Keesokan paginya.Zain menatap bayangannya di cermin, bibirnya tersenyum dan menyentuh perutnya.Teringat saat semalam Kiran entah memuji atau meledek perutnya, Zain merasa terpesona melihat Kiran secara langsung setelah bertahun-tahun.Sangat cantik walaupun cerewet,dan konyol.Senyum di bibirnya lenyap seketika, ketika dia sadar dia siapa dan tidak benar jika memikirkan nona satu-satunya itu.
"Huff"membuang nafas kasar dan matanya melirik kaca helm nya yang masih berbekas lipstik Kiran,Zain melangkah dan mengusapnya dengan jempolnya.Lalu meraih sepatu yang belum sempat dia berikan semalam karena keberadaan Ken.
Di kamar Kiran.
Gadis itu berteriak memanggil Kai,entah kemana perginya skincare yang dia punya.Sama sekali tidak tersisa,dan Kiran meminjam pembersih wajah milik mama nya.Terpaksa.
"Itu anak kemana sih"protesnya karena Kai tak kunjung muncul.Kiran keluar dari kamarnya, membiarkan pintu kamarnya terbuka.Dan Kiran melangkah ke kamar adiknya Kai.
Pintu berdenyit.Kai terkejut dan dia sedang memakai serum milik kakaknya, jerawat dan wajah gosong nya ampuh menggunakan serum milik kakaknya.
"Kai!!!!"berteriak kencang, membuat suaranya menggema, membentur langit-langit kamar.Zain yang sedang mengeluarkan mobil, menurunkan kaca mobil dan kepalanya keluar menatap lantai dua rumah itu.
Kiran mengambil semua skincare nya yang beberapa sudah habis, entah bagaimana Kai memakainya.
"Ini mahal,200 rb.Ko kamu tega sih Kai"suara Kiran begitu lemah, kecewa dan kesal.Kai merasa bersalah dan kebablasan memakai semuanya karena ingin wajahnya cepat bersinar seperti sebelumnya.
"Aku minta maaf,jangan marah"melangkah mendekati Kiran,dan menyenderkan kepalanya di bahu Kiran."Mau memaafkan ku?"menatap Kiran lekat.
"Minggir,aku akan memaafkan mu setelah kau mengganti semuanya"bentak Kiran dan keluar dari kamar Kai.Kedua mata Kiran membulat saat melihat Zain menaiki anak tangga.Kiran yang belum menyisir rambutnya, belum berdandan merasa malu dan menutupi wajahnya dengan wadah besar berisi semua skincare nya.Zain tersenyum tipis.Dan mengikuti langkah Kiran, Kiran ke kiri dia ke kiri, Kiran ke kanan dia ke kanan.Kiran hanya bisa melihat kaki Zain dan terus menutupi wajahnya.
"Awas"pinta Kiran.
"Kenapa bersembunyi?"
"Tidak apa-apa,awas ah"Kiran kesal mendorong tubuh Zain dan mengira Zain menyingkir,dan Zain malah terdorong masuk ke kamarnya."Akhirnya"Kiran merasa lega dan menurunkan wadah yang menutupi wajahnya.
"Hai!"Zain melambaikan tangan.Dan tersenyum lebar memamerkan gigi putih dan rapih nya,dan senyumannya yang begitu menawan.Kiran meraih bantal dan menutupi setengah wajahnya.
"Keluar!kenapa kau disini.Ini kamar ku, keluar atau aku akan berteriak"ancamnya sambil melotot, Zain malah terkekeh melihat nya.
"Kau yang mendorong ku,kenapa harus berteriak pintu juga terbuka.Kau pikir aku selera apa? aneh-aneh saja"Zain cengengesan dan keluar dari kamar Kiran, Kiran menutup pintu dan menggigit bantal.
