Aku masuk ke kelas, dan duduk di bangku lalu membuka buku, sebelum pelajaran dimulai.
"Drettt..."
Seseorang duduk di sampingku, "Rama eta bangku urang ihh awas awas !" (Rama itu bangku ku ihhh awas) sahut Mita.
"Ini makhluk planet mars pagi pagi udah gangguin aja," aku memutar bola mata jengah.
"Kamu pindah dulu sama si Ridwan dibelakang Ta. Sorry ya, sebentar..." jawab Rama mita mendengus lalu duduk di belakangku.
"Hay assalamualaikum sayang," ia menopang dagunya menggunakan tangan, aku melirik saja lalu kembali membaca buku.
"Serius amat sih yang !" sungguh panggilannya itu loh bikin aku malu.
"Loe tuh mau ngapain sih, gue lagi ga mood buat berantem mending loe pindah sana, sana !!" usirku.
"Dihhh lagi datang bulan ya ? Marah-marah, terus mukanya jutek atau karena belum dapat morning kiss jadinya ngambek ? Eh tapi belum mahrom deh !" ucapnya yg tak disaring.
"Errgghhh," aku menggeram sambil mengepalkan tangan.
Ia menjauh, "ehhh...iya--iya sorry,.becanda ko !" ia tersenyum.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Bel istirahat berbunyi, aku masih merasa dongkol dengan sikap teman-temanku yg begitu menyebalkan dan menurutku kurang aj*r.
Drrttt....
Drrttt.....
"Hallo ?"
"Honey kamu masih di kelas ?" tanya Dea.
"I--iya. Kayanya gue ga ikut ke kantin deh, gue masih punya tugas. Sorry ya dahh !" buru-buru menutup panggilan, aku hanya malas harus bertemu dengan mereka, baru sebentar aku berteman dengan mereka, tapi aku sudah tau sifat mereka dan jujur aku kurang suka.
"Ra !" Mita menepuk pundakku.
"Astaga ! Ta, ngagetin aja !"
"Ko ga istirahat ? Biasanya ke kantin barengan geng kamu ?" tanya Mita.
"Engga Ta, aku lagi males bareng mereka," jawabku, sebenarnya aku ingin ke kantin sih. Hanya, aku tidak ingin bertemu mereka, mana perutku sudah keroncongan lagi minta diisi.
"Kamu serius Ra, temenan sama mereka, ikut geng mereka ?" tanya Mita.
"Emang nya kenapa Ta, sama mereka ?" aku mulai bertanya karena penasaran.
"Mereka itu, seperti yg kamu lihat tadi pagi Ra," jawab Mita, "mereka suka semena-mena," cicitnya lagi.
Aku hanya mengangguk.
"Treng...."
Sepiring nasi goreng sosis dan jus jeruk mendarat di depanku, lalu seseorang mengambil bangku dan duduk di depanku, "nih ! Aku tau kamu lapar, tapi males ke kantin kan ?" aku melihatnya, ya...siapa lagi yg selalu datang tak diundang pulang tak diantar kalau bukan Rama.
"Ram, cuman Nara nih yg dibawain ?" ucap Mita.
"Maneh hayang ?" (kamu mau) Mita mengangguk, "beli sendiri, tuh di kantin masih aya barudak da !" (tuh di kantin masih ada anak anak ko), jawab Rama yg dia maksud cs nya Gilang, Ridwan,dan Bayu. Mita pun ke kantin.
"Sok dimakan," tawarnya, aku menggidikan bahu tanda tak mau.
"Eh, kenapa ga mau ? Makan dulu nanti sakit, aku yg sedih dong kalo kamu sakit. Apa sengaja, biar nanti aku tengokin," jawabnya.
Aku berdecih, "apa sih?! "
Namun wangi nasi goreng menyeruak semakin membuat perut ku meronta-ronta hanya saja aku merasa gengsi.
"Aaa !! Buka mulutnya, kereta mau lewat !"
Tanpa diduga ia menyendok nasi hendak menyuapiku.
