Sampai......
Akhinya mobil memasuki jalanan, dimana bangunannya berjejer seperti bangunan ruko yg sedikit tertutup. Bernamakan southbang club salah satu night club terhits di Bandung katanya hingar bingar club mulai terasa dari awal pintu masuk.
"Dem ! Dem ! Dem ! Dem !"
Begitu memekakan telingaku, aku sedikit menutup kedua kupingku. Beda halnya dengan keempat temanku, mereka malah bersorak gembira sambil menggoyangkan tangan, kaki dan anggota badannya.
Mereka tertawa dan mencari tempat duduk, lalu memesan minum. Aku yg bingung tak pernah datang ke tempat seperti ini berasa jadi orang paling bodoh disini.
"Ra, kamu mau pesen apa ?" tanya Inggrid.
"Softdrink aja."
Ga mungkin juga kan, gue mesen wedang jahe disini yg ada diketawain.
"Gue cocktail deh," ucap Dea.
"Sama," jawab Willy.
Sedangkan Gibran memesan sebotol soft wine.
"Turun yuu ! lagu nya enak," ajak Inggrid pada Dea, mereka masuk ke lantai dansa, tak lama Gibran menyusul, "ayo Ra, ikut !" pekik mereka mengajak.
Aku menggeleng, "ga papa biar Nara gue yg nemenin !" pekik Willy.
Bau rokok, alkohol dimana-mana, membuatku tak nyaman, ditambah tatapan mata-mata keranjang yang membuatku ingin segera pulang.
"Ra, belom pernah ke tempat kaya gini ya ?!" tanya Willy.
"Belom."
"Hemm, suka ga ?"
"Ngga, terlalu rame."
"Iyalah ! Pasti rame, namanya diskotik, yang sepi mah kuburan Nara...Nara !" batinku menjawab sendiri.
Willy hanya tersenyum, dia mengambil rokok di saku jaket nya dan mulai merokok.
"Loe ngerokok Will ?"
"Iya emang kenapa ?"
"Ga, ngga apa-apa."
"Nara loe tuh lucu, gue suka," ucap Willy.
Selesai merokok, Willy ijin padaku untuk menyusul mereka di lantai dansa.
Di rumah
Brummmm...bruummmm
"Ting-tong, ting-tong...."
"Assalamualaikum !"
"Wa'alaikumsalam !" jawab bi Lastri membukakan pintu.
"Eh ada aden lagi."
"Iya bi, Nara nya ada bi ?"
"Ndak ada den."
"Kemana bi ?"
"Kurang tau saya, tadi itu pergi sama teman-teman komplek-nya, naik mobil."
Rama memutar otak, lalu pandangan nya menajam dan ia terburu-buru.
"Oh, kalo gitu saya permisi deh bi, tolong kasiin ini deh bi, kalo Nara nya sudah pulang ! Makasih bi assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam,"
Rama langsung berlari dan tancap gas, mengingat ucapan Gilang tadi disekolah.
Flashback on
"Ram, kadieu heula kedeng, "(sini dulu bentar) ucap Gilang saat aku dan Rama tengah berdebat jam istirahat tadi siang.
"Si Nara diajakan ka night club malam ini, ku cs cs na," bisik Gilang yang membawa Rama sedikit menjauh hingga aku bisa lolos.
"Eh Ra !"pekik Rama seiring kepergianku.
Tanpa sengaja Gilang ke kantin memesan minum dan mendengar obrolan keempat temanku.
"Eh si Nara tuh lucu deh, dia anak ibukota tapi polos banget. Masa diskotik aja dia nolak-nolak emang belom pernah gitu, datang ke club ?" kekeh Gibran.
"Belom pernah deh kayanya doi," jawab Inggrid.
Flashback off
Rama melajukan motornya nya menuju deretan night club di Bandung, kebetulan ia pernah bahkan sering melihat keempat cs ku ini keluar masuk club malam jadi Rama tau dimana kami berada.
Aku yang semakin sumpek dengan suasana itu, memutuskan untuk mencari angin keluar dari tempat ini. Aku melihat jam tanganku ternyata sudah pukul 10 malam.
"Huaaaa !" aku mengambil nafas dalam-dalam dan membuangnya lega, lalu meregangkan otot-ototku sambil menutup mata.
Saat aku membuka mata ku sambil menguap, karena ini sudah masuk jam tidurku. Aku melihat sekeliling, mencari kendaraan umum tapi tak ada. Saat aku melirik ke arah kananku seseorang sedang duduk manis di motornya dan terkekeh melihatku.
"Rama ?" ia mendekat
"Sudah mulai nakal, kamu ngapain ada disini jam segini ?" tanyanya.
"Kamu sendiri ngapain ada disini jam segini ?" balikku bertanya.
"Yeee ditanya malah balik nanya, aku ga sengaja lewat terus liat sayang ada disini," aku memutar bola mata jengah.
