Hari ini Amira menunggu Dion di tempat biasa.Namun setelah lama menunggu, Dion pun tak kunjung tiba.
Amira pun merasa sendiri dalam kesunyian, hanya hembusan angin sepoi- sepoi yang dengan lembut menyentuh tubuh nya.
Dingin terasa menyapa sekujur tubuh Amira. langit mulai mengumpal kan awan pekat, pertanda hari akan hujan. Rintik gerimis pun mulai berjatuhan .
Amira tetap di sini menunggu Dion .iya yakin Dion pasti datang. Gemuruh guntur sambar menyambar yang menandakan hujan lebat akan menguyur tempat itu.
Benar saja, hujan pun menderu membawa angin kencang. Amira merasa kecewa karna Dion tak menepati janji nya.
Amira pun beranjak dari tempat duduk nya, hujan dengan sengaja membasahi tubuh nya.Tiba- tiba ada seorang yang mengenakan nya jaket tebal dari arah belakang.
"Kenapa kau berhujan, Cahaya?" tanya Dion yang berbisik di telinga Amira sambil mengenakan jaket di tubuh Amira.
Amira sangat senang, karna seseorang yang di tunggu nya kini telah tiba.
"Dion " ujar Amira senang.
"Kau terlambat Dion, aku sudah lama menunggu mu," tambah nya lagi.
"Maaf Cahaya, aku harus konsultasi kedokter lebih dahulu," jawab Dion.
Hujan masih saja lebat, dan angin berhembus dengan kencang. Dan kini tak hanya Amira yang menjadi basah, Dion pun juga menjadi basah karna jaket nya, telah iya berikan pada Amira.
Dion pun membawa Amira kesuatu tempat yang teduh. Dion pun menggigil karna kedinginan.
Mendengar suara Dion yang menggigil, Amira mengembali kan jaket tersebut pada Dion.Dan Dion pun mengenakan nya dan kini Amira pula yang menggigil.
Dion kemudian memeluk Amira dari bekakang.
"Jika seperti ini kita tak kan merasa kedinginan," ujar Dion.
Amira pun merasa hangat dalam pelukan Dion,dan Dion dengan perlahan mencium bibir Amira dengan lembut.
Ciuman itu mendarat lama di bibir Amira dan seperti nya Amira tak sanggup untuk menolak nya.
Setelah beberapa lama mereka pun melepas kan nya. Mereka terpaku dan tak tahu harus bicara apa.
Ingin rasanya Dion mengutara kan rasa cinta nya pada saat itu, tapi lagi- lagi mulut nya terkunci.
Begitu juga Amira, ingin sekali iya mengutara kan isi hati nya, kepada Dion tapi rasa nya iya tak pantas mencintai Dion.
Amira tak ingin kejadian bersama Raihan dulu terulang kembali, dan iya akan kecewa untuk kedua kali.
Amira hanya menikmati setiap detik yang mengalir saat bersama Dion. Iya tak tahu apakah Dion mencintai nya.
Ataukah diri nya hanya tempat persinggahan Dion untuk sementara waktu. Meski demikian, Amira tak ingin Dion pergi dari nya.
Amira sudah merasa nyaman bersama nya.Biar lah waktu yang membukti kan, seperti apa pun Dion nanti nya.
Amira sudah jenuh dengan kesendirian,
iya kini benci dengan kesepian nya. Iya tak bisa lagi menutup rapat hati nya.
Sosok Dion seolah memberi semangat baru pada nya, meski iya tahu, Dion belum tentu jodoh bagi nya.
Amira tak mengapa jika Dion akan pergi dan berlalu dalam hidup nya. Setidaknya, iya merasakan cinta yang telah mati, kini hidup kembali.
Dion pun merasa baru kali ini iya benar benar jatuh cinta,bahkan iya sanggup menepis kan ego dan keangkuhan nya, hanya demi seorang gadis bernama cahaya.
Dion benar- benar terbuai akan pesona Cahaya, meski Cahaya terlihat biasa saja, bahkan banyak gadis yang lebih cantik dari Cahaya, yang ingin menjadi pacar nya.