"Ngga usah, gue bisa sendiri. Sini !" ucapku meminta sendok.
"Udah telat, tawarannya sudah hangus. Sekarang tawarannya disuapin," ucapnya.
"Ihh ! Ya udah, gue ga mau kalo gitu !" aku memalingkan wajahku.
"Oke kalo gitu, aku panggilin Gilang, Bayu dan Ridwan ya ?! Biar mereka yang maksa kamu, makan pake cara mereka dan dijamin bikin kamu nyesel !!" senyum smirknya membuat ku jadi takut.
"Ya udah, ya udah !!" akhirnya aku menurut dan dia menyuapi ku. Sumpah, baru kali ini aku dijajah sama cowok dan aku nurut saja, dia tersenyum menang, "gitu dong !"
"Weittsss ! Baru ditinggal sebentar udah lagi suap-suapan aja nih ?!" kekeh Gilang.
"Luurrr peje nya !!" pekik Ridwan.
Diacungi jempol Rama, "emmm.. pantesan ga mau ke kantin ternyata maunya disuapin !" ucap Mita.
Wajahku memerah malu, "sungguh ini bukan mau ku," Rama terkekeh puas melihatku yg nurut-nurut saja.
"OMG ! Nara !!" pekik Dea dan Inggrid, mereka berada di ambang pintu.
"Loe lagi ngapain ?" mereka masuk ke kelas dan melihatku tengah disuapi.
"Loe suap suapan sama dia ?" mereka menatap tak suka pada Rama.
"Katanya loe ngerjain tugas tapi ko ?!" Dea melipat kedua tangannya di dada.
"Hay cewe godain kita dong !" goda Gilang, Ridwan dan Bayu.
"Ihh jiji banget sih ! Minggat sana loe, ga level gue !!" ucap sombong Inggrid dengan wajah yg merendahkan.
"Ow ! Hahahaha, "goda mereka bertiga.
"Ra, ga mungkin kan loe sama si preman pasar ini ?!" Inggrid menggantung kalimatnya.
"Engga-engga, kalian salah paham."
"Sini ikut kita !" mereka menarik lenganku paksa, untuk keluar kelas.
"Weittss santai sist ! Ga usah pake kekerasan," ucap Rama mulai serius dan menahan langkah mereka.
"Loe diem ya ! Ga usah ikut campur, ini semua gara-gara loe !" ucap Dea.
Rama menghempaskan cekalan Dea dan Inggrid, lalu menarikku.
"Sebaiknya kalian berdua keluar, untung kalian itu cewek, kalau loe berdua cowo udah abis kalian," ucap Rama, kebetulan saat itu Willy dan Gibran sedang basket.
"Kita bakal keluar tapi bareng Nara !" jawab mereka.
"Ngga ! Silahkan kalian keluar dan Nara tetap disini atau kalian juga ga akan bisa keluar dari sini, Lang, Wan, Bay !" panggil Rama.
"Siap A'a bro, wah gareulis (pada cantik) ieu mah !" ketiga cowok itu mendekati Inggrid dan Dea dengan seringaiannya, seperti hendak menyantap mangsanya membuat mereka berdua takut.
"Oke fine, kita keluar. Ra kita tunggu kamu waktu pulang !" ucap mereka dan keluar.
Sepulang sekolah, mereka berempat mencecar ku dengan berbagai pertanyaan dan memarahiku karena dekat dekat dengan Rama cs yg menurut mereka tidak level, aku membela diri tapi mereka malah menyarankan aku untuk pindah kelas. Namun, aku menolak aku hanya berfikir terlalu lebay saja.
"Mendingan loe pindah kelas aja Ra, biar ga digangguin sama curut-curut pasar itu."
"Ga usah lah ga apa-apa," jawabku.
"Gue bakal bilang ke papah, buat nelfon pa kepsek biar loe bisa pindah kelas Ra. Kalo loe mau ?" tanya Willy yang malah mendukung kedua gadis itu.
