14. Kakao

Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan saat matahari masih terik-teriknya. Zheyan turun dari kudanya dan berjalan menghampiri kereta kuda Lilian. Saat Zheyan hampir sampai ke kereta, Lilian keluar dari dalam kereta bersama Rosa.

"Apakah kau lelah?" Tanya Zheyan.

Lilian mengangguk dan memperhatikan sekelilingnya, di depan sana ia melihat sebuah rumah yang tak terlalu besar namun terlihat sangat terawat.

"Apakah selama disini kita akan beristirahat di sana?" Tunjuk Lilian kearah rumah tersebut.

Zheyan menatap arah tunjuk Lilian dan mengangguk, "Iya ... Selamat kita disini kita akan beristirahat di sana, rumahnya mungkin tak terlalu besar namun kakak pastikan kamu nyaman selama disini."

"Rumahnya terlihat sangat terawat, apakah ada yang merawatnya?" Tanya Lilian penasaran.

"Iya...rumah itu setiap hari selalu dibersihkan oleh pekerja perkebunan, agar setiap kali kita datang rumahnya akan tetap bersih." Ucap Zheyan.

"Lalu dimana para pekerja itu tinggal?" Lilian kembali bertanya.

"Di sekitar sini ada sebuah desa namanya desa Orsinia, para pekerja disini sebagian berasal dari desa tersebut, pagi-pagi mereka akan kesini dan sorenya kembali pulang, namun disini ada yang namanya kerja rolling sebagian pekerja pulang dan sebagiannya tetap disini untuk menjaga perkebunan dan akan berganti sesuai jadwal masing-masing." Jelas Zheyan.

"Umm begitu rupanya." ucap Lilian.

"Ayo sekarang kita masuk dan beristirahat dulu" ucap Zheyan.

Zheyan dan Lilian berjalan memasuki rumah tersebut, saat Lilian memasuki rumah tercium aroma bunga yang Lilian sukai yaitu bunga daisy. Sesekali ia memejamkan matanya dan menghirup dalam-dalam aroma yang ia sukai ini.

Lilian sangat menyukai tiga aroma yaitu, yang pertama adalah aroma hasil pembuatan permen kapas, yang ke dua adalah aroma dari bunga daisy dan yang terakhir adalah aroma saat hujan pertama kali membasahi bumi (petrikor).

Zheyan tersenyum saat melihat Lilian memejamkan matanya menikmati aroma dari bunga daisy tersebut.

"Kau tau ... Halaman belakang rumah ini ditumbuhi banyak sekali tanaman bunga daisy, ibu sengaja menyuruh pengurus rumah ini untuk menanamnya agar setiap kau nyaman setiap kali kau datang." Ucap Zheyan panjang.

Lilian tersenyum cerah, "Benarkah ? Woahhhh aku sangat menyukai aromanya, benar-benar bikin nyaman."

"Syukurlah kalau begitu sekarang kau masuk dan beristirahatlah di dalam kamar mu, kakak akan menyuruh pengurus rumah ini menyiapkan makan siang untuk kita, kalau nanti sudah selesai kakak akan memanggil mu." Ucap Zheyan hangat.

"Baiklah kalau begitu." Ucap Lilian senang.

"Nah....kamar mu ada di sana." Zheyan menunjuk salah satu kamar yang berada dipojok ruangan tersebut. Setelah melihat arah tunjuk Zheyan, ia berjalan memasuki kamar tersebut.

°°°

Setelah Makan siang dan beristirahat secukupnya, Zheyan, Asgar dan Lilian sekarang berada di tengah-tengah perkebunan teh. Tak heran keluarga Duke Marven terkenal dengan penghasil teh terbanyak melihat begitu luasnya perkebunan tersebut.

Lilian berlari ke sana dan kemari menikmati sejuknya udara sekitar perkebunan, sesekali ia bersenandung sambil merentangkan kedua tangannya. Zheyan dan Asgar hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sang adik.

"Aku sangat menyukai tempat ini, untuk kedepannya kita harus lebih sering kesini, udara disini sangat sejuk." Ucap Lilian senang.

