Kemarahan masih berlanjut.....
"Aku minta maaf papa"Kenzo merapatkan kedua tangannya,dan memohon agar Malik berhenti memukul tangannya.Padahal baru dua kali,Kenzo memilih memohon dari pada harus menerima pukulan dari tangan ayahnya yang keras itu.Sangat sakit.
"Jangan minta maaf kepada ku,minta maaf kepada gadis itu.Kau seperti tidak pernah aku ajari untuk belajar sopan santun,jangan pernah membuat perempuan menangis.Kau terlalu sering bergaul dengan paman mu"berteriak.Ken yang berada di atas tangga mengernyitkan dahinya saat mendengar namanya di sebut-sebut.Zain merangkul bahu Kiran,dan mengajak gadis itu untuk menaiki anak tangga, Keysha dari atas sofa memperhatikan Zain dan Kiran.
"Lucu sekali,dia benar-benar bisa membuat Kiran berhenti menangis.Aku jadi teringat dengan Malik saat muda, walaupun anak itu lebih tinggi"Keysha berbisik,bi Nok yang berada di sofa di hadapannya tersenyum lebar.
"Kamu sudah ingin punya menantu ya"kata bi Nok dan Keysha menoleh,menatap wanita dihadapannya.
"Hehe Kiran masih sekolah, biarkan dia menikmati masa mudanya aku dan Malik walaupun mau.Tidak akan memaksanya untuk segera menikah"lirih Keysha tersenyum tipis,bayangan masa lalunya tiba-tiba berputar seperti komedi putar di kepalanya.Keysha meminum air teh nya kembali untuk menghilangkan ketegangan.
Di lantai dua balkon.
Kiran mendekap kedua lututnya di atas kasur dengan wajah tenggelam di kedua lututnya,tidak menangis lagi tapi Kiran mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan oleh papa nya kepada Kenzo di atas balkon.
”Iya papa aku akan minta maaf kepada gadis itu"kata Kenzo menatap papa nya lekat,dan Malik menatapnya juga."Papa mulai luluh kayaknya"gumam anak itu.
"Berdiri di sana"titah Malik menunjuk ke sisi tembok dan Kenzo melangkah lalu berdiri di sana.Kai melirik Kenzo,dan Kenzo menatapnya kesal."Kaindra"lirih Malik,Kai melangkah dan berdiri di sebelah Malik.
Plak! tamparan keras mendarat di pipi kiri Kai, Kenzo terkejut begitu juga dengan Zain yang langsung melangkah dan Malik mengangkat tangannya ke udara agar Zain berhenti.Seperti merasakan sentuhan lembut,Kai hanya diam menatap ayahnya dan tanpa membuat ekspresi apa-apa apalagi kesakitan.
"Kenapa kau melakukan itu, kau mempermalukan dirimu sendiri.Kau memperlihatkan bahwa didikan ku selama ini tidak berarti"setelah berbicara, Malik mendorong kepala Kai dengan telunjuknya kesal.
"Papa!"teriak Kenzo tidak terima adiknya disakiti."Papa jangan seperti itu"tambahnya menatap punggung adiknya dan Malik bergantian.
"Kalau kau mau juga kemari"Malik mengerakkan tangannya, Kenzo menundukkan kepala dan mundur dua langkah sampai punggungnya membentur dinding."Kenapa kau seperti aku Kai,kenapa kau seperti papa mu"lirih Malik benar-benar kecewa dan menggoyangkan bahu anaknya itu.
"Aku minta maaf papa,aku tidak bisa menahan diri.Aku melupakan semuanya yang papa ajarkan padaku,aku minta maaf.Aku tahu papa kecewa,dan harus papa tahu aku lebih kecewa kepada diriku sendiri."Lirih Kai dan Malik menyenderkan kepalanya di dada anaknya, kepalanya berdenyut keras dan Malik tidak bisa menahan rasa sakitnya."Aku minta maaf papa"tambah Kai dan Malik menjauhkan kepalanya lalu berpaling ke arah lain,dan memijat dahinya berulang kali.
"Zain!"teriak Malik dan Zain melangkah mendekatinya."Besok,datangi rumah wanita itu, berikan uang sesuai dengan harga mobil yang anakku rusak"Malik duduk di sofa, menundukkan kepalanya dan mengusap wajahnya kasar berulang kali.
"Baik tuan!"Zain melangkah mundur dan menatap Kai, Zain menggeleng kepala dan menempelkan jarinya di bibirnya agar Kai tidak berbicara lagi.
"Kenapa papa harus menggantinya, biarkan saja"Kai tidak terima dan dia sangat kesal.
