Kiran diam dan menatap keluar kaca mobil, mobil melaju menuju sekolahnya setelah sempat berhenti menurunkan Aloona di sekolahnya.Kiran akan menginap lagi di rumah ayahnya, dalam artian dia ingin menghindari Ken sejenak.
"Sudah sampai non"seru pria itu menepikan mobil,dan Kiran menoleh seraya tersenyum lebar.
"Terima kasih ya pak"
"Iya sama-sama non"
Kiran membuka pintu mobil dan turun perlahan.Lalu menutup pintu mobil kembali.Kiran melangkah bersama murid lainnya juga.
"Hey!"sapa Dylan.
"Apa?"ketus Kiran kesal dan melangkah meninggalkan Dylan.
"Kiran"teriak Dylan melangkah cepat menyusul gadis itu.Kiran membuang nafas kasar,dan Yuta berlari mendekati Kiran yang sedang di rangkul bahunya oleh Dylan."Aku minta maaf karena sikap ku kemarin"katanya membuat Kiran menoleh.
"Hmm"entah memaafkan atau tidak,jawaban Kiran membuat Dylan bingung.
"Kiran"sapa Yuta melambaikan tangannya dan berhenti di hadapan Kiran, membuat gadis itu membentur dada Yuta dan Kiran meringis."Aku minta maaf"Yuta mengusap dahi Kiran.Dan Kiran tersenyum.
"Aku tidak apa-apa"ucap Kiran dan menoleh saat Indri dan Sani berlari mendekatinya.
"Kiran"Sani menarik Kiran sampai rangkulan bahu Dylan terlepas.Kiran tertawa kecil saat Indri juga memeluknya.Yuta tersenyum manis memamerkan lesung pipi dan senyumannya itu.Dylan menatap Yuta lekat dan Yuta menoleh padanya, Yuta membuang muka dan menatap Dylan sinis.
"Sudah ah"kata Kiran dan kedua temannya melepaskannya.
"Kiran jalan-jalan yuk nanti"ajak Sani.
"Aku akan menginap di rumah ayah lagi,jadi gak bisa maaf ya"Kiran menatap Sani yang terlihat kecewa.
"Woy!"teriak Hito teman Kiran juga,pria bertubuh gemuk memakai kaca mata tebal itu melambaikan tangannya.Sudah dua hari dia tidak masuk sekolah.
"Bakpao ku"Kiran mencubit pipi Hito gemas dan Hito kesal menepis tangan Kiran, Kiran terkekeh melihat nya.Sebuah motor di kendarai adik kelas melaju kencang ke arah Kiran dan yang lainnya.Dylan yang melihat menarik tangan Kiran dan Kiran jatuh ke dalam pelukannya.
"Woy pelan-pelan dong"teriak Hito di susul Indri dan Sani.
"Dasar preman"maki Dylan kesal."Kau tidak apa-apa?"Dylan menatap Kiran lekat dan Kiran gugup lalu mundur menjauh.
"Ciye ciye ekhem"goda Indri dan Kiran menoleh padanya.
"Ayo ke kelas"ajak Yuta menatap Dylan kesal dan meraih tangan Kiran, membawanya pergi bersamanya.Kiran harus berlari kecil untuk mengimbangi langkah besar Yuta.Dan Dylan menyusul keduanya.
"Ada cinta segitiga kayaknya nih"Hito tersenyum.
"Kau benar to"
"Eh gimana mama kamu sekarang?"tanya Sani.Hito tidak masuk sekolah karena harus menjaga ibunya.
"Sudah baikan ko"Hito tersenyum dan menatap Indri.Ketiganya melangkah pergi menyusul Kiran, Yuta dan Dylan ke kelas.
********
Pernikahan Satya.
Di restoran.Keysha meminum jus jeruk nya dan Satya menatapnya lekat.Di sebelahnya seorang gadis cantik berambut cokelat panjang memperhatikan Keysha,Naya.Naya baru pertama kali bertemu dengan Keysha wanita yang sering di ceritakan oleh Satya calon suaminya.Malik disebelah istrinya,dibawah meja diam-diam mengenggam tangan istrinya erat dan Keysha tidak bisa melepaskannya.
