Bab 15

Kemarahan masih berlanjut.....

"Aku minta maaf papa"Kenzo merapatkan kedua tangannya,dan memohon agar Malik berhenti memukul tangannya.Padahal baru dua kali,Kenzo memilih memohon dari pada harus menerima pukulan dari tangan ayahnya yang keras itu.Sangat sakit.

"Jangan minta maaf kepada ku,minta maaf kepada gadis itu.Kau seperti tidak pernah aku ajari untuk belajar sopan santun,jangan pernah membuat perempuan menangis.Kau terlalu sering bergaul dengan paman mu"berteriak.Ken yang berada di atas tangga mengernyitkan dahinya saat mendengar namanya di sebut-sebut.Zain merangkul bahu Kiran,dan mengajak gadis itu untuk menaiki anak tangga, Keysha dari atas sofa memperhatikan Zain dan Kiran.

"Lucu sekali,dia benar-benar bisa membuat Kiran berhenti menangis.Aku jadi teringat dengan Malik saat muda, walaupun anak itu lebih tinggi"Keysha berbisik,bi Nok yang berada di sofa di hadapannya tersenyum lebar.

"Kamu sudah ingin punya menantu ya"kata bi Nok dan Keysha menoleh,menatap wanita dihadapannya.

"Hehe Kiran masih sekolah, biarkan dia menikmati masa mudanya aku dan Malik walaupun mau.Tidak akan memaksanya untuk segera menikah"lirih Keysha tersenyum tipis,bayangan masa lalunya tiba-tiba berputar seperti komedi putar di kepalanya.Keysha meminum air teh nya kembali untuk menghilangkan ketegangan.

Di lantai dua balkon.

Kiran mendekap kedua lututnya di atas kasur dengan wajah tenggelam di kedua lututnya,tidak menangis lagi tapi Kiran mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan oleh papa nya kepada Kenzo di atas balkon.

”Iya papa aku akan minta maaf kepada gadis itu"kata Kenzo menatap papa nya lekat,dan Malik menatapnya juga."Papa mulai luluh kayaknya"gumam anak itu.

"Berdiri di sana"titah Malik menunjuk ke sisi tembok dan Kenzo melangkah lalu berdiri di sana.Kai melirik Kenzo,dan Kenzo menatapnya kesal."Kaindra"lirih Malik,Kai melangkah dan berdiri di sebelah Malik.

Plak! tamparan keras mendarat di pipi kiri Kai, Kenzo terkejut begitu juga dengan Zain yang langsung melangkah dan Malik mengangkat tangannya ke udara agar Zain berhenti.Seperti merasakan sentuhan lembut,Kai hanya diam menatap ayahnya dan tanpa membuat ekspresi apa-apa apalagi kesakitan.

"Kenapa kau melakukan itu, kau mempermalukan dirimu sendiri.Kau memperlihatkan bahwa didikan ku selama ini tidak berarti"setelah berbicara, Malik mendorong kepala Kai dengan telunjuknya kesal.

"Papa!"teriak Kenzo tidak terima adiknya disakiti."Papa jangan seperti itu"tambahnya menatap punggung adiknya dan Malik bergantian.

"Kalau kau mau juga kemari"Malik mengerakkan tangannya, Kenzo menundukkan kepala dan mundur dua langkah sampai punggungnya membentur dinding."Kenapa kau seperti aku Kai,kenapa kau seperti papa mu"lirih Malik benar-benar kecewa dan menggoyangkan bahu anaknya itu.

"Aku minta maaf papa,aku tidak bisa menahan diri.Aku melupakan semuanya yang papa ajarkan padaku,aku minta maaf.Aku tahu papa kecewa,dan harus papa tahu aku lebih kecewa kepada diriku sendiri."Lirih Kai dan Malik menyenderkan kepalanya di dada anaknya, kepalanya berdenyut keras dan Malik tidak bisa menahan rasa sakitnya."Aku minta maaf papa"tambah Kai dan Malik menjauhkan kepalanya lalu berpaling ke arah lain,dan memijat dahinya berulang kali.

"Zain!"teriak Malik dan Zain melangkah mendekatinya."Besok,datangi rumah wanita itu, berikan uang sesuai dengan harga mobil yang anakku rusak"Malik duduk di sofa, menundukkan kepalanya dan mengusap wajahnya kasar berulang kali.

"Baik tuan!"Zain melangkah mundur dan menatap Kai, Zain menggeleng kepala dan menempelkan jarinya di bibirnya agar Kai tidak berbicara lagi.

"Kenapa papa harus menggantinya, biarkan saja"Kai tidak terima dan dia sangat kesal.

