Pukul lima sore Juan bangun dan bersiap siap pergi menuju kafe tempat biasanya mereka kumpul.
Juan mengambil kemeja dan celana Jeans. Kali ini penampilannya berbeda. Dia terlihat ganteng, fresh dan lebih muda.
Juan berjalan menuju lift. Didalam hatinya teringat jika dia tidak mengabari Zira. Nomor ponselnya pun Juan tak tahu, bagaimana cara menghubunginya? " pikir Juan.
Juan masukkan ponselnya kedalam kantong nya lagi. Dan berjalan menuju mobilnya begitu pintu lift terbuka.
Mobil Juan sudah meluncur di jalan raya. Bergabung dengan jutaan mobil lainnya.
Juan sengaja berangkat lebih cepat. Sore seperti ini biasanya sering terjadi macet. Karena pada jam jam segini waktunya pulang kantor. Dan benar Juan juga terjebak kemacetan.
Mobil Juan memasuki pelataran kafe yang sudah tampak ramai. Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Juan turun dan melangkah masuk ke dalam. Menuju ruang VVIP dimana biasanya mereka selalu berkumpul. Beberapa pelayan yang berpapasan dengannya menyapa hormat padanya.
Kafe ini adalah kafe milik mereka bertiga. Namun mereka mempercayakannya kepada oranglain untuk mengelolanya.
Awalnya ini adalah kafe kecil yang hampir bangkrut. Kemudian Tomi mengajak Juan dan Radit membelinya, dan membagi saham kafe ini menjadi tiga.
Sejak di kelola mereka kafe tersebut menjadi maju dan sampai sekarang kafe ini sangat terkenal.
Lantai teratas adalah ruang VVIP yang tidak di sewakan, khusus untuk tempat mereka berkumpul.
Juan memesan Juice dan kentang goreng. Sebelum dia naik keatas. Sampai diatas Juan kembali merebahkan tubuhnya di sofa. Sungguh hari ini dia kehilangan semangat nya. Tak lama pelayan datang dan mengantarkan pesanannya.
Setengah jam kemudian Radit dan Tomi muncul bersamaan.
"Hai bro, gimana kabarnya! " ucap Tomi menyapa.
Juan kembali duduk dan menatap kearah pintu. Tomi masuk dan duduk di sebelahnya. Sementara Radit duduk di hadapannya.
Wajah lesu Juan menunjukkan jika dia memiliki masalah serius. Biasanya diantara mereka bertiga Radit lah yang paling pendiam.
Juan belum menjawab pertanyaan Tomi. Dia hanya menyambut tangan tomi yang terulur kepadanya.
"Santai bro, katakan ada apa?" ulang Tomi lagi.
"Aku... aku bingung. Dan aku tak tahu harus memulainya dari mana!" ucap Juan.
Radit dan Tomi tampak tenang mendengarkan.
Tok...tok..pintu diketuk.
"Masuk" ucap Tomi.
Pelayan masuk membawakan minuman dan cemilan untuk mereka.
"Silahkan tuan." ucapnya sebelum pergi.
Radit dan Tomi kembali fokus kearah Juan. Siap mendengarkan apa yang akan di ceritakan Juan selanjut nya.
""Jujur aku masih belum tahu duduk perkaranya. Aku juga masih penasaran siapa gadis itu dan bagaimana kau mengenalnya. tidak mungkin kau tiba tiba mengajukan diri menikahinya jika kau tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya. Sekarang ceritakan dulu awal pertemuan mu dengannya." ucap Tomi.
Juan menarik nafas panjang dan membuangnya dengan berat. Kemudian dia menceritakan awal pertemuan nya dengan Zira dan kejadian saat Zira hendak bunuh diri di jembatan hingga Zira yang meminta dirinya menikahinya.".
Juan terdiam lama setelahnya.
"Sekarang katakan apa masalahnya?" tanya Tomi lagi. Radit hanya menyimak dan tak berkomentar.
"Sekarang dia menyalahkan aku, dia menuduh ku sama sama dengan mantan tunangannya . Dia menuduhku mau menikahinya karena dia putri Keluarga Hartanto. Dia menganggap aku menginginkan uangnya." jawab Juan sedih.
"Mengapa dia berpikiran seperti itu?" tanya Tomi.
"Mungkin karena aku sempat menolaknya." Jawab Juan sedih.
"Boleh aku bertanya?" ucap Radit.
"Apa yang membuatmu mengajukan diri menikahinya?" tanya Radit.
Juan terdiam. Dia sendiri sudah sejak kemaren memikirkan alasannya, namun dia belum juga menemukan jawaban yang tepat.
