Ken mengajak ketiga keponakannya berbelanja disebuah mal,Kenzie tidak ikut karena saat Ken akan mengajaknya Kenzie sedang tidur.Ken tersenyum melihat Kenzo dan Kiran terus bertengkar dan saling memukul berulang kali.Sementara Kai melangkah sejajar dengannya.
”Apa kau berziarah ke makam kakek kemarin?"tanya Ken, raut wajahnya berubah saat menanyakan hal tersebut yang membuatnya langsung teringat dengan almarhum ayahnya, Wahyu.
"Tentu saja,aku di antar paman Bobby dan paman siapa itu namanya aku lupa..Kakek sudah tenang, kepergiannya tidak akan pernah membuatku melupakan kenangan bersama nya."Kai membuang nafas kasar, suaranya terdengar berat karena dia juga merindukan kakeknya.Wahyu meninggal dunia dua tahun yang lalu,dan Malik yang paling terpukul.Satu bulan dia baru bisa menerima kepergian ayahnya, Wahyu sakit dan sudah komplikasi.Malik membawanya kemana-mana untuk berobat tapi takdir berkata lain, Wahyu menghembuskan nafas terakhirnya dan di makam kan di pemakaman yang sama dengan Marisa dan kakek Malik.
"Kau benar"lirih Ken menepuk-nepuk bahu Kai dan Kai menoleh sekilas lalu tersenyum tipis.
Bermain.
Kenzo dan Kai mencoba berbagai macam permainan,dan Kiran sedang mencoba permainan jepit boneka.Berulang kali gagal dan Kiran sudah menghabiskan banyak uang,tidak masalah toh ada pamannya.Pikir Kiran.
"Aku mohon..."Kiran menggigit bibir bawahnya dan menekan tombol setelah merasa jepitannya pas berada di atas boneka yang dia inginkan."Aaaa bodoh sekali aku"mengusap wajahnya kasar.
Ken tertawa-tawa melihat Kiran kesal seperti itu.
"Huff aku akan menghancurkan mu jika kau tidak memberikan ku boneka"ancamnya memukul kaca dan menempelkan wajahnya,menatap boneka yang dia inginkan tapi tidak dapat dapat.Ken melangkah mendekati Kiran,kedua mata gadis itu membulat saat Ken memeluknya,memegang tangannya dan tangan kirinya menahan.Kiran terhimpit di antara kedua tangan itu dan belum lagi tubuh Ken yang menempel di belakang tubuhnya.
"Gerakkan seperti ini"Ken mengajari Kiran cara bermain dan Kiran malah gugup.Ken mencondongkan tubuhnya dan membuat pipinya menempel di kepala Kiran dan hembusan nafas nya menerpa wajah gadis itu berulang kali.Kiran menatap boneka yang sudah terjepit lalu masuk ke lubang dan Kiran tersenyum lebar.
"Yes berhasil"katanya penuh semangat dan Ken mundur, lalu Kiran mengambil boneka yang dia mau.Kiran berbalik dan berhadapan dengan Ken."Terima kasih"Kiran tersenyum lebar lalu mendorong tubuh Ken dan mendekati kedua adiknya dengan berjalan berlenggak-lenggok.
"Lucu nya"Kai mengusap-usap boneka yang dibawa Kiran.
"Lucu kan?"masih bertanya.
"Iya lucu"Kai tersenyum dan Kiran merangkul pinggang adiknya Kai, Kai memainkan boneka landak itu.
"Capek ah"Kenzo duduk di lantai dan mengusap keringat dari wajah dan lehernya, Ken menatap ketiganya dan tersenyum lebar.
Setelah puas bermain dan berbelanja.Ken mengajak semuanya makan di sebuah restoran.Ken sangat memanjakan keponakannya, termasuk Sahara dan Celine.
"Ini enak aaa"Kiran menyuapi Kai, Kai menerimanya dan Kiran tersenyum.
"Aku juga"Kenzo membuka mulutnya dan Kiran menyuapinya kasar."Pelan-pelan"protesnya dengan mulut penuh.
"Aku akan menginap di rumah ayah,kalian bisa pulang aku akan naik taksi"Kiran mengunyah makanannya lembut dan menatap Ken sekilas.
"Biar aku antar, Zozo dan Kai bisa pulang naik taksi"sahut Ken menatap Kiran lekat.Dan Kai melirik Kiran dan Ken bergantian.