"Apa katanya tadi, tidak selera?awas saja jika jatuh cinta kepada ku."Kesal Kiran menarik ikatan rambut nya dan harus segera bersiap ke sekolah.Setelah selesai Kiran keluar dan membawa tas nya, menuruni anak tangga perlahan.Rambut lurusnya terurai panjang, Kenzo terbelalak melihat kakaknya.
"Mau kemana neng?menor bener hihi"Kenzo tertawa dan menutup mulutnya buru-buru.
"Menor apanya,tiap hari juga begini"Kiran menabrak dada adiknya kesal dan pergi.
"Astaghfirullah"Malik yang baru keluar dari kamar terkejut melihat anak perawan nya."Zo tisu zo"pinta Malik, Kenzo menarik lima lembar tisu dan memberikannya.
"Papa jangan,gak mau"menutup bibirnya.
"Pegang tangannya"pinta Malik kepada Kenzo.Kenzo menahan kedua tangan kakaknya dan Malik menghapus lipstik tebal dan merah itu."Kamu ngapain? habis makan tikus?merah amat.Mama kamu juga gak pernah pake lipstik semerah ini, apalagi kamu pelajar.Papa geledah kamar kamu ya nanti"Malik kesal dan mengusap bibir putrinya."Udah cantik begini, awas kamu"ancam ya dan Kiran cemberut.
"Papa jangan ke kamar ku"rengek Kiran seraya menggoyangkan tangan papa nya,jika Malik masuk ke kamarnya habis sudah semua barang-barang nya akan di buang.Barang-barang tidak bermanfaat,dan selalu membuat putrinya bergadang,malas belajar Malik menyitanya di gudang, paling parahnya dia membuang nya.
"Asal jaga sikapmu, belajar dengan benar kamu sudah kelas 12 nak.Masih mau kayak gini?"Malik kecewa.Kiran menundukkan kepalanya dan Malik mengusap rambut anaknya lembut."Mau belajar dengan benar?mau berubah menjadi lebih baik?"
"Aku minta maaf papa"memeluk Malik erat dan Malik tersenyum.
"Jangan merusak kehidupan mu untuk hal-hal tidak penting, menyukai boleh tapi sewajarnya saja"Malik membuang nafas kasar, tingkah laku anak-anaknya benar-benar beraneka ragam membuat nya pusing.
"Oke papa,aku minta maaf"Kiran melepaskan pelukannya dan tersenyum.
"Oke,papa percaya kau tidak akan mengecewakan dirimu sendiri.Ayo sarapan, Kai mana?"Malik merangkul bahu Kiran dan Kiran melangkah perlahan, Kai menuruni tangga dan melihat kakaknya berjalan seperti itu dia tidak tega.Malik, Keysha dan semua nya sudah meminta Kiran tidak masuk sekolah tapi Kiran bersikukuh karena hari ini Zain akan mengantar.
"Aku duduk disini"Kiran mendorong Kenzo dan Kiran duduk di sebelah Zain, Zain menatapnya lekat.Dan Kiran menoleh.Zain berpaling dan Kiran memergokinya,dia jelas melihat itu.Semua orang sarapan pagi bersama, Ken memperhatikan Kiran dan Zain yang saling melirik.Malik menatap Kenzo dan Kai yang selamat malam tadi, karena dia sangat sibuk dan belum bisa mengintrogasi anak-anaknya,apa yang terjadi sebenarnya sampai Kiran terluka seperti itu.
Semuanya bubar dari meja makan,dan Malik merangkul pinggang istrinya dan Keysha seperti biasa mengantarkan suami dan anak-anaknya sampai depan.
"Hom pimpa alaihum gambreng."Kiran sedang memilih sepatu yang mau dia pakai hari ini,dan telunjuknya mendarat di sepasang sepatu berwarna putih.Kiran teringat dengan semalam,Zain membelikannya sepatu.Kiran menoleh dan Zain berbalik menghindarinya."Dia menatapku,aku lihat itu"Kiran berbisik.Lalu memakai sepatu tanpa tali dan Zain sengaja agar kaki Kiran yang terluka tidak terhimpit oleh ikatan sepatu yang kuat,dan akhirnya memilih sepatu tanpa tali.
