Amira sedang melukis kala itu, Raihan pun bermaksud untuk mengejut kan amira.Iya secara perlahan melangkah kan kaki nya mendekati Amira.
"Raihan," ujar Amira mengejut kan Raihan karna tanpa melihat Amira bisa mengetahui kedatangan Raihan.
"kok kamu,tahu?" tanya Raihan
"Meski langkah kamu ngak kedengaran di telinga aku, tapi aku bisa mencium aroma tubuh mu," jawab Amira.
"Meski kamu,bersembunyi aku akan tetap bisa menemukan kamu,Mas."tambah Amira lagi.
"yakin kamu?" tanya Raihan lagi.
"Yakin dong Mas, dihati aku, di pikiran ku dan pandangan ku, cuma ada kamu,"jawab Amira.
Hati Raihan bagai teriris, bagai mana tidak, apa yang terjadi pada Amira jika, iya mengetahui bahwa orang tua nya, akan memutus kan pertunangan nya pada Amira.
"Sudah belajar gombal rupa nya," ujar Raihan sambil memegang dagu Amira.
"Aku ngak gombal Mas, kenyataan nya memang seperti itu, setiap hari nya aku slalu menantikan kedatangan kamu," ungkap Amira dengan bahagia.
Tanpa sadar Raihan pun menetes kan air mata nya, Amira tak pernah seperti itu sebelum nya, iya semakin merasa berat untuk meninggal nya.
"Amira aku bawa sesuatu untuk mu,"ujar Raihan sambil memberi sekuntum mawar merah untuk Amira.
"Lihat lah Amira mawar ini begitu indah, sama seperti mu,"ucap Raihan.
"Aku ngak bisa lihat Mas,"ujar Amira bersedih.
"Maaf Amira aku ngak sengaja, aku ngak bermaksud menyinggung perasaan mu,sungguh,"ucap Raihan menyesal.
"Ngak apa- apa Mas, aku paham,"ujar nya lagi.
"Mas, bawa aku ke kamar aku ya,aku sudah lelah, "ujar Amira.
Kemudian Raihan menuntun Amira menuju kamar nya.
"Amira aku permisi dulu ya, besok aku ke sini lagi," ujar Raihan.
Saat keluar kamar Raihan bertemu ibunya Amira, iya pun bertanya.
"Raihan, sedang apa kamu disini?" tanya ibu nya Amira.
Raihan bingung menjawab apa,
"Raihan bukan nya ibu tidak senang kamu disini, tapi mengingat keputusan orang tua kamu, yang membatal kan pertunangan mu dengan Amira,Ibu khawatir Amira akan berharap lebih banyak dari kamu"
"Lebih baik, kamu jauhi Amira sekarang, Ibu yakin seiring berjalan nya waktu, Amira akan baik-baik saja," ujar ibu nya menasehati Raihan.
"Tapi bu,saya mencintai Amira, dan hanya ingin menikah dengan nya saja," tutur Raihan pula.
"Sudah lah Raihan, kamu dan Amira mungkin belum berjodoh."
"Dan saya tidak ingin, hubungan kamu dan keluarga mu nemburuk," sambung nya.
Raihan pun pulang dengan hati gelisah, dan yang lebih gelisah lagi adalah Amira. Amira tak sengaja telah mendengar percakapan antara Raihan dan Ibu nya.
Amira begitu kecewa, setelah kehilangan pengelihatan nya, iya pun kini harus kehilangan Raihan.
Amira pun bersedih, bahkan lebih sedih dari kehilangan penglihatan nya, Raihan lah yang selama ini menjadi sadaran nya, Raihan pula yang menjadi semagat bagi nya.
Amira terus saja melamun di atas kasur nya, kini tak ada lagi seseorang yang slalu iya tunggu kehadiran nya.
Setiap hari Raihan datang kerumah Amira, namun tak pernah sekalipun iya di ijin kan masuk, untuk menemui Amira.
**
Waktu terus berlalu, kesedihan Amira pun perlahan surut, iya kini lebih banyak menghabis kan waktu nya di panti.
Disana iya bisa mengajar dan belajar, Amira tak merasa sendiri, karna banyak orang yang hampir senasib dengan nya.
Dan dengan perlahan iya pun bisa bangkit dan semangat lagi, iya merasa hidup nya akan lebih berati jika iya bisa bermamfaat bagi orang lain.
