17. Marah

Seint menatap bingung ke arah Lilian, yang ada dipikirannya sekarang adalah bagaimana bisa Lilian mengetahui tanaman yang bahkan orang lain tak tau.

Dengan lancar ia menjelaskan proses serta manfaat dari tanaman tersebut, yang membuat Seint semakin heran adalah sebelumnya gadis itu di kabarkan kehilangan ingatannya, ia tak mengingat siapapun bahkan kedua orang tua dan Kakaknya tidak ia ingat, namun anehnya gadis itu secara lancar menjelaskan tanaman yang semua orang kira tak memiliki nilai jual.

Memang sebelumnya tingkah gadis itu selalu menarik perhatiannya, gadis itu dengan sengaja menyembunyikan bakatnya pada semua orang dan bertingkah berkebalikan dengan sifat aslinya. Seint bahkan akan tertipu oleh gadis itu jika seandainya ia tak melihat secara langsung bakat gadis itu secara tak sengaja.

Setiap sore hari Seint selalu melihat gadis itu sedang berlatih memanah dengan di temani oleh pelayannya di dekat hutan pinggir kota. Gadis itu bahkan secara sembunyi belajar strategi perang di dekat danau ujung kota.

Suatu hari Seint tertangkap basah oleh gadis itu saat ia sedang mengamati gadis itu berlatih dan berakhir seperti yang semua orang tau, gadis itu mengikutinya kemanapun ia pergi. Semua orang berpikir jika gadis itu tergila-gila padanya, namun kenyataannya di manapun Seint berada gadis itu selalu memberikan tanda mengancam jika Seint berani membocorkan ke orang-orang tentang bakatnya.

Maka dari itu Seint tidak merasa terganggu sama sekali dengan kehadiran gadis itu di dekatnya, karena gadis itu berada didekatnya hanya memastikan Seint tak membuka mulutnya tentang bakat yang ia miliki.

Hingga suatu hari gadis itu di kabarkan mengalami kecelakaan yang membuat gadis itu tak mengingat apapun. Seint sangat ingin menjenguk gadis itu namun ia tak punya alasan kuat agar bisa melihat kondisi gadis itu dari dekat, yang bisa ia lakukan hanya berpura-pura lewat saja di depan kediaman gadis itu selama gadis itu di rawat.

Suatu hari saat ia dan Artem sedang ingin melewati kediaman gadis itu, tiba-tiba gadis itu bersama pelayan yang selalu menemaninya keluar dari kediamannya, mereka terlihat seperti mendebatkan sesuatu hingga akhirnya gadis itu berjalan dengan riang menuju arah pasar.

Seint pun mengikuti gadis itu dari belakang meski ia harus mendengar omong kosong yang selalu Artem arahkan kepadanya. Hingga Seint melihat gadis itu berhenti pada penjual manisan gula, wajahnya terlihat sangat bahagia saat ia menerima tiga manisan gula dari penjual tersebut dan memberikan satu pada pelayannya.

Saat Seint ingin kembali mengikuti gadis itu tiba-tiba Artem menariknya dan mengatakan kalau prajurit kerajaan tadi melihatnya dan sekarang mengejar mereka. Seint berlari memutari jalanan pasar demi mengelabui prajurit agar tidak lagi mengejarnya dengan Artem, saat ia berlari menghindari kejaran prajurit, ia tak sengaja menabrak seseorang karena terlalu fokus menengok kebelakang.

Ia terdiam saat menyadari jika gadis yang ia tabrak ialah gadis yang sejak tadi ia ikuti, tatapan tajam gadis itu di arahkan padanya, gadis itu bahkan membentaknya karena manisan gula yang ia pegang terjatuh ke tanah.

Saat Seint sedang asiknya mengingat pertemuannya dengan Lilian, ia di kejutkan dengan sebuah pukulan di lengannya.

"Kau kenapa menatap ku seperti itu." Ucap Lilian setelah memukul lengan Seint.

"Seperti apa?" Ucap Seint.

"Seperti ini." Lilian memperagakan ekspresi seperti yang Seint tunjukkan tadi.

