Ibu Lastri terbangun dari pingsan nya, iya kembali dan meratapi kepergian Amira, hanya ada Ummi yang menjaga nya sedangkan suami nya sedang tak berada di sana.
Dengan segala daya iya pun bangkit, melihat Ibu Lastri yang bangun Ummi pun langsung menghampiri nya.
"Ibu mau kemana?"
"Saya ingin lihat putri saya untuk terakhir kali nya," jawab bu Lastri sambil menangis.
"Mari saya bantu bu." ujar Ummi dan langsung memapah tubuh bu Lasmi.
Mereka pun tiba di depan kamar Amira, dan melihat Abi dan Pak willy yang sedang menangis.
Bu Lasmi menghampiri Pak willy.
"Kenapa kamu menangis Pak? bukan nya kamu harus nya senang sekarang Amira tak kan menyusah kan mu lagi," tutur bu Lasmi dengan sedih."
"Kamu yang membuat Amira seperti ini, Pak."
"Ngak ada guna nya tangisan kamu Pak," tutur bu Lasmi dengan penuh emosi.
Pak willy, suami nya hanya diam sembari menangis dengan penuh penyesalan.
"Sudah lah, kematian sudah di tentu kan dari yang diatas kita hanya bisa pasrah," Ummi menasehati Ibu Lasmi.
Kemudian mereka semua masuk ke kamar Amira dan betapa terkejut nya mereka melihat Dion dan Amira bercanda.
Amira seolah bangkit dari kematian nya, dan kini sedang berada di pelukan Dion dengan mesra.
Mereka pun menghampiri mereka dengan perasaan senang, haru dan tak percaya. Kedua orang tua Amira langsung memeluk Amira.
"Gima keadaan kamu sayang?" tanya Ibu Lasmi sambil membelai rambut putri nya,Bu Lasmi terlihat sangat bahagia.
Kemudian salah seorang dari mereka memangil petugas medis.
"Amira merasa pusing dan mual bu," jawab Amira.
Tak berapa lama petugas medis pun datang dan memeriksa keadaan Amira, mereka pun takjub karna keadaan Amira lebih membaik, tekanan darah dan detak jantung nya pun normak kembali.
"Pasien hanya butuh Istrirahat dan minum obat untuk pemulihan nya, sementara keadaan pasien stabil, " ucap perawat tersebut kepada Dion.
"Terima kasih suster " ucap Dion bahagia.
**
Setelah beberapa hari menjalani perawatan pasca operasi hari Amira pun di perboleh kan pulang dan menjalani rawat jalan.
Dion membawa Amira pulang kerumah nya, bersama dengan kedua orang tua Amira.
Sementara Ummi dan Abi menunggu di rumah. Mereka pun tiba di rumah dan di sambut oleh kedua orang tua Dion.
"Assalammu'alaikum," ucap Dion.
"Waalaikum salam."Abi dan Ummi menjawab secara serentak.
Mereka kemudian bersalaman dengam kedua orang tua Dion. "Selamat datang anggota baru keluarga ini,"ucap Ummi.
"Terima kasih Ummi."ucap Amira. kedua keluarga itu pun berbincang-bincang dan menjelang siang orang tua Amira pun pamit undur diri.
Mereka semua berkumpul di mosholah yang ada di rumah tersebut untuk menunaikan sholat zuhur berjamaah.
Setelah itu, Ummi menyiapkan makan siang untuk mereka, sementara Dion dan Amira berada di kamar mereka.
Amira duduk di atas kasur dan Dion memeluk nya dari belakang.
"Cahaya, setelah kita menikah apalagi yang kau impikan dalam hidup ini?" tanya Dion pada Amira.
"Aku ingin melihat wajah mu Dion, meski hanya sekali dalam seumur hidup ku," jawab Amira.
"Jangan Cahaya, jika kau melihat ku kau bisa kehilangan rasa cinta mu pada ku," ujar Dion bercanda.
"Kenapa memang nya Dion.?" tanya Amira penasaran.
"Karna aku jelek, mata ku besar, hidung ku besar, gigi ku tongos dan kulit ku hitam,"canda Dion pada Amira.
"Mana sini coba aku raba", Amira pun meraba wajah Dion dari mata nya,hidung nya dan terakhir bibir nya, Amira pun mencium bibir Dion dan Dion pun membalas nya.
