Suka bingung ngasih judul buat episode gengs, kebanyakan kan ampir semua novel kata kata nya itu mulu, bosen mimin bacanya ! makanya kalau sedikit aneh tak apa ya, anggap saja mimin anak TK yg baru belajar nulis dan merangkai kata, cerita ini bukan bermaksud menyinggung siapapun jadi jangan terlalu dimasukin ke hati masukkin aja kantong terus buang hehehehehe.
Jangan author bosan ahh ! panggil saja mimin, biar mirip akun gosip. Tapi bukan berarti tiap hari mimin minum nutrisari oke...,oke seperti biasa sebelum baca or nulis mimin bakalan mengajak para pembaca sekalian untuk mengucap basmallah....
.
.
.
.
.
Bismillah....
.
.
.🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Aku menggeliat berguling guling didalam selimut bed coverku. Hari ini hari minggu, jadi waktunya sekolah libur. Sudah 5 hari sejak kepindahan ku ke Bandung, aku bersekolah.
"Tok...tok... tok...."
"Nara!!!!! ayo bangun, ini sudah siang. Masa anak gadis bangunnya siang, gimana kalau nanti punya suami !" pekik mamah dari luar kamarku.
"Iya, ini juga udah bangun ko. Ih mamah ! jangan bawa bawa nama suami dong mah, Nara masih kecil," jawabku.
"Hoaammmm..." aku turun dari kasur dengan muka bantal ku, lalu keluar kamar. Kebetulan kamar mandi tidak tersedia di kamar, jadi aku harus keluar kamar. Kamar mandi ada 2, satu di lantai atas dan satu di lantai bawah. Aku mengambil handuk dan alat mandi ku, di sebuah kotak berukuran sedang saat aku membuka kamar mandi.
"Ihh dikunci, ini pasti si tembok Berlin nih masih di kamar mandi !"gumamku.
"Bang ! cepetan dong mandinya, jangan kaya betina deh !" ketukku di pintu kamar mandi.
Tak ada jawaban, hanya gumaman seperti bersenandung dari dalam, "fix ini doi mandi sambil nyanyi nyanyi nih," aku menempelkan kupingku di pintu untuk mendengarkan apa yg diucapkan atau disenandungkan bang Akhsan.
"Bruuukkkk "
Aku terjatuh, karena pada saat bersamaan bang Akhsan membuka pintu kamar mandi.
"Hahahahaha, loe ngapain terciduk lu ! ngintipin gua mandi ya ?" bang Akhsan mengacak-acak rambutnya menggunakan handuk.
"Ihhhh ! abang kalo mau buka tuh ngomong dulu kek, sakit tau !" gerutu ku.
"Ya udah, sini gue bantuin. Lagian sih loe pake nguping, kalo gue lagi ena enu di dalem gimana ?"tanya nya menggodaku sambil membantuku bangun.
"Ihhh jijik ! udah awas ! lagian loe mandi lama banget bang, udah kaya calon manten aja pake nyanyi nyanyi segala lagi ! suara loe fals bang," jawabku.
"Enak aja loe !" jitaknya di jidatku. Aku mengaduh.
"Sakit be*go, ya udah awas, awas, ga kuat gue mau pipis, awas !!" usirku padanya.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
"Nara anter mamah ke pasar ya, mamah hari ini mau belanja mingguan," ucapnya sambil sarapan.
Mamahku memang biasa menyetok bahan bahan sayuran selama seminggu sekali.
Aku mengangguk, memang sudah biasa mamah dan aku pergi ke pasar.
"Ya sudah, papah sama Akhsan mau ngecek resto sama konveksi. Biar sekalian Akhsan belajar usaha," ucap papah.
Akhirnya, aku bersiap siap. Aku memakai baju yg simple saja, dress selutut berlengan pendek dengan rambut ku ikat satu, dengan tas selempang kecil dan sepatu flat shoes. Aku dan mamah memesan taksi online, sepanjang jalan kami mengobrol dengan supir taksi online sambil melihat lihat jalanan kota Bandung, sekalian tour guide gratis hihihi..
Kami sampai di pasar yg berada di kawasan xxxxxxx, pasarnya lumayan bersih, terurus, tidak terlalu kumuh dan becek, karena lantainya sudah memakai keramik. Kami menyusuri beberapa koridor tempat sayur, buah, ikan dan bumbu dapur, lalu yg terakhir mamah akan membeli daging.
"Mah, bentar deh ! kaki Nara pegel, " aku mengusap usap kakiku dan betisku.