Seint menahan bibirnya agar tidak tersenyum melihat tingkah Lilian. "Ohh hanya penasaran." Ucapnya kemudian.

"Penasaran tentang apa?" Tanya Lilian.

"Tentang bagaimana kau tau tentang semua ini." Ucap Seint.

"Astaga kau tadi mengucapkan tujuh kata, itu kata terpanjang yang pernah aku dengar dari mu." Ucap Lilian.

"Jawab saja!" Ucap Sein kesal.

"Mana aku tau, aku tak mengingatnya, mungkin itu salah satu ingatan yang aku punya sebelum aku kehilangan ingatan, melihat tanaman itu aku jadi seperti tau secara detail tentang tanaman itu." Ucap Lilian asal, jawaban Lilian tak sepenuhnya berbohong karena memang Lilian tau tanaman itu dari ingatan di dunianya yang lama.

"Benar juga." Batin Seint.

Tiba-tiba Artem datang membawa sekeranjang besar buah kopi yang sudah ia panen bersama para pekerja yang berkerja diperkebunan Seint.

"Lilian apakah ini cukup?" Tanya Artem sambil menunjuk keranjang tersebut.

Lilian mengangguk sebentar. "Cukup, buah kopi ini akan aku bawa pulang ke kediaman ku untuk di jemur di sana, karena besok aku sudah harus segera pulang memeriksa bahan lainnya untuk festival nanti, sepertinya kalian harus tetap disini dulu setidaknya sampai besok, kalian harus menentukan dulu berapa jumlah pekerja yang harus diperkerjakan disini, arahkan dulu pekerja agar memetik buah kopi yang berwana merah dan segera kirimkan buah-buah ini ke kota, aku akan menunggu kalian di sana, sampai kalian selesai dengan urusan di sini, aku tidak akan memulai proses pemisahan biji kopi tanpa kalian karena kalian juga harus melihat sendiri prosesnya dari awal." Jelas Lilian.

"Apakah kalian akan berangkat pagi?" Tanya Artem.

"Ya...karena akan ada banyak persiapan yang harus aku kerjakan di sana, karena ini festival yang akan di hadiri oleh banyak orang aku memutuskan agar kopi kita akan aku ikut sertakan dalam lomba, di sana selain aku akan memperkenalkan coklat dan hiasan kedai kami, aku akan memperkenalkan kopi kita sebagai promosi awal. Hingga kita tak perlu lagi repot-repot mengumpulkan banyak orang untuk promosi, di sana nanti biarkan mereka sendiri yang melihat dan mencobanya." Ucap Lilian.

"Itu ide yang bagus Lilian, ku rasa kau sangat ahli dalam perdagangan." Ucap Artem sambil tersenyum.

Lilian hanya tersenyum menanggapi ucapan dari Artem. "Tentu saja aku adalah ahlinya, di dunia ku sebelumnya, ibu ku mempunyai toko roti yang cukup besar dan di sukai banyak orang tak heran aku mengerti banyak tentang toko, promosi dan lainnya." Batin Lilian.

"Sepertinya aku harus segera kembali ke penginapan ku sebelum gelap, badan ku terasa lengket dan pegal semua." Ucap Lilian.

"Kalau begitu pergi dan beristirahatlah." Ucap Seint.

"Tumben ini orang baik," batin Lilian, "kalau begitu aku pamit dulu ya." Ucap Lilian.

"Perlu kami antar ?" Ucap Artem.

"Tidak perlu, Kakak Zheyan sudah menyuruh Paman Wilson agar kesini untuk menjemput." Ucap Lilian.

"Baguslah." Ucap Seint.

"Apa-apaan ini orang, baru saja dia bersikap baik sekarang kembali datar." Batin Lilian.

"Kalau begitu sampai bertemu di kota ya." Ucap Lilian lalu berjalan menjauh.

"Apa cuman perasaan ku saja ya, Lilian terasa berbeda dan semakin hari tambah cantik." Ucap Artem.

Seint menatap tajam ke arah Artem dan berjalan meninggalkan Artem sendirian.

"Salah lagi salah lagi." Ucap Artem sambil menepuk kepalanya berkali-kali.