"Apa?"Malik mengangkat kepalanya dan menatap anaknya lekat."Kau pikir papa akan diam,dan kau pikir setelah merusaknya dan membuat keributan kau tidak perlu bertanggung jawab.Begitu?"bentak Malik dan Zain menggeleng kepala karena Kai tidak mengikuti saran nya."Ceritakan padaku apa yang terjadi,apa yang kau ketahui tentang kakak mu tentang semuanya!!"berteriak keras.Keysha yang mendengarkan dari tangga hanya mengusap dadanya pelan.
Kai menceritakan semuanya,namun untuk Ken yang ingin mencium kakaknya Kai tidak menceritakan nya.Akan hancur keluarga itu jika dia membuka mulut,dan biarkan itu menjadi rahasianya.Zain menatap Kai yang sedang menceritakan segalanya, begitu juga dengan Malik.Malin mencengkram kuat rambutnya dan kepalanya benar-benar terasa sakit.
"Aku tidak bisa berdiam diri saat baby di sakiti didepan mataku sendiri,di hina dan di aniaya.Aku bahkan tidak bisa menahan wanita sialan itu, wanita yang selalu menyakiti mama,baby dan keluarga kita.Papa kecewa,sebagai Kai aku juga kecewa dengan apa yang aku lakukan tadi.Tapi jujur sebagai seorang adik,aku Kaindra Malik Harsya menyatakan bahwa aku tidak menyesal atas semua yang ku lakukan,aku mohon.Papa jangan memberikan uang kepada wanita itu"Kai menundukkan kepalanya, setelah mengatakan panjang lebar.Tubuhnya menurun,dan Kai duduk di lantai dihadapan Malik yang duduk di atas sofa."Hukum aku, terserah apapun yang ingin papa lakukan,dan aku tidak bisa berjanji untuk tidak melakukan nya lagi jika wanita itu tidak berhenti menyakiti orang-orang yang aku sayangi."Tambah Kai menekuk wajahnya dalam-dalam dan Malik berdiri melangkah menjauh dari hadapan anaknya, Kenzo menatap adiknya yang benar-benar tidak takut masa depan nya hancur,jika Kai kebablasan dan membalas apa yang di lakukan Sera kepada Kiran, bukan tidak mungkin Kai akan di laporkan ke pihak berwajib.
"Zain,atur pertemuan ku dengan Agam.Katakan kepada sekertaris nya aku tidak ingin menunggu lama.Jika bisa besok aku akan datang ke perusahaan itu untuk meminta maaf"
"Papa!"Kai berteriak saat mendengar apa yang ingin di lakukan oleh papa nya, Agam juga pasti terganggu karena Kai melakukannya di kediaman Agam."Papa,papa aku mohon maafkan aku.Papa jangan melakukan itu,hukum aku saja papa.Aku mohon"suara Kai berat dan hampir menangis dia tidak rela ayahnya harus meminta maaf atas semua yang dia lakukan."Papa!"teriak Kai karena Malik sama sekali tidak mendengarkannya.
"Baik tuan"tegas Zain dan Kai menoleh padanya.
"Zain aku mohon jangan!!"Kai berteriak."Zain!"berteriak karena Zain tidak menghiraukannya."Papa aku mohon maafkan aku,papa.Jangan melakukan itu"Kai menangis untuk pertama kalinya,Malik menoleh saat mendengar suara isakan tangis anaknya.Apalagi Kenzo yang tahu betul adiknya tidak pernah menangis, selama ini.Kecuali saat kecil."Papa aku mohon,aku minta maaf."
"Kau harus tahu,semua yang dilakukan oleh seorang anak.Orang tua yang harus menanggung nya,jangan sombong karena kau bisa melakukan itu semua."Tegas Malik dan Kai menundukkan kepalanya dengan air mata yang terus menetes, Kenzo sudah berkaca-kaca dan juga merasa bersalah atas apa yang dia lakukan selama ini.Membuat orang tuanya malu,sedih dan kecewa.Malik berbalik dan melangkah meninggalkan balkon, Kenzo mengintip setelah melihat ayahnya benar-benar sudah turun menuruni anak tangga.Kiran yang mengintip dari pintu kamarnya,dengan membukanya sedikit membuka pintu lebar-lebar dan melangkah keluar dari kamar,dan mendekati semua orang di balkon.Zain menoleh dan menatap Kiran sekilas.Kiran mendekati Kai yang menangis lalu memeluknya, sudut bibir adiknya berdarah dan Kiran yakin papa nya yang melakukannya.Malik tidak pernah seperti itu sebelumnya,tapi kali ini dia benar-benar kecewa sebagai seorang ayah.
