Nabila terus mencari Kiran,dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang agar bisa melihat setiap jalan yang dia lewati, karena dia yakin Kiran belum jauh.Kaki gadis itu juga terluka,dan Kiran sama sekali tidak membawa uang.Nabila menelepon Kai tapi anak itu tidak mengangkat nya,dan akhirnya Nabila menelepon Kenzo.
"Halo assalamualaikum nak?"
"Waalaikumsalam"
"Bisa tolong tante gak ya?"
"Ada apa memangnya tante?"
"Kiran kan menginap lagi malam ini,tadi bibi nya Sera datang.Kamu pasti sudah tahu kan?"
Kenzo yang berada bersama teman-temannya, memilih pergi dan teman-temannya saat mendengar kabar yang tidak baik itu.
"Iya saya tahu tante,terus?”
"Kiran pergi,kaki nya berdarah darahnya menetes sangat banyak.Tante yakin Kiran belum jauh dari rumah, masih di sekitaran sini"Nabila terus mencari.
"Telepon aku jika Tante menemukannya,aku berangkat sekarang.Jangan telepon mama sama papa ya tante aku mohon"Kenzo khawatir kepada kakaknya,dan sekaligus khawatir dengan ketenangan antara dua keluarga tersebut.
"Iya nak!"panggilan berakhir.
Di rumah.
Kai sedang mengerjakan PR nya,di kamar Kenzo dan mengajari adiknya Kenzie yang juga sedang mengerjakan PR nya.
"Kakak begini bukan?"tanya Kenzie memperlihatkan bukunya.
"Gimana sih?bukan begini.Heuh salah terus"Kai kesal dan Kenzie mengerucutkan bibirnya,menahan tangis.Keysha masuk membawa nampan dengan dua gelas susu coklat hangat.Kenzie senang sambil menggigit pensilnya."Aku tidak mau memakai pensil mu ya, kebiasaan"tegur Kai melotot.
"Mama!"Kenzie merengek kepada ibunya, Keysha duduk dibelakang Kenzie.
"Kamu dari tadi marah-marah terus kenapa sih Kai?"Keysha mengusap-usap rambut Kai lembut dan Kai cemberut.
"Ini anak gak ngerti ngerti ma, kesel.Gereget jadinya,boleh di pukul gak sih?"Kai murka.
"Kamu pukul adek kamu,tidur di luar"Keysha mengarahkan tangannya ke pintu kamar, Kai mendelik sebal dan Kenzie malah meledeknya dengan menjulurkan lidahnya sekilas.Kai menyelesaikan PR nya dan ponselnya bergetar di sebelah bukunya, Keysha mencoba mengintip tapi Kai menyembunyikannya.Dan membacanya dibalik bukunya.
"Pesan dari pacar kamu ya?kamu pacaran nak?"tuduh Keysha membuat Kai tergelak mendengarnya."Ketawa lagi"
"Siapa yang pacaran mama ku sayang,ini pesan dari teman ku.Aku sibuk les ini dan itu gak punya waktu buat pacaran"Kai berusaha tertawa dan harus menyembunyikan berita yang kurang baik, Kenzo mengirimkan pesan kepadanya agar membantu mencari Kiran yang entah kemana.
"Oh"singkat Keysha.
*******
Kiran berdiri di tepi jalan menunggu kendaraan.Berulang kali gadis tersebut membuang nafasnya kasar, ingin menangis tapi entah kenapa air matanya tidak mau menetes.Dan itu sangat menyiksa Kiran.Tangannya terkepal kuat,ingin sekali dia membalas Sera namun apa dayanya yang pernah membalas Sera malah dia yang di salahkan ayahnya.Tidak mau lagi Kiran berontak,dan menahan rasa sakitnya walaupun wanita itu selalu menganggu dan menyiksanya.
"Zain"lirihnya berkata, seraya membuka ponselnya dan menatap pesan balasan dari Zain tadi.Kiran menekan dua tombol yang berada di pinggir ponselnya bersamaan,dan pesan tersebut masuk ke galery nya.(Screenshot)."Kenapa kau sangat dingin Zain,dan kenapa aku tidak pernah lelah mengirimkan pesan padamu.Mengomentari semua postingan mu,dan kau tidak pernah menekan tombol like satu kali pun padaku."Kiran tambah sedih dan mengenggam ponselnya kuat."Kemana bus, kenapa tidak muncul juga"berteriak kesal."Aku ingin pulang,aku ingin pulang"Kiran kesal,marah,dan benci itulah yang dia rasakan.Ponselnya mati dan Kiran tidak perduli.
Kiran memilih melangkah pergi dari tempatnya,dengan kaki telanjang nya yang terasa ngilu apalagi saat menginjak batu kerikil tajam tapi Kiran menahannya dan ingin cepat sampai di rumah.
"Apa aku lewat gang saja? biar cepat?"bertanya-tanya saat melihat gang yang dia lewati, Kiran mundur tiga langkah dan menatap gang gelap dan sempit itu.Kiran mengurungkan niatnya dan memilih menyusuri tepi jalan perlahan.Langkahnya terhenti saat melihat pedagang gorengan dan perutnya berbunyi, perjalanan jauh benar-benar menguras tenaganya.Kiran merogoh sakunya tapi tidak menemukan apa-apa."Miskin sekali aku"Kiran kembali melangkah.