°°°

Setelah persiapannya sudah selesai semua Lilian, Zheyan dan Asgar berangkat menuju ibukota. Setelah menempuh perjalan panjang Mereka sampai di ibukota pada siang hari.

Asgar berpamitan pulang dulu ke kediamannya untuk melihat kayu-kayu yang kemarin telah ia kirim dan akan menemui Zheyan nanti sore. Sedangkan Zheyan dan Lilian segera kembali ke kediamannya agar bisa secepatnya mempersiapkan bahan yang mereka butuhkan.

Saat sampai di gerbang kediaman, mereka disambut oleh beberapa prajurit yang sedang berjaga dan salah satu prajurit datang memberi hormat.

"Hormat saya Tuan dan Nona Muda, Tuan besar menyuruh saya memberi tau jika Tuan dan Nona sudah sampai segera temui Tuan besar di ruangan kerjanya." Ucap prajurit tersebut.

"Baiklah, turunkan barang bawaan kami dan bawa keranjang buah itu ke tempat keranjang buah yang sebelumnya saya kirim." Ucap Zheyan.

Setelah memberi perintah pada prajurit tersebut, Zheyan dan Lilian berjalan menuju ruangan Ayahnya.

Setelah memasuki pintu ruangan, mereka menunduk hormat saat melihat punggung Ayahnya.

"Hormat Ayah, kami telah kembali dari perkebunan dengan selamat tanpa kurang apapun". Ucap Zheyan.

Duke Marven berbalik dan melihat kedua anaknya yang masih menunduk.

"Duduklah!" Ucap Duke Marven.

Zheyan dan Lilian menegakkan badannya dan duduk di salah satu kursi yang berada di ruangan tersebut.

Melihat kedua anaknya yang sudah duduk, Duke Marven berjalan duduk di depan kedua anaknya. Sebelum bertanya ia menatap lekat kedua anaknya.

"Dua hari yang lalu Ayah mendapat beberapa surat darimu Zheyan, sekarang jelaskan pada Ayah maksud dari surat tersebut!" Ucap Duke Marven.

Zheyan menatap Lilian sebentar dan kembali menatap Ayahnya, "Begini Ayah, seperti yang sudah Zheyan tulis dalam surat itu bahwa lahan perkebunan yang akan kita jadikan tanaman herbal itu tidak jadi kita gunakan untuk tanaman herbal." Ucap Zheyan.

"Mengapa?" Ucap Duke Marven dingin.

"Karena lahan itu ditumbuhi oleh pohon kakao, selama ini kita menganggap pohon itu tidak berguna namun saat kami mengunjungi tempat itu siapa sangka ternyata Lilian mengenali pohon itu dan ia tau cara mengolah buah dari pohon itu." Jelas Zheyan.

Duke Marven mengangkat sebelah alisnya dan menatap ke arah Lilian. " Bisa kau jelaskan pada Ayah bagaimana kau bisa mengenali pohon itu bahkan tau cara pengolahannya ?" Ucap Duke Marven.

Lilian meneguk ludahnya sendiri saat melihat tatapan dingin dari Ayahnya. "Jujur saja Ayah aku tidak tau namun saat aku melihat pohon itu sepintas ingatan muncul di kepala ku tentang pohon itu." Ucap Lilian gugup.

Duke Marven menatap tajam ke arah Zheyan, "Bagaimana bisa kamu mengambil sebuah keputusan yang masih dipertanyakan kebenarannya?" Ucap Duke Marven lalu menatap ke arah Lilian. "Lilian bahkan tidak mengingat jalan pulang dari pasar, Bagaimana bisa kamu langsung mengambil sebuah keputusan hanya karena mendengar sebuah opini dari adikmu yang belum tentu kebenarannya" Ucap Duke Marven mulai meninggi.

Zheyan hanya diam tak bisa menjawab pertanyaan dari Ayahnya. Benar yang dikatakan oleh Ayahnya namun melihat ekspresi Lilian saat diperkebunan membuat Zheyan yakin kalau adiknya itu memang mengetahui tentang pohon itu.

