Raihan mendatangi kantor polisi dan memberi video rekaman tersebut sebagai bukti, namun rekaman tersebut belum bisa mengeluar kan Dion dari penjara karna harus di selidiki lebih lanjut.
Polisi melakukan pangilan terhadap Amira sebagai saksi namun iya tak hadir, karna Amira tidak mengetahui perihal pemanggilan nya, semua di tutupi dengan rapi oleh keluarga nya.
Minggu depan pernikahan akan berlangsung dan Amira menanti perkembangan kasus Dion.
Polisi pun akhir nya mendatangi rumah Amira, dan meminta nya untuk menjadi saksi.
Dengan yakin Amira menceritan hal yang sebenar nya pada malam itu, di depan polisi dan keluarga nya, termasuk kedua orang tua nya.
Mereka menjadi geram atas pengakuan Amira yang merendah kan diri nya sendiri, penuturan Amira di depan polisi sama dengan rekaman video yang di bawa Raihan.
Proses hukum tetap berjalan dan Dion masih dalam penahanan sambil menunggu bukti dan saksi baru.
Ayah Amira menjadi geram, iya pun dengan beringas menghampiri Amira.
"Apa yang kamu kata kan di depan polisi, Amira? " tanya Ayah nya dengan membentak.
Tapi tak ada satu kata pun keluar dari mulut Amira. Dan itu semakin membuat ayah nya semakin geram.
"Bikin malu! " bentak Ayah nya. Kemudian iya menampar wajah Amira beberapa kali secara bertubi-tubi.
Hingga darah segar mengalir di mulut dan hidung Amira.Namun Amira tetap diam iya semakin menegak kan tubuh nya.
Ayah Amira semakin geram iya kembali memukul wajah Amira lagi, namun hal yang sama terjadi lagi, Amira seperti benda mati, iya tetap diam tak bergeming.
Iya sudah tahu akan terjadi seperti ini, namun iya bertekat tak kan menyerah sedikit pun untuk membela Dion dan iya siap untuk mati di tangan Ayah nya sendiri.
Ayah nya semakin geram kemudian mengambil pistol dan menempel kan pistol tersebut ke kepala Amira.
"Kau sudah bikin malu keluarga ini Amira, tak ada hukuman yang lebih pantas selain kematian untuk mu,"tutur Ayah Amira.
Ibu Amira menjerit memohon kepada Ayah nya untuk menghentikan eksekusi tersebut.
Suara tangis dari ibu Amira menggelegar di ruangan tersebut, iya mendekati putri nya.
"Apa yang kau lakukan Pak,Amira anak kita satu-satu nya," ujar ibu nya yang melindungi Amira.
"Kau bunuh saja aku, karna ini semua kasalahan ku, aku yang mendidik nya dari kecil."
"Bunuh saja aku Pak," ujar ibu Amira sambil meraung.
"Minggir kau lastri, akan ku beri dia pelajaran. Ayah Amira kemudian menyuruhh dua pengawal nya untuk membawa istri nya dan mengunci nya.
Lastri terus saja memberontak namun iya tak sanggup melawan dua pria berbadan kekar tersebut.
Akhir nya lastri di kunci di sebuah kamar. Lastri berusaha memberontak dan melakukan segala cara agar iya bisa keluar dari sana.
Pistol masih di kepala Amira, tak ada lagi ibu yang melindungi nya sekarang eksekusi bisa di mulai kapan saja.
Amira masih tak bergeming kali ini matanya bahkan tak berkedip, iya seolah semakin menantang Ayah nya.
Ayah Amira menarik tuas pistok dan sekejap saja Amira bisa tewas, mengingat tembakan itu dari jarak dekat.
Tuas di tarik dan terdengar jelas di telinga Amira, namun iya tetap tenang hati nya kini lebih keras dari batu karang.
Hal ini bisa saja tidak terjadi andai Amira meminta maaf pada keluarga nya, tapi Amira enggan melakukan nya, seperti nya iya sudah siap untuk mati.
1..2..3...Dor suara tembakan pun terjadi.Ibu lastri pun langsung menjerit histeris, amira tak selamat dari eksekusi pikir nya.
Dor tembakan kedua hanya selang beberapa detik saja.
Dor ketiga, semua penghuni rumah menangis histeris menuju kamar Amira, mereka menyesali mengapa tak seorang pun berani menghenti kan eksekusi tersebut.
Tak terkecuali para pelayan di rumah tersebut. Mereka begitu menyayangi Amira mereka menangisi nasib Amira, semua sudah berkumpul di kamar termasuk lastri, ibunda nya yang akhir nya bisa keluar dari kamar tersebut dengan meraung menuju kamar eksekusi.
Penghuni rumah sudah berkumpul di kamar Amira mereka memumenuhi kamar tersebut, dan melihat dengan sendiri tubuh Amira tak bergerak sedikit pun iya tetap berdiri tegak, tak ada sesuatu apa pun terjadi pada nya.
