau mengenal saiyaka kau sudah menjadi lemah, berulang kali kau menunjukan sisi manusiamu namun kami selalu menutupi hal tersebut. " kai tambah mengeratkan cengkraman tangannya dengan begitu kuat seakan hampir menusuk dan merobek leher kenz yang jenjang.

Eeerrrggghhh...!

Kenz mengerang kesakitan karena saat itu kai menambah eratkan kembali cengkraman jari-jemari tangannya dan mencekik kuat kenz.

" Sudah cukup aku bermain denganmu kenz. "

" Sekarang sudah waktunya kau pergi...! " seru kai disamping telinga kenz, yang kemudian iapun mengumpulkan sebuah gumpalan bola energi ditangan sebelahnya dan siap untuk ditembakkan ke tubuh kenz.

Namun disaat bola energi itu akan dilepaskan ke tubuh kenz, tiba-tiba saja senjata frantz blitz milik xavier datang dengan cepatnya dan menghancurkan gumpalan bola energi yang ada di tangan kai sehingga membuat luka goresan pada telapak tangan kai.

Blasshh... Slasshh...

" Kenapa kau memilih lawan yang lain? "

" Kau membuatku sangat tersinggung...! " ujar xavier dari kejauhan yang datang menghampiri kai kali ini setelah berhasil menyembunyikan putra mahkota.

Cckckckc...

" Wah... wah... ada yang baru kembali rupanya. "

" Aku kira kau meninggalkan aku sendiri disini, makanya aku sedikit mencari kesenangan dengan yang lain dahulu... "

" Anggap saja kau menjadi makanan penutupnya. " sahut kai sambil tersenyum tajam dan kembali menjatuhkan tubuh kenz ke tanah.

" Apa kau sudah siap menghadapi mautmu ini? " lanjut tanya kai.

Ckckckck...

" Mautku masih sangat jauh... "

" Mungkin saja mautmu yang sudah dekat... " sahut xavier membalas dengan senyuman tipis.

Sementara itu kenz yang saat itu melihat xavier kembali, ia langsung dapat merasakan kalau lagi-lagi xavier berhasil menambah kekuatannya.

" Siapa dia sebenarnya? "

" Dalam waktu singkat ia dapat menambah kekuatannya tanpa menghisap energi jiwa mahluk lainnya. " pikir kenz bertanya-tanya dalam hatinya.

" Apa itu kemampuan seorang noblesse yang sebenarnya? " tanya kecil kenz kembali dalam hatinya.

" Kai seharusnya kau tidak memandang rendah lawanmu. " lanjut ucap kenz dalam pikiranya.

***

Kemudian kai melepaskan kenz dan segera kembali berhadapan dengan xavier, tanpa banyak bicara ia langsung mengeluarkan darksoul weapon miliknya dan kembali menyerang xavier dengan menghantamkan senjatanya itu kearah xavier berkali-kali.

" Apa-apaan ini kau terus menghindari seranganku?! "

" Kau terus meremehkan aku...! " kai yang bertambah marah lagi-lagi menghantamkan kuat-kuat shinu bakudan hammer miliknya, namun xavier hanya membalas ucapanya itu dengan senyuman tipis di bibirnya.

Boom... boom...!

berulang kali ledakan senjata kai itu menggetarkan hutan kabut caridbian, sampai-sampai getaran itu dapat terasa sampai ke luar hutan kabut caridbian, tempat dimana dreezel sedang berdiri menunggu.

" Ledakan besar apa yang terjadi disana? "

" Tidak mungkin drako dan pasukannya yang melakukan hal itu. " ujar dreezel dalam hatinya.

Namun belum lama ia berpikir begitu, lalu tidak lama tampaklah dua demon beast keluar dari hutan kabut caridbian.

Mereka berdua tidak lain adalah drako dan seorang prajurit demon beast yang selamat bersama dengan dirinya, " mereka selamat rupanya ! " ujar kecil dreezel yang lantas menghampiri drako.

" Apa yang kalian lakukan disini?! " dreezel dengan sengaja mencegat drako dan prajurit itu.

" Lalu dimana bayi putra mahkota dan penyusup itu? " lanjut tanya dreezel dengan tersenyum sinis.

Dreezel pun teringat akan apa yang diperintahkan oleh kenz kepada dirinya, kalau ia jangan pernah membiarkan mereka keluar hidup-hidup dari hutan kabut caridbian.