"Kenapa kamu hanya diam Zheyan? Ayah tau kau tidak akan bisa menolak permintaan dari adik mu namun kau juga tau kalau pohon itu tidak berguna di kerajaan ini." Ucap Duke Marven semakin meninggi.

"Tidak Ayah pohon itu sangat berguna dan akan membawa keuntungan untuk keluarga kita." Ucap Lilian memberanikan diri.

"Bagaimana kau bisa seyakin itu? Kau bahkan tidak mengingat sesuatu dengan benar dan lagipula pohon itu sudah dinyatakan para ahli tanaman jikalau pohon itu tak berguna." Ucap Duke Marven.

"Maka aku akan membuktikan kalau para ahli tanaman itu salah." Ucap Lilian tegas.

"Dengan cara apa kau membuktikannya?" Tanya Duke Marven.

"Beri kami kesempatan agar bisa mengolah buah dari pohon itu." Ucap Lilian.

"Kesempatan?" Ucap Duke Marven.

"Iya Ayah...kami telah sepakat akan mengolah buah itu menjadi salah satu bahan pembuatan makanan dan minuman yang akan kami lombakan dalam festival." Ucap Lilian.

Duke Marven memijit keningnya. "Kalian akan melombakan buah itu dalam festival?" Tanya Duke Marven.

"Iya Ayah, kami juga sudah berkerja sama dengan keluarga Baron." Ucap Lilian.

"ZHEYAN..." Ucap Duke Marven frustasi.

"Berikan kami kesempatan Ayah." Ucap Zheyan dan langsung berlutut di depan ayahnya dan di ikuti oleh Lilian.

Duke Marven menghembuskan napas berat. "Bangunlah, Ayah beri kalian kesempatan tapi ingat lomba itu adalah salah satu festival besar di kerajaan ini jadi jangan permalukan Ayah, terlebih kalian sudah menjalin kerja sama dengan keluarga Baron." Ucap Duke Marven.

"Baik Ayah." Ucap Zheyan dan Lilian barengan.

Setelah itu Zheyan dan Lilian berdiri, sebelum mereka berpamitan untuk keluar, Zheyan baru mengingat sesuatu kemudian ia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya dan memberikannya pada Ayahnya.

Mata Ayahnya melebar melihat lencana lambang dari pangeran mahkota berada ditangannya sekarang. Lalu ia kembali meminta penjelasan kepada kedua anaknya.

"I..i..itu Ayah Lilian kembali menemukan pohon yang di anggap tak berguna diperkebunan Pangeran Mahkota namun...." Ucap Zheyan berhenti melihat raut wajah marah Ayahnya.

"NAMUN APA?" Kali ini suara Duke Marven benar-benar menggelegar, orang-orang dari luar ruangan bahkan bisa mendengar suaranya.

Tubuh Lilian gemetar lalu spontan bersembunyi dan memeluk Zheyan dari belakang.

°°°

Kali ini Author UP siang biar sorenya bisa fokus nulis part selanjutnya.

