"Nara, come on ! Ntar kita telat," pekik Dea dari dalam mobil.
"iya !" aku masuk ke bangku belakang bersama kedua gadis itu.
"Eh, guys ! Malam ini malam minggu, jalan yu ! " rengek Inggrid.
"Gimana kalau dugem ?" tanya Gibran.
"Boleh tuh, katanya DJ nya baru loh keren !" jawab Dea.
"Mau..mau !" ucap Inggrid antusias.
Willy menatapku dari kaca spion "Ra, loe ikut kan ?"
"Ayo Ra, seru tau !" ajak yg lain.
"Aduhh, gue ga biasa datang ke tempat begituan," ucapku terbata.
"Ya Nara, ga seru nih ! Ayolah, kita ga ngapa-ngapain ko, cuma joget aja di lantai dansa, kalo loe ga biasa dan ga bisa minum, softdrink aja Ra atau jus ?!" tawar Dea.
"Iya Ra, ayo !" pinta yg lain.
Aku tak tau harus bilang apa, aku juga tak tau apakah orang rumah akan mengijinkan.
"Aduh aku takut dimarahin kalo pulang kemaleman," alasanku lagi.
"Ga usah terlalu malem juga, jam 10 deh ! Atau jam 11," jawab Inggrid meyakinkan.
Karena mereka memaksa. Akhinya, aku mengiyakan, walaupun aku tak tau bagaimana jadinya nanti.
.............
"Ra pokonya istirahat loe harus ke kantin ya ! Dan ga boleh bareng sama cowok-cowok preman itu lagi !" ancam Inggrid, aku mengangguk saja biar cepet.
Aku segera masuk ke kelas.
"Assalamualaikum sayang," aku memutar bola mata jengah saat Rama tiba-tiba duduk di sampingku.
"Bisa ga sih, panggilnya jangan sayang ?! Gue ga mau orang-orang salah paham," kesalku.
"Loh kan itu mau kamu sendiri,"
"Kapan ?"
"Kamu punya penyakit amnesia ya ?"
"Udah to the point aja !" malasku.
"Waktu pertama kenalan, katanya terserah mau panggil apa aja," ucapnya.
"Ih, maksud gue kan terserah itu ! Udah lah, percuma juga gue debat sama loe," aku menyerah dia tersenyum.
"Gimana batagornya enak ?" tanya nya.
"Oh, jadi loe yang semalem ke rumah gue ? Ngirimin batagor trus ngaku-ngaku jadi ahli gizi gue ?" ia tertawa sambil mengangguk.
"Absurd banget nih cowo, tapi lucu," pikirku.
"Dihhh ! Kenapa jadi gue-nya seneng," tepisku.
"Enak." jawab ku singkat.
"Mau lagi ngga ? Kalau mau aku kirimin lagi ?!" tawarnya.
"Emang berani ? Kakakku galak, dia overprotektif. Selama ini, ga ada temen cowo ku yg berani datang ke rumah !" ancamku, kali nyalinya ciut.
Tapi tak kusangka, "berani ! semalem aja gue masih bisa pulang dalam keadaan sehat walafiat," ucapnya dengan yakin.
"Ga usah lah !" jawabku.
"Kenapa ? Kan katanya enak ?"
"Takut ngerepotin, dan takut kamu minta balasan," jawabku ketus.
"Dih, suudzon. Aku ikhlas ko, buat sayangku mah.. apa sih yg ngga !" aku bergidik dan menggeleng kan kepalaku.
____________________
"Jadi tugas selanjutnya, kalian cari lah perbandingan harga pasar dan wawancarai beberapa pedagang di pasar untuk menentukan selisih, hari Selasa dikumpulkan," ucap bu Yati.
Oh God ! Betapa malasnya aku, lengkap sudah penderitaan ku mendengar tugas dari Bu yati, biasanya aku tidak akan pernah semalas ini. Namun tugas kali ini seakan membawaku untuk lebih lama menghabiskan waktu bersama Rama.
"Kalau memang sudah jodoh, ga akan kemana. Allah itu selalu nunjukin jalannya buat kita," ucap Rama lantang.
"Eeeaa ! Pepet terus jangan kasih kendor," pekik Gilang.
"Lama-lama juga luluh," tambah Ridwan dan Bayu, aku hanya diam seribu bahasa dengan bibir yg dimanyunkan.
"Hehehhe sabar ya Ra, tapi menurut ku.. kamu cocok sama Rama ko. Dia orangnya baik, ga seperti yang terlihat, kamu hanya belum mengenalnya," ucap Mita.