"Apa?"Malik mengangkat kepalanya dan menatap anaknya lekat."Kau pikir papa akan diam,dan kau pikir setelah merusaknya dan membuat keributan kau tidak perlu bertanggung jawab.Begitu?"bentak Malik dan Zain menggeleng kepala karena Kai tidak mengikuti saran nya."Ceritakan padaku apa yang terjadi,apa yang kau ketahui tentang kakak mu tentang semuanya!!"berteriak keras.Keysha yang mendengarkan dari tangga hanya mengusap dadanya pelan.

Kai menceritakan semuanya,namun untuk Ken yang ingin mencium kakaknya Kai tidak menceritakan nya.Akan hancur keluarga itu jika dia membuka mulut,dan biarkan itu menjadi rahasianya.Zain menatap Kai yang sedang menceritakan segalanya, begitu juga dengan Malik.Malin mencengkram kuat rambutnya dan kepalanya benar-benar terasa sakit.

"Aku tidak bisa berdiam diri saat baby di sakiti didepan mataku sendiri,di hina dan di aniaya.Aku bahkan tidak bisa menahan wanita sialan itu, wanita yang selalu menyakiti mama,baby dan keluarga kita.Papa kecewa,sebagai Kai aku juga kecewa dengan apa yang aku lakukan tadi.Tapi jujur sebagai seorang adik,aku Kaindra Malik Harsya menyatakan bahwa aku tidak menyesal atas semua yang ku lakukan,aku mohon.Papa jangan memberikan uang kepada wanita itu"Kai menundukkan kepalanya, setelah mengatakan panjang lebar.Tubuhnya menurun,dan Kai duduk di lantai dihadapan Malik yang duduk di atas sofa."Hukum aku, terserah apapun yang ingin papa lakukan,dan aku tidak bisa berjanji untuk tidak melakukan nya lagi jika wanita itu tidak berhenti menyakiti orang-orang yang aku sayangi."Tambah Kai menekuk wajahnya dalam-dalam dan Malik berdiri melangkah menjauh dari hadapan anaknya, Kenzo menatap adiknya yang benar-benar tidak takut masa depan nya hancur,jika Kai kebablasan dan membalas apa yang di lakukan Sera kepada Kiran, bukan tidak mungkin Kai akan di laporkan ke pihak berwajib.

"Zain,atur pertemuan ku dengan Agam.Katakan kepada sekertaris nya aku tidak ingin menunggu lama.Jika bisa besok aku akan datang ke perusahaan itu untuk meminta maaf"

"Papa!"Kai berteriak saat mendengar apa yang ingin di lakukan oleh papa nya, Agam juga pasti terganggu karena Kai melakukannya di kediaman Agam."Papa,papa aku mohon maafkan aku.Papa jangan melakukan itu,hukum aku saja papa.Aku mohon"suara Kai berat dan hampir menangis dia tidak rela ayahnya harus meminta maaf atas semua yang dia lakukan."Papa!"teriak Kai karena Malik sama sekali tidak mendengarkannya.

"Baik tuan"tegas Zain dan Kai menoleh padanya.

"Zain aku mohon jangan!!"Kai berteriak."Zain!"berteriak karena Zain tidak menghiraukannya."Papa aku mohon maafkan aku,papa.Jangan melakukan itu"Kai menangis untuk pertama kalinya,Malik menoleh saat mendengar suara isakan tangis anaknya.Apalagi Kenzo yang tahu betul adiknya tidak pernah menangis, selama ini.Kecuali saat kecil."Papa aku mohon,aku minta maaf."

"Kau harus tahu,semua yang dilakukan oleh seorang anak.Orang tua yang harus menanggung nya,jangan sombong karena kau bisa melakukan itu semua."Tegas Malik dan Kai menundukkan kepalanya dengan air mata yang terus menetes, Kenzo sudah berkaca-kaca dan juga merasa bersalah atas apa yang dia lakukan selama ini.Membuat orang tuanya malu,sedih dan kecewa.Malik berbalik dan melangkah meninggalkan balkon, Kenzo mengintip setelah melihat ayahnya benar-benar sudah turun menuruni anak tangga.Kiran yang mengintip dari pintu kamarnya,dengan membukanya sedikit membuka pintu lebar-lebar dan melangkah keluar dari kamar,dan mendekati semua orang di balkon.Zain menoleh dan menatap Kiran sekilas.Kiran mendekati Kai yang menangis lalu memeluknya, sudut bibir adiknya berdarah dan Kiran yakin papa nya yang melakukannya.Malik tidak pernah seperti itu sebelumnya,tapi kali ini dia benar-benar kecewa sebagai seorang ayah.

"Kai"lirih Kiran memeluk adiknya, Kenzo melangkah dan duduk di belakang Kai dan Kiran, lalu memeluk keduanya.

