Zira yang kelelahan menangis akhirnya tertidur di sofa. Tanpa mengganti bajunya dan tanpa memasuki kamar tamu yang sudah di siapkan oleh Juan.
Juan sendiri malah tak bisa tidur. Ucapan aneh Zira terus berputar di kepalanya.
Permintaan yang aneh. Mana mungkin aku menikahi gadis yang sama sekali tidak aku kenal, gadis yang baru dua kali ku temui.
Juan ingat pertama kali mereka bertemu saat Juan mempersiapkan pesta kantor, dan mereka bertabrakan. Gadis itu memarahinya karena mengotori gaunnya serta dia minta ganti rugi.
Karena penasaran Juan coba mencari tahu siapa gadis itu, dua mulai melakukan pencarian di internet.
Tertulis jelas dalam berita disana jika lusa, Zira dan Andika akan menikah. Pernikahan yang digadang gadang, akan menjadi pernikahan termegah sepanjang masa. Karena melibatkan dua keluarga pebisnis yang hebat dan kata raya.
Zira adalah putri satu satunya keluarga Hartanto. Dan Andika juga merupakan Putra pengusaha batubara kaya di Indonesia.
Terlihat jelas disana photo pertunangan Zira dan Andika. Keduanya terlihat sangat bahagia. Dengan senyum cerah memamerkan cincin pertunangan mereka ke kamera.
Gadis yang malang..bathin Juan
Juan mencari tahu siapa sebenarnya Andika, namun m dia hanya menunjukkan beberapa berita tentang kecakapannya dan keberhasilan nya di dalam dunia bisnis.
Juan menutup tab nya dan termenung. Aku tidak perlu memikirkan masalah gadis itu, terserah padanya, apa yang ingin dia lakukan, aku hanya berharap dia tidak bertindak bodoh lagi.
Juan meletakkan tab nya dan mulai memejamkan matanya, namun matanya tak juga mau terpejam.
Juan akhirnya memilih bangun dan keluar kamar, dia terkejut melihat Zira tertidur meringkuk di sofa.
Juan kembali ke dalam kamar,mengambil selimut dan menyelimuti Zira. Juan duduk di tepi sofa yang Zira tempati, wajahnya memandang jelas wajah Zira yang tertidur pulas. Ada rasa iba melihat gadis malang itu. Juan ingat benar bagaimana kondisi Andika yang hanya menggunakan celana pendek tanpa memakai baju saat mengejar Zira tadi. Siapa pun langsung tahu apa yang baru saja terjadi.
Apalagi setelah Zira menjelaskan semuanya. Rasanya hati Juan ikut sakit. Tega sekali pria itu padanya.
Juan larut dalam pemikirannya sendiri, ternyata begitu banyak kesedihan dan kesusahan dalam hidup. kekayaan tak menjamin kebahagian, mungkin dirinya kekurangan dalam hal materi. Karena dia berasal dari keluarga yang tidak mampu, tapi melihat kesedihan Zira dan bagaimana kisahnya Juan merasa iba. Dia memang kekurangan tetapi di dampingi oleh orang orang yang mencintainya.
Lama Juan memandnag Zira, hingga akhirnya dia bangkit dan masuk kembali ke dalam kamarnya.
Juan menyusun pakaiannya dan berkas yang akan dia bawa ke dalam koper, dan dia pun segera bersiap. Juan akan berangkat sekarang. Jam sudah menunjukkan pukul lima pagi. Juan menarik kopernya dan meninggalkan Zira.
Sebuah pesan telah dia letakkan diatas meja.
Saat kau terbangun, aku sudah pergi. aku sudah membuatkan mu sarapan dan aku letakkan diatas meja. Jangan lupa untuk memakannya.
Satu pesanku pulanglah, orangtua mu pasti sangat mengkhawatirkan mu. Tapi jika kau masih belum siap, kau boleh tinggal di apartemen ku sampai kau merasa tenang. Aku pergi dulu.
Juan.
Juan terus melangkah memasuki mobilnya dan berangkat ke bandara. Yujin sudah menunggunya disana untuk mendampingi Juan selama di Malaysia.
Waktu terus berjalan, Zira terbangun jam sembilan pagi. Dia duduk dan memperhatikan sekelilingnya. Kosong, berati sang pemilik sudah pergi sesuai dengan yang dia ucapkan tadi malam. "Tapi mengapa dia tidak membangunkan ku?"