Zheyan dan Asgar hanya tersenyum menanggapi ucapan Lilian. Mereka berjalan mengikuti Lilian yang bahkan tidak sadar kalau ia telah berjalan cukup jauh.

Setelah berjalan melewati perkebunan teh, mata Lilian dimanjakan dengan berbagai macam tanaman sayur dan buah. Beda halnya saat ia sedang melewati kebun teh yang tak melihat satupun pekerja, di sana ia melihat ada banyak pekerja yang sedang duduk dibawah pohon untuk beristirahat.

"Kakak kenapa saat di kebun teh tadi aku tak melihat satupun pekerja." Tanya Lilian bingung.

"Itu karena para pekerja sedang beristirahat, daun teh juga biasanya dipetik pada saat pagi dan sore hari jadi pada siang hari para pekerja gunakan waktunya agar beristirahat." Ucap Zheyan.

Lilian mengangguk singkat tanda mengerti, saat mereka ingin melanjutkan perjalanan tiba-tiba seseorang datang dan menunduk hormat ke arah mereka.

"Maaf tadi saya pikir tuan-tuan dan nona hanya pengunjung biasa, tetapi saat saya lihat dari dekat ternyata keluarga dari pemilik perkebunan ini, saya pikir hari ini tuan dan nona sedang beristirahat karena perjalanan jauh dan akan melihat perkebunan besok makanya saya tak menyiapkan kereta, sekali lagi saya minta maaf." Ucap pria paruh baya tersebut.

"Tak apa-apa paman, kami hanya berjalan-jalan biasa niatnya hanya berjalan disekitar perkebunan teh namun tak disangka adik saya begitu menyukai tempat ini sampai kami berjalan sejauh ini." Ucap Zheyan ramah.

"Kalau begitu tuan-tuan dan nona duduk saja dulu di sana saya akan menyiapkan kereta untuk berkeliling perkebunan." Ucap pria bayah tersebut.

Zheyan mengangguk setuju, "Oh iya Lilian sebelumnya kakak akan perkenalkan, ini namanya paman Wilson, paman inilah yang bertanggung jawab mengurus perkebunan kita" ucap Zheyan.

Paman Wilson tersenyum hormat ke arah Lilian "Jika butuh sesuatu, nona bilang saja pada saya."

"Baik paman, senang bertemu dengan paman." Ucap Lilian.

Setelahnya paman Wilson mengarahkan Zheyan, Asgar dan Lilian agar beristirahat sebentar ke tempat yang teduh dan nyaman. Mereka berjalan melewati para pekerja yang menunduk dan memberi hormat yang ditanggapi senyuman oleh mereka.

Inilah yang para pekerja sukai dari keluarga Duke Marven, mereka tak pernah memandang rendah orang-orang yang berstatus rendah dari mereka dan memperlakukan mereka dengan sangat baik, memang ada desas desus yang mengatakan bahwa putri bungsunya sangat sombong namun saat melihat Lilian yang rela berjalan panas-panasan diperkebunan membuat mereka berasumsi jikalau itu hanyalah berita bohong.

Lilian bahkan tersenyum ramah ke arah para pekerja saat ia berjalan melewati para pekerja, mereka tak berhenti mengangumi kencatikan yang dimiliki oleh putri bungsu dari Duke Marven.

Sembari menunggu kereta, paman Wilson menyiapkan minuman dan juga berbagai buah yang baru saja dipetik. Selang beberapa waktu kemudian, Paman Wilson datang dengan seorang kusir yang mengendarai sebuah kereta kuda.

Kereta yang mereka naikin cukup besar. samping kiri, kanan, depan dan belakang kereta tidak tertutupi apapun sehingga mereka dengan leluasa bisa melihat perkebunan dengan jelas.

Setelah melewati perkebunan sayur dan buah, kereta mereka berhenti pada perkebunan yang terlihat tidak terurus. Lilian sempat mau menanyakan sesuatu namun terhenti saat ia melihat para pekerja perkebunan mau menebang sebuah pohon.