Rupanya Ayah Amira menembak kan pistol keatas langit- langit rumah, iya pun tak tega membunuh putri kandung nya sendiri. Apa yang di lakukan nya hanya menggertak Amira.
Namun Amira seolah tak terpengaruh sedikit pun, mereka yang menyaksikan peristiwa tersebut mengucap sukur karna putri kesayangan mereka tak jadi di eksekusi.
Ibu Amira menangis memeluk dan mencium putri nya, kali ini Amira baru mengeluar kan air mata, iya baru merasa kan sakit pada bagian hidung dan mulut nya.
Pak willy Ayah Amira, kemudian berkompromi untuk memajukan pernikahan Amira.
Ternyata di panti Amira tak sendiri, Ayah nya mengutus seseorang untuk selalu mengawasi nya.
Saat Amira dekat dengan Dion, mereka pun menyelidiki keluarga Dion. ternyata Dion orang biasa bukan berasal dari keluarga yang satu garis keturunan mereka.
Dalam Tradisi mereka, Anak gadis dari keturunan mereka tidak boleh menikah dengan keluarga di luar garis keturunan mereka, terkecuali anak laki-laki mereka boleh menikahi gadis mana pun.
Keputusan pun sudah bulat, Amira akan di nikahkan dengan Revan besok pagi.
Raihan berusaha mengeluarkan Dion dari penjara, namun tak segambang itu, Dion memang tidak terbukti melakukan pelecehan terhadap Amira.
Namun Proses penyelidikan masih terus berjalan, Raihan kemudian berkonsultasi dengan pengacara nya, bagaimana cara nya agar Dion bisa bebas.
Pengacara Raihan menyaran kan agar Raihan memberi jaminan agar Dion bisa keluar.
Suasana di rumah Amira terlihat berbeda, ada sedikit keramaian di sana, sementara Amira kini sedang dirias dan menggunakan baju pengantin.
Beberapa kali sudah make up Amira di betul kan karna selalu rusak oleh air mata nya yang mengalir deras.
Lelehan dari maskara dan eye liner membuat kesan hitam di wajah nya, dan mereka harus berkali-kali membasuh dan mengulangi make up nya.
Air mata Amira sudah kering, air mata yang bening itu kini berubah sedikit merah, air mata Amira sudah bercampur dengan darah.
Mereka yang melihat keadaan tersebut menjadi miris, apa lagi ibu Amira iya tak semakin tak berdaya melihat penderitaan putri nya.
Dion akhir nya bisa bebas, kini iya hanya menjadi tawanan kota, ibu Amira pun menghubungi Raihan agar membawa Dion segera.
Dion yang baru keluar dari tahanan itu, langsung di bawa Raihan menuju rumah Amira.
Tak berapa lama Raihan dan Dion pun sampai. Dion langsung berlari bermaksud menghentikan pernikahan tersebut namun di halang oleh beberapa penjaga.
Dion yang memberontak itu, kemudian di keroyok beberapa orang suruhan Pak Dedy, tapi Raihan tak tinggal diam, iya pun membantu Dion dan terjadi keributan di sana.
Amira yang mendengar suara Dion yang memanggil nya, kemudian berdiri dan langsung berlari hingga di menuju tangga namun iya menginjak gaun nya sendiri dan akhir nya Amira jatuh berguling dari atas ke bawah.
Tubuh Amira yang lemah itu pun beberapa kali menghantam anak tangga dan akhir nya jatuh di lantai bawah.
Mereka memekik dan memangil nama Amira, semua berlari menuju arah di mana Amira jatuh tak terkecuali Dion.
Dion berlari mendekati tubuh Amira, Dion melihat bagai mana Amira memuntah kan darah segar dari dalam mulut nya.
Dion menangis dan langsung mengangkat tubuh Amira, Amira masih sadar saat Dion mengangkat tubuh nya.
"Dion," ucap Amira terakhir kali sebelum iya menutup mata nya.
Dion mendapat kan kekuatan entah dari mana saat menggangkat tubuh Amira, padahal sebelum nya sudah beberapa kali iya mencoba mengangkat tubuh Amira namun tak pernah bisa.
Tak ada satu pun yang mencegah Dion membawa Amira pergi, mereka semua terfana menyaksikan kejadian tragis yang baru saja terjadi di hadapan mereka, tak terkecuali Ayah Amira, iya membiar kan Dion membawa Amira yang sedang sekarat tanpa mampu mencegah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Isma Aji
Like 🥰😍
2021-07-14
1
Eva Santi Lubis
Semoga tertolong kau amira
sedih sampai ubun ubun akoh kalau belum bisa buat bu author esmosi wkwkwkwk
2021-06-30
1
Meylani putri
😂😂😠😠😠😠
2021-05-28
1