" Sungguh ironis bukan, kau yang merasa bangga pada kemampuan dan pengetahuanmu akan hutan tersebut... "

" Tapi sangat disayangkan, lagi-lagi kau membawa pasukanmu pergi dan pulang dengan tangan hampa. " sindir dreezel pada drako.

Drako mengepal erat genggaman tangannya dan mencoba menahan amarahnya, " lalu apa yang mau kau lakukan. " geram drako.

Ckckckck...

" Sejak awal kau pergi seharusnya kau tau apa yang akan terjadi. "

" Lalu untuk apa malah kembali?! " sindir tanya dreezel, namun drako memilih untuk diam dan tidak menjawab pertanyaan dreezel.

Blash...

Aaarrrggghhh...

Teriak prajurit demon beast yang berada dibelakang drako, entah sejak kapan dreezel menjadi berada dibelakang prajurit demon beast itu dan memasukkan jari-jemarinya ke belakang punggung prajurit demon beast itu.

" Cih...! "

" Sial, kau harus mengotori tanganku. " dreezel pun melepaskan tusukannya dan mengeluarkan sapu tangan putih miliknya dan mengelap bercak darah ditangannya, sedangkan prajurit demon beast itu langsung terjatuh terkapar ditanah dan tewas seketika itu juga.

Drako yang melihat hal tersebut langsung marah, " apa yang kau lakukan dreezel?! " teriak drako.

Namun didalam hati kecil drako berkata, " sejak kapan? kenapa dia bisa berada dibelakang? kenapa aku tidak bisa melihat gerakan perpindahannya sama sekali? " sedikit rasa gentar mengiringi pertanyaannya di dalam hati, sehingga membuat matanya terbelalak dan tercengang kaget.

" Akan aku laporkan ini kepada baginda raja ! " lanjut seru drako, yang dibalas dengan senyuman seringai oleh dreezel.

Ckckckck...

" Katakan saja apa yang ingin kau laporkan. "

" Tapi beri laporan itu kepada mautmu... " dalam sekejap dreezel langsung berdiri tepat disamping drako dan hendak menusuk drako juga dengan jemari tangannya yang bagai sebilah pedang tajam.

Drako yang melihat serangan tersebut dengan segera mengambil beberapa langkah mundur kebelakang, " Kau...! " seru drako.

Hhheee...

" Sekarang sudah tidak ada siapapun lagi yang akan menyelamatkan dirimu. "

" Jadi selamatkanlah dirimu sendiri. " dreezel dengan cepat kembali menyerang drako, tetapi drako terus menghindari serangan itu.

" Serangan ini semakin cepat, aku telah kehilangan banyak tenaga saat di dalam hutan tadi. "

" Apa yang harus aku lakukan sekarang? " ucap drako dalam hatinya sambil berpikir cara untuk menyelamatkan dirinya.

Tiba-tiba dreezel sudah ada didepannya dan menebaskan lengannya sehingga melukai tubuh drako.

Aaarrrggghhh...

" Ini... ini bukan luka goresan biasa, apa yang kau lakukan?! " seru tanya drako.

Hihihihi...

" memangnya kau tidak bisa melihatnya sendiri. " sahut dreezel.

" Lihat rekanmu yang telah tewas itu. " sambil tertawa dreezel memiringkan sedikit tempat dimana ia berdiri agar dapat dilihat oleh drako, karena terlihat sedikit menutupi jasad prajurit demon beast itu.

Betapa kagetnya drako melihat prajurit demon beast yang dibunuh oleh dreezel tadi, bekas luka tusukan tangan dreezel berubah menghitam dan menyebar sampai sekujur tubuh prajurit demon beast itu.

" Luka itu akan memakan tubuhnya. "

" Jadi walaupun ia masih hidup, ia akan mati dengan perlahan. "

" Namun bila ia sudah binasa, tetap saja luka itu akan memakan jasadmu sampai tidak tersisa. " jelas dreezel yang tiba-tiba sudah berada disamping drako, dan lalu berbisik kecil didekat telinga drako.

" Kau...! " drako sangat terkejut begitu menyadari kalau dreezel sudah ada disebelahnya lagi.

" Sejak kapan dia berada disebelahku? " pikir drako.

" Dia secepat mereka, tidak... tidak mereka jauh lebih kuat dan juga cepat, dan aku bukanlah apa-apa disana maka itu aku kembali. " ujar hati kecil drako yang sempat melihat pertarungan antara kai dan xavier saat di dalam hutan kabut.

" Tapi sekarang..., apakah terhadap dreezel aku juga bukan tandingannya? " tanya hati kecilnya.

Trik... trik...