Lilian secara tak sadar mengangkat gaunnya dan melompat dari kereta, ia berlari ke arah para pekerja sambil berteriak. "Jangan tebang pohon itu!" Ucapnya ngos-ngosan.

Para pekerja yang mendengar teriakan Lilian, tidak jadi menebang pohon tersebut dan beralih menatap Lilian bingung.

Zheyan, Asgar dan Paman Wilson baru sadar setelah mendengar teriakan Lilian. Mereka begitu kaget dan tak percaya saat melihat Lilian melompat dari kereta. Setelah sadar mereka bertiga sontak melompat dari kereta dan berlari ke arah Lilian dan para pekerja.

"Lilian apa yang kau lakukan?" Ucap Zheyan setelah sampai di hadapan adiknya.

"Mereka ingin menebang pohon itu." Tunjuk Lilian ke arah pohon tersebut.

"Lalu kenapa?" Tanya Zheyan bingung.

Lilian menatap Zheyan tak percaya. "Aku yang harusnya bertanya kenapa pohonnya mau di tebang?" Ucap Lilian bingung.

"Emm maaf Nona, tadi selama perjalanan saya sudah menjelaskan kalau kita akan membuka lahan perkebunan baru untuk kita tanami tanaman herbal." Jelas Paman Wilsoon.

Lilian memijijit keningnya dan menatap ke arah semua orang. "Kenapa tidak di tempat lain saja jangan menebang pohon ini!"

"Tapi Nona tempat ini yang paling pas untuk kita membuka lahan baru." Ucap Paman Wilson.

"Tidak boleh, pokoknya pohon ini tidak boleh di tebang." Ucap Lilian tak mau kalah.

"Tapi Nona..."

"Aku bilang tidak ya tidak!" Ucap Lilian dengan nada tinggi.

Asgar mendekati Lilian yang mulai marah karena berdebat dengan Paman Wilson. "Tenanglah adik kecil, kau akan terlihat jelek kalau marah-marah." Ucap Asgar sambil mengelus pelan kepala Lilian.

Mendapat elusan di kepala membuat Lilian kembali tenang. Asgar paling mengerti hal apa yang harus dia lakukan saat Lilian sedang marah. "Bisa beri tau kami kenapa pohonnya tidak boleh ditebang ?" Ucap Asgar dengan nada lembut.

Lilian mendongak dan menatap mata Asgar lembut. "Aku sangat menyukai pohon itu."

Asgar melirik sebentar ke arah pohon yang akan di tebang dan kembali menatap Lilian. "Sejak kapan?"

"Sejak aku pertama melihatnya." Ucap Lilian aneh.

Asgar menengok ke arah Zheyan dan memberinya kode untuk menjelaskannya pada Lilian.

"Lilian kau tau apa alasannya pohon itu di tebang?" Tanya Zheyan.

Lilian menggeleng tanda ia tak tau, Zheyan melirik sebentar ke arah Paman Wilson dan kembali menatap Lilian. "Pohon itu sudah tumbuh sangat lama, Paman Wilson dan para pekerja lainnya tidak tau apa manfaat atau kegunaan pohon tersebut, bukan cuman mereka...Ayah, Ibu, Kakak dan orang-orang di kerajaan ini bahkan tak tau apa manfaatnya selain rasa dari buahnya yang sedikit masam." Jelas Zheyan.

Lilian membulatkan matanya tak percaya. "Sungguh?"

Zheyan mengangguk singkat. "Makanya Paman Wilson ingin menebang pohon-pohon itu dan membuka lahan baru untuk ditanami tanaman lain."

Lilian masih tak terima jika pohon itu akan di tebang. Untuk memastikan jika ia tak salah mengenali jenis pohon tersebut, Lilian berjalan mendekat ke arah pohon tersebut.

Tinggi pohon tersebut sekitar 10 meter, memiliki daun tunggal pada setiap tangkai, ujung dan pakal daun meruncing serta tepi daunnya berbentuk rata. Pohon tersebut miliki daun yang bewarna hijau dan buahnya berbentuk bulat memanjang. Buahnya juga bewarna hijau saat belum matang dan berwarna kuning kemerahan saat ia matang.