"Ya udah, kita istirahat dulu ya," mamah membawaku ke sebuah kios pinggiran pasar yg ditutupi spanduk.
"Mang es jeruk dua nya !" mamah memesan.
"Boleh Bu, silahkan ditunggu ya !" jawab si mamang nya langsung memotong jeruk jeruk di depannya dan memerasnya.
Tak lama dua gelas es jeruk tersaji.
"Ra, itu kios daging. Mamah kesitu deh, kalau kamu masih mau istirahat, ya udah disini aja ya ! biar mamah ke situ sendirian, mamah titip dulu belanjaan," aku mengangguk menatap punggung mamah yg semakin menjauh.
"Srupuutt !!" aku menyedot es jeruk hingga tandas.
Aku mengedarkan pandangan nya ke sekeliling pasar, hingga mataku menangkap ke arah beberapa anak seusiaku bergerombol. Dari pakaiannya sepertinya mereka preman, ya preman pasar sini kayanya, macam beberapa film yg sering muncul di tv, aku berdecih.
"Cihhh ! kecil kecil sudah jadi tulang palak a.k.a preman, bagaimana nasib negara ini, kalau anak anak nya saja seperti ini kelakuan nya," gumamku si mamang tukang es hanya tersenyum mendengar penuturan ku, "ah si neng mah aya aya wae (ah si neng mah ada ada saja)....."sedikit banyaknya aku paham bahasa sunda, orang bilang aku dan bang Akhsan terlihat seperti orang Chinese. Padahal memang muka kita lah yg ke Chinese Chinese an, wajah papahku memang seperti orang china padahal asgar asli Garut. Kalo orang sunda bilang China Garut, entahlah ! aku pun tak mengerti, bagaimana ceritanya orang china nyungseb di Garut. Mamahku orang betawi negri batavia alias turunan si pitung.
Aku tak menanggapi ucapan si mamang, tak kusangka gerombolan anak anak preman itu mendekat ke kios tempatku berada. Ada sekitar 8 orang, wuihhh ! ini mau malak apa mau tawuran, aku jadi takut sendiri mana mamah masih di dalam lagi.
Nyaliku seketika ciut, hanya berharap perlindungan mamang es jeruk saja mungkin kurasa, aku segera berbalik badan membelakangi arah mereka datang.
"Assalamualaikum ! mang Iwan, gimana aman mang ?" tanya salah satu nya, masuk menyibakkan spanduk penutup roda es jeruk.
"Bentar, bentar gue ga salah ? nih preman ngucap salam, emang ada orang mau malak ngucap assalamualaikum preman macam apakah? "batinku.
"Aman dong Ram , orang yang jagainnya juga jawara..oh ya nih nitip buat si Abah sama ambu di rumah," si tukang es jeruk menyodorkan beberapa bungkus es jeruk pada si ketua preman.
"Eh,.apa ini mang ? jangan, ga usah ngerepotin," ucapnya, menolak bungkusan es jeruk yang sudah dengan sengaja dibungkuskan.
"Engga Ram, ga repot. Ini tuh sengaja mamang bikin buat Abah sama ambu di rumah," si mamang memaksa memberikan bungkusan es jeruk.
"Makasih kalau gitu, ikhlas kan diterima sama saya, Alhamdulillah....rezeki anak soleh..." ucapnya dengan kekehan pada teman-temannya
"Mang Iwan, cuma Rama doang nih yang dikasih ??" ucap Bayu
"Oh abay mau juga ?"
"Ngga deng mang, cuma becanda jangan dianggap serius !" kekeh Abay menjadi malu sendiri ,niatnya hanya bercanda saja.
Wait a minute, aku berasa kenal sama suara suara itu, aku mencoba berbalik badan dan...
Jeng...jeng...
"Kamu !"
"Loe !"
Tunjuk kami bersamaan.... jadi dia "preman pasar..."
"Uhuyyy ! pucuk dicinta ulam pun tiba," ucap Gilang.
Rama langsung duduk disebelahku, "eits ada bidadari jatuh dari surga ke kios es jeruk nih," gombalan recehnya.
"Najis tralala, gue sama preman pasar," batinku.
"Kamu lagi ngapain disini? belanja ya ? wahhhh calon istri idaman," ucap Rama, disoraki teman temannya, "pepet terus jangan kasih kendor..." sahut Ridwan.
"Idih uwek, kalian sendiri lagi ngapain disini ? kalian preman pasar sini ?" tanyaku ragu.
"Bukan preman, tapi pengurus keamanan pasar sini," ucap Ridwan.
"Bukannya sama aja ya," jawabku sinis.
