Perusahaan K-Four Campony.
Malik masuk ke dalam gedung, di susul Zain, TK dan anak buahnya.Para karyawan menatap bos mereka semua dan juga pria yang sama tapi setelan baju nya berbeda.Kali ini setelan jas berwarna hitam membalut tubuh kekar Zain, begitu gagah dan sangat rapih.Rapat dadakan sudah siap dan orang-orang yang memiliki posisi penting di K-Four Campony sudah berkumpul di ruang rapat.CTO,CFO, manager, finance dan yang lainnya.Malik melangkah keluar dari lift, di ikuti oleh Zain dan TK.Ketiganya melangkah menuju ruang rapat,semua orang yang tadinya duduk lekas berdiri saat TK masuk dan menahan pintu, lalu CEO K-Four Campony masuk dan duduk di kursinya.
"Masuk!"titah TK kepada Zain yang terlihat ragu,entah kenapa.Zain sangat gugup,karena mulai hari ini dia akan menjadi sekertaris Malik namun dalam waktu dua bulan TK masih menjadi sekertaris bayangan yang melihat bagaimana kinerja perusahaan K-Four Campony dengan sekertaris baru seperti Zain,TK berhak menegur, merevisi semua yang salah jika Zain melakukan kesalahan.
"Selamat siang semuanya"TK membuka rapat.
"Selamat siang juga"seru beberapa orang.
"Rapat kali ini saya akan memperkenalkan sekertaris baru tuan Malik Harsya CEO K-Four Campony.Yaitu Zain AQilan."Seru TK begitu tegas, sangat berwibawa dan semua orang meragukan Zain.Dan menginginkan TK seterusnya menjadi sekertaris Malik, Malik tersenyum tipis mendengarkan perdebatan tersebut.Zain menatap semuanya satu-persatu dan dia berjanji kepada dirinya sendiri akan membuktikan bahwa dia pantas berada di sebelah sang CEO.
********
Kiran tidak keluar kelas walaupun saat ini adalah jam istirahat sekolah, Kiran menuliskan sesuatu di bukunya dan di kelas hanya ada dirinya seorang.
"Zain AQilan tinggi 1,86m 24 Mei.Kiran Malik Harsya 1,55m 14 Mei.Zain dingin dan keras kepala, Kiran imut, lucu dan cantik"tulis Kiran di bukunya dan tertawa-tawa saat membacanya kembali."Ko aku pendek sih,aku benar-benar seperti mama.Pendek pendek"gerutunya menutup buku dan ponselnya bergetar.Kiran mengernyit karena Ken yang meneleponnya.
"Halo?"suara Ken terdengar,ia sedang duduk di kursi dan membuka laptopnya.
"Kenapa?"tanya Kiran membereskan bukunya ke dalam tas.
"Kamu dimana?"Ken bangkit dari duduknya,dan menatap keluar kaca jendela.
"Di sekolah,dimana lagi jam segini kalau bukan di sekolah"Kiran menjatuhkan pipinya di atas meja.
”Aku jemput kau nanti"
"Tidak usah!"menolak,dan langsung teringat dengan ucapan adiknya Kai.Seperti alarm berbunyi di atas kepalanya.
"Kenapa?"Ken terdengar kecewa.
"Aku akan pergi jalan-jalan bersama teman-teman, jangan menjemput ku"Kiran melirik Dylan yang masuk dan mendekatinya.
"Apa ini sebuah kebohongan lagi? seperti ponsel itu?"Ken meraih gelas dan meminum air putih,lalu duduk di tepi meja menunggu gadis itu menjawabnya.
"Aku jujur,ada Kai juga dan Dylan"Kiran mendorong kepala Dylan dari bahunya kesal.
"Benarkah?"
"Iya paman"
"Ya sudah hati-hati,jika ada sesuatu telepon aku"
"Hemm"tidak mengiyakan ataupun menolak, Kiran bingung.
"Baby?"
"Apa?"