"Kalian cepatlah tidur,jangan berbuat aneh-aneh lagi.Jika ada sesuatu katakan kepadaku jika kalian tidak berani mengatakannya langsung kepada papa kalian,aku yang akan menyampaikan nya.Kalian harus tahu, ketika seorang anak melakukan kesalahan.Orang tua yang akan merasakan kecewa paling berat,dan merasa tidak bisa mendidik anak nya dengan baik.Bukan kalian yang tersakiti disini,tapi orang tua kalian.Bukan rasa malu kepada orang lain yang sedang di rasakan papa kalian,tapi rasa malu kepada dirinya sendiri karena merasa telah gagal mendidik anak-anaknya"tegas Zain kepada ketiganya yang sedang menangis bersama.

"Ini semua salahku,ini semua salahku"mengulang kalimat yang sama dan Kai benar-benar merasa bersalah.Kai berdiri dan melangkah pergi lalu masuk ke kamarnya,duduk di lantai dengan menyenderkan kepalanya ke ranjang tempat tidurnya begitu juga dengan Kenzo, melangkah pelan tidak bersemangat dan masuk ke kamarnya.

Malik masuk ke kamarnya dan Keysha sedang mengantarkan Tommy keluar dari rumah, Tommy memilih pulang karena Malik sedang marah saat ini.Keysha menatap mobil Tommy sampai keluar dari gerbang,dan gerbang kembali tertutup rapat, otomatis.

"Keysha!!!!"Malik berteriak kencang, membuang suaranya menggema di seluruh ruangan.Kai dan Kenzo semakin tidak berani keluar setelah mendengar teriakan Malik, Kenzie berlari menaiki anak tangga dan masuk ke kamarnya.Kenzo memeluk Kenzie erat dan membawanya ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum tidur.

Keysha setengah berlari masuk ke dalam rumah dan membuka pintu kamar, Malik sudah terkulai lemas di lantai dengan kedua tangan memegang kepalanya.

"Sayang"Keysha panik dan mendekati suaminya.Mengangkat kepala Malik ke pengakuannya.

Kiran dan Zain masuk ke kamar, melihat papa nya seperti itu Kiran kembali menangis.

"Papa"Kiran duduk memegang kaki Malik dan menangis.

"Ambilkan air nak,obat papa di laci"pinta Keysha yang juga menangis dan Malik terus meringis kesakitan.Memeluk pinggang istrinya.Kiran bangkit dan berlari ke dapur,Zain membantu Malik agar berbaring di atas kasur.Keysha menarik selimut sampai ke pinggang suaminya,dan melangkah membuka laci mengambil obat yang biasa suaminya konsumsi.Malik akhir-akhir ini selalu mengeluh sakit kepala, bukan sakit kepala biasa dan penyebab rasa sakitnya adalah cedera kepala yang dia alami di masa lalu.

"Mama ini"Kiran membawa air minum dan memberikannya kepada mama nya.

"Kalian berdua keluar saja"pinta Keysha dan Kiran keluar begitu juga dengan Zain,Zain menutup pintu perlahan dan Ken datang mendekati Kiran dan Zain.

"Ada apa?"tanya nya panik.

"Papa sakit lagi"Kiran menundukkan kepalanya dan menangis, Ken ingin merangkul bahunya dan memeluknya.Tapi Zain lebih cepat menarik Kiran ke dalam pelukannya.Bukan waktunya, Ken mengepal tangannya dan menahan amarahnya apalagi saat mengingat bagaimana Zain berciuman dengan Kiran, pikirnya.Ken memilih kembali dan pergi ke kamarnya.

Zain melepaskan pelukannya dan memegang kedua pipi Kiran."Papa akan baik-baik saja,jangan menangis lagi"kata Zain mengusap air mata Kiran.Setelah sekian lama,Pintu berdenyit dan Keysha keluar.

"Mama papa gimana?kita bawa ke rumah sakit saja"Kiran panik.

"Papa sudah tidur, karena obat yang dia minum.Jangan khawatir"Keysha memeluk putrinya begitu juga dengan Kiran membalas pelukan ibunya."Zain,bisa tolong belikan obat"Keysha memberikan kertas,disana tertulis beberapa obat yang harus Zain beli.

"Apa harus sekarang?jika seperti itu kita lebih baik membawa tuan ke rumah sakit"Zain memberi usul yang sama.

"Obatnya habis,dia tidak mau di bawa ke rumah sakit.Aku hanya ingin berjaga-jaga takut jika suamiku seperti ini lagi,jadi obat harus tersedia.Jangan buru-buru juga, menyetir dengan baik ya"Keysha melepaskan pelukannya.

"Mama aku mau ikut"Kiran menatap ibunya lekat.

"Kalau begitu beli juga martabak manis ditempat yang biasa kita beli,itu kesukaan papa.Dua jam lagi papa akan sadar,tadi papa mau martabak tapi kejadian ini terjadi.Beli sekalian ya"Keysha tersenyum tipis.

