13. Kasih Sayang

Setelah mengantar Lilian kembali ke kediamannya, Seint dan Artem kembali pulang ke istana. Selama perjalanan Seint tidak mengeluarkan sepatah katapun meski Artem mencoba berbagai macam cara untuk membuatnya membuka suara.

"Ayolah Seint....apakah kau masih marah kepada ku?" Ucap Artem biasa (tanpa embel yang mulia) untuk memancing Seint berbicara.

Seint hanya menatap lurus ke depan tanpa menengok ke arah Artem sedikitpun. Ia masih kesal dengan Artem pasalnya saat mengantar Lilian pulang, gadis itu selalu mengajak Artem berbicara dan mengabaikan keberadaannya.

Kekesalan Seint bertambah saat Lilian menawarkan diri untuk mengobati luka yang ada di pipi dan tangan Artem hasil yang ia dapatkan saat bertarung dengan para bandit.

Melihat tatapan tajam dari Seint yang seolah-olah ingin memakannya hidup-hidup membuat Artem bergidik ngeri dan segera menolak tawaran Lilian.

Namun memang naas nasib Artem, bukannya marah kepada Lilian, Seint malah marah kepadanya dan tak ingin berbicara.

"Emangnya apa salah ku? Seharusnya kau marah kepada Lilian bukan kepada ku." Ucap Artem frustasi.

Seint berhenti berjalan dan memandang tak suka ke arah Artem, aura yang ia pancarkan membuat Artem meneguk ludah berkali-kali.

"Kau." Ucap Seint gantung.

"A..a..apa..?" Ucap Artem gugup.

"Hanya memanggilnya nama" Seint memicingkan mata ke arah Artem.

"Lalu kenapa? dia sendiri yang bilang, sebaiknya panggil hanya dengan nama saja biar akrab dan Awwwww.........." Ringis Artem sebelum menyelesaikan ucapannya karena Seint menendang kakinya dengan sangat keras dan meninggalkannya sendiri menahan rasa sakit bekas tendangan Sein.

Sesampainya di istana, Seint langsung menuju aula pertemuan untuk memberikan laporan kepada ayahnya bahwa misi yang ia kerjakan telah selesai.

Melihat ke datangan Sein, prajurit yang menjaga pintu aula memberinya hormat dan membukakan pintu. Saat memasuki aula terlihat deretan orang-orang kepercayaan Ayahnya menunduk memberi hormat pada Seint, dengan muka datarnya ia berjalan mendekati singgah sana yang sekarang di duduki oleh orang nomor satu di kerajaan Appollonia.

Seint menekuk lututnya dan memberi hormat "Lapor Yang Mulia .... Misi berhasil diselesaikan." Ucapnya tegas.

Sang ayah mengangguk singkat dan mengangkat kepalanya bangga dengan apa yang di raih oleh anaknya. "Kerja bagus, sekarang pergi beristirahatlah" Ucap Sang Ayah penuh dengan wibawa.

Seint mengangguk singkat dan berjalan keluar dari aula pertemuan.

°°°

Disebuah taman seorang gadis duduk termenung dengan tangan yang menopang dagu disalah satu meja taman, sesekali ia menguap dan memandang bosan kearah beberapa buku yang berada di depannya.

Gadis itu menghelas napas pelan dan menegakkan tubuhnya. "Kapan tugas-tugas ini selesai, tangan ku rasanya ingi patah dan mata ku terasa perih."

"Sabar Nona kalau anda selalu mengeluh, tugas yang anda kerjakan akan terasa berat." Ucap sang pelayan.

Lilian melirik kesal ke arah Rosa. "Tugasnya memang berat, kenapa ayah menghukum ku untuk membaca semua buku-buku itu belum lagi aku harus menulis resume dari setiap buku."

"Seharusnya nona bersyukur diberikan hukuman ringan seperti ini." Ucap Rosa.

"Kalau ringan kenapa bukan kau saja yang mengerjakannya?" Ucap Lilian kesal.

"Tidak bisa Nona, saya tidak akan melakukan kesalahan lagi, sudah untung Tuan dan Nyonya masih membiarkan saya hidup setelah kejadian itu." Ucap Rosa.

Lilian membuang muka tak mau menatap Rosa dan beralih menatap buku-buku yang ada di depannya. Tangannya terulur untuk meraih sebuah buku dan membukanya.

Sudah dua pekan lamanya ia menjalani hukuman setelah kejadian saat itu. Selepas kepergian Seint dan