"Oke!"Kiran mengiyakan dan menghabiskan makanannya.
Mengantar Kiran.
Ken memberikan uang kepada Kai,dan Kai menerimanya.Ken menepuk body mobil dan taksi melaju dengan kecepatan sedang mengantarkan Kenzo dan Kai pulang.
Mobil Ken melaju dengan kecepatan sedang,Kiran menikmati es krim dan menatap keluar kaca mobil.
"Sampai juga akhirnya"Kiran senang dan menoleh.Ken mengangkat kepalan tangannya dan membukanya, sebuah kalung terurai dari tangannya dan Kiran menatap kalung tersebut."Apa ini?"
"Donat!"jawab Ken kesal, Kiran tertawa mendengarnya.
"Ini kalung"
"Ya sudah tahu kalung,pakek nanya lagi"ketus Ken.Menarik bahu Kiran agar lebih dekat dengan nya,Ken memakaikan kalung perlahan dan Kiran diam menunggu sampai Ken selesai.Padahal dia sudah memakai kalung miliknya sendiri, pemberian dari Malik dengan liontin kupu-kupu."Sudah"Ken mundur dan menarik rambut Kiran yang tertindih kalung, Kiran meraba-raba kalung di lehernya.
"Ini sangat cantik"Kiran melihat kalung di lehernya dari kaca spion,dan Kiran tersenyum lebar.Kiran tersenyum dan menatap Ken, begitu juga Ken yang menatapnya lekat.
Deg!
Kiran terkejut saat Ken menekan tengkuknya,dan wajahnya semakin dekat dengan wajah Kiran.Kiran mengunci bibirnya.Wajah Ken semakin dekat, Kiran bergerak saat ujung hidungnya bersentuhan dengan ujung hidung mancung Ken.Kedua bibir itu semakin dekat,dan hanya sedikit menekan saja Ken akan mencium keponakannya sendiri.
Plak!Kiran menampar Ken keras dan mendorong bahu Ken.Kiran menarik kalung yang diberikan Ken dari lehernya dan melemparkannya ke wajah Ken.
"Kau gila"Kiran membuka pintu mobil,dan turun.Lalu membuka pintu mobil belakang dan mengambil tas nya.Ken keluar dari mobil, mengejar Kiran dan meraih tangan gadis itu.Kiran berbalik dan Ken melepaskan cekalan tangannya saat melihat kedua mata indah itu berair karena ulahnya.
Deg!lagi.
Kiran benar-benar ketakutan saat melihat mobil ayahnya Agam, Kiran mundur menjauh dari Ken,dan berbalik mengusap air matanya dengan cepat dan Agam memperhatikan anaknya sampai akhirnya mobilnya sampai di depan pintu gerbang rumahnya bersebelahan dengan mobil Ken.
”Aku minta maaf"lirih Ken.
"Diam"berbisik Kiran dan Ken diam saat Agam membuka pintu mobil dan keluar dari mobilnya.Ken melangkah mendekati mobilnya, membuka pintu dan melirik Kiran sekilas yang tengah tersenyum menatap ayahnya.Ken masuk dan menyalakan mesin mobilnya.Mobil melaju meninggalkan kediaman Agam dan Kiran menyalami tangan ayahnya lalu memeluk ayahnya.
"Kenapa paman mu pergi tiba-tiba nak?"tanya Agam membalas pelukan anaknya.
"Kenapa ayah pulang secepat ini?"mengalihkan pembicaraan karena Kiran tidak mau membahas Ken untuk saat ini.
"Pekerjaan ayah sudah selesai,ayo masuk"ajak Agam dan membuka pintu gerbang,pak satpam baru datang dan habis menuntaskan pekerjaan nya di toilet,Agam meminta nya untuk memasukkan mobil ke garasi.Dan Agam membawa Kiran masuk.
******
Malam hari tiba.
Keysha sedang menyiapkan makan malam,dan melihat pintu kamarnya terbuka.Malik keluar dari kamar berbalut selimut kecil, tubuhnya sedang tidak enak badan dan Malik kembali ke tanah air bersama Ken.Keduanya membuat janji untuk bertemu dan pulang bersama.
Keysha melangkah mendekati suaminya, merangkul pinggang suaminya.
"Makan di kamar saja jika kau pusing lagi"kata Keysha benar-benar khawatir dengan kesehatan suaminya, pekerjaan yang banyak,kurang istirahat menjadi faktor utama tubuh Malik runtuh saat ini.
