Kai duduk beralaskan kursi plastik dan tatapan nya begitu kosong, tangannya terkepal kuat.Temannya pemilik bengkel tersebut melirik Kai berulang kali, terdapat beberapa luka di tangan,wajah dan kaki pemuda itu karena pecahan kaca.
Temannya bangkit dari duduknya dan meraih air minum dan memberikannya kepada Kai, Kai menerimanya dan menenggaknya kasar sampai air minum tumpah ke dadanya.
"Kak Kemal"teriak seorang gadis dan Kemal menoleh.
"Kenapa?"tanya Kemal panik.
"Vanka pingsan,ayo"
Kai bangkit dari duduknya dan Kemal mendekatinya.
"Adik ku kambuh lagi,apa kau bisa menutup bengkel untuk ku Kai?"
"Tentu,kau bisa pergi aku yang akan membereskannya"Kai menepuk bahu kemal,dan kemal pergi dengan gadis itu.Kai membereskan semua lalu menarik rolling door.Menguncinya lalu pergi.Langkah Kei terhenti saat ponselnya berdering.Dan Kai lekas mengangkat nya.
"Gila kau ya"teriak Kenzo.
"Kenapa?"dengan polosnya bertanya.
"Pulang,papa lagi ngamuk"ucapan terakhir sebelum Kenzo mematikan panggilan.Kai memasukkan ponselnya ke saku,dan tempatnya kini sangat jauh dari rumah.Kai akhirnya menelepon Tommy.Dan Tommy mengangkatnya.
"Ada apa nak, tumben nelepon?"tanya Tommy.
"Paman dimana?aku sedang berada di daerah rumah paman.Uang ku habis,gak bawa motor"tuturnya membuat Tommy melirik jam,sudah magrib dan anak itu masih keluyuran.
"Dimana,paman nyusul sekarang."
"Di....!"Kai melirik kanan-kiri dan melihat masjid tidak jauh dari tempatnya berdiri."Aku di mesjid Baiturrahman,di jalan xx.”
"Tunggu di sana,sekalian sholat kalau belum sholat.Paman meluncur sekarang"panggilan terputus.Kai memasukkan ponselnya ke saku celananya,dan menyeberang jalan dengan hati-hati.
********
Malik termenung di atas balkon, merebahkan tubuhnya di atas sofa.Menunggu kepulangan anaknya Kai, Kiran tengah menangis karena di marahi habis-habisan oleh Malik.Keysha berdiri memperhatikan suaminya,Kenzo duduk di kursi didekat papa nya, menundukkan kepalanya dan takut di hukum tapi entah kesalahannya apa.Dan Keysha menatap anaknya itu sinis, dia tidak pernah mengajari anaknya untuk menggunakan nama Malik, untuk mengancam,dan dalam semua hal.Malik jelas kecewa, apalagi Fani yang tahu kejadian dimana june di permalukan oleh Kenzo dari Anton dan buru-buru memberitahukan nya kepada Keysha.
"Sudah tahu kesalahan mu apa?"bentaknya membuat Kenzo terkejut dan menggeleng kepala, masih dengan posisi sama menundukkan kepala.Malik menurunkan kedua kakinya menapak ke lantai,dan duduk di sofa berhadapan dengan anak anaknya."Kau bisa bicara kan?"bentaknya lagi.Keysha yang kecewa dan marah kepada anaknya tetap saja merasa sakit hati ketika anaknya di marahi seperti itu.Keysha melangkah ingin mendekat, untuk menenangkan suaminya.Malik melirik dan menatapnya lekat.Tidak perlu bicara, keyhsa sudah tahu jika tatapan itu meminta nya untuk pergi.Keysha berbalik dan melangkah pergi meninggalkan keduanya.
"Mama"gumam Kenzo saat melihat Keysha pergi meninggalkannya.
"Kenapa kamu begitu tidak bisa menghargai perempuan?"tangan Malik mencoba tenang,dan suaranya sangat pelan.
"Apa papa?"Kenzo yang tidak paham, memberanikan diri dan mengangkat kepalanya,menatap papa nya.
"Tidak merasa bersalah ya,hebat sekali?"seperti memuji,tapi bukan.Malik mengejek,dan Kenzo benar-benar kebingungan."Kamu kenal june?"tanya Malik dan Kenzo menatapnya lekat.
"Mati aku"gumam Kenzo saat mendengar nama gadis tersebut.
"Iya aku kenal papa"lirihnya menjawab.