"Udah malem, anak gadis itu pamali kalau keluyuran malem-malem gadis apaan, yu pulang aku anter ?!" ajaknya menepuk-nepuk jok motornya.
Memang dia benar sih, ini sudah malam bisa-bisa orang rumah khawatir plus marah-marah, tapi gengsiku tinggi.
"Engga ! Aku cari angkot aja," tolakku.
"Hehehe mau sampe lebaran gajah pun ga akan nemu angkot disini, karena tempat ini memang bukan jalur trayek angkot," jawabnya.
Aku celingukan, "jadi mau ikut ga ?!"
"Ya udah kalo ga mau, aku tinggal ya ? Siap-siap aja banyak laki-laki jahat plus kena omelan abang mu !!" ia hendak menyelah motor nya.
"Iya, tunggu, tunggu. Aku ikut !!"aku menahan tangannya.
"Ikut kemana ? Kerumah ku ?" tanya nya malah menggoda.
"Katanya mau nganterin !" ketusku.
"Masa minta tolong gitu sih caranya, ga mau akh !" ucapnya hendak pergi.
"Ihh !" tahanku lagi, sambil menghentakkan kaki dan manyun ia tertawa puas.
"Iya deh, Ramadhan aku mau minta tolong anterin aku ke rumah dong !" ucapku dimanis maniskan.
Dia menahan tawa dengan tangannya, "ko Ramadhan, aku aja panggilnya sayang, masa kamu panggil nama ?!" aku benar-benar jengkel, ia berhasil menggodaku habis-habisan si@*lan.
"Apa sayang ?!!! Ueeekkk," jawabku.
"Ya udah !" ia menggidikan bahu dan memajukan motornya beberapa meter.
"Iya sayang !!!!!! Tolongin aku dong !" pekikku, yg sudah mengesampingkan rasa maluku.
Dia mundur lagi, "apa ga kedenger ?" tanya nya.
"Ih nyebelin banget sih cowo satu ini ! Pergi loe ke neraka !" batinku mengutuknya.
"Iya sayang, anterin aku pulang dong yang," ucapku menahan emosi dengan senyum yg dipaksakan.
Dia tersenyum," ya udah naik," aku pun naik, ia memasangkan helmnya padaku.
"Ya udah buruan jalan ! Ko malah diem ?!"ucapku saat sudah naik tapi dia malah diam.
Dia mengkodeku untuk memegang pinggangnya, dengan deheman dan lirikan pada pinggangnya yg terbalut t-shirt dan jaket levis. Mau tidak mau aku menurut meskipun dengan keraguan.
Lalu motor pun melaju menembus jalanan malam kota Bandung.
"Bandung tuh sekarang rame !" teriaknya yg tersamarkan angin malam.
Sungguh aku tak mau dengar ocehannya, "iya" jawabku singkat.
"Tuh, itu museum konferensi Asia-Afrika !" tunjuknya, sepanjang jalan ia menunjukkan tempat tempat iconic yg ada di Bandung layaknya tour guide.
Kami sampai di rumah, aku pun turun, "makasih !" jawabku memberikan helm.
"Ya udah masuk gih ! Udah malem. Takut ntar ada hantu," jawabnya.
"Aku ga takut, ga ada sejarahnya manusia mati sama hantu !"
"Bukan takut di bunuh, tapi aku takut hantunya jadi ikutan suka sama kamu, dan aku harus berantem sama hantu rebutan kamu," kekehnya.
"Dih !" aku mendengus.
"Ya udah, aku pulang sampai ketemu besok. Assalamualaikum," ia pun pergi.
"Wa'alaikumsalam," aku masuk dan menutup pagar.
Aku membuka pintu, betapa terkejutnya aku saat membuka pintu seseorang tengah melipat kedua tangannya di dada dengan tatapan elang miliknya.
"Darimana kamu ?! Ini udah jam setengah sebelas lebih ! Siapa dia ?"
"Jalan-jalan. Dia temanku,"
"Si cowok ahli gizi ? Ko berani banget dia bawa anak gadis orang tanpa minta ijin,"ucapnya yang mengikutiku menuju rak sepatu.
"Iya, justru dia nolongin aku, kalau ga ada dia..ga tau deh aku pulang jam berapa !" jawabku.
"Udah nanya nya, aku ngantuk !!!" jawabku meninggalkan abang posesif ku ini.
"Kamu ga diapa-apain kan ?"
"Kepo !!" jawabku.
"Ehhh, tadi temenmu itu datang ke rumah tapi kamu nya udah pergi. Dia nitip itu tuh !" tunjuknya pada sepiring batagor.
"Oh, ternyata Rama tuh sengaja nyusulin aku. Tapi darimana dia tau aku di night club," aku bertanya tanya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Tri Tunggal
si aa kan cenayang 😁😁
2024-07-03
0
Ney🐌🍒⃞⃟🦅
ya tau lah
2023-09-26
3
lestari saja💕
aku bayangin rama tuh si ricky harun....tengil
2022-12-25
2