Tetap selalu dukung Author ya 😊

Terpopuler

Comments

Ririn Santi

Ririn Santi

bayangin Lilian ketakutan kok malah jd ketawa ya

2022-06-17

1

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

😂😂😂😂😂aduh aduh kakaknya d jadiin tameng

2022-03-04

0

t

t

❤️❤️❤️❤️

2021-09-18

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. kembali terlahir
3 2. Permen kapas
4 3.Bertemu
5 4.istana
6 5.Jamuan Teh
7 6. Istana 2
8 7. Busur
9 8. Bakat
10 9. Bertemu lagi
11 10. Bandit I
12 11. Bandit II
13 12. Khawatir
14 13. Kasih Sayang
15 14. Kakao
16 15. kerja sama
17 16. Kopi
18 17. Marah
19 18. Menggambar
20 19. Gadis bermuka dua
21 20. Bubuk coklat
22 21. Rencana
23 22. Keju dan Permen Kapas
24 23. Cemburu
25 24. Mentega dan Kopi
26 25. Mentega II
27 26. Membuat Kopi dan Coklat
28 27. Harga
29 28. Ruangan Pribadi
30 29. Perusak Ketenangan
31 30. Festival I
32 31. Festival II
33 32. Festival III
34 33. Keluarga Terkuat
35 34. Permintaan Pertama
36 35. Berlatih Menunggangi Kuda
37 36. Terluka
38 37. Teka-Teki
39 38. Sahabat
40 39. Ketahuan
41 40. Memilih Gaun
42 41. Lilian
43 42. Cantik
44 43. Dunia Novel ?
45 44. Orang Asing
46 45. Kepemilikan
47 46. Ayah dan Putra
48 47. Rencana
49 48. Latihan I
50 49. Latihan II
51 50. Permintaan Kedua
52 51. Perangkap
53 52. Teman
54 53. Perkara Ciuman
55 54. Jangan menangis
56 55. Lukisan
57 56. Lilian II
58 57. Rencana Kegiatan
59 58. Memulai
60 59. Pertemuan Kembali
61 60. Merasa Kesal
62 61. Harimau
63 62. Kondisi
64 63. Kucing ?
65 64. Hewan Mitos
66 65. Citto
67 66. Naga Kecil
68 67. Mahkota
69 68. Rencana Lagi
70 69. Kesabaran
71 70. Adik
72 71. Surat
73 72. Kabur
74 73. Preman Pasar
75 74. Surat 2
76 75. Langkah Awal
77 76. Rencana Perayaan
78 77. Menggoda
79 78. Gantungan Burung Poenix
80 79. Rahasia
81 80. Pengakuan
82 81. Buntelan Kain
83 82. Wilayah barat
84 83. Persiapan Acara
85 84. Perayaan Panen 1
86 85. Perayaan Panen II
87 86. Perayaan Panen III
88 87. Perjalanan I
89 88. Janji Masa Depan
90 89. Harapan
91 90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92 91 . Informasi
93 92. Tanaman Pembunuh
94 93. Keluarga Kecil
95 94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96 95. Bahasa Citto
97 96. Kerajaan Apollonia
98 97. Tempat Ritual
99 98. Pembahasan Rencana
100 99. Pertengkaran Kecil
101 100. Laporan
102 101. Perubahan Citto
103 102. Petunjuk Lain
104 103. Permintaan Maaf termanis
105 104. Perjalanan II
106 105. Penyerangan
107 106. Khawatir
108 107. Saran Seorang Ayah
109 108. Baikan
110 109. Pesta Dansa I
111 110. Pesta Dansa II
112 111. Perayaan Pesta III
113 112. Pancingan
114 113. Penyerangan dalam Istana
115 114. Pelaku Pertama
116 115. Pembunuhan Masal
117 116. Buku Catatan Lilian I
118 117. Buku Catatan Lilian II
119 118. Terungkap
120 119. Buku Catatan Lilian III
121 120. Merencanakan Sesuatu
122 121. Masuk Perangkap
123 122. Alben Benito
124 123. Kambing Hitam
125 124. Rencana Awal Berhasil
126 125. Membakar Gedung Belakang
127 126. Kebakaran
128 127. Bola Kristal
129 128. Kondisi Lilian
130 129. Cerita Lilian Masa Lalu
131 130. Rencana Malam Lentera
132 131. Kebakaran Gua
133 132. Dalang kebakaran
134 133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135 134. Malam Lentera
136 135. Malam Lentera 2
137 136. Perubahan Naga Citto
138 137. Pertarungan Dua Pangeran
139 138. Selir Gracia
140 139. Pangeran Igor
141 140. Pertarungan
142 141. Pengorbanan