"Aku menyayangimu"lirih Ken dan Kiran terdiam mendengarkan hembusan nafas kasar paman nya, Dylan memperhatikan Kiran yang tiba-tiba diam entah mendengar apa.Kiran mematikan panggilan,dan meletakkan ponselnya di atas meja raut wajahnya begitu gelisah dan Kiran memijat dahinya berulang kali.
"Kiran,kau sakit?"Dylan menempelkan punggung tangannya di dahi Kiran.Suhu tubuh gadis itu normal dan Kiran menjatuhkan pipinya kembali, Dylan mengikuti dan keduanya saling menatap lekat.
"Aku sedang bingung"
"Bingung kenapa?"
"Entahlah"Kiran berbalik dan tidak saling menatap lagi dengan Dylan.Yuta dari bibir pintu memperhatikan keduanya dan melangkah masuk ke dalam kelas lalu duduk di bangkunya.
**********
Pulang sekolah.
Kiran terus menelepon Kai tapi Kai tidak menjawab panggilan darinya, Kiran mencoba berulang kali dan terus melangkah menundukkan kepalanya.
Brug! kepalanya membentur dada besar seorang pria dan Kiran mendongak menatap pria di hadapannya,Zain.
"Jalan dengan benar"tegur Zain dengan setelan jas formal seperti itu membuatnya semakin terlihat tampan.Kiran menggeleng kepala,dan melewati Zain begitu saja.Zain berbalik dan melangkah menyusul Kiran."Mau kemana?"menarik tas Kiran dan gadis itu tertarik.
"Lepaskan!"berusaha meraih lengan Zain tapi dia tidak mampu."Dasar tiang listrik"makinya membuat Zain tersenyum tipis.
"Ayo pulang"melepaskan tas Kiran dan melangkah melewati gadis itu.
"Aku mau main"Kiran melangkah ke arah berbeda, dan Zain terbelalak lalu menyusulnya.
"Main kemana?"menarik tangan Kiran, Kiran menepisnya dan berhadapan dengan Zain."Kamu marah?"tanya Zain mencondongkan tubuhnya dan membuat wajahnya dan wajah Kiran sangat dekat.
"Menjauh dariku"Kiran gugup.Zain tersenyum lebar melihat Kiran gugup."Jangan senyum,aku benci melihat senyuman mu”
"Kamu marah karena aku punya pacar?"
"Gak!biasa aja"
”Kalau begitu ayo pulang dulu, setelah itu aku antar kamu bermain mau kemana?jangan memakai seragam sekolah seperti ini"Zain tersenyum dan menjatuhkan telapak tangannya ke atas kepala gadis itu.Kiran terdiam dan mendorong tubuh Zain lalu melangkah mendekati mobil, Zain terkekeh melihat nya dan menyusul Kiran membukakan pintu mobil untuk nona nya.
************
Bermain.
Di mal, Kiran beserta teman-temannya dan adiknya Kai berjalan-jalan.Membeli kosmetik, makanan, minuman dan semuanya sangat berisik bergurau dan saling menyenggol.Anak buah Malik tetap berjaga dari kejauhan.Setelah mengantar Kiran Zain kembali ke perusahaan.
"Makan yuk,lapar nih"ajak Hito.
"Ayok"Kiran mengiyakan.
"Dimana kita mau makan?"tanya Yuta.
"Terserah dimana saja"sahut Indri menatap Yuta lekat, pandangan Kiran tertuju pada Hito yang mengepalkan tangannya saat melihat Indri menatap Yuta seperti itu.Kiran bertanya-tanya,tapi dia yakin Hito memiliki perasaan untuk Indri tapi Indri terlihat lebih tertarik dengan Yuta.
"Kamu kenapa?"tanya Dylan berbisik kepada Kiran.Kiran menoleh dan tersenyum tipis.
"Tidak apa-apa,ayok"Kiran melangkah mendahului Dylan,karena yang lain sudah melangkah jauh termasuk Yuta.Di restoran, Kai memakan makanannya dengan lahap karena dia tidak makan siang tadi.Kai memang lebih sering menghabiskan waktu bersama kakaknya, ketimbang dengan teman-temannya tapi Kai juga mudah akrab dan memiliki teman banyak apalagi teman-teman satu tongkrongannya.