Mobil pertama keluar melewati gerbang,Zain yang membawa mobil.Kiran, Kenzo dan Kai dia antar hari ini.Kiran menoleh saat Dylan berlari mengejar mobilnya.
"Zain berhenti"pinta Kiran dan Zain menepikan mobil, Kiran menurunkan kaca mobil dan Dylan mendekat."Ayo bareng"ajak Kiran.
Tetttt! klakson mobil yang di kemudikan oleh Malik menggema, Malik menekan klakson mobil karena melihat Dylan mengobrol dengan anaknya.
"Ayo lama amat sih"Kai mendorong pintu dan Dylan masuk setelah melambaikan tangan kepada Malik.
"Kurang ajar dia meledekku?"kesal Malik Keysha disebelahnya mengernyit heran.Keysha akan pergi ke toko kue nya mendadak.Dan berangkat dengan suaminya.
"Jangan begitu,benci benci jadi menantu mau?"Keysha tertawa,dan Malik kesal,diam membisu menatap istrinya yang tertawa terbahak-bahak.Keysha berhenti tertawa saat melihat tatapan suaminya seperti itu."Gak lucu ya?"
"Betul!"Malik terkekeh dan Keysha yang kesal sekarang.Saat di belokan jalan besar, Zain menekan klakson mobil dan mobil Malik menyeberang.Beda arah.Keysha tersenyum menatap Zain yang sedang menyetir.
******
Di tempat lain,di kediaman rumah bi nur bi Nok berpamitan untuk pulang.Bibi yang lebih sering di sapa nenek oleh anak-anak Malik itu harus berpisah,bi nur tinggal bersama anak satu-satunya Jaka.Yang sudah menikah dan memiliki dua anak, Jaka bekerja begitu juga dengan istrinya.Bi nur yang sudah tua renta itu bersusah payah mengurus kedua cucunya di rumah selama anak dan menantunya bekerja.
"Yakin gak mau ikut?"tanya bi nok.
"Enggak, jangan lupa itu makanan buat anak-anak"bi nur tersenyum.
"Ya sudah,aku pamit ya assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"bi nur menatap kepergian sahabat yang sudah seperti saudaranya itu pergi,bi Nok baru pulang dari rumah Tommy dan Sita, lalu pergi ke rumah Jaka tadi subuh untuk melihat sahabat yang di rindukan nya.Bi Nok pulang menggunakan angkot menuju rumah Malik,bi Nok di tahan saat akan berhenti bekerja dan ingin meninggalkan keluarga Malik.Keysha menangis dan tidak mau melepaskan bi Nok yang sudah seperti ibunya sendiri dan bi nur yang juga pergi membuat Keysha merasa kehilangan.Dan akhirnya bi Nok tinggal bersama Keysha dan Malik, sebagai nenek dari keempat anak itu.Dari Kiran sampai Kai lahir,bi Nok yang selalu merawat dan memandikan anak-anak itu bergantian dengan baby sitter.Apalagi Kiran yang dia urus dengan tangannya sendiri bersama Keysha.
"Ibu gimana sih?"bentak Ati.Menantu bi nur.
"Ada apa nak?"tanya Bi nur dengan suara lemah,dan sesekali terbatuk.
"Ibu ngapain ngasih makanan ke dia, kita juga butuh bu"bentaknya di depan wajah wanita tua itu.
"Ibu gak enak, Malik memberikan uang untuk ibu.Ibu akan ganti nak"memperlihatkan uang yang diberikan Malik kepadanya,Ati menyambarnya dan melihat uang senilai dua juta itu lalu memasukkannya ke dalam tas nya."Itu uang ibu"bi nur tidak terima,tapi tenaganya tidak mampu untuk berteriak sedikit pun kepada menantunya.