"Ini undangan pernikahan kami, kalian yang pertama yang menerimanya"Satya tersenyum dan merasa senang karena bisa memberikan undangannya secara langsung kepada Keysha dan Malik.Keysha tersenyum dan menerimanya.Pernikahan akan di gelar dua Minggu lagi,dan Keysha bingung harus menghadiahkan apa kepada Satya dan Naya.
”Aku harap anak-anak kalian bisa hadir,aku senang jika kalian semua datang"kata Satya dan Malik mengangguk.
"Anak-anak dekat dengan mu, tentu mereka akan senang dan pasti akan datang di acara pernikahan kalian"Malik menjawab.
"Kau benar"Keysha menatap suaminya dan tersenyum.
Naya terdiam tidak berani mengeluarkan kata-kata, untuk pertama kalinya juga dia berhadapan dengan mantan narapidana, konglomerat negeri nomor satu di tanah air.Dan mantan ketua gangster, entah bagaimana nasibnya jika dia salah bicara dan akhirnya memilih diam.
******
Ken dan Aleta.
Ken memakan makanannya dan Aleta memperhatikan kekasihnya yang semakin dingin kepadanya, memang dia akui dia yang mengejar-ngejar Kenan sampai Kenan akhirnya menerimanya karena terpaksa.Pria mana yang bisa menolak saat seorang gadis ingin mengakhiri hidupnya dengan pisau sudah di urat nadinya.Dan Kenan terpaksa berhubungan dengan gadis itu,Aleta adalah seorang karyawan di perusahaan K-Four Campony.Dan dia tidak bisa melupakan Kenan setelah pertemuan tidak sengaja saat Ken datang ke perusahaan untuk bertemu dengan kakaknya karena ada urusan penting dan tidak bisa di bicarakan di rumah.Sudah enam bulan Ken tersiksa dengan hubungan tersebut.
"Apa kau tidak mau memelukku? kita sudah lama tidak bertemu kau sibuk bolak-balik ke luar negeri"kata Aleta kecewa karena pertemuan romantis yang dia inginkan hanya sebuah hayalan semata.Jangan kan memeluk,memegang tangannya saja Ken enggan melakukannya.
"Habiskan makanan mu"tegasnya karena Aleta harus ke kantor kembali dan tidak bisa terlalu lama bertemu dengan Kenan.
"Kau sengaja mengajakku bertemu di jam seperti ini?"kesal Aleta meraih tangan pria itu di atas meja dan menggenggam kuat karena Ken hampir menepisnya.
"Apalagi yang kau inginkan?"Ken kesal.
"Aku ingin menikah"katanya tanpa ragu membuat Ken tercengang mendengar nya.Ken menepis tangan Aleta kasar.
"Kau selalu meminta hal yang membuatku muak, pernikahan bukan mainan.Aku sudah menunggu sampai sekarang agar kau berubah dan kita bisa melanjutkannya walaupun awalnya semuanya terpaksa aku berusaha menerimanya.Tapi kau tidak pernah berusaha untuk berubah Aleta"Ken mengeluarkan uang dan melepaskan jam tangan mewahnya, karena itulah yang selalu Aleta mau.Aleta panik dan menangis melihat Ken seperti itu."Ambil semuanya,dan jangan pernah menemui ku lagi.Jika kau berani aku akan mengadukanmu kepada CEO K-Four Campony agar memecat mu"teriak Ken membuat semua orang menatapnya tajam, merasa terganggu.Ken mengernyit dengan ucapannya sendiri,jika dia melaporkan Aleta mana Malik perduli karena itu bukan urusannya kecuali gadis tersebut terlihat dengan isteri dan anak-anaknya.Habis sudah jika itu terjadi.
"Kenan!"teriak Aleta saat Ken melangkah pergi meninggalkannya,apa daya Aleta tidak bisa mengejarnya dan memasukkan semua yang Ken berikan ke dalam tas nya.Jika dia di pecat dari K-Four Campony,tidak akan menjamin dia akan mendapatkan gaji sebesar di perusahaan K-Four Campony walaupun pekerjaan nya sangat banyak.