******
Kenzo dan Kai berpencar mencari Kiran, begitu juga dengan Nabila.Kenzo menepikan motornya dan Kai mendekat.
"Bagaimana?"tanya Kai.
"Di sana juga tidak ada, kita cari lagi"ucap Kenzo dan kembali melajukan motornya.Kai yang juga sudah bersiap untuk kembali, mengurungkan niatnya saat ponselnya berdering.Kai mengernyit karena nomor yang meneleponnya tidak dia kenali.Karena kakaknya entah dimana,dan Kai berpikir mungkin itu kakaknya,segera lekas menjawab panggilan tersebut.
"Halo?"
"Baby bersama ku,kalian tidak perlu mencarinya lagi.Sebaiknya kalian cepat pulang,dan hadapi papa kalian yang sedang marah"kata Zain dan setelah selesai menutup panggilannya.Kai mencengkram rambutnya frustasi dan mendengar papanya sedang marah membuat Kai takut.
"Zo!"teriak Kai dan menyalakan motornya lalu mengejar kakaknya.
"Apa?"Kenzo berhenti dan menunggu adiknya sampai padanya.
”Ayo kita pulang saja"ajak kai.
"Kau gila,baby belum ketemu.Dia kakakmu juga"Kenzo marah.
"Maksudku,baby sudah ketemu"
"Apa?"Kenzo membuka helm nya agar bisa mendengar lebih jelas."Apa?"tanya nya dan menatap Kai lekat.
"Kakak sudah ketemu,Zain sudah menemukan nya.Dan katanya kita harus segera pulang, papa marah"imbuh Kai dan pergi meninggalkan kakaknya.
"Tunggu"Kenzo memakai helm nya kembali dan dia juga panik karena Zain lebih dulu menemukan Kiran,dan sudah pasti papa mereka juga tahu.Kenzo merogoh ponselnya, menyelipkannya di helmnya, panggilan masuk dari Nabila."Iya tante?"
"Kiran sudah ketemu belum ya?"Nabila cemas.
"Sudah tante,ini aku dan Kai juga akan pulang.Tante dimana?biar saya antar pulang"Kenzo tidak tega membiarkan wanita itu pulang sendirian di malam selarut ini
"Alhamdulillah, syukurlah jika Kiran sudah ketemu.Tidak perlu mengantar tante,kamu aja yang cepat pulang ya"Nabila merasa lega karena Kiran sudah di temukan.
"Oh oke tante,maaf sudah membuat tante kerepotan seperti ini"
"Tidak masalah,ya sudah assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"panggilan berakhir.
*******
Kiran duduk di kursi taman,dan berusaha menelepon seseorang agar menjemputnya.Belum dia sempat menekan panggilan ponselnya sudah mati karena kehabisan baterai.Kiran menarik rambut dari wajahnya ke belakang,dan sudah tidak bisa melangkah lagi karena kakinya sakit.Kiran menoleh saat suara motor terdengar dari pintu masuk taman,dan Kiran memperhatikan pria memakai pakaian serba hitam dan wajahnya tidak terlihat karena memakai helm.Kiran tidak perduli dan kembali menatap lurus ke depan menunggu papa nya menjemput,dia yakin Malik menyimpan pelacak di ponselnya.
"Papa!"lirihnya pelan.Dan menutup matanya."Papa!!"berteriak kencang, isakan tangisnya terdengar tapi air matanya belum juga mau menetes.
Zain terkekeh dibalik helm nya,melihat Kiran seperti itu.Zain melangkah mendekat dan Kiran membuka matanya,menatap pria yang mendekati nya.
"Mau apa dia?"gumam Kiran."Papa!"bisik nya dan bangkit dari duduknya.Zain menoyor kepala gadis itu dan membuat Kiran menyerang Zain, Zain meladeninya dan Kiran menahan rasa sakit di kakinya."Kurang ajar kau"berusaha meninju dada besar Zain tapi Kiran tidak bisa.Tangannya di tepis pelan berulang kali.
"Stop!"teriak Zain memegang kedua tangan gadis itu agar berhenti.
"Lepas!"Kiran berusaha untuk melepaskan diri dan Zain melepaskan kedua tangan gadis itu."Kyaaaak"Kiran kehilangan keseimbangan dan akan terjatuh,Zain mencondongkan tubuhnya, merangkul pinggang ramping itu dan menariknya.Kiran tertarik dan bibirnya membentur kaca helm gelap dan tidak terlihat wajah seperti apa yang memakai helm tersebut.Zain yang melihat jelas wajah gadis sedekat itu, membuat kedua matanya membulat begitu juga dengan Kiran.Kiran mundur menjauh dan lipstik nya menempel di kaca helm.