"Ga usah Will, biar saja. Lebay deh, gue ga apa-apa ko."
Saat mobil Willy mengantarkan ku sampai rumah, aku melihat dua motor lain yg tidak kukenal.
"Assalamualaikum..."
"Wa'alaikumsalam...."
2 orang laki-laki sedang bercanda dan mengobrol di ruang tengah bersama bang Akhsan.
"Eh, Ra udah pulang. Nih kenalin temen-temen abang, ini Titus.." pada seorang bertubuh kurus namun tinggi kulitnya hitam manis rambutnya kriwil seperti Kunto Aji menurutku.
"Titus."
"Nara."
"Ini Andri," pada seorang lagi yg bertubuh tegap seperti bang Akhsan namun gantengan kakakku kemana mana.
"Andri."
"Nara,"
"Gue ke atas dulu ya bang," diangguki bang Akhsan.
"Ade, bro ? Cantik !" ucap Titus.
"Yoi !"
"Sa ae lu, awas naksir..uh ! doi kaya toa masjid, mulutnya kaya cabe rawit pedes," ucap bang Akhsan.
Aku yang masih berada di tangga masih bisa mendengar ucapan abangku.
"Enak aja, cewe mah wajar ! Nah loe, mulut nya lemes kaya emak-emak komplek kalo lagi nawar dale man," pekikku.
"Hahahahahaha," tawa kedua temannya.
"Ehhh diem lu boncel !" ketus abangku.
Aku membaringkan badanku di ranjang dan mulai terlelap.
Malam hari saat kami semua sedang berada di ruang tengah, aku sedang mengerjakan PR, bang Akhsan sedang berkutat dengan ponselnya, biasa game online. Mamah dan papah sedang nonton tv saja.
"Ting-tong !"
"Bi, tolong buka pintunya," pinta ayah pada bi Lastri "nggeh pak."
Ceklek
"Pak, katanya mau ketemu sama neng Nara," sontak kami mendongak.
"Siapa bi ?" tanyaku.
"Ga tau, laki-laki neng !" begitu bi Lastri mengucapkan laki laki abangku langsung beranjak dan bersikap.
"Biar abang yg temuin kamu kerjakan saja pr-nya,"
Sudah tertebak bukan abangku ini seperti apa ? Yuppp ! Dia over protektif, aku ingin melihat namun tatapan tajam abangku mengurungkan niatku.
"Assalamualaikum, a !"
"Wa'alaikumsalam, siapa ya ?"
"Nara nya ada ?"
"Ada, tapi lagi sibuk !" jawabnya.
"Oh, ya sudah tak apa, ini tolong sampaikan saja bungkusan ini ka."
"Apa ini ?"
"Ini makanan ka, bilang saja saya adalah ahli gizinya Nara, terima kasih ka, assalamualaikum."
Ia pun pergi
Bang Akhsan masuk ke dalam membawa bungkusan plastik.
"Siapa bang ?"tanyaku.
"Ga tau, dia cuma ngasih ini terus pergi, katanya dia ahli gizi-nya kamu. Hehehe aneh !"
Aku membukanya dan jeng-jeng.
"Batagor !!" kami keheranan.
"Hah ko batagor ?" tanya mamah tertawa.
"Masa ahli gizi ngirimnya batagor," ucap papah.
"Wuih, enak nih !" bang Akhsan langsung mencomot tanpa minta ijin padaku.
"Ihhh ! Ga tau malu orang ngirimnya buat Nara juga maen langsung comot !" ucapku.
Akhirnya, malam itu kami semua makan batagor kiriman si ahli gizi, dan ini batagor terenak yg pernah ku makan. Asal kalian tau, batagor adalah makanan yang sering ku pesan di kantin sekolah.
.
.
.
.
.
TBC 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Julia Juliawati
hayang atuh🤣🤣🤣
2024-12-04
0
Jeissi
jadi kangen batagor di kantin sma 😭
2024-10-30
0
Haniah Fathaniah
bau bau dilan ini mahh
2024-07-10
0