Dion kini berada di ruang perawatan pasca operasi ,ada beberapa tulang yang patah di antara nya tulang betis dan tangan nya dan masih beberapa luka lagi.
Dion termasuk yang beruntung, karna kedua teman nya, ada yang meninggl, Bram dan yudha langsung meninggal di tempat kejadian.
Sedang kan yang lain nya, bernasib hampir serupa dengan dion, yaitu mengalami luka dan patah tulang.
Dion masih belum sadar kala itu, meski keadaan nya sudah stabil.
Ada Ummi dan abi yang selalu di sisi nya, dan tak pernah putus berdoa' untuk kesembuhan nya.
**
Perlahan Dion mencoba untuk membuka mata nya, dan iya melihat keadaan sekitar nya.Iya pun nenyadari bahwa diri nya dirumah sakit.
Dion ingat sekali, kejadian naas yang menimpa diri nya, dan teman temanya.
Iya melihat ummi nya terlelap dengan posisi duduk dan kepala nya iya sandar kan pada kasur di tempat tidur nya.
Iya merasa bersalah pada ummi nya, kalau saja iya mendengar kan saran Ummi, tentu kejadian ini tak kan terjadi .
Bahkan iya kini tak tahu, bagai mana nasib kelima teman nya.Dion kembali merasakan sakit di sekujur tubuh nya, dan saking sakit nya, iya pun pingsan kembali.
Sudah hampir dua minggu Dion berada di rumah sakit, dan kini iya di perboleh kan untuk pulang.
Dion masih harus menggunakan kursi roda kala itu, karna iya belum bisa berjalan.dan iya harus menggunakan tongkat untuk berjalan, setidak nya enam bulan sampai satu tahun ke belakang.
Kecelakaan tersebut tak hanya mematah kan kaki dan tangan nya,tapi juga semangat nya. Dion kini,harus mengubur mimpinya sebagai atlet basket propesional.
Selain itu, iya berubah menjadi pendiam dan sangat rendah diri, iya bahkan tak mau lagi keluar, meski hanya berada di teras rumah nya.
Sehari hari Dion hanya di kursi roda dan hanya berada di dalam kamar nya. Tak ada satu pun yang di lakukan Dion kecuali hanya melamun dengan tatapan mata nya yang kosong.
Melihat keadaan putra nya,Ummi Dion merasa sedih dan berusaha menasehati nya.
"Dion," sapa ummi.
Dion tak menjawab tapi juga tak menandang kearah Ummi nya.
"Dion, Ummi tahu kamu merasa sedih dengan keadaan kamu saat ini,"tutur ummi nya sambil mengusap kepala Dion dengan penuh kasih sayang.
"Tapi Nak, harus nya kamu bersyukur, karna kamu selamat dalam peristiwa tersebut, tidak seperti kedua teman mu, Yudha dan juga Bram yang telah meninggal dalam kecelakaan tersebut."
"Begitu juga Trya yang harus merelakan salah satu kaki nya di amputasi."
"Dion asal kamu sabar dan yakin, kamu akan sembuh Nak," lanjut Ummi nya, tapi Dion tetap saja terpaku, diam tanpa sedikit pun mengindah kan kata-kata Ummi nya.
Sudah sebulan sejak peristiwa tersebut terjadi, dan keadaan Dion semakin membaik.Namun iya pun masih menggunakan tongkat untuk berjalan.
Dion berubah drastis, iya kini menjadi sosok yang pemurung dan minder.Hari- harinya di lalui dengan kesendirian dan kesedihan.
Ummi Dion bermaksud untuk membawa Dion ke pusat rehabilitasi penyandang cacat. Ummi berharap mental dan semangat hidup Dion akan pulih.Dan Dion bisa menghargai hidup nya, yang sekarang ini.
Mereka pun telah sampai,Ummi pun membawa Dion untuk masuk tapi Dion menolak.
"Tempat apa ini Ummi?" tanya Dion.
"Di sini tempat rehabilitasi penyandang disabilitas, di sini mereka tak hanya di pulih kan secara fisik, namun mungkin juga secara mental."
"Kamu akan belajar di sini untuk sementara waktu." ujar ummi.
"Maksud Ummi, Dion telah menjadi cacat kan? " tanya Dion sedih.