"Mau ini?"Yuta menawarkan sayap ayam kepada Kiran.
"Aku mau!"sambar Dylan dan memakan sayap ayam itu kesal.Kiran diam tidak terganggu sama sekali dengan keduanya, pikirannya melayang kemana-mana.Dan Kiran ingin ke toilet.
"Aku ke toilet dulu ya"Kiran pamit kepada teman-temannya, Dylan memperhatikan kepergian Kiran dengan seksama.
****
Di perusahaan K-Four Campony.
Malik dan Zain tengah menikmati secangkir teh hangat di atas balkon,keduanya sesekali tertawa dan TK hanya diam duduk di atas sofa di ruangan CEO tersebut.
"Tuan,ada tuan Edo dan sekretaris."Seru TK setelah membuka pintu dan Malik terdiam sejenak.
"Apa ada janji bertemu dengannya?"tanya Malik kepada Zain.
"Saya rasa tidak ada janji dengannya tuan"tutur Zain menjawab, Malik melangkah masuk dan susul Zain lalu menutup pintu.
Malik duduk dan menatap kaki kanan Edo di hadapannya,di atas meja.Zain sudah mengepalkan tangannya kuat dan ingin sekali memiliki wajah menantang dan mengejek pria itu.TK juga sama,dia ingin menyeret Edo rekan bisnis yang sudah bekerja sama dengan Malik satu tahun.Namun sikapnya berubah ketika Malik menolak untuk menjodohkan anak Edo dengan putrinya.
”Aku masih menunggu kau mengiyakan kesepakatan bersama ku tentang perjodohan anak kita tuan Malik"serunya,dengan menyeringai lebar dan Melik tersenyum tipis menanggapinya.Zain menatap tajam wanita berambut panjang dengan kemeja dua kancing terbuka membuat belahan dadanya terlihat,niatnya menggoda Malik dan Malik sama sekali tidak pernah menanggapinya.Wanita tersebut malah mengincar Zain sekarang.
”Jawaban saya sama dengan waktu itu tuan"jawab Malik dan menatap Edo lekat.Tatapan yang begitu tajam dan seperti menyiapkan ancang-ancang untuk melakukan penyerangan.
"Haha!"tertawa kecil mendengar penolakan dari Malik kepada putranya."Putrimu akan menjadi ratu dan memiliki kehidupan yang baik,uang, fasilitas semuanya tuan"
"Saya bisa memberikan semuanya, untuk anak saya saat ini juga tanpa harus merasakan semuanya saat menikah dengan anak mu”tegas Malik menolak untuk menikahkan putrinya dengan anak Edo,dia tidak mau menyiksa anaknya sendiri dengan perjodohan.Kiran bukan gadis yang mau diatur,akan buruk jadinya jika Malik memaksa anaknya untuk menikah seperti itu.
"Sombong,bukannya istrimu juga menikah padahal dia masih sekolah?kenapa putrimu tidak bisa?"maki Edo kesal.
"Jaga mulutmu tuan,aku bisa saja merobek bibir mu itu sekarang juga"Zain bangkit dan Edo ketakutan, Malik menahan lutut Zain agar duduk kembali dengan tenang.
"Kau memaksaku untuk melakukan hal yang tidak akan pernah kau bayangkan tuan Malik"Edo kesal, berdiri dan merapihkan jas nya.
Bug!Malik menendang perut buncit Edo sampai tersungkur ke belakang kursi,dan kursi terjatuh.Edo meringis kesakitan, sekertaris nya ingin melawan tapi dia tidak mampu,dengan tatapan tajam Zain saja membuatnya takut apalagi dia wanita.
Malik melangkahi meja dan mencengkram kuat kerah baju Edo."Aku masih bisa menahan amarah ku karena kerjasama antara kita berdua,tapi kau menyebutkan dua perempuan dalam kehidupan ku dengan mulut kotor mu.Apa hak mu menyebut istri dan putriku seperti itu sialan"
Bug! memukul wajah Edo kembali.