"Entahlah, aku sendiri tidak tahu alasan nya." jawab Juan pada akhirnya setelah lama terdiam.
"Aku rasa kau menyukainya." ucap Tomi.
"Mana mungkin?" bantah Juan.
"Lalu apa alasan mu. Tidak mungkin hanya karena kau mengasihani nya." ucap Tomi lagi.
Melihat perdebatan mereka yang memojokkan Juan, Radit kembali bersuara.
"Itu lah takdir. Kita tidak tahu apa yang telah digariskan untuk kita. Dan aku rasa Zira adalah jodoh yang dikirm.tuhan untukmu.
"Sekarang apa yang kau inginkan? Jangan bilang kau ingin berpisah dengannya!" ucap Radit.
Juan kembali terdiam. Bayangan Zira mengajukan surat perjanjian kontrak pernikahan dan perceraian muncul kembali dimatanya.
Juan seketika menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak tahu." ucapnya lirih.
"Zira meminta pisah Setelah enam 🌒 yang pernikahan kami. Dan dia_" Juan tidak melanjutkan kalimatnya. Wajahnya tertunduk sedih.
"Mengapa kau jadi melow begini. Kau lihat Radit, bagaimana perjuangan cintanya. Dia saja bisa menaklukkan Alya yang jelas jelas mencinta pria lain. Aku yakin kau juga bisa memenangkan hati istrimu." ucap Tomi.
Radit yang disebutkan namanya menatap tajam Tomi. Tomi tersenyum kecut kerahnya. Niatnya hanya untuk memotivasi Juan.
"Aku rasa istrimu saat ini hanya butuh waktu. Dia dikhianati oleh tunangannya, dan tiba tiba kau mau menikahinya padahal sebelumnya kau jelas jelas menolaknya. Aku rasa wajar jika dia berprasangka buruk padamu."
"Menurutku dia hanya butuh waktu, untuk bisa menerima semuanya. Dan selama itu, aku harap kau bisa memenangkan hatinya. Buat dia mencintai mu." ucap Tomi menepuk punggung Juan.
"Tapi.."
"Cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu. kebersamaan dan kesabaranmu akan meluluhkan hatinya. Aku rasa aku tidak perlu mengajarimu." ucap Tomi lagi.
"Aku hanya berpesan, jangan bersikap kasar, saat ini dia butuh dukungan. Walau dia terlihat kuat diluar, Tapi sebenarnya hatinya rapuh. Dia sudah dikhianati oleh orang orang yang dia percayai dan sayangi. Jadi tidak mudah untuknya mempercayai orang baru seperti mu." ucap Radit.
"Aku akan mencoba memahami dan mengerti dirinya." jawab Juan
"Itu baru Juan yang aku kenal, jangan mudah menyerah. tapi aku sungguh tidak menyangka jika kau menikah dengan cara yang hampir sama persis dengan Radit." ucap Tomi lagi.
"Slow Boss" ucap Tomi kearah Radit yang sudah menatap nya tajam.
"Aku benar benar mengangkat mu menjadi wakil Direktur XYZ Corporation. Dan mulai Senin kau sudah bisa masuk kesana." ucap Radit.
"Tapi aku tidak bisa menerima nya" tolak Juan.
"Anggap itu kado pernikahan dariku. Dan aku tidak terima penolakan." ucap Radit kembali.
"Aku juga menyiapkan tiket bulan madu untukmu, kapan kau berencana berbulan madu dengan Zira." tanya Juan.
"Kau mengejek ku!!"
"Tiga bulan lagi, aku sudah menyiapkan tiketnya. Jadi dalam tiga bulan kau sudah harus menaklukkan hati istrimu. Aku tidak mau, tiket ku sia sia, karena kalian tidak melakukan honey moon sebagaimana mestinya." ucap Tomi.
Setelahnya mereka membahas masalah perusahaan. Dan mereka berpisah pukul sembilan malam.
Radit dan Tomi pulang ke rumah nya masing masing. Juan kembali ke hotel menemui Zira. dan berniat mengajak Zira pulang ke alamat nya.
Dukung penulis dengan.like, vote dan koin seikhlasnya. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Radiah Hassan
Untung punya shbt seperti Radit dan Tomi.. Saling mrmbantu, saling menasihati.. Semoga aja Juan bisa mmbuat Zira jatuh cinta pd nya
2024-10-31
0
Wati_esha
Jika sudah niat nolong ya kau jangan sok jadi pahlawan. Hiduplah normal dan kenali istrimu!
2023-07-04
0
Mb ul
keren radit dan tomi
2023-02-09
0