"Dion kamu bukan cacat, kamu hanya harus belajar menghargai hidup mu."
"Mungkin dengan melihat dan bergaul dengan mereka, kamu akan menjadi orang yang bersyukur."
"Setidak nya,kamu lebih beruntung dari mereka."
"Di sana kamu diajarin berkarya membuat patung, keramik dan melukis, kamu akan disibukan dengan hal yang bermamfaat,"ujar ummi Dion dengan panjang.
"Ngak mau Ummi!" Dion membentak Ummi.
"Kali ini kamu harus mau Dion atau Ummi akan bawa kamu ke pesantren pak de' mu." Ummi Dion mengancam.
"Kamu memang ngak pernah dengar omongan Ummi, Dion."
"Maka nya kamu jadi seperti ini."ujar nya lagi.
Dengan sanggat terpaksa Dion pun menuruti Ummi nya dan masuk ke panti tersebut.
Di sana Dion melihat, anak anak kecil bermain dengan riang nya di halaman, Mereka merasa tak ada beban dalam hidup mereka.
Ternyata tempat itu juga menampung anak yang putus sekolah dan ada juga beberapa orang yang juga menggunakan tongkat untuk berjalan seperti diri nya.
Dion semakin kesal terhadap Ummi nya, karna membawa nya ketempat seperti ini.
Dion berjalan sambil mengerutu hingga dia tak sadar telah menabrak orang di depan nya.
"Hai, kalau jalan pakai mata," ujar Dion kesal, karna iya memang telah kesal sebelum nya.
"Buta,ya ?"sergah Dion lagi.
Ternya Dion menabrak seorang gadis, gadis tersebut kemudian meraba raba barang yang jatuh di lantai dan mengambil nya.
Setelah mendapat barang tersebut, gadis itu berjalan pelan, meraba dengan tongkat nya.
Dion baru sadar bahwa gadis tersebut memang buta.
Dion terpaku, iya merasa bersalah karna membentak gadis tersebut dan menghina nya, padahal harus nya iya, yang meminta maaf karna diri nya lah menyenggol gadis tersebut.
Dion kemudian melihat- lihat beberapa ruangan di sana, disana iya melihat mereka belajar melukis, membuat patung dan lain lain.
Kebanyakan dari mereka memiliki kekurangan fisik, tapi mereka bisa berkarya bahkan melebihi orang yang normal.
Dion tersadar dari lamunan nya ketika Ummi datang menghampiri nya.
Ummi kemudian membawa nya kesebuah ruangan, dan di sana ada beberapa orang anak yang lebih muda dari nya.
Dion pun duduk, ternyata di sana adalah ruang terapi untuk pemulihan sikis mereka. Dion mendengar narasi dan orasi dari pengasuh yang bertujuan memberi support dan menyemangati mereka.
Dion tak perduli bahkan terkesan acu.Tak sedikit pun iya mendengar kan nya.iya malah sibuk dengan handpon nya.
Selanjut nya, Dion di suruh memilih beberapa kelas, di sana ada beberapa kelas seperti menjahit, memahat dan membuat patung dan keramik,melukis dan masih banyak lagi.
Menurut Dion semuanya terasa membosan kan, dan tak satu pun ada yang menarik hati nya.
Dion merasa bosan, dan ingin cepat pergi dari tempat tersebut.Setelah di paksa Ummi Dion pun memilih kelas seni rupa.
Dion dan Ummi, kemudian bermaksud untuk pulang, iya kembali berpapasaan dengan gadis yang di tabrak nya tadi.
Dion kini bisa sedikit melihat wajah nya dengan jelas, ternyata gadis itu cantik,tapi bukan kecantikan nya yang menarik hati Dion, tapi iya seperti tak asing dengan wajah gadis tersebut.
Tapi kemudian Dion berlalu begitu saja, tanpa meminta maaf pada gadis tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
dion dion. Jangan gitu syukuri apa yng kau punya dion🙂
feedback karyaku ya kak judulnya
dendam masa lalu atau pernikahan keduaku
dukungan mu sangat berarti untukku, makasih😉
2021-06-23
0
Eva Santi Lubis
Komen apa.ya lupa
2021-06-20
0
Puan Harahap
pria idola hadir thor
2021-06-17
0