"Apaan sih Mita ! Ko malah jadi main cocok-cocok aja, kamu jadi ikut kubunya mereka nih ?!" jawabku ketus.
"Hehehhe peace !" nyengir Mita.
Aku masih terngiang ucapan bu Yati, barusan saat pembagian kelompok, aku satu kelompok bersama Rama, Gilang, Rika dan Vina. Kami hanya berlima, tiap kelompoknya. Aku pisah kelompok dari Mita.
"Nara berarti hari minggu pagi kita ke pasar ya," ucap Vina.
Aku mengangguk, "masalah pasar mah biar jadi urusan kita, gampang lah !" kata Gilang.
"Oh iya, si aing juga tau ko kamu mah memang kuli pasar hahahaha !" canda Rika dibalas decihan Gilang.
"Nanti kamu aku jemput," ucap Rama.
"Ga usah, aku bareng Vina sama Rika aja." Tolakku.
"Oke."
"Tumben banget, dia ga ada alibi buat ga setuju. Biasanya dia suka maksa," tapi aku cuek sajalah bodo amat.
Bel istirahat berbunyi
"Kamu mau kemana ?" Rama menahan langkahku.
"Mau kemana pun bukan urusanmu."
"Sekarang jadi urusanku," jawabnya aku menautkan alisku.
"Minggir !" usirku.
"Aku mau ke kantin !" aku sudah kesal baru 2 minggu aku disini aku sudah sangat jengkel.
Akhirnya Rama memundurkan langkahnya, setelah datang Gilang membisikan sesuatu di kupingnya yang tidak bisa kudengar, sepertinya serius. Kugunakan moment ini untuk bisa keluar kelas.
"Ra !!" pekiknya, melihat kepergianku yang lolos darinya. Aku menjulurkan lidahku meledeknya, "ueee...."
Lalu ke kantin menemui teman-temanku, seperti biasa.. yang mereka obrolkan hanyalah sesuatu yg mereka banggakan dan wajib untuk dipamerkan, juga rencana kami yg akan pergi ke diskotik.
Sebenarnya aku tidak yakin, namun apa daya..aku tidak dapat menolak ajakan mereka.
"Assalamualaikum,"
"Wa'alaikumsalam,"
Seperti biasa yang menjawab adalah asisten rumahku, karena mamah masih bekerja, papah juga kayanya masih di konveksi. Abang tentunya si tembok Berlin itu masih di kampus.
Aku membaringkan tubuhku di ranjang, tak sulit untukku untuk tidur, sekejap saja aku sudah terlelap.
Aku terbilang anak yang pel orr, nempel dikit langsung mo lor. Mataku mengerjap melihat jam ditanganku menunjukkan pukul 4 berarti aku sudah tertidur 2 jam.
Aku mengecek notif di ponselku, ada nomer tak dikenal memberiku pesan.
0812xxxxxxxx
"Sayang, nanti aku ke rumahmu ya, tunggu !"
Siapa lagi, kalau bukan si cowo ngeselin itu yg selalu memanggil ku dengan kata sayang.
Narasheila
"Aku mau pergi, ga usah ke rumah aku ga ada."
Aku lalu menaruh ponselku di nakas dan turun ke lantai bawah.
"Akhirnya putri tidur bangun juga, dasar ratu tidur ! Ikut kontes tidur sana pasti menang !" ucap bang Akhsan, aku mengercutkan bibirku mengambil minum di kulkas.
"Dan loe bang, lambe nyinyir, ikutan akun lambe turah julid sana, pasti banyak haters nya !" jawabku ngasal.
"Enak aja nih bocil ! Gue mah orangnya kalem kalo diluar, mulut gue kaya gini kalo lagi bareng loe doang !"
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam, mamah papah !"
Selepas isya aku bersiap-siap, tak lama keempat temanku datang dan meminta ijin pada kedua orangtua dan abangku untuk mengajakku jalan jalan, mereka berbohong.
Akhirnya, mereka mengijinkan, karena mereka pikir keempat tetangga ku ini anak baik-baik.
Sebenarnya ada rasa tak enak hati, tapi sudah terlanjur.
Sampai.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
IbuNaGara
wah wahh
2023-09-25
1
Azzahra Azka Lestari
semoga ga di jebak aja
2022-12-25
2
Ai0284
si nara sama yang baik malah judes sama teman yang udah tau gak baik gak nyaman bila bersama malah gak enak diajak gak baik😑
2022-10-24
3