Zira duduk dan memperhatikan sekelilingnya sekali lagi. dia melihat selimutnya yang terjatuh di lantai. "Selimut ini, pasti dia yang telah menyelimuti diriku."
Kembali matanya menatap sarapan dan kertas yang tergeletak diatas meja.
Zira langsung mengambil kertas tersebut. Dibuka dan dibacanya pesan dari Juan. Zira tampak tertegun, dia pria yang sangat baik. Beruntung aku bertemu dengannya tadi malam. Aku akan membalas semua kebaikan mu, Om." ucap Zira pelan.
Zira bangkit dan menuju kamar mandi. Dia menemukannya, setelah membersihkan dirinya Zira memakan sarapan ya g dibuat oleh Juan. Lagi dan lagi Zira kagum akan sosok Juan yang tidak hanya baik tapi juga pandai memasak. Dalam satu malam dia sudah dua kali memakan masakan Juan yang semuanya terasa sangat lezat.
"Aku akan pulang dan menemui papa. Aku tidak mau papa menikahkan aku dengan Andika. aku akan memaksa papa menikah kan aku dengan Om tampan, tapi....siapa namanya??? aku bahkan belum tahu siapa nama Om tampan dan baik hati ini. Aku akan menanyakan nya pada Rania, ya aku akan bertanya padanya. Bukankah dia adalah pegawai di kantor suaminya." ucap Zira bersemangat.
Zira pulang ke rumah orangtuanya. Dia mengunci apartemen Juan dan Segera menaiki taksi untuk pulang.
Sampai di rumah, Zira sudah di tunggu oleh orangtuanya dan Andika. Dia masuk tanpa mengucapkan salam dan melengos pergi. Dia malas bertemu dengan Andika.
"Danish, duduk?" panggil sang papa.
Dengan malas Zira duduk di.hadapan papanya dan Andika.
"Darimana saja kau? semalaman Andika mencari mu, Dia khawatir, dan dia mengatakan jika dia melihatmu bersama seorang pria. Apa ini yang papa ajarkan padamu!!" bentak pak Hartanto.
"Aku menginap di rumah Rania, pa! Papa tanya apa yang telah di lakukan calon mantu kesayangan papa ini. Dan apa tadi, dia melihatku bersama seorang pria, bulshit. Pandai sekali kau memutar balikkan fakta, Bukankah kau yang tertangkap basah membawa wanita lain di apartemen mu!" bentak Zira.
"Danis jaga bicara mu, Kau jangan sembarangan menuduh!" bentak pak Hartanto.
Zira tertawa, papa lebih percaya dia dari pada aku, anak kandung papa. Kenyataannya aku menangkap basah dirinya berselingkuh dengan cinta di apartemen nya." teriak Zira.
"Jangan asal bicara, apa kau punya buktinya?" tanya Andika.
Zira diam, ya dia tidak memiliki bukti.
"Om, sebaiknya pernikahan ini di tinjau kembali. Aku tidak terima Zira menuduhku seperti itu." ucap Andika.
Pak Hartanto murka. Tidak mungkin pernikahannya dibatalkan, karena semua sudah di persiapkan dan besok adalah hari pernikahannya.
"Danish, jangan membuat malu papa. Minta maaf pada Andika." ucap pak Hartanto.
Zira tak percaya, jika papanya lebih percaya pada Andika daripada dirinya Zira berlari ke kamarnya dan menutup pintunya keras. Zira menangis sejadi jadinya.
"Maafkan kelakuan danish," ucap pak Hartanto pada Andika.
"Tidak apa apa,om! Aku memakluminya. Aku pamit dulu, Om!" ucapnya.
Zira menangis dan terus menangis di dalam kamarnya. "Ibu....." panggilnya di dalam tangisnya.
Pintu kamar di ketuk, "Danish ini bunda, buka pintunya nak!" terdengar suara dari luar.
"Pergi, tak perlu mengasihani ku!!" teriaknya.
"Buka nak, bunda ingin bicara." ucap Siska ibu sambung Zira.
Ibu kandungnya meninggal ketika dia berusia sepuluh tahun karena penyakit jantung. Dan ayahnya menikah lagi dengan bundanya sekarang, hubungan ayahnya dan Zira renggang. Namun Siska berusaha menjadi ibu yang baik untuk Zira. Dia tidak membeda bedakan Zira dengan anak kandungnya yang kini berusia delapan tahun. Hasil pernikahannya dengan Hartanto, walau sebenarnya itu bukan anak kandung Hartanto. Nyatanya dia menikah saat sudah hamil.