”Kerja sama kita sampai di sini saja Malik, aku sudah tidak sudi bekerja sama dengan mu"Edo berusaha melepaskan cengkraman tangan Malik dari kerah bajunya.
"Memangnya siapa yang mengatakan, setelah ini kita masih menjadi rekan bisnis bodoh"menghempaskan cengkraman nya dan membuat kepala Edo membentur lantai.
”Bos"seru wanita itu membantu tuan berdiri,dan TK menjambak rambut nya menyeretnya keluar ,Zain menyeret Edo juga keluar.Malik menendang kursi sampai hancur dan tangannya menogoh saku jas nya, menelepon Kiran.
"Assalamualaikum papa?"
"Waalaikumsalam sayang,kamu dimana?"
"Aku masih di mall papa"suara Kiran berat.Semua teman-teman nya diam,Kai pergi untuk menyusul Sera yang sudah menyakiti kakaknya.Sani merapihkan rambut Kiran bersama Dylan.Dan Yuta diam menatap Kiran penuh cakaran di tangan,leher dan rambutnya acak-acakan karena diserang oleh Sera di toilet.
"Kamu menangis nak?"
"Gak papa,aku tersedak terus batuk jadi suaraku begini"membantah,dan tidak mau papa nya tahu.
"Papa jemput kamu sekarang,tunggu di luar mal.Biarkan teman-teman mu pergi jangan bermain lagi, cukup dan keluar sekarang"titah Malik dan menutup panggilan, Malik meraih tas nya dan menelepon istrinya.Agar istrinya tidak kemana-mana,padahal kemana pun pergi Keysha selalu menghubungi suaminya terlebih dahulu.
Di Mal.
Kiran berusaha untuk menguasai dirinya, membuang nafas seperti dia menarik nafasnya.Pelan.Kiran mengusap air matanya,entah kenapa Sera ada disana bersama teman-temannya juga.Dan paling parahnya, teman-teman Sera hanya diam saat Sera menyiksa Kiran.
"Ayo pulang"ajak Dylan.Menatap Kiran lekat.
"Papa ku akan menjemput,kalian pulang saja.Jangan ceritakan apapun kepada papa atau mama ku jika kalian bertemu dengan keduanya"lirih Kiran menatap semua teman-temannya, teman-temannya mengangguk pelan mengiyakan.
"Ayo kita keluar bersama-sama, tidak mungkin kita akan mengantar Kiran jika papanya sudah akan menjemput."Seru Yuta menarik tangan Kiran dan mengajaknya berjalan bersama, Dylan berkacak pinggang kesal dan menatap Kiran dalam rangkulan Yuta.Jika Dylan yang merangkul nya pasti Kiran sudah meninjunya.Tapi untuk Yuta kenapa Kiran berbeda,Dylan benar-benar tidak habis pikir.
Di luar mall.
Semua teman-temannya berpamitan untuk pulang, Kiran memperhatikan Hito yang memperhatikan Indri dan Yuta.Dylan pulang sendiri dengan motornya,Sani naik ojek online,Indri masuk ke dalam mobil setelah Yuta membukakan pintu.
"Hito,kamu suka sama Indri?"tanya Kiran membuat Hito menoleh.
"Gak ko!"bantahnya dan menundukkan wajahnya yang terlihat jelas jika dia cemburu.
”Aku cuma mau bilang jangan menyerah ya"menepuk bahu Hito,Hito menoleh dan merasa senang ada yang mendukungnya."Semoga Indri juga suka sama kamu"Kiran tersenyum.Hito menoleh saat mobil Yuta melaju dengan kecepatan tinggi.
"Aku harap juga begitu,kamu juga suka kan sama Yuta?"tanya Hito.
"Hahaha"Kiran tertawa.Berusaha menghibur dirinya yang sedih karena kejadian tadi."Aku gak suka sama Yuta,kami berteman baik"Kiran tersenyum.
"Hah?"Hito terkejut."Terus kamu suka nya sama siapa?"Hito tersenyum tipis.