Sayup sayup terdengar suara adzan Dzuhur.
"Suutt ! denger ga suara adzan? bubar bubar, siap siap ke masjid !" titah Rama sambil mendorong dorong teman temannya.
Aku merasa risih dengan kedatangan mereka, jelas lah ! hanya aku perempuan seorang disini, aku hanya takut saja, mereka macam macam. Perasaan ku mulai was was, ahhh lebih baik aku menyusul saja ke dalam daripada nanti aku diapa apain.
"Mang bisa minta tolong ga ?" pintaku pada mamang es jeruk.
"Mau minta tolong apa atuh ? sini biar aku aja," jawab Rama.
"Ekhhmm, akhiwww !" deheman teman teman nya.
"Ga perlu !" bentakku menolak, seakan tidak ingin memperdulikan Rama, aku kembali mengajak ngobrol mamang pedagang es jeruk, "mang saya mau nitip belanjaan ya, saya mau masuk dulu menyusul mamah saya ke dalam," ucapku pelan.
"Boleh neng," ucap si mamang es.
"Oh kamu mau ke dalem hayu atuh aku anter," jawab Rama.
"Wan, ajak yg lain duluan ke masjid. Nanti gue nyusul nganter dulu calon, takut kesasar kalo engga digondol kucing !" kekeh Rama, membuat yang lain tertawa.
"Ihhh apa sih ga perlu," sinisku lagi, namun belum aku melangkah Rama menarik tanganku paksa. Aku berontak terasa percuma, "gila kuat banget tenaganya makan apaan sih ni anak ?"
"Hahahaha, Rama jangan terlalu ngegas atuh, selow aja selow," pekik mereka, sedangkan Rama hanya menyeringai.
Aku pasrah saja, "lepasin gue..." aku menarik tanganku, namun percuma tanganku mendingin.
"Calon mertuaku, eh mamahmu mau beli apa?" ucapnya bertanya.
"Kios daging," cicitku "oh.."
Rama membawaku berbelok ke deretan kios daging, dan dari kejauhan aku melihat mamah yg tengah sibuk memilih milih daging ayam dan sapi. Aku menghempaskan tanganku dari cekalan Rama, karena Rama sudah mengendorkan pegangannya dan berlari, "mamah !"
Mamah menoleh, begitupun bapak paruh baya berpeci hitam yg berbordel emas yg sedang memotong motong daging, dengan sesekali bercanda dengan mamahku.
"Assalamualaikum, bah....ibu," salam nya pada si bapak itu.
"Wa'alaikumsalam,"
"Eh, ko nyusul ?" tanya mamah.
"Aduhhh ini anak ibu? wahhh ! cantik begini," ucap si bapak bapak, orang yg berlalu lalang memanggilnya abah haji. Sepertinya, dia sosok lama disini. Terlihat dari semua pedagang dan pembeli yang begitu menghormati nya.
"Tuh kalo itu bocah yang nganter si neng barusan, anak saya..namanya Ramadhan," ucap si Abah haji memperkenalkan Rama, Rama pun salim pada mamah.
"Whatt ?! jadi, bapaknya pedagang daging disini," batinku.
"A..tolong ambilkan stok daging dari rumah jagal, Wawan sudah abah hubungi, nanti tinggal bawa saja, " pinta Abah.
"Siap Abah, tapi Rama ke mushola dulu sebentar, belum Dzuhur ! " hormatnya yg langsung pergi.
"Eh aku duluan ya, udah ketemu kan sama mamahnya, assalamualaikum !" ucapnya berlalu.
"Sopannya, "ucap mamah memuji membuat, abah haji tertawa.
Selesai dari pasar, kami pun pamit dan naik taksi online lagi menuju rumah. Sepanjang perjalanan aku hanya bertanya tanya tentang Rama dan kawan-kawan nya seperti apa mereka? aku merasa tertarik dengan kehidupannya, tak sadar aku senyum senyum sendiri. Baru kali ini aku liat dan dengar preman bilang dulu assalamualaikum, terus ga ninggalin solat wajibnya.
Tak kusangka karena pikiran dan keingintahuan ku, menjadi sebuah awal dari kisah perjalanan cintaku bersama Rama dan kisah awal yg menceritakan perbedaan sebuah lingkungan.
Ramadhan Restu Al-kahfi
Itulah nama cowok tengil yang sudah membuatku penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Trituwani
kiw kiw si aa udah ktmu sama camer aja nih 😉
2024-07-03
0
Ayila Ella
cieee nara
2024-01-22
2
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 Ney Maniez ❤
aa Rama😍😍
2023-09-25
1