Zira dan Juan duduk di sofa. Muncul lah Siska bundanya Zira dari arah dapur bersamaan dengan Bik Ijah membawakan minuman.
"Eh..anak bunda sudah datang, gimana kabarnya?" ucap Siska cipika cipiki dengan Zira.
"Zira baik, Bun." jawab nya.
Juan berdiri dan menjabat tangan Siska."Wah mantu mama ganteng ya, maaf kita belum sempat berkenalan. Saya Siska bundanya Zira." ucap Siska.
"Juan, Bun". jawab Juan datar.
"Silahkan diminum tehnya. Oh ya sayang, Papa lagi di kantor, kamu ada apa Kesini?" tanya Siska.
Juan kaget mendengar ucapan mertuanya. Walau Siska menanyakan dengan nada lembut namun tersirat jelas ketidaksukaannya pada kedatangan mereka. Bukan kah ini rumah Zira, mengapa dia keberatan Zira datang ke rumah nya sendiri?
"Danish_"
"Saya mau berpamitan, saya akan membawa Zira tinggal di rumah saya. Dan kami kesini mau mengambil barang barang Zira sekaligus berpamitan, ya kan sayang?" ucap Juan memotong kalimat yang akan di ucapkan Zira.
"Maaf nak Juan, bukan bunda keberatan atas kedatangan kalian, bunda hanya kaget saja. Jika tahu kalian kan datang bunda pasti akan menyambut kalian. Oh ya, malam ini kalian menginap saja disini. Besok saja pindah nya. Karena mungkin papa mu pulang malam, sayang." ucap Siska ke arah Zira.
Jelas dia dapat membaca nada tidak suka dalam kalimat Juan tadi.
"Terserah Zira saja." ucap Juan.
"Sayang, dimana kamarmu, aku mau istirahat." tanya Juan ke arah Zira.
Dia jengah harus berhadapan dengan mama mertuanya.
"Sayang, antarkan suamimu ke kamar. Dia butuh istirahat." ucap Siska.
"Danish naik dulu Bun." ucap Zira melangkah menaiki tangga menuju kamarnya. Juan mengikutinya dari belakang.
Sampai di dalam kamar, Zira langsung merebahkan dirinya diatas tempat tidur. Tubuhnya merasa nyaman. Tidak seperti tadi malam dirinya harus rela meringkuk tidur di sofa, yang membuat seluruh tubuhnya pegal pegal. Zira selalu waspada, walaupun Juan mengatakan tidak akan menyentuhnya, tapi siapa tahu dia berubah pikiran dan khilaf.
Juan masuk dan memperhatikan sekeliling. Rapi, bersih, namun tidak menunjukkan kamar seorang gadis. Nuansa putih mendominasi seluruh isi kamar Zira. Tidak ada hiasan, gambar dan pernak pernik yang biasanya ada di kamar seorang gadis.
"Apa benar ini kamarmu?" tanya Juan.
Zira yang mulai memejamkan matanya, kembali membukanya dan menunjukkan rasa tidak sukanya.
"Ya, ini memang kamar ku, kenapa?" tanya Zira protes.
"Aku pikir ini kamar tamu. Tidak ada satupun yang menunjukkan ini kamar seorang perempuan, mungkin inilah cerminan dirimu." ucap Juan.
"Apa maksud ucapan mu, ini benar kamarku. Hanya saja aku sudah lama tidak tinggal disini. Sejak lulus SMA aku kuliah di luar negeri hingga sekarang." ucap Zira
Juan tak menjawab dia hanya menggedikkan bahunya.
"Dimana kamar mandinya?" tanya Juan.
"Itu disebelah sana." ucap Zira menunjuk pintu kamar mandi. Kemudian dia kembali tidur.
Juan berjalan ke balkon kamar setelah keluar kamar mandi. Zira nampak terlelap tidur padahal masih pagi.
Juan melihat pemandangan dari atas. Ada taman kecil, kolam renang yang terletak di belakang rumah Zira.
Bunga bunga bermekaran berwarna warni yang indah, ada ayunan, gazebo di taman tersebut. Membuat Juan betah menatapnya.
Juan kembali melangkah ke dalam kamar, dan duduk di sofa. Matanya menatap lekat Zira yang sedang tertidur pulas.
Juan POV On
Gadis mungil yang tertidur itu adalah istriku. Dalam sekejap aku sudah menjadi suaminya. Entah dorongan dari mana aku nekad mengajukan diri menikahinya. Jika dikatakan karena kasihan aku pun tak tahu, tapi aku memang sedih dan sakit saat melihatnya menangis. Apalagi semua mata menatapnya mengejek.
Hatiku sakit saat dia mengajukan kontrak pernikahan dan meminta bercerai dariku. Aku marah, kecewa dan sakit hati.
Tidak pernah sedikitpun di hatiku terpikir untuk bercerai. Walaupun kami menikah secara tiba tiba, aku tak pernah berpikir mengakhirinya bahkan kami belum memulainya.
Syukurlah ada Tomi dan Radit. Mereka berdua yang membuatku kuat dan bertahan. Disaat hatiku gundah dan penuh amarah, mereka memberikan penyejuk dan jalan di kegelapan hatiku.
Benar, aku akan mempertahankan pernikahan ku, aku akan membuatnya jatuh cinta padaku dan aku akan membuat dia melupakan mantan kekasihnya yang brengsek itu. Aku akan berjuang memenangkan hatinya, bagaimanapun caranya.
Aku sengaja memintanya mengurus semua kebutuhan ku, agar dia dekat dan selalu ada di dekat ku.
Juan POV end
kencengin vote nya ya.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Radiah Hassan
Lanjut
2024-10-31
0
Erny Manangkari
zira Juan benar2 tulus buat zira mencintaimu
2022-08-29
0
Siti Sarfiah
berjuang terus juan
2022-06-16
0