"Aku sukanya sama.....?"Kiran terdiam berhenti berbicara,dan melirik Zain yang datang setelah keluar dari mobil.Malik pergi menjemput Keysha karena istrinya masih sibuk di toko,dan Zain menjemput Kiran.Hito melirik ke arah yang di tatap lekat oleh gadis dihadapannya.
"Sama dia?"tunjuk Hito kepada Zain,dan Kiran terdiam malah fokus memperhatikan Zain yang melangkah ke arahnya, berulang kali merapihkan rambutnya,dengan kedua mata berbinar dibalik kaca mata hitamnya.
"Ayo pulang"ajak Zain meraih pergelangan tangan Kiran dan mendelik tajam kepada Hito.
"Aku pulang dah"Kiran melambaikan tangan dan Hito membalasnya, Hito pergi dan naik taksi.Kiran berlari kecil untuk mengimbangi langkah besar Zain.
"Siapa dia?"tanya Zain tanpa berpaling.Karena belum pernah ia mendengar jika Kiran memiliki kekasih.
"Dia teman ku"Kiran menatap punggung besar dan kekar di hadapannya.
"Kenapa akrab sekali"masih tidak berpaling.
"Dia teman ku,kau pikir aku harus berkelahi dengannya?"teriak Kiran dan Zain menariknya, membuat Kiran tertarik dan membentur pintu mobil,lalu Zain menahan dengan kedua tangannya di sisi kanan dan kiri.
"Jangan dekat-dekat dengan laki-laki"tegurnya.
"Kau juga kan laki-laki,jadi aku harus pulang sendiri"Kiran mendorong tangan besar Zain tapi Zain menahannya.Kiran diam karena Zain menatapnya lekat, sangat lama membuatnya gelisah salah tingkah.
Sampai Zain merasa puas,dan tersenyum tipis melihat gadis dihadapan salah tingkah seperti itu.Sampai saatnya Zain berkata"Pulang"tegas Zain, menjauhkan tangannya dan mendorong bahu Kiran agar menyingkir dari pintu mobil.Kiran memukul bahu Zain kesal.Zain membukakan pintu.
"Masuk"titahnya dan Kiran masuk,dengan Zain yang menghalangi kepala Kiran dengan tangannya.Menjaga,dan khawatir jika kepala gadis itu membentur body mobil.Zain memutari mobil dan membuka pintu mobil lalu masuk.
"Aku tidak mau memakai sabuk pengaman"kata Kiran melipat kedua tangannya didada.
"Manja!"cibirnya dan Zain mendekat kepada Kiran menarik sabuk pengaman dan Kiran memperhatikannya, wajahnya sangat dekat dengan wajah Zain."Jangan menatapku, tutup matamu"
"Cih"kesal Kiran tapi dia benar-benar menutup matanya, hembusan nafas kasar menerpa kulit wajah Zain dan Zain menoleh.Kedua mata Zain membulat saat melihat Kiran benar-benar menutup matanya.Zain tersenyum tipis dan menatap wajah gadis itu dengan seksama.
Dari tempat tidak jauh,Ken mengepal tangannya melihat Zain berciuman dengan Kiran di dalam mobil seperti itu.Ken datang setelah Dylan mengirimkan pesan padanya jika Kiran terluka karena Sera.Dari luar memang terlihat seperti sedang berciuman.Tapi tidak sama sekali.Zain menjauhkan wajahnya setelah selesai memasangkan sabuk pengaman.Kiran membuka matanya karena merasakan Zain bergerak menjauh.
"Baby?"Zain melihat sekilas leher gadis itu terluka.
"Apa?"Kiran menoleh dan menatapnya.
"Leher mu kenapa?"Zain menarik rambut Kiran perlahan dan cakaran cukup dalam terlihat jelas di atas kulit putih mulus itu."Siapa yang melakukannya?"suara Zain meninggi.
Kiran diam dan menatap wajah tampan itu, begitu juga dengan Zain dan menunggu gadis itu menjawab pertanyaannya.Kiran beralih menatap lurus ke depan dan melihat mobil Ken sekilas.Kiran mengangkat kepalanya tapi mobil tersebut tidak terlihat lagi.