"Kenapa kamu mempermalukannya?jika tidak suka tetap terima apapun yang dia berikan,dan jelaskan dengan baik-baik kau tidak menyukainya.Tidak perlu membuang makanan,kau sudah bisa mencari uang sendiri dan sekaya apa?"kesal Malik menatap anaknya tajam.Suara pintu gerbang terbuka membuat Malik menoleh,dan mobil Tommy adiknya masuk.
"Aku malu jika melakukannya papa"katanya terus terang.Malik menoleh sekilas,dan menatap Kai yang turun dari mobil lalu melangkah masuk ke dalam rumah.Tommy melirik kakaknya yang terlihat sangat marah sekilas,lalu Zain datang dan Tommy menoleh.
"Zain?"Tommy tersenyum,dan Zain juga tersenyum.Zain mendekati Tommy dan keduanya berpelukan hangat."Bagaimana kabarmu?"
"Aku baik,kau bagaimana?"
"Aku juga baik,ayo masuk bersama"Tommy merangkul bahu lebar Zain, lebih lebar darinya dan sangat kekar itu.Zain menoleh saat melihat Kiran menangis, memeluk bantal dan Ken menatapnya.Duduk di sebelah Kiran, sementara Kenzie bermain game tidak begitu paham apa yang terjadi.Yang dia tahu papa nya sedang murka.
"Kapan kau datang?"tanya Keysha saat Tommy menghampirinya ke dapur.
"Aku bersama dengan Kai kakak ipar"jawab Tommy membuka pintu kulkas dan mengambil dua botol minum,dan memberikannya satu kepada Zain."Tubuh mu besar lagi,berapa tinggi mu?"tanya Tommy menepuk-nepuk bahu Zain kuat dan Zain tersenyum lebar.
"1,86m paman"jawabnya dan membuat Tommy tercengang melihat tubuh Zain.
"Kau minum susu apa?beri tahu aku"Tommy tertawa kecil.
"Kamu sudah bukan dalam masa pertumbuhan,tapi masa penuaan Mahen"sahut Keysha tertawa kecil,dan Tommy juga tertawa.Zain melirik ke arah ruang tengah dan hanya terlihat kepala Kiran dari belakang sofa.Dan Ken menatap Kiran terus menerus.
"Jangan menangis"ucap Ken dan Kiran tetap menangis."Papa marah karena kau menyembunyikan semuanya,dia tidak akan bisa membantumu jika tidak tahu masalahnya.Katakan semuanya kepada papa,jangan sampai dia merasa kau tidak menghargai nya.Kamu marah karena papa memarahimu?"tanya Kenan dan Kiran menggeleng kepala.
"Aku tidak marah kepada papa, mana mungkin aku marah kepada papa.Aku sayang sama papa,aku sedih dan menangis karena Kai pasti akan kena marah oleh papa karena menyembunyikan semuanya dan membuat mobil bibi Sera sampai rusak,papa pasti malu.Aku sudah mengecewakan papa,aku harus bagaimana hiks.. Hiks"Kiran terus menangis dan Zain melangkah mendekati nya lalu berdiri di sebelah meja, Kiran mendongak dan menatap pria itu.
Zain membungkukkan tubuhnya dan meraih kotak tisu,lalu duduk di sebelah kiri Kiran.Kiran berada di antara kedua pria itu.Zain dan Kenan.
"Jangan menangis"Zain menarik satu lembar tisu dan memberikannya kepada Kiran, Kiran menerimanya dan mengusap air matanya perlahan.
Kaindra kena marah.
Kaindra berdiri di bibir pintu, menunggu giliran.Sudah seperti menunggu giliran saat mengantri,tapi dia sedang menunggu untuk di marahi.Tidak mungkin papa nya tidak marah,atas apa yang dia lakukan.Kai memang jarang bicara, lebih dingin,dan pendiam di antara saudaranya.Tapi tidak bisa di pungkiri jika Kai yang sering membuat papa nya marah,tapi papa nya tidak pernah mengatakan sekalipun kepada anak-anak."Anak nakal,anak bandel"Malik tidak pernah mengatakan hal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Rinjani
emaknya yg ngelahirin oala pasti sakit hati
2023-01-22
0
Nur Rachmawati
Papa Malik idaman banget
ga blng yg tidak baik to anaknya
krn ucapan ortu adalah doa
seneng baca novel.ini
bnyk pelajaran yg d amvbil
tq thor
2021-11-22
0
Lien Izfy
oohh papa Malik aku pd mu
2021-03-11
0