"Tidak salah lagi." Batin Lilian.

Lilian berbalik dan menatap ke arah semua orang sambil tersenyum lebar. "Ini adalah pohon kakao."

Semua orang menatap Lilian bingung. Melihat tak ada yang menanggapi ucapannya Lilian kembali berjalan mendekat ke arah semua orang setelah memeriksa jenis pohon tersebut.

"Itu adalah pohon kakao atau kata lainnya adalah pohon coklat, buahnya harus kita proses dulu dalam beberapa tahap baru bisa kita olah menjadi makanan atau minuman." Ucap Lilian senang.

Melihat semua orang masih diam Lilian kembali melanjutkan penjelasannya. "Buah ini memang biasa saja jika kita tidak mengolahnya dengan baik, pengolahannya juga membutuhkan sedikit waktu lebih lama, di kerajaan ini kita hanya cenderung meminum teh saja, apa kalian tau ? Buah ini bisa kita olah menjadi minuman yang sangat enak, baik diminum dalam keadaan panas ataupun dingin, selain itu buah ini bisa kita olah sebagai salah satu bahan dalam pembuatan kue atau kudapan, manfaat buahnya juga banyak, salah satunya adalah menghilangkan stres." Jelas Lilian panjang.

Zheyan, Asgar dan yang lain hampir tak percaya mendengar penjelasan Lilian. Bagaimana mereka bisa yakin, hampir semua orang yang mengerti tentang tanaman sudah melihat pohon tersebut namun mereka tidak tau manfaatnya dan dengan mudah Lilian memberinya nama bahkan ia tau proses pengolahannya.

Zheyan dengan ragu bertanya. "Dari mana kau tau tentang pohon itu?"

Saat Lilian ingin menjawab pertanyaan Zheyan, ia baru menyadari betapa bodohnya dia sekarang. Tidak mungkin dia menjawab kalau ia tau dari buku sedangkan pada zaman yang ia tempati sekarang belum mengenal dengan namanya coklat.

°°°

Untuk satu minggu kedepan mungkin tidak bisa UP karena sekolah mengadakan acara Baitul Arqam selama 3 hari 3 malam tapi kalau memungkinkan insyaallah Author sempatin untuk UP. Selama Author pergi tolong jangan tinggalkan Author ya 🤭🤭

Terima kasih atas dukungan dan sarannya ya 😊

Terpopuler

Comments

D'vee

D'vee

I think chocolate tree is not that tall..
mungkin sekitar 3-4 meter karena disini juga ada pohon itu.. jadi kalau 10M keknya g yakin itu pohon coklat

2022-04-15

1

Dorkas

Dorkas

Maaf yah Thor. aku mau ngasih pendapat ajha.. dikampung ku banyak pohon kakao dan tingginya itu tidak sampai 10 meter atau lebih dari itu Thor. tingginya itu hanya bisa 2 atau 3 meter. soalnya keluargaku punya lahan dan pohon ini menjadi salah satu mata pencaharian keluarga ku.
buahnya juga tidak asam Thor malah manis kayak sirsak gitu. yg digunakan hanya bijinya yg nanti dikeringkan atau dijemur terus diolah menjadi bubuk coklat.