Suara jentikan jari-jemari dreezel mengembalikan kesadaran drako akan rasa sakitnya, " arrghhh...! " tiba-tiba rasa sakit ditubuhnya semakin terasa pekik dan luka itupun semakin melebar dan menjalar ke seluruh tubuh drako.

" Apa yang terjadi denganku?! " drako tampak kaget saat melihat luka ditubuhnya yang menjalar begitu cepat, dan rasa sakitnya itu bagai ribuan parasit sedang memakan seluruh tubuhnya baik dari luar ataupun dalam.

" Apa... yang kau lakukan?! "

" Kenapa tidak kau langsung membunuhku?! " ujar drako merintih kesakitan.

Bwahaha... hahaha...

" Hey...apa yang terjadi dengan tubuhmu?! " seru tawa kecil dreezel yang begitu senang mempermainkan drako.

" Memangnya apa yang aku lakukan? "

" Aku tidak melakukan sesuatu apapun padamu. " ujar dreezel

" Raja demon beast Azzriel sendiri yang memerintahkan aku untuk menghabisi kalian semua yang telah masuk kedalam hutan agar tidak ada yang keluar hidup-hidup. "

" Yah, kecuali 3 para sammu yang akan tetap hidup. " kembali ucap dreezel menjelaskan.

Bwahaha... hahaha...

" Tapi aku sudah sangat baik padamu, karena aku tidak langsung membunuhmu seperti apa yang aku lakukan pada prajurit demon beast itu. " sambung dreezel sambil tertawa terbahak-bahak.

" Kalau kau mau aku bisa melepaskan kau kembali ke hutan kabut itu, atau kau memilih tiada disini dan mengakui kesalahan dan kekalahanmu padaku. " lanjut ucap dreezel menyeringai.

Bwahaha... hahaha...

Tiba-tiba saja tawa dreezel berubah menjadi sebuah amarah yang memuncak, " ggggrrrrr...! " dengan sangat marah dreezel menghampiri drako.

" Apa kau ingat inilah yang kau lakukan padaku dahulu? " ujar dreezel melemparkan pertanyaan pada drako.

Sebuah ingatan kecil lantas membawa ingatan darko dimasa-masa kejayaannya dahulu, dimana waktu itu drako membully dreezel ketika pertama kali dreezel dibawa dalam kemiliteran pasukan demon beast.

" Apa kau ingat sekarang?! "

" Karena aku adalah seorang adik dari manusia-manusia gagal ciptaan kalian, karena itu kalian semua mempermainkan aku seperti sebuah patung kayu yang kalian ciptakan ! " seru dreezel dengan sangat marahnya iapun berteriak dihadapan wajah drako.

" Kau ingat hari itu...! "

" Hari dimana kalian memaksaku dan meracuni tubuh ini, kalian menjadikan aku sebuah praktek kesesatan kalian untuk menjadi lebih kuat. "

" Saat aku tewas dan tiada karena racun dan api yaksa milikmu, kau malah membuang jasadku ke hutan sana. "

" Apa kau ingat semua itu?! " seru dreezel kembali sambil memberikan pukulan keras pada tulang belakang leher drako, sehingga membuatnya jatuh tersungkur.

" Katamu manusia gagal ini sangat lemah bukan! "

" Sekarang manusia gagal ini jauh lebih kuat dari yang kau bayangkan. " tegas jelas dreezel menarik jubah drako.

" Sekarang akan aku buat kau merasakan penderitaanku dahulu, akan kubuang kau kehutan itu kembali. " lanjut bisik dreezel kecil yang lalu menyeret tubuh drako yang sudah tidak dapat bergerak.

Lalu dreezel memanggil seekor kuda perang iblis chevalmist dengan merapalkan sebuah mantra iblis, yang mana seketika itu kuda chevalmist pun datang menghampiri dreezel sang tuan yang memanggilnya.

Kemudian dreezel mengangkat tubuh drako dan menaruhnya diatas punggung kuda itu dan membisik sebuah kata-kata dalam bahasa iblis pada kuda chevalmist, sehingga lantas mata kuda tersebut menyala merah dan kuda cevalmist itupun berlari memasuki hutan kabut caridbian.

Lalu kuda itupun membawa drako menghilang didalam hutan kabut, yang mana konon kabarnya siapapun yang dibawa pergi oleh kuda chevalmist tidak akan pernah ada yang kembali lagi kecuali sang tuan yang memanggilnya.

Namun sementara itu, pertarungan sengit antara kai dan xavier terus berlangsung dikedalaman hutan sana.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!