"Oke mama"Kiran melepaskan pelukannya, dan Keysha kembali masuk ke kamar menemani suaminya yang sedang tidur itu.

********

Kiran melangkah keluar dari rumah dan Zain muncul dari tembok, setelah mengambil jaketnya.Kiran diam dan Zain mendekatinya.

"Jangan menangis lagi,papa akan baik-baik saja"menekan kedua pipi Kiran dengan tangan kanannya dan bibir Kiran mengerucut.

"Hemm!"mengiyakan dan Zain melepaskan tangannya lalu tersenyum lebar.

Di apotek.

Kiran menunggu Zain yang sedang membeli obat,malam ini sangat ramai dan Kiran menyenderkan punggungnya ke pintu mobil.Beberapa orang berlalu lalang di depannya,dan Kiran mendekap kedua bahunya berulang kali,kedinginan.

Zain mengeluarkan dompetnya dan membayar semua obat.Lalu membawa kantung plastik dan melangkah mendekati Kiran.

"Ada apa?"tanya Zain karena melihat Kiran memperhatikan sesuatu, Zain menoleh dan Kiran berjinjit menahan pipinya agar tidak melihat apa yang dia lihat."Kenapa?"Zain menjauhkan tangan Kiran dan menoleh, Zain refleks membuang muka saat melihat sepasang kekasih di atas motor sedang berciuman.

"Ishh"Kiran berbalik dan menepuk dahinya.

"Kau gila?"teriak Zain dan Kiran membuka pintu mobil lalu masuk dengan cepat."Bocah!"maki Zain memutari mobil dan masuk, Kiran membuang muka dan Zain menarik tengkuk gadis itu agar menatapnya.Kiran terkejut dan salah tingkah."Kau masih kecil,jangan melihat hal seperti itu.Mata mu hampir keluar saking seriusnya melihat itu, bocah ingusan"cibirnya setelah mengomel.

Kiran menepis tangan Zain dan memukul dada Zain kesal, Zain mengusap dadanya dan menatap Kiran.

"Aku tidak melihat itu,siapa juga yang melihat mereka"bantahnya seraya melipat kedua tangannya di dada."Aku sudah besar,aku bukan bocah ingusan"tambahnya kesal dan mendelik sebal.

"Kau pasti sering melakukannya kan,pakai sabuk pengaman mu"berteriak dan Kiran menutup telinganya.

"Kau mungkin yang sering melakukannya, berhenti berteriak telingaku sakit"Kiran kesal dan menatap Zain sinis.

"Kau sering melakukannya?dengan siapa?"Zain mengusap wajah Kiran kesal.

"Aku tidak seperti itu, berhenti aaaa"berteriak.

"Aaaa!"Zain ikut-ikutan.

"Nyebelin"

"Biarin"singkat Zain melajukan mobil untuk mencari makanan yang Malik mau.Kiran mengunci mulutnya tidak mau berbicara lagi dan Zain meliriknya berulang kali.

"Dimana tempatnya?"tanya Zain Kiran diam."Dimana?"tanyanya lagi dengan suara lebih lembut karena gadis itu sedang kesal padanya, Kiran masih diam membisu.Zain membuang nafas kasar dan mengusap wajah Kiran berulang kali yang sedang cemberut itu,dan menjepit hidung Kiran gemas."Jawab!mau jawab atau mau aku...?"

"Wajah ku gatal jadinya,tangan mu kasar sekali"Kiran menggaruk hidungnya yang terasa gatal."Mau apa?kau mau apa padaku.Awas saja jika memukul ku,aku adukan kau nanti sama papa"ancamnya dan Zain tergelak.Mana mungkin dia memukul Kiran kalau gadis lain mungkin bisa.Jika membuat tuan nya Malik terganggu seperti sekertaris Edo yang mencoba menggoda Malik dan Zain, Zain langsung menamparnya sebagai peringatan keras.

Terpopuler

Comments

Juliana Mentari

Juliana Mentari

sdh 3 kali baca tpi tetap nangis di part ini , kaii kamu papa malik bangeettt

2021-10-21

1

Mirfa Linda

Mirfa Linda

aaaaaahh ...
Zain n Kiran so sweet

2021-09-29

0

San Nittt8

San Nittt8

kiran zainn cocok hehe

2021-07-30

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan karakter
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32 VS
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 PENGUMUMAN
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78..
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94(HTDC musim kedua)
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Part 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 terimakasih ᕙ (° ~ ° ~)
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Pengenalan karakter
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32 VS
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
PENGUMUMAN
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78..
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94(HTDC musim kedua)
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Part 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
terimakasih ᕙ (° ~ ° ~)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!