2021-08-24

7

Naswatul Dhyana

Naswatul Dhyana

aasiiikkkk😀😀

2021-08-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. kembali terlahir
3 2. Permen kapas
4 3.Bertemu
5 4.istana
6 5.Jamuan Teh
7 6. Istana 2
8 7. Busur
9 8. Bakat
10 9. Bertemu lagi
11 10. Bandit I
12 11. Bandit II
13 12. Khawatir
14 13. Kasih Sayang
15 14. Kakao
16 15. kerja sama
17 16. Kopi
18 17. Marah
19 18. Menggambar
20 19. Gadis bermuka dua
21 20. Bubuk coklat
22 21. Rencana
23 22. Keju dan Permen Kapas
24 23. Cemburu
25 24. Mentega dan Kopi
26 25. Mentega II
27 26. Membuat Kopi dan Coklat
28 27. Harga
29 28. Ruangan Pribadi
30 29. Perusak Ketenangan
31 30. Festival I
32 31. Festival II
33 32. Festival III
34 33. Keluarga Terkuat
35 34. Permintaan Pertama
36 35. Berlatih Menunggangi Kuda
37 36. Terluka
38 37. Teka-Teki
39 38. Sahabat
40 39. Ketahuan
41 40. Memilih Gaun
42 41. Lilian
43 42. Cantik
44 43. Dunia Novel ?
45 44. Orang Asing
46 45. Kepemilikan
47 46. Ayah dan Putra
48 47. Rencana
49 48. Latihan I
50 49. Latihan II
51 50. Permintaan Kedua
52 51. Perangkap
53 52. Teman
54 53. Perkara Ciuman
55 54. Jangan menangis
56 55. Lukisan
57 56. Lilian II
58 57. Rencana Kegiatan
59 58. Memulai
60 59. Pertemuan Kembali
61 60. Merasa Kesal
62 61. Harimau
63 62. Kondisi
64 63. Kucing ?
65 64. Hewan Mitos
66 65. Citto
67 66. Naga Kecil
68 67. Mahkota
69 68. Rencana Lagi
70 69. Kesabaran
71 70. Adik
72 71. Surat
73 72. Kabur
74 73. Preman Pasar
75 74. Surat 2
76 75. Langkah Awal
77 76. Rencana Perayaan
78 77. Menggoda
79 78. Gantungan Burung Poenix
80 79. Rahasia
81 80. Pengakuan
82 81. Buntelan Kain
83 82. Wilayah barat
84 83. Persiapan Acara
85 84. Perayaan Panen 1
86 85. Perayaan Panen II
87 86. Perayaan Panen III
88 87. Perjalanan I
89 88. Janji Masa Depan
90 89. Harapan
91 90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92 91 . Informasi
93 92. Tanaman Pembunuh
94 93. Keluarga Kecil
95 94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96 95. Bahasa Citto
97 96. Kerajaan Apollonia
98 97. Tempat Ritual
99 98. Pembahasan Rencana
100 99. Pertengkaran Kecil
101 100. Laporan
102 101. Perubahan Citto
103 102. Petunjuk Lain
104 103. Permintaan Maaf termanis
105 104. Perjalanan II
106 105. Penyerangan
107 106. Khawatir
108 107. Saran Seorang Ayah
109 108. Baikan
110 109. Pesta Dansa I
111 110. Pesta Dansa II
112 111. Perayaan Pesta III
113 112. Pancingan
114 113. Penyerangan dalam Istana
115 114. Pelaku Pertama
116 115. Pembunuhan Masal
117 116. Buku Catatan Lilian I
118 117. Buku Catatan Lilian II
119 118. Terungkap
120 119. Buku Catatan Lilian III
121 120. Merencanakan Sesuatu
122 121. Masuk Perangkap
123 122. Alben Benito
124 123. Kambing Hitam
125 124. Rencana Awal Berhasil
126 125. Membakar Gedung Belakang
127 126. Kebakaran
128 127. Bola Kristal
129 128. Kondisi Lilian
130 129. Cerita Lilian Masa Lalu
131 130. Rencana Malam Lentera
132 131. Kebakaran Gua
133 132. Dalang kebakaran
134 133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135 134. Malam Lentera
136 135. Malam Lentera 2
137 136. Perubahan Naga Citto
138 137. Pertarungan Dua Pangeran
139 138. Selir Gracia
140 139. Pangeran Igor
141 140. Pertarungan
142 141. Pengorbanan
143 142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144 143. Hukuman
145 144. Kondisi Lilian
146 145. Kepergian
147 Pemberitahuan