********
Jam istirahat sekolah.
Semua murid berhamburan keluar dari kelas masing-masing, Kiran masih sibuk dengan membereskan buku, pensil dan pena nya.Dylan menunggu sampai Kiran selesai dan ingin mengajak Kiran makan bersama di kantin.Yuta melangkah mendekati Kiran dan membantu Kiran membereskan buku-bukunya..
"Terima kasih"Kiran tersenyum lebar dengan kedua mata berbinar, Dylan mengambil alih buku terakhir yang di pegang oleh Yuta dan memasukkannya ke dalam tas Kiran.Ikut membantu, tapi salah waktu.
"Terimakasih"Kiran menatap Dylan sekilas, lalu bangkit dari duduknya.
"Ayo!"kata Yuta dan Dylan kompak,tangan kiri di genggam Yuta dan tangan kanan di genggam Dylan.
"Ikut bersama ku"Dylan menarik tangan Kiran dan Yuta menahannya.
"Dengan ku saja"tegas Yuta menatap tajam Dylan, begitu juga sebaliknya.Saling menarik tangan gadis itu yang sudah terlihat jengkel karena tingkah laku Dylan dan Yuta.
"Lepas!"Kiran melepaskan tangannya dari Yuta dan Dylan,menabrak dada Dylan dan melangkah pergi meninggalkan keduanya."San,bareng"teriak Kiran dan Sani mengiyakan dengan tersenyum dan menunggu Kiran yang berlari mendekatinya sampai.
"Cih"Yuta mendelikan matanya dan menyusul Kiran, Dylan mengekor di belakangnya.Untuk apa mengalah jika masih bisa di perjuangkan, Dylan berpegang teguh pada pendirian nya.
*******
June tersenyum memegang kotak makanan untuknya dan untuk laki-laki pujaan hatinya, yaitu kakak kelas Kenzo.Dia dorong kacamata tebalnya dari pangkal hidungnya dan Aloona memperhatikan gadis yang tengah dimabuk asmara itu.June melangkah memberanikan diri,dan Kai yang juga sedang bersama kakaknya Kenzo menatapnya lekat.
"Mau apa dia?"Kai bergumam.
"Permisi"sapa June dan Kenzo menoleh menatap gadis cupu itu dengan seksama.
"Ada apa ya?"tanya Kenzo.
"Aku memasak sendiri,semoga kau suka"menutup matanya dan menyerahkan kotak makanan yang tak kunjung diterima Kenzo, Kai tersenyum tipis melihat tingkah laku gadis dihadapannya.
plak! Kenzo memukul kotak makanan sampai terjatuh dan isinya berantakan ke kaki Kai.Kai menatap kakaknya tajam dan Kenzo beserta teman-temannya yang lain tertawa-tawa kecuali adiknya.
"Hahahaha"
"Kau keterlaluan"Kai menegur kakak nya dan menatap june yang sudah hampir menangis,murid yang lain juga menertawakan june yang di tolak mentah-mentah oleh Kenzo.
"Diam!"Kenzo tidak terima karena adiknya sendiri melawannya.Kenzo dan Kai saling menatap lekat, Kai menundukkan kepalanya dan tidak mau terjadi perdebatan antara dia dan kakaknya.
"Aku minta maaf"kata Kai membuat Kenzo tersenyum,Kai ingin membantu June dan Kenzo menahannya.June menangis memunguti kotak makanan dan makanan yang sekiranya bisa dia ambil kembali.June pergi dengan berlari meninggalkan semua teman-temannya yang menertawakannya.
"Aku ke toilet sebentar"Kai pamit dan Kenzo membiarkannya, Kai menyusul June yang masuk ke dalam gudang dan menangis di sana.Kai masuk dan menatap gadis itu tengah duduk beralaskan buku yang menumpuk dan menyembunyikan wajahnya dengan jaketnya.
"June!"panggil Kai dan june mengangkat wajahnya.