"Aku yang pegang,urus anak-anak Bu aku pergi sudah telat"ketusnya membuka pintu dan keluar dari rumah meninggalkan ibu mertuanya dengan kedua anaknya.
********
Sampai di sekolah.
Dylan keluar, di susul Kiran dan juga Zain.Zain memutari mobil dan mendekati Kiran.Dylan terus memperhatikan pria itu dan dia baru melihatnya, jangan sampai Kiran mengatakan pria itu sudah mengenalnya dari kecil, itulah yang di pikirkan Dylan begitu takut kehilangan gadis yang dia cintai, tapi tidak pernah berani mengungkapkan perasaannya.
"Terima kasih atas tumpangannya, Kiran aku duluan"Dylan menepuk bahu Kiran dan Zain menatap tangan Dylan yang menepuk bahu nona nya.Dylan melangkah pergi karena dia harus mengerjakan PR nya yang belum dia selesaikan.
"Apa?"ketus Zain karena Kiran menatapnya.
"Terima kasih sepatunya"Kiran tersenyum lebar dan melangkah mendekat pada Zain.Zain mengangkat kepalanya dan menatap gadis itu."Nanti pulang akan menjemput ku atau tidak?"
"Aku tidak tahu"
"Issh jawaban apa itu,apa kau punya pacar?"
"Menjauh lah dariku, aku tidak bisa bernafas"gumam Zain saking gugupnya dia didekati anak kecil.
"Punya!"Zain mundur dan Kiran terlihat kecewa.
"Jangan jemput aku"teriaknya kesal dan berbalik lalu melangkah pergi, Zain ingin mengejarnya tapi dia urungkan karena Kiran di rangkul oleh Yuta."Apa itu pacarnya? lebih tampan aku cih!"Zain kesal.
********
Toko perlengkapan lukisan.
Semua pegawai terdiam,tanpa banyak berbincang keempatnya bekerja dengan baik.Karena melihat bos mereka sedang dalam suasana hati yang buruk saat ini.Suara barang yang di letakkan kasar ke rak,dan Ken sesekali menendang apa saja yang berada di sekitarnya.
Seorang wanita membuka pintu,dan masuk sendirian.Pegawai laki-laki menatapnya tanpa berkedip,dan wanita tersebut tertarik dengan lukisan besar dengan wajah Malik dan Keysha,karena dia salah atau penggemar berat keluarga konglomerat itu.
"Cari apa kak?"tanya pegawai pria mendekat.
"Saya suka lukisan ini,apa saya boleh membelinya?"bertanya dengan senyuman manis membuat dia pria dihadapannya terdiam."Saya ingin membeli lukisan ini"nada tinggi nya membuat Ken menoleh dan bangkit dari aktivitasnya.Ken menepuk-nepuk tangannya dan melangkah mendekati wanita tersebut.
"Saya pemilik toko ini"seru Ken membuat wanita tersebut menoleh.Dan menatap Ken lekat, bibirnya tersenyum lebar melihat pria tampan di hadapannya."Apa yang anda lihat?"tanya Ken menatap wanita tersebut.
"Ups, sorry emm ini saya mau membeli lukisan ini apa kau mau menjualnya?"menunjuk lukisan wajah Malik dan keysha,Ken tersenyum tipis.
"Maaf, lukisan ini tidak saya jual"Ken melangkah pergi ke ruangan belakang, dan wanita tersebut kecewa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
🌹🪴eiv🪴🌹
kalo kata maklekku habis sembelih ayam (potong ayam dengan cara ngragot)
🤣🤣🤣🤣
2022-08-17
2
Ida Sriwidodo
Kk thor.. ini Kiran cinta segi berapa yaa kk..?
Banyaakk amaatt pangerannya.. 🤣🤣🤣🤣🤣
2021-03-30
0
Mimin Mintarsih
TK singkatan ❓
2021-02-26
0