148 Pengumuman
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Prolog
2
1. kembali terlahir
3
2. Permen kapas
4
3.Bertemu
5
4.istana
6
5.Jamuan Teh
7
6. Istana 2
8
7. Busur
9
8. Bakat
10
9. Bertemu lagi
11
10. Bandit I
12
11. Bandit II
13
12. Khawatir
14
13. Kasih Sayang
15
14. Kakao
16
15. kerja sama
17
16. Kopi
18
17. Marah
19
18. Menggambar
20
19. Gadis bermuka dua
21
20. Bubuk coklat
22
21. Rencana
23
22. Keju dan Permen Kapas
24
23. Cemburu
25
24. Mentega dan Kopi
26
25. Mentega II
27
26. Membuat Kopi dan Coklat
28
27. Harga
29
28. Ruangan Pribadi
30
29. Perusak Ketenangan
31
30. Festival I
32
31. Festival II
33
32. Festival III
34
33. Keluarga Terkuat
35
34. Permintaan Pertama
36
35. Berlatih Menunggangi Kuda
37
36. Terluka
38
37. Teka-Teki
39
38. Sahabat
40
39. Ketahuan
41
40. Memilih Gaun
42
41. Lilian
43
42. Cantik
44
43. Dunia Novel ?
45
44. Orang Asing
46
45. Kepemilikan
47
46. Ayah dan Putra
48
47. Rencana
49
48. Latihan I
50
49. Latihan II
51
50. Permintaan Kedua
52
51. Perangkap
53
52. Teman
54
53. Perkara Ciuman
55
54. Jangan menangis
56
55. Lukisan
57
56. Lilian II
58
57. Rencana Kegiatan
59
58. Memulai
60
59. Pertemuan Kembali
61
60. Merasa Kesal
62
61. Harimau
63
62. Kondisi
64
63. Kucing ?
65
64. Hewan Mitos
66
65. Citto
67
66. Naga Kecil
68
67. Mahkota
69
68. Rencana Lagi
70
69. Kesabaran
71
70. Adik
72
71. Surat
73
72. Kabur
74
73. Preman Pasar
75
74. Surat 2
76
75. Langkah Awal
77
76. Rencana Perayaan
78
77. Menggoda
79
78. Gantungan Burung Poenix
80
79. Rahasia
81
80. Pengakuan
82
81. Buntelan Kain
83
82. Wilayah barat
84
83. Persiapan Acara
85
84. Perayaan Panen 1
86
85. Perayaan Panen II
87
86. Perayaan Panen III
88
87. Perjalanan I
89
88. Janji Masa Depan
90
89. Harapan
91
90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92
91 . Informasi
93
92. Tanaman Pembunuh
94
93. Keluarga Kecil
95
94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96
95. Bahasa Citto
97
96. Kerajaan Apollonia
98
97. Tempat Ritual
99
98. Pembahasan Rencana
100
99. Pertengkaran Kecil
101
100. Laporan
102
101. Perubahan Citto
103
102. Petunjuk Lain
104
103. Permintaan Maaf termanis
105
104. Perjalanan II
106
105. Penyerangan
107
106. Khawatir
108
107. Saran Seorang Ayah
109
108. Baikan
110
109. Pesta Dansa I
111
110. Pesta Dansa II
112
111. Perayaan Pesta III
113
112. Pancingan
114
113. Penyerangan dalam Istana
115
114. Pelaku Pertama
116
115. Pembunuhan Masal
117
116. Buku Catatan Lilian I
118
117. Buku Catatan Lilian II
119
118. Terungkap
120
119. Buku Catatan Lilian III
121
120. Merencanakan Sesuatu
122
121. Masuk Perangkap
123
122. Alben Benito
124
123. Kambing Hitam
125
124. Rencana Awal Berhasil
126
125. Membakar Gedung Belakang
127
126. Kebakaran
128
127. Bola Kristal
129
128. Kondisi Lilian
130
129. Cerita Lilian Masa Lalu
131
130. Rencana Malam Lentera
132
131. Kebakaran Gua
133
132. Dalang kebakaran
134
133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135
134. Malam Lentera
136
135. Malam Lentera 2
137
136. Perubahan Naga Citto
138
137. Pertarungan Dua Pangeran
139
138. Selir Gracia
140
139. Pangeran Igor
141
140. Pertarungan
142
141. Pengorbanan
143
142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144
143. Hukuman
145
144. Kondisi Lilian
146
145. Kepergian
147
Pemberitahuan
148
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!