Baru saja mereka menikmati kemestraa mereka.tiba-tiba terdengar suara Ummi yang memanggil Dion.
"Dion!"seru Ummi.
"Iya,Ummi." jawab Dion dari dalam kamar.
"Kamu istrirahat dulu sayang, aku bantuin Ummi dulu ya," Amira pun mengangguk kemudian Dion beranjak dan menemui Ummi.
"Ada apa Ummi?" tanya Dion
"Dion,Ummi mau bicara sama kamu."
"Bicara aja," jawab Dion.
"Dion kamu jangan sentuh Amira dulu ya," ujar Ummi.
"Emang kenapa? dia kan udah jadi istri Dion Ummi."
"Iya Dion, tapi Amira itu masih sakit dan belum sembuh benar, Ummi hanya takut terjadi sesuatu sama dia."
Dion hanya diam mendengar kata-kata dari Ummi nya.
"Dion kamu sayang kan sama Amira?" kalau kamu sayang, kamu jaga Amira sampai dia sembuh, karna itu sudah menjadi tanggung jawab kamu sebagai suami," tutur Ummi menasehati.
Dion kembali kekamar nya dan melihat Amira yang tertidur pulas. Amira masih menggunakan perban di kepala nya dan sesekali Amira meringis kesakitan dalam tidur nya,Ummi benar, pikir nya,Amira memang masih belum sembuh.
**
Suara azan subuh berkumandang dan terdengar jelas, Ummi pun mengetuk pintu kamar Dion.
Tok..Tok..
"Dion,"Panggil ummii.
"Dion, bangun Dion sholat subuh Dion, "ucap Ummi, di muka pintu kamar Dion.
Dion pun membuka pintu untuk Ummi, dan Ummi begitu kaget ternyata Dion dan Amira sudah bagun, dan mereka sudah mengenakan pakaian sholat lengkap.
"Dion, kamu sudah bangun nak?" tanya Ummi yang kurang yakin, karna biasa nya Dion lah paling sulit untuk di bangun kan untuk sholat subuh.
"Sudah Ummi, bahkan Dion dan Cahaya sebelum nya sudah sholat tahajut,"jawab nya.
Ummi pun membelai wajah Dion, Ummi merasa Dion semakin dewasa dan bisa menjadi imam yang baik untuk istri nya.
"Ummi, Dion sholat subuh nya berjamaah sama Cahaya saja ya, kasihan cahaya kepala nya masih pusing."
"Iya Nak," ujar Ummi dan kemudian berlalu meninggal kan putra nya.
**
Siang itu kedua orang tua Amira kembali mengunjungi mereka ,Ummi, Dion dan Amira mereka berbincang di ruang tamu.
"Dion, kedatangan Bapak kemari tidak hanya menjengguk Amira, tapi Bapak bermaksud menawar kan mu pekerjaan untuk mu," Pak Willy menawar kan Dion.
"Dion, Bapak sudah tua dan bapak ingin memberi semua usaha bapak untuk kamu jalan kan, dan Bapak ingin melukis kembali."
"Sejak sibuk dengan usaha Bapak,Bapak tak lagi sempat untuk melukis walau hanya untuk menyalur kan hobby."
"Amira putri bapak satu-satu nya jadi siapa lagi yang bisa mengganti kan bapak kecuali kamu," tutur Pak willy.
"Maaf Pak, bukan nya saya menolak tapi, saya sudah berencana untuk menlanjutkan sekolah kedokteran,Pak. "
"Selain itu merupakan cita-cita saya dari kecil, saya juga ingin menjadi dokter spesialis mata terbaik, dan bisa menyembuh kan mata Amira, Pak," ungkap Dion kepada Pak willy.
Pak willy dan bu Lastri saling memandang.
"Baik lah Dion jika itu keputusan kamu, kami sebagai orang tua hanya bisa mendukung keputusan kamu."
"Terima kasih Pak, atas pengertian nya" Ucap Dion.
"Sama-sama Dion kalau kamu atau Amira butuh sesuatu, kamu bisa datang pada bapak atau ibu mu,"ujar Pak willy dan tak lama kemudian mereka pun pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Eva Santi Lubis
Hehehehe
akoh mau cari gara gara nih
tapi bingung mau komen apa.
2021-06-30
1
Little Peony
Semangat selalu Thor ✨✨
2021-06-09
1
Meylani putri
semangst
2021-05-28
2