Siska kembali mengetuk pintu kamar Zira. "Buka pintunya nak, bunda ingin bicara." ucapnya lagi.
cklek...
Siska membuka pintu yang ternyata tidak di kunci.
Tampak gadis itu menangis tertelungkup diatas tempat tidur. Siska mendekat. Tangannya menyentuh bahu Zira yang tampak naik turun karena menangis.
"Sayang...." ucapnya lembut mengusap bahu Zira.
"Aku bukan ibu kandung mu, tapi aku mencintai mu sama seperti aku mencintai Dean, ceritakan masalahmu pada bunda." ucapnya lembut.
Zira berbalik dan menatap Siska, seketika dia memeluk Siska dan menangis dipelukannya.
Dia menceritakan semuanya pada Siska apa yang dia lihat di apartemen Andika dan bagaimana papa nya lebih percaya lada Andika.
"Bunda akan bantu mencari bukti siapa sebenarnya Andika, tapi sekarang kau harus bangun, untuk apa menangisi pria seperti itu."
"Tapi Bun, gimana caranya??"
"Bunda akan suruh anak buah papa mencari tahu, tapi bunda nggak bisa janji, karena waktunya tinggal besok. Dan kita tidak bisa membatalkannya begitu saja tanpa alasan yang tepat."
" Makasih bunda."
"Sekarang bangun dan mandi. Lihat dirimu jelek sekali. Bunda tunggu di meja makan." ucap Siska.
Sementara di kantornya Andika tersenyum puas. Dia berhasil meyakinkan pak Hartanto jika Zira lah yang salah dan dia yang bersama dengan pria lain.
"Sebentar lagi aku akan menjadi orang yang paling kaya, aku bisa menguasai semua bisnis keluarga Hartanto. Hahaha" Andika tertawa sendiri.
...****************...
Siska meminta salah satu anak buah suaminya untuk menyelidiki Andika, dan mengikutinya.
Siang ini Andika makan siang bersama cinta, dan Dian mengikutinya. Dian adalah anak buah Siska.
Dian mengambil beberapa photo cinta dan Andika yang terlihat sangat mesra.
"Yang...aku nggak rela ya kamu nikah dengan Zira." ucap cinta cemberut.
"Sayang bersabarlah...ini juga demi kamu, setelah aku menguasai semua harta kekayaan nya, aku akan meninggalkannya dan kita bisa menikmati semua hartanya. Bersabarlah sayang..." ucap Andika menenangkan cinta.
"Tapi kamu janji ya, setelah semua hartanya menjadi milik mu kau akan meninggalkan nya,"
"Janji sayang..." ucap Andika.
Tanpa mereka sadari pembicaraan mereka di rekam oleh Dian yang duduk di meja belakang mereka. Dian berpura pura menjatuhkan sesuatu di dekat meja mereka, dan saat dia mengambilnya Dian menempelkan mikropon penyadap disana.
Setelah makan siang bersama, Andika dan Cinta berjalan jalan, dan Dian terus saja mengikuti dan mengambil gambar mereka berdua . Hingga tadi malam mereka kembali memasuki apartemennya.
Semua hasil penyelidikannya sudah dia kirimkan kepada Siska. Siska tersenyum puas.
"Pernikahan in akan hancur, dan Danish pasti akan di kirim keluar negeri oleh papanya. Dan aku bisa dengan leluasa menikmati semua kekayaan papanya." ucap Siska tersenyum bahagia.
"Tunggu saja kejutannya besok, aku yakin mas Hartanto pasti akan mengirimkan Zira jauh, karena merasa malu. Dan tidak akan ada pria lain yang mau menikahinya. Maafkan bunda sayang, ini semua bunda lakukan demi Dean." ucapnya.
Dia menyimpan semua bukti photo dan rekamannya. Kemudian dia menelpon seseorang untuk mentransfer sejumlah uang pada Dian.
Gimana acara pernikahannya???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Radiah Hassan
Hrmmmm.. Harapkan pagar.. Pagar makan padi... Ibu tiri mengambil kesempatan dlm kesempitan
2024-10-30
0
Lilisdayanti
bingung mau koment apa,,lebih susah menghadapi manusia menafik,,atau musuh dalam selimut,,berbanding menghadapi para preman pasar 😥
2023-11-06
0
Wati_esha
Smoga Zira segera mengetahui nama Juan sang penolong.
2023-07-04
0