Tapi kenapa Amira yang iya pilih, cinta memang tanpa syarat, tak peduli akan kesempurnaan, juga tak mengenal batas usia.
Cinta yang kini Dion rasa kan adalah cinta yang luar biasa ,di luar logika, bagai mana sosok sempurna seperti Dion, bisa mencintai gadis cacat seperti Amira.
Selama mereka bersama sangat jarang sekali ada kata- kata yang keluar dari mulut mereka.Entah mengapa hal itu terjadi, apa mungkin karna Dion bukan lah sosok yang romantis yang bisa mengumbar kata- kata puitis.
Atau rasa itu telah demikiian sempurna hingga, tak perlu lagi dengan kata- kata untuk membukti kan nya.
Mereka hanya diam sembari menikmati rintik rintik hujan yang jatuh di tempat itu.Amira masih bersandar dalam rangkukan Dion.
Sesekali angin yang berhembus kencang menerpa tubuh mereka, dan saat itu terjadi, Dion kembali mendekat erat tubuh Amira,Dion seolah tak ingin amira kedinginan.
Setelah beberapa lama Amira bersama Dion, iya baru sadar kalau Dion tak lagi menggunakan tongkat.
"Dion kamu ngak pakai tongkat lagi? tanya Amira.
"Ngak" jawab Dion.
"Sekarang aku sudah bisa berjalan normal, Cahaya." ujar Dion senang.
Wajah Amira pun berubah.
"Dion apa kamu akan kesini lagi? " tanya Amira sedih.
"Tentu saja, emang kenapa?" tanya Dion kembali.
"Bukan kah kau tak perlu belajar di sini lagi, setelah kaki mu sembuh?" tanya Amira dengan lesu.
"Cahaya aku kesini bukan untuk belajar tapi, untuk bertemu dengan mu". ujar Dion sambil tersenyum.
"Aku tak pernah sekalipun masuk kelas, baik itu seni rupa atau seni lukis dan yang lain nya" ujar Dion sambil tertawa kecil.
"Sungguh Cahaya, aku di sini hanya karena mu," ujar Dion sunguh sungguh. Kemudian kembali menatap wajah Amira.
Amira meraba- raba wajah Dion secara keseluruhan.
"Kenapa Cahaya?" tanya Dion.
"Dion, boleh kah aku melukis mu?"
"Tentu saja dari sudut pandang ku,"ujar Amira.
"Kenapa tidak Cahaya, aku juga ingin melihat kau menggambar wajah ku dari sudut pandang mu,"jawab Dion.
Hujan tetap mengguyur tempat itu hingga petang dan mereka tetap di sana menikmati senja yang berwana jingga.
Lengkungan pelangi membias indah di cakrawala. Hujan telah reda, tapi seperti nya mereka tetap enggan beranjak dari tempat tersebut.
Baju yang basah kini kering dengan sendiri nya.hingga malam pun menyergab mereka.
"Dion kamu ngak pulang?" tanya Amira.
"Entalah Cahaya, seperti nya aku betah berada di sini," jawab Dion.
Sudalah Dion, kita harus pulang, jika kita tak mau di kepergok satpam di sini "ujar Amira.
"Bukan nya bagus jika kita kepergok, trus di kawinin."
"Jadi ngak perlu meminta restu dari orang tua mu," ujar Dion santai.
Kata- kata Dion membuat Amira semakin mabuk kepayang, melambung kan khayalan dan harapan yang pernah padam, seketika itu Amira tersenyum bahagia.
"Biar aku antar kau ke kamar mu,"Dion menawarkan.
"Ngak usah Dion. kita berpisah sampai disini saja,"ujar amira.
"Sampai jumpa Dion"
"Sampai jumpa Cahaya,besok tunggu aku di tempat biasa."
kemudian Amira pergi dari Dion, dan Dion mengawasi nya dari kejauhan setelah itu Dion pun pergi dari tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
karyamu selalu best thor
2021-07-20
0
Eva Santi Lubis
Gomabal si dion amira jangan caya
ehh percaya
2021-06-20
0
Puan Harahap
hadir kk thor say
2021-06-17
0