"Kai"lirih Kiran memeluk adiknya, Kenzo melangkah dan duduk di belakang Kai dan Kiran, lalu memeluk keduanya.
"Kalian cepatlah tidur,jangan berbuat aneh-aneh lagi.Jika ada sesuatu katakan kepadaku jika kalian tidak berani mengatakannya langsung kepada papa kalian,aku yang akan menyampaikan nya.Kalian harus tahu, ketika seorang anak melakukan kesalahan.Orang tua yang akan merasakan kecewa paling berat,dan merasa tidak bisa mendidik anak nya dengan baik.Bukan kalian yang tersakiti disini,tapi orang tua kalian.Bukan rasa malu kepada orang lain yang sedang di rasakan papa kalian,tapi rasa malu kepada dirinya sendiri karena merasa telah gagal mendidik anak-anaknya"tegas Zain kepada ketiganya yang sedang menangis bersama.
"Ini semua salahku,ini semua salahku"mengulang kalimat yang sama dan Kai benar-benar merasa bersalah.Kai berdiri dan melangkah pergi lalu masuk ke kamarnya,duduk di lantai dengan menyenderkan kepalanya ke ranjang tempat tidurnya begitu juga dengan Kenzo, melangkah pelan tidak bersemangat dan masuk ke kamarnya.
Malik masuk ke kamarnya dan Keysha sedang mengantarkan Tommy keluar dari rumah, Tommy memilih pulang karena Malik sedang marah saat ini.Keysha menatap mobil Tommy sampai keluar dari gerbang,dan gerbang kembali tertutup rapat, otomatis.
"Keysha!!!!"Malik berteriak kencang, membuang suaranya menggema di seluruh ruangan.Kai dan Kenzo semakin tidak berani keluar setelah mendengar teriakan Malik, Kenzie berlari menaiki anak tangga dan masuk ke kamarnya.Kenzo memeluk Kenzie erat dan membawanya ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum tidur.
Keysha setengah berlari masuk ke dalam rumah dan membuka pintu kamar, Malik sudah terkulai lemas di lantai dengan kedua tangan memegang kepalanya.
"Sayang"Keysha panik dan mendekati suaminya.Mengangkat kepala Malik ke pengakuannya.
Kiran dan Zain masuk ke kamar, melihat papa nya seperti itu Kiran kembali menangis.
"Papa"Kiran duduk memegang kaki Malik dan menangis.
"Ambilkan air nak,obat papa di laci"pinta Keysha yang juga menangis dan Malik terus meringis kesakitan.Memeluk pinggang istrinya.Kiran bangkit dan berlari ke dapur,Zain membantu Malik agar berbaring di atas kasur.Keysha menarik selimut sampai ke pinggang suaminya,dan melangkah membuka laci mengambil obat yang biasa suaminya konsumsi.Malik akhir-akhir ini selalu mengeluh sakit kepala, bukan sakit kepala biasa dan penyebab rasa sakitnya adalah cedera kepala yang dia alami di masa lalu.
"Mama ini"Kiran membawa air minum dan memberikannya kepada mama nya.
"Kalian berdua keluar saja"pinta Keysha dan Kiran keluar begitu juga dengan Zain,Zain menutup pintu perlahan dan Ken datang mendekati Kiran dan Zain.
"Ada apa?"tanya nya panik.
"Papa sakit lagi"Kiran menundukkan kepalanya dan menangis, Ken ingin merangkul bahunya dan memeluknya.Tapi Zain lebih cepat menarik Kiran ke dalam pelukannya.Bukan waktunya, Ken mengepal tangannya dan menahan amarahnya apalagi saat mengingat bagaimana Zain berciuman dengan Kiran, pikirnya.Ken memilih kembali dan pergi ke kamarnya.
Zain melepaskan pelukannya dan memegang kedua pipi Kiran."Papa akan baik-baik saja,jangan menangis lagi"kata Zain mengusap air mata Kiran.Setelah sekian lama,Pintu berdenyit dan Keysha keluar.
"Mama papa gimana?kita bawa ke rumah sakit saja"Kiran panik.
"Papa sudah tidur, karena obat yang dia minum.Jangan khawatir"Keysha memeluk putrinya begitu juga dengan Kiran membalas pelukan ibunya."Zain,bisa tolong belikan obat"Keysha memberikan kertas,disana tertulis beberapa obat yang harus Zain beli.
"Apa harus sekarang?jika seperti itu kita lebih baik membawa tuan ke rumah sakit"Zain memberi usul yang sama.
"Obatnya habis,dia tidak mau di bawa ke rumah sakit.Aku hanya ingin berjaga-jaga takut jika suamiku seperti ini lagi,jadi obat harus tersedia.Jangan buru-buru juga, menyetir dengan baik ya"Keysha melepaskan pelukannya.