"Siapa yang melakukannya,jawab pertanyaan ku"menarik dagu Kiran agar menatap nya.
"Ini hanya kecelakaan"Kiran menepis tangan Zain pelan dari lehernya,dan Zain juga melihat cakaran di tangan Kiran.
"Terus ini?ini juga kecelakaan begitu?"kesal Zain dan membuka pintu mobil lalu turun, untuk mengambil kotak p3k di bagasi mobil.
*********
Di kediaman Agam.
Agam berdebat dengan Sera yang datang lagi dan lagi ke rumahnya, Nabila terduduk lemas di atas sofa karena dia sedang tidak enak badan.Aloona memilih masuk ke kamarnya, tidak perduli dengan Sera yang berteriak-teriak di ruang tamu.
"Kenapa aku tidak boleh kemari,kenapa?"Sera berteriak.
"Kau selalu membuat masalah"bentak Agam.
Brak!Brug...
Prangg....
Suara benda jatuh,kaca pecah,dan hantaman keras berulang kali terdengar dari luar rumah.Teriakan satpam rumah tersebut membuat Agam dan Nabila saling melirik.Agam melangkah keluar dan Nabila menyusulnya,dan Sera juga.
"Kai?"teriak Agam melihat Kai sedang merusak mobil Sera dengan besi panjang, menghantam mobil mewah itu berulang kali.
"Aaaa sialan mobil ku"Sera menangis dan berteriak duduk di lantai."Anak sialan"teriak Sera kembali.
Namun Kai seolah tuli dan tidak mendengar siapapun yang meneriakinya,Satpam yang berusaha menghentikannya serta anak buah Agam juga memilih mundur saat Kai mengarahkan besi panjang itu kepada mereka yang berusaha menghentikannya.Tatapan Kai begitu tajam,raut wajahnya terlihat jelas jika dia sedang marah dan tidak bisa lagi menahannya.
"Nak"Nabila menangis dan Agam merangkul bahunya.
"Biarkan dia"kata Agam.
"Iya biarkan saja karena itu mobil ku mas"kesal Sera berteriak.Kai naik ke atas mobil yang sudah rusak itu,dan belum puas sebelum mobil tersebut benar-benar hancur dan tidak bisa di pakai lagi.
"Anak tiri!"
"Kau tinggal bersama ayah tiri mu"
"Lihat gadis ini dia meninggalkan ayah kandungnya hanya untuk ayah tirinya"
"Jelek"
"Gadis bodoh!"
Caci maki yang di katakan Sera, terngiang-ngiang di telinganya.Kai menusuk-nusuk bagian atas mobil yang dia injak dengan besi panjang dengan bagian depan runcing itu,mobil Sera benar-benar hancur,Sera menangis sejadi-jadinya begitu juga Nabila.Aloona melihat apa yang terjadi dari balkon kamarnya, Aloona terkejut dan pergi dari balkon keluar dari kamar dan berlari untuk melihat apa yang terjadi dari dekat.
Keringat membasahi tubuh Kai.Kai turun dari atas mobil dan menyeret besi, melangkah tegas ke arah Sera dan Sera ketakutan.
"Cukup nak!"lirih Agam.
"Lalu tanyakan kepada wanita ini,kenapa dia belum cukup menganggu kakakku, keluargaku.Kenapa?"Kai berteriak."Jika kau tahu apa yang di lakukan wanita ini kepada Kiran, percuma.Kau tidak akan melakukan apa-apa kan?kau akan diam dan diam.Sementara anakmu setiap pulang dari sini selalu menangis.Dan tadi dia memperlakukan kakak ku, menyiksanya di toilet mal, mempermalukannya di depan semua orang"tambah Kai benar-benar marah.
Kai menatap Sera tajam,lalu berbalik dan melangkah pergi menyeret besi yang dia bawa dari bengkel temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Rinjani
Agam kenapa diam aaja dgn Sera
2023-01-22
1
Nur Rachmawati
sue tah sera...mobilmu ambyarrrr
2021-11-22
0
Septi Msi Yogyakarta
kai bener bener titisan malik
2021-10-25
0