"Aku akan makan bersama dengan kalian"Malik menolak dan melangkah dalam rangkulan istrinya mendekat ke meja makan, Malik duduk dan memperhatikan istrinya yang sedang menyiapkan makanan untuknya.Malik mencubit pinggang istrinya dan Keysha menepis tangan suaminya kesal.
"Diam sayang"
"Kenapa kau sangat seksi"menarik tangan Keysha dan memeluk pinggang istrinya.
Tap tap tap..Suara langkah kaki membuat Malik refleks melepaskan pelukannya dengan raut wajah kesal dan Keysha terkekeh melihat nya.Kai datang bersama Ken,di susul Kenzo dan Kenzie dalam gandengannya.Semuanya duduk dan bersiap untuk makan malam bersama.
"Telepon Kiran sudah makan apa belum,Zo"titah Malik kepada Kenzo.
"Ponselku di kamar papa"jawabnya membuat Malik tambah kesal.
"Tidak mungkin ayahnya membiarkannya kelaparan kan?papa tidak usah khawatir"Kai menyela.
"Betul"Kenzo tersenyum.
Ken diam tidak ikut menimpali obrolan mereka semua,Kai menatapnya penuh curiga.Kiran bahkan tidak ada menghubungi nya, biasanya jika Kiran sedang berada di rumah ayahnya kiran tidak akan berhenti menelepon Kai hanya untuk menanyakan keadaan papa dan mama nya.Tapi sekarang tidak, Kai mencoba menghubungi tapi nomor ponsel kakaknya mati.Dan Kai terpaksa mengatakan hal itu agar papanya tidak menelepon Kiran.Itu juga jika papanya terpengaruh oleh kata-kata nya.
****
Pukul 22:50
Kiran mendekap kedua lututnya yang bergetar sedari tadi,kejadian didalam mobil benar-benar mengganggunya.Jika Kiran tidak menghindar mungkin dia benar-benar akan kehilangan ciuman pertamanya oleh pamannya sendiri.Banyak pertanyaan muncul dibenaknya.Entah apa yang di pikirkan Ken sampai melakukan hal tersebut.
"Bodoh!"makinya kepada diri sendiri.Kiran meraih ponselnya yang sengaja dia matikan,dan menyalakannya.Dua menit setelah ponselnya menyala, panggilan masuk dari adiknya Kai.
"Halo?"Kai senang karena Kiran menerima panggilan telepon darinya,Kai berdiri dari duduknya dan menatap pemandangan dari atas rooftop rumahnya.Kai terdiam saat sudah siap untuk berbicara karena mendengar tangisan kakaknya.
"Kai"lirih Kiran.
"Ada apa baby?"tanyanya begitu lembut agar kakaknya mau berbicara.
"Aku benci paman Ken"
"Apa yang dia lakukan?"suara Kai meninggi.
"Aku ingin bertemu denganmu hiks!"
Kai mengepalkan tangannya, Kiran bukan anak yang cengeng dan gampang menangis.Dia gadis yang kuat karena di ajarkan seperti itu sama dengan ketiga adik laki-lakinya oleh papanya.Kai diam mendengarkan isakan tangis kakaknya,tapi tidak mungkin dia harus ke rumah Aloona.
"Tak sudi"gumam Kai.
"Kau bisa kemari?"
"Aku tidak bisa"
"Ya sudah tidur sana"Kiran pasrah dan membuat adiknya tidak tega mendengarnya.
"Aku bisa kesana tapi aku tidak mau masuk ke dalam rumah,minta izin dulu kepada ayahmu agar tidak ada kesalahpahaman.Jika bisa"Kai pergi dari atap rumah dan menuruni anak tangga lalu masuk ke kamarnya.
"Oke, berangkat sekarang ya Kai"
"Iya,tiga puluh menit aku sampai"Kai menutup panggilan dan memakai jaketnya,meraih helm nya di atas lemari dan keluar dari kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Rahmawaty❣️
Kiran nurunin emaknya ye byk yg sukain
2022-09-27
1
Cindi Juwita Ayu Lestari
yahhh jangan jangan Ken seneng sm Kiran, secara kan bukan sodara kandung
2021-08-06
0
mama kenand
ken suka ma kiran....bisa perang ma kai ma malik juga....tapi seandai'ya iya kan ga pa" so kiran ma ken ga da ikatan darah....
2021-04-23
0