"Mama aku mau ikut"Kiran menatap ibunya lekat.
"Kalau begitu beli juga martabak manis ditempat yang biasa kita beli,itu kesukaan papa.Dua jam lagi papa akan sadar,tadi papa mau martabak tapi kejadian ini terjadi.Beli sekalian ya"Keysha tersenyum tipis.
"Oke mama"Kiran melepaskan pelukannya, dan Keysha kembali masuk ke kamar menemani suaminya yang sedang tidur itu.
********
Kiran melangkah keluar dari rumah dan Zain muncul dari tembok, setelah mengambil jaketnya.Kiran diam dan Zain mendekatinya.
"Jangan menangis lagi,papa akan baik-baik saja"menekan kedua pipi Kiran dengan tangan kanannya dan bibir Kiran mengerucut.
"Hemm!"mengiyakan dan Zain melepaskan tangannya lalu tersenyum lebar.
Di apotek.
Kiran menunggu Zain yang sedang membeli obat,malam ini sangat ramai dan Kiran menyenderkan punggungnya ke pintu mobil.Beberapa orang berlalu lalang di depannya,dan Kiran mendekap kedua bahunya berulang kali,kedinginan.
Zain mengeluarkan dompetnya dan membayar semua obat.Lalu membawa kantung plastik dan melangkah mendekati Kiran.
"Ada apa?"tanya Zain karena melihat Kiran memperhatikan sesuatu, Zain menoleh dan Kiran berjinjit menahan pipinya agar tidak melihat apa yang dia lihat."Kenapa?"Zain menjauhkan tangan Kiran dan menoleh, Zain refleks membuang muka saat melihat sepasang kekasih di atas motor sedang berciuman.
"Ishh"Kiran berbalik dan menepuk dahinya.
"Kau gila?"teriak Zain dan Kiran membuka pintu mobil lalu masuk dengan cepat."Bocah!"maki Zain memutari mobil dan masuk, Kiran membuang muka dan Zain menarik tengkuk gadis itu agar menatapnya.Kiran terkejut dan salah tingkah."Kau masih kecil,jangan melihat hal seperti itu.Mata mu hampir keluar saking seriusnya melihat itu, bocah ingusan"cibirnya setelah mengomel.
Kiran menepis tangan Zain dan memukul dada Zain kesal, Zain mengusap dadanya dan menatap Kiran.
"Aku tidak melihat itu,siapa juga yang melihat mereka"bantahnya seraya melipat kedua tangannya di dada."Aku sudah besar,aku bukan bocah ingusan"tambahnya kesal dan mendelik sebal.
"Kau pasti sering melakukannya kan,pakai sabuk pengaman mu"berteriak dan Kiran menutup telinganya.
"Kau mungkin yang sering melakukannya, berhenti berteriak telingaku sakit"Kiran kesal dan menatap Zain sinis.
"Kau sering melakukannya?dengan siapa?"Zain mengusap wajah Kiran kesal.
"Aku tidak seperti itu, berhenti aaaa"berteriak.
"Aaaa!"Zain ikut-ikutan.
"Nyebelin"
"Biarin"singkat Zain melajukan mobil untuk mencari makanan yang Malik mau.Kiran mengunci mulutnya tidak mau berbicara lagi dan Zain meliriknya berulang kali.
"Dimana tempatnya?"tanya Zain Kiran diam."Dimana?"tanyanya lagi dengan suara lebih lembut karena gadis itu sedang kesal padanya, Kiran masih diam membisu.Zain membuang nafas kasar dan mengusap wajah Kiran berulang kali yang sedang cemberut itu,dan menjepit hidung Kiran gemas."Jawab!mau jawab atau mau aku...?"
"Wajah ku gatal jadinya,tangan mu kasar sekali"Kiran menggaruk hidungnya yang terasa gatal."Mau apa?kau mau apa padaku.Awas saja jika memukul ku,aku adukan kau nanti sama papa"ancamnya dan Zain tergelak.Mana mungkin dia memukul Kiran kalau gadis lain mungkin bisa.Jika membuat tuan nya Malik terganggu seperti sekertaris Edo yang mencoba menggoda Malik dan Zain, Zain langsung menamparnya sebagai peringatan keras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Juliana Mentari
sdh 3 kali baca tpi tetap nangis di part ini , kaii kamu papa malik bangeettt
2021-10-21
1
Mirfa Linda
aaaaaahh ...
Zain n Kiran so sweet
2021-09-29
0
San Nittt8
kiran zainn cocok hehe
2021-07-30
0