"Pergi Kai"suaranya masih rendah dan serak."Pergi, tinggalkan aku"berteriak kencang dan menjerit sekuat tenaga.Kai hanya diam sama sekali tidak terganggu dan June kebingungan berhenti berteriak.
"Si mati rasa"teriak june memanggil sebutan yang melekat pada Kai untuk pertama kalinya, laki-laki yang di sangka sangka murid lain mati rasa dan tidak memiliki perasaan.
"Ada tikus"tunjuknya kepada tikus yang keluar dari tumpukan barang-barang dan June bangkit berlari, berlindung di belakang punggung besar dan tubuh tinggi itu.
"Aku takut"mencengkram kuat ujung baju Kai.
"Itu hanya tikus bukan monster"seru Kai meraih kotak makanan dan mengajak June keluar dari gudang.Keduanya melangkah bersama dan Kai membuang isi kotak makanan ke tempat sampah,lalu memberikan kotak makanan kosong itu kepada June.
"kenapa kau membuangnya?"tanya June melirik tempat sampah, makanan yang dia buat benar-benar spesial dan sangat sayang untuk di buang begitu saja.
"Kau tidak bisa memakannya, itu sudah jatuh sudah kotor"ucap Kai menatap lurus ke depan dan June mengangkat kepalanya menatap laki-laki di sebelahnya.Kai menoleh saat mendengar suara isakan tangis June.Kai membuang nafas kasar dan menatap lurus kembali.
"Kenapa terus menangis, tikusnya di gudang tidak akan mengikuti mu sampai kemari"tegur Kai.
"Aku bukan menangis karena tikus, tapi aku sedih karena kakak mu menolak ku"katanya mengerucutkan bibirnya kesal dan kecewa dengan sikap Kenzo.
"Menangis karena makanan mu ditolak,tidak penting sekali"cibir Kai dan melangkah cepat meninggalkan June yang tidak mau mengejarnya.
*******
Pelajaran olahraga.
Kiran duduk di kursi dan teman-temannya masih berolahraga.Ada yang bermain voli, basket dan juga sepak bola.Kiran mengusap keringatnya dan tangannya di tarik kasar oleh seorang gadis yaitu Clara.Membawa Kiran ke belakang sekolah.
"Lepas!"menepis tangan Clara dan Clara melangkah sampai Kiran tersudut ke tembok.Dua gadis lain yaitu teman Clara tersenyum seraya menggulung ujung rambut panjangnya.
"Siksa dia ra"Ruby memprovokasi.
"Aku akan menyiksanya"kata Clara menyeringai lebar.
"Lepaskan aku,apa salahku sampai kau seperti ini?"Kiran berteriak di depan wajah Clara dan Clara menamparnya agar diam.Kedua mata Kiran berair dan menatap tajam ketiga gadis di hadapannya.Hanya beda kelas dan ketiganya tidak suka Kiran dekat-dekat dengan Dylan dan Yuta si anak baru idaman semua gadis.
"Apa hubungan mu dengan Yuta?"tanya Clara mendekatkan wajahnya dan Kiran menyeringai lebar.
"Dia teman ku"jawabnya sambil tersenyum lebar,bangga.Dan membuat Clara, Ruby dan Ani merasa iri.
"Kau sudah merebut Dylan,dan sekarang ingin merebut Yuta juga?"Clara kesal menggerakkan tangannya kepada Ruby, Ruby mengeluarkan kotak kecil yang terbuat dari besi dan berisi tiga ekor tikus.Ruby menjerit-jerit dan menjatuhkan kotak tersebut.
"Ruby"bentak Ani kesal karena merasa takut juga.
"Sejak kapan kau memiliki Dylan dan Yuta, berteman dengan siapa saja bisa kan?"Kiran tersenyum meledek, karena Clara selalu mengaku-ngaku jika ada murid tampan mereka adalah miliknya,hanya miliknya.
"Kurang ajar kau"amarah Clara memuncak dan meminta Ani mengeluarkan tikus,Ani mengeluarkannya dan memakai sarung tangan dan mendekatkan tikus kepada Kiran.