***
Pagi ini, pintu kamar Dion diketuk dengan nyaring, ibu Dion berusaha membangun kan Dion untuk sholat subuh.
"Dion !"
"Bangun!" seru ibunya.
"Iya Ummi udah bagun," jawab Dion dalam kamar.
Dengan terpaksa Dion pun mengikuti perintah ibunya untuk sholat subuh.
"Yon,Ummi mau kamu segera tentukan, universitas yang kamu mau,"ujar ibunya.
"Dion ngak mau kuliah Ummi ,"jawab Dion tegas.
"Dion, mau jadi apa kamu?"sergah ibunya.
"Dion mau jadi pembalab aja Ummi," jawab Dion ngasal.
"Ummi ngak bakal setuju jika kamu jadi pembalab Dion."
"Sekarang kamu beresin barang kamu, Ummi akan antar kamu ke pesantren punya pak De, mu,"ancam Ummi.
"Iya,Ummi, "ketus nya.
Dion pun membereskan barang-barang nya.Tapi untuk kabur ke kos nya yudha.
Dengan mengendap ngendap Dion mengeluar kan motor nya dari garasi.
Dan berhasil, Dion pun sampai di kos an yudha.
"Nekat juga lo yon,"ujar yudha.
"Gue mau di bawa ke pesantren sama Ummi, jadi gue kabur aja,"sahut Dion.
Nanti malam kita nge treck lagi yon, Bram dan yang lainya sudah janjian nunggu di tempat biasa.
"ok,Bro "jawab nya.
***
Ummi Dion begitu khawatir pada Dion yang kabur ,iya merasakan tak enak hati, iya begitu khawatir dengan putra nya tersebut.
Malam itu geng motor Dion sudah bersiap di tempat star, kali ini, mereka bermaksud untuk tour ke luar kota.
Dion melaju dengan kecepatan tinggi, begitu pun ke lima teman nya, suara motor mereka berhasil menembus kesunyian malam.
Jalan begitu lenggang, itu semakin memulus kan jalan mereka, mereka saling melaju, adu kecepatan, saling kejar mengejar.
Kebebasan yang mereka idamkan kini terlaksana, tanpa sadar ada bahaya yang sedang mengancam mereka.
Saat sedang melaju dengan kelajuan penuh, salah seorang dari mereka menabrak pembatas jalan.Karna kecepatan yang mereka gunakan di batas maximal ,mereka tak sangup mengendali kan motor nya, mereka pun saling menabrak,dan tragedi tersebut tak bisa di hindari.
Mereka semua tumbang ,karna saling menghantam dan tumpang tindih.
Hati Ummi Dion saat itu semakin gelisah, iya bahkan tak dapat tidur karna selalu merasa bimbang, iya pun mencoba untuk menelpon Dion.
Setelah beberapa kali mencoba, namun tetap gagal,tiba -tiba saja terdengar suara bell berbunyi.
Dengan penuh semangat, Ummi pun membuka kan pintu yang di sangka nya itu adalah Dion yang pulang.
Dan betapa terkejut nya Ummi,ketika yang datang adalah anggota kepolisian.
"Selamat malam ibu," sapa polisi tersebut.
"seelamat malam Pak,"jawab Ummi dengan gemetar,melihat yang datang adalah pihak kepolisian, Ummi pun shok, iya telah mengira pasti terjadi sesuatu pada Dion.
"Apakah benar di sini kediaman saudara Reziq Dion Putra,"tanya nya lagi.
"Iya, pak benar,"jawab ummi semakin gemetar.
"Saya menginformasi kan bahwa, saat ini putra ibu berada di rumah sakit, karna mengalami kecelakaan beruntun bersama teman -teman nya," ujar pak polisi tersebut.
Ummi yang sedari tadi sudah gemetar kini tak sanggup berdiri tegak, tubuh nya pun jatuh di depan pintu, meski masih dalam keadaan sadar iya tak mampu untuk bangun.
Abi yang kala itu baru pulang dari pengajian, langsung kaget melihat ada polisi dan Ummi yang sudah terpuruk di atas lantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
SyaSyi
dukung karya baru mu...semangat trs
2021-07-04
0
Eva Santi Lubis
Smoga kamu ngak apa apa.dion
dan yang sabar ya Amira
2021-06-20
0
Puan Harahap
5 like thor
2021-06-14
0