"Kurang ajar,kau menyentuhku.Kau tidak tahu papa ku siapa hah?"Kiran mendorong-dorong dada besar Zain dan Zain mundur sesuai dengan dorongan gadis itu.Kiran terjatuh saat kakinya menginjak batu kerikil dan Kiran meringis.Zain berlutut di hadapan Kiran.Ingin melihat kaki gadis itu dan Kiran menepisnya."Jangan sentuh aku"
"Kenapa kau sangat berisik!"Zain berteriak dan melepaskan helm dari kepalanya.Kiran terdiam menatap wajah tampan Zain di hadapannya,Zain mengomel dan Kiran tidak mendengar nya, memiringkan kepalanya dan tersenyum lebar menatap Zain."Aku bahkan tidak mendapatkan kesempatan untuk bicara,kau sangat berisik, cerewet dan bawel."Zain mendekat dan tangannya meraih kaki Kiran,dan meletakkannya di pangkuannya.
"Aaa sakit"Kiran menjerit karena Zain menyentuh lukanya.
"Bangun!"menjatuhkan kaki Kiran dari pangkuannya,dan Zain berdiri lalu duduk di kursi."Bangun!"titahnya tegas karena Kiran hanya diam,dibalik punggung gadis itu bibirnya tersenyum lebar karena Zain datang kepadanya.
"Gendong!"pinta Kiran dan menoleh menatap pria itu,dia benar-benar kehabisan tenaga untuk berdiri.
"Bangun sendiri,atau aku tinggal?"ancamnya sudah bangkit dari duduknya, Kiran berusaha bangkit dan menopang berat tubuh nya dengan kedua tangan."Jangan,jangan bangun aku akan membantumu"Zain tidak tega dan Kiran tersenyum tipis,Zain mendekat dan menggendong Kiran.Kiran menatap pria tampan itu dengan seksama.Zain mendudukan Kiran kasar ke atas kursi.
"Auw sakit"meringis dan Zain tidak perduli.Zain mengambil kantung plastik berisi kue dan obat.Kiran memperhatikannya."Kau tahu aku terluka?kau tahu aku kelaparan.Kenapa tidak menemui ku dari tadi"Kiran kesal.
"Anak buah papa mu yang pertama kali melihat mu,dan mengatakan kau terluka dan air liur mu menetes saat melihat pedagang gorengan."Menjelaskan,dan Kiran mengusap sudut bibirnya.Refleks..
"Ish,siapa yang seperti itu aku tidak seperti itu."Kiran kesal,Zain tersenyum tipis dan menarik kaki kiri gadis itu ke pangkuannya dan membersihkan kaki Kiran terlebih dahulu sebelum mengobatinya."Auw!"jerit Kiran saat alkohol menyentuh lukanya.Zain tetap menekan alkohol yang sudah diteteskan ke kapas itu dan dan menekannya di luka Kiran."Auw sakit, sakit sakit"menarik kakinya tidak mau di obati.
"Bisa diam?"Zain kesal.
"Tidak,aku tidak bisa diam.Aku tidak akan diam"Kiran juga kesal dan menurunkan kakinya.Zain bergeser lebih dekat dan menarik kaki Kiran kembali membuat gadis itu tertarik dan...Zain menjauhkan wajahnya.Dan Kiran hampir mencium pipi pria itu.Kiran mundur menjauh dan hampir saja tersenggal karena tidak bisa bernafas saat wajahnya berhadapan dengan wajah Zain.
"Diam"Zain terus mengobati luka Kiran dan Kiran memperhatikannya, untuk pertama kali bisa sedekat itu.Setelah selesai Zain merobek kemejanya dan Kiran menatap langit yang gelap itu saat perut Zain terlihat sedikit tapi tetap saja membuat Kiran tegang.Zain membalut kedua kaki gadis itu dengan kemejanya dan menatap Kiran yang menatap ke atas, Kiran menoleh saat sadar Zain menatapnya,dan Zain langsung menundukkan wajahnya.
"Kapan kau kembali?"Kiran bertanya dan Zain menatapnya sekilas.
"Tadi!"singkatnya.
"Kenapa tidak langsung menemui ku?"
"Apa harus?"
"Benar-benar kau ya, sangat menyebalkan"Kiran mendelik sebal dan Zain meraih tangannya, membersihkan luka serta mengobatinya."Sakit"
"Tahan"
"Sakit"
"Tahan saja bisa kan"
"Ini sangat perih"Kiran terus meringis.
"Tahan!!"berteriak.
"Kau membentakku hiks"Kiran menangis dan air matanya menetes deras."Bagus air mata"pujinya bergumam.
"Aku tidak membentak mu,jangan menangis"
"Kau perduli padaku?"
"Tentu,kau anak tuan ku.Jika tuan tahu kau menangis karena ku,aku akan di pecat"
Bug! Kiran memukul bahu Zain kesal.
"Kenapa?apa ucapan ku salah?"
"Tidak,kau sangat benar"puji Kiran kesal.Zain menahan senyumnya dan Kiran membuang muka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Rinjani
Zain bawa pulang biar Papa mu tahu Sera ma Agam tahu ..kasian Nabila
2023-01-22
1
Nukifaljen
yg bakal menggantikan Malik itu si kau ya Thor
2021-05-17
0
💖 NAMA Q CINTA 💖
AKU kok pgn si cantik sama zeiN
2021-02-24
0