143 142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144 143. Hukuman
145 144. Kondisi Lilian
146 145. Kepergian
147 Pemberitahuan
148 Pengumuman
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Prolog
2
1. kembali terlahir
3
2. Permen kapas
4
3.Bertemu
5
4.istana
6
5.Jamuan Teh
7
6. Istana 2
8
7. Busur
9
8. Bakat
10
9. Bertemu lagi
11
10. Bandit I
12
11. Bandit II
13
12. Khawatir
14
13. Kasih Sayang
15
14. Kakao
16
15. kerja sama
17
16. Kopi
18
17. Marah
19
18. Menggambar
20
19. Gadis bermuka dua
21
20. Bubuk coklat
22
21. Rencana
23
22. Keju dan Permen Kapas
24
23. Cemburu
25
24. Mentega dan Kopi
26
25. Mentega II
27
26. Membuat Kopi dan Coklat
28
27. Harga
29
28. Ruangan Pribadi
30
29. Perusak Ketenangan
31
30. Festival I
32
31. Festival II
33
32. Festival III
34
33. Keluarga Terkuat
35
34. Permintaan Pertama
36
35. Berlatih Menunggangi Kuda
37
36. Terluka
38
37. Teka-Teki
39
38. Sahabat
40
39. Ketahuan
41
40. Memilih Gaun
42
41. Lilian
43
42. Cantik
44
43. Dunia Novel ?
45
44. Orang Asing
46
45. Kepemilikan
47
46. Ayah dan Putra
48
47. Rencana
49
48. Latihan I
50
49. Latihan II
51
50. Permintaan Kedua
52
51. Perangkap
53
52. Teman
54
53. Perkara Ciuman
55
54. Jangan menangis
56
55. Lukisan
57
56. Lilian II
58
57. Rencana Kegiatan
59
58. Memulai
60
59. Pertemuan Kembali
61
60. Merasa Kesal
62
61. Harimau
63
62. Kondisi
64
63. Kucing ?
65
64. Hewan Mitos
66
65. Citto
67
66. Naga Kecil
68
67. Mahkota
69
68. Rencana Lagi
70
69. Kesabaran
71
70. Adik
72
71. Surat
73
72. Kabur
74
73. Preman Pasar
75
74. Surat 2
76
75. Langkah Awal
77
76. Rencana Perayaan
78
77. Menggoda
79
78. Gantungan Burung Poenix
80
79. Rahasia
81
80. Pengakuan
82
81. Buntelan Kain
83
82. Wilayah barat
84
83. Persiapan Acara
85
84. Perayaan Panen 1
86
85. Perayaan Panen II
87
86. Perayaan Panen III
88
87. Perjalanan I
89
88. Janji Masa Depan
90
89. Harapan
91
90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92
91 . Informasi
93
92. Tanaman Pembunuh
94
93. Keluarga Kecil
95
94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96
95. Bahasa Citto
97
96. Kerajaan Apollonia
98
97. Tempat Ritual
99
98. Pembahasan Rencana
100
99. Pertengkaran Kecil
101
100. Laporan
102
101. Perubahan Citto
103
102. Petunjuk Lain
104
103. Permintaan Maaf termanis
105
104. Perjalanan II
106
105. Penyerangan
107
106. Khawatir
108
107. Saran Seorang Ayah
109
108. Baikan
110
109. Pesta Dansa I
111
110. Pesta Dansa II
112
111. Perayaan Pesta III
113
112. Pancingan
114
113. Penyerangan dalam Istana
115
114. Pelaku Pertama
116
115. Pembunuhan Masal
117
116. Buku Catatan Lilian I
118
117. Buku Catatan Lilian II
119
118. Terungkap
120
119. Buku Catatan Lilian III
121
120. Merencanakan Sesuatu
122
121. Masuk Perangkap
123
122. Alben Benito
124
123. Kambing Hitam
125
124. Rencana Awal Berhasil
126
125. Membakar Gedung Belakang
127
126. Kebakaran
128
127. Bola Kristal
129
128. Kondisi Lilian
130
129. Cerita Lilian Masa Lalu
131
130. Rencana Malam Lentera
132
131. Kebakaran Gua
133
132. Dalang kebakaran
134
133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135
134. Malam Lentera
136
135. Malam Lentera 2
137
136. Perubahan Naga Citto
138
137. Pertarungan Dua Pangeran
139
138. Selir Gracia
140
139. Pangeran Igor
141
140. Pertarungan
142
141. Pengorbanan
143
142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144
143. Hukuman
145
144. Kondisi Lilian
146
145. Kepergian
147
Pemberitahuan
148
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!