"Aaaaa!"Kiran menjerit ketakutan."Aaa... Hahahaha"tawanya menggelegar dan membuat ketiga gadis dihadapannya kebingungan."Lepas!"menepis cengkraman Clara dari kerah seragamnya.Clara menjambak rambut Kiran dan Kiran menendang kakinya sampai Clara terkejut.
"Auw hiks!"Clara menangis saat melihat lututnya tergores dan perih.Ruby
dan Ani ketakutan saat Kiran melangkah mendekati keduanya dan meraih kotak kecil berisi anak tikus itu.
"Tikus yang sangat cantik, lebih cantik dari ketiga gadis yang berusaha merundung ku"katanya membuat Clara kesal dan marah.
"Apa kau tidak takut?ini ini rasakan ini"mendekatkan tikus kepada Kiran dan Kiran malah tertawa.Dan Ani yang takut sendiri karena tikus di tangannya bergerak-gerak.
"Aku takut?kalian tidak tahu di rumahku di desa banyak sekali tikus yang lebih besar dari ini.Berwarna hitam dan kaki ku pernah di gigit sampai berdarah,rumah ku sudah seperti kebun binatang aku sering bermain dengan tikus, kecoa,ular dan semuanya.Untuk apa aku takut?"Kiran kesal dan menatap Ruby dan Ani tajam.
"Kiran hentikan ucapan mu,aku geli mendengarnya"teriak Ani melemparkan tikus ke tubuh Kiran dan tikus bergelantungan di saku gadis itu.Kiran mengambilnya dan memasukkannya ke dalam kotak bersama dua tikus yang lain.
"Haaaa"Kiran menggoda ketiganya dengan mendekatkan kotak itu"ini ini sangat lucu"
"Kiran"Ruby menjerit-jerit ketakutan dan menangis.
"Kiran berhenti"Clara panik saat kotak itu menempel di pipinya, Kiran sengaja dan Ani sudah kabur duluan meninggalkan teman-temannya.
"Jika kalian menganggu ku lagi,atau menganggu yang lain aku akan membawa ular dan semua binatang buas ke hadapan kalian.Jangan coba-coba,aku ini pawang semua binatang"Kiran kesal dan membawa kotak kecil itu pergi.
"Uang ku 20rb tidak berguna untuk menakut-nakutinya"kesal Clara.
Kiran mengangkat kotak kecil itu di hadapan wajahnya dan memasukkan jarinya, membuat tikus mengigit jarinya dan Kiran merasa geli.Kiran duduk di kursi semula, mengeluarkan biskuit dan memberi makan tikus-tikus itu.
"Jika aku membawa kalian bertiga ke hadapan Yomi, kalian akan mati.Kalian mengerti?kalian mendengar ku?"Kiran terkekeh mendengar ucapannya sendiri dan merindukan kucing kesayangannya.
"Ha-ha-ha"tawa Yuta membuat Kiran menoleh dan Kiran tersenyum tipis.
"Kenapa tertawa?"
"Kau masih bermain dengan tikus?"Yuta melangkah dan duduk di sebelah Kiran, Kiran memperlihatkan mainan baru nya dan bingung harus dia apakan tikus-tikus itu.
"Mereka sangat lucu,iya kan?"tanya Kiran menoleh sekilas dan Yuta diam-diam menatap gadis di depannya.Yuta tersenyum lebar dan Dylan mendekati keduanya penasaran dengan apa yang di bicarakan keduanya.
"Aaaa hey apa itu?"Dylan terkejut dan menjerit-jerit saat melihat apa yang di mainkan oleh Kiran.
"Ini gajah!"jawab Kiran, Yuta tertawa-tawa mendengar dan melihat Dylan yang ketakutan.
"Buang itu"teriak Dylan.
"Enak saja,ini milik ku"Kiran tidak mau dan mendelik sebal.Dan Dylan tidak mau mendekat sebelum tikus-tikus itu pergi dari pangkuan Kiran tapi sepertinya Kiran malah ingin membawanya pulang.
******
Pulang sekolah.
Kiran melangkah bersama teman-temannya, termasuk Yuta.Indri dan Sani tertawa-tawa saat melihat tingkah laku konyol Hito.Dan Kiran juga tertawa melihatnya.Tawa Kiran lenyap saat melihat Ken yang duduk di bagian depan mobilnya, menunggu Kiran.
"Ayok"ajak Yuta karena Kiran berhenti melangkah membuatnya tertinggal oleh teman-temannya, Yuta menatap ke arah yang di tatap oleh Kiran."Itu?"tunjuknya merasa pernah bertemu dengan pria yang sedang menunggu Kiran itu.
"Kak minta tanda tangan dong"seru Indri.
"Oke!"Ken menerima dan menandatangani buku yang diberikan oleh Indri, Sani juga mau begitu juga dengan Hito.
"Lukisan mu benar-benar berbeda dengan lukisan yang biasanya aku lihat kak"kata Hito memuji.
"Terima kasih"ucap Ken tanpa berpaling dan menandatangani setiap buku permintaan anak-anak itu.Indri melihat jelas kulit mulus,hidung mancung dan bibir merah Kenan di hadapannya.Tapi beberapa luka di wajah pria itu menodai ketampanannya.
"Terima kasih kakak"seru Hito, Indri dan Sani.Ken melangkah mendekati Kiran dan Kiran membuang muka,Yuta melihat jelas Kiran yang ketakutan melihat Ken.Padahal Ken pamannya, Dylan juga tidak tahu apa masalah di antara Ken dan Kiran.Sampai Kiran bersikap seperti itu.
"Kiran kami pulang duluan ya?"Indri melambaikan tangannya.
"Ya!"sahut Kiran melambaikan tangannya.
"Ayok pulang"ajak Dylan menarik tangan Yuta agar meninggalkan Kiran dan Ken, Kiran sudah akan memanggil keduanya tapi terhenti saat Ken melangkah lebih dekat padanya.Yuta menoleh dan Dylan terus menariknya.
"Kenapa tidak membalas pesan ku?"tanya Ken dan Kiran menundukkan kepalanya.
"Ponsel ku tertinggal"jawab Kiran padahal ponselnya di tas yang dia gendong.
”Oh,ayo pulang"ajak Ken dan menarik dagu Kiran agar mengangkat wajahnya dan menatapnya."Aku minta maaf"lirih Ken menelan ludahnya kasar dan menatap Kiran lekat dan Kiran juga menatapnya.
"Aku akan pulang ke rumah ayah,malam ini aku akan menginap lagi disana.Aku bisa naik taksi"Kiran memilih tidak menjawab permintaan maaf dari pamannya,dan mengubah pembicaraan Kiran melangkah melewati Ken,dan Ken meraih pergelangan tangan Kiran.Kiran berhenti dan menoleh menatap punggung pamannya lekat.Keduanya diam membisu, kejadian kemarin masih terbayang jelas oleh gadis itu.Kiran melepaskan tangan pamannya perlahan dan Ken tidak menahannya, berbalik dan menatap Kiran lekat.
"Bagaimana cara untuk membuat mu memaafkan ku?"tanya Ken dan Kiran berpaling.
"Jangan dulu meminta maaf,karena aku belum bisa memaafkan mu.Beri aku waktu,dan aku yakinkan bahwa aku akan memaafkan mu karena kau paman ku dan melupakan kejadian itu.Tapi untuk sekarang aku belum bisa"lirih Kiran berkata-kata dengab membelakangi Ken.Kiran melangkah dan langkahnya terhenti saat melihat adiknya Kai mengayuh sepeda dan mengehentikan sepedanya,menatap paman dan kakaknya lekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
mama kenand
kiran sama kayak ibu'ya....banyak cowok yg ngejar".....sampe paman'ya sendiri ikutan....
2021-04-23
1
mommy iqbal
kirain sama Zain ajj, bedanya sama kaya mmh n papa nya beda 8 thn ..
klo sama Ken mah ketuaan, beda nya jauh teuing 😂
2021-03-15
0
Kanjeng Netizzen
semoga jodohnya Kiran Zain
2021-03-01
0