Juan dan Zira terpaksa berbagi kamar. Zira merasa kesal tapi mau.bagaimana lagi. Dia sudah terlanjur janji dan menyetujui persyaratan Juan.
Juan baru saja keluar dari kamar mandi. Dia memakai handuk di pinggang nya. Zira terkejut dan menjerit melihat Juan yang bertelanjang dada.
"A.aaaaaa........"
Zira menutup matanya dengan kedua telapak tangannya. Juan dengan santai melewatinya dan memakai pakaian di depan Zira.
Juan tersenyum melihat tingkah Zira yang lucu menurutnya.
"Sudah" ucap Juan kearah Zira.
"Lain kali bawa baju ganti ke kamar mandi dan pakai pakaian mu disana." ucap Zira kesal.
"Maaf aku lupa, tapi kamu suka kan?" ucap Juan sambil menyisir rambutnya.
"siapa yang suka, kau telah menodai mataku, mataku tidak perawan lagi itu semua karena mu." gerutu Zira. Namun jelas terdengar oleh Juan.
"Bohong, mana mungkin kau belum pernah melihat tubuh pria .Kau tinggal di luar negeri selama ini dan aku tahu pergaulan gadis gadis disana. Dilihat dari penampilanmu aja siapapun bisa menyimpulkan hal yang sama." ucap Juan.
Zira yang kesal mendengar ucapan Juan, mendatanginya dan menarik tangan Juan keras, hingga Juan melihat wajahnya.
"Apa maksud ucapan mu?" ucap Zira dengan wajah merah padam menahan amarahnya.
"Aku?" ucap juan menunjuk dirinya sendiri bingung. Dia belum mengerti maksud ucapan Zira.
"Ya, apa maksud kalimat mu? Kau menuduh ku, dan aku tidak suka itu. Kau menuduhku tanpa alasan." ucap Zira marah.
"Aku tidak menuduh mu. Bukan kah benar yang ku ucapkan. lihat penampilan mu, di negeri ini gadis gadis berpenampilan sopan, mereka menutup auratnya. Tidak seperti mu, yang sengaja memamerkan tubuhmu. Celana uang kau pakai seperti anak SD kekecilan." ucap Juan meninggalkan Zira yang terdiam mendengar ucapannya.
Zira sempat melamun, namun tersadar dan kembali menarik lengan Juan. "Kau hanya melihat seseorang dari penampilannya saja tuan. Tidak selamanya madu itu manis. Picik sekali pemikiran mu" ucap Zira
Kali ini Juan terpancing. Dia emosi mendengar ucapan Zira. "Mungkin kau benar, tapi Dimata ku tetap sama. Kau hanyalah gadis sombong yang tak tahu terima kasih." ucap Juan.
Zira terdiam, dia tidak menyangka Juan mengucapkan kalimat sekejam itu. "Benar dia harusnya berterima kasih kepada Juan yang sudah mau menyelamatkan keluarganya dari rasa malu karena pernikahannya gagal. Tapi bukan berarti dia bisa menghina Zira sesukanya.
"Kau!!" ucap Zira kuat dan mengacungkan jarinya di depan Juan.
"Apa?" ucap Juan santai.
"Sudahlah, sekarang kau tidur. Besok pagi pagi kau harus b cepat bangun dan menyiapkan sarapan untuk suami mu ini." ucap Juan naik keatas tempat tidur.
"Tunggu, " protes Zira.
"Mengapa kau naik keatas tempat tidur, aku yang akan tidur disitu dan kau harus tidur di sofa." ucapnya.
"Tidak, aku tidak mau. Kau kan laki laki jadi yang harusnya tidur di sofa, ya dirimu bukan kau." ucap Zira.
"Ini rumah siapa?" tanya Juan.
"Rumah mu."
"Jadi ya terserah aku, ini kamar ku tempat tidurku dan bed ku. Jika kau tidak mau berbagi ranjang denganku tidak masalah kau bisa tidur di sofa. Sudah tidurlah aku sudah benar benar lelah." ucap Juan mengakhiri perbincangannya dengan Zira .
Juan memejamkan matanya sementara Zira duduk dengan melipat kakinya. Pikirannya kesal dan marah. Juan telah menghinanya. Harusnya dia malu bukan kah dia laki laki mengapa dia tidak mau mengalah dengan ku. " ucap Zira pelan.
Zira yang merasa kesal mengambil bantal dan selimut. Berjalan kearah sofa dan memilih tidur disana. Zira memejamkan matanya, akhirnya di tertidur juga.
Juan bangun dan duduk di tepi ranjang. Wajah kesal Zira masih terlihat jelas, bahkan tidak dia sadari bibirnya tertarik ke belakang mengingat nya.
Juan tersenyum rencana nya baru saja di mulai.
Aku pastikan jika kau akan jatuh cinta padaku? aku akan menaklukkan mu sebelum masa perjanjian kita berakhir.
Aku tahu dan sadar kau pasti kesal dan marah, tapi aku pastikan kamarahanmu itu berubah jadi cinta.
Benar kata Tomi, aku harus memperjuangkan hidupku. Aku tidak akan melepaskan Zira. Aku akan mempertahankannya." ucapnya pasti.
Juan bangun dan menyelimuti Zira. Zira yang lelah, tertidur pulas.
Juan berjalan ke balkon kamar, memandang langit malam yang gelap. Matanya tak mau terlelap. Lama dia termenung, hingga akhirnya dia menutup pintu dan masuk kembali.
Zira terlihat kesusahan. Namun lagi lagi Juan sengaja tidak memperdulikannya. Juan ingin Zira bisa lebih menghargainya.
"Zira, aku pengen lihat gimana kamu masak besok pagi?" ucap Juan tersenyum sendiri.
Setelah itu dia kembali ke tempat tidur dan membaringkan tubuhnya. Tak lama kemudian dia terlelap.
Dukung babang Juan memenangkan hati istri nya. Di tunggu like vote dan komennya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Wati_esha
Bagaimana mau mengalah kalau kelakuanmu seperti itu?! Siapa kau?!
2023-07-04
0
Wati_esha
Doyan nantang berkata keras pada suaminya tapi tak terima bila Juan juga berkata keras padanya!!! L O L.
2023-07-04
0
Noni Kartika Wati
ayok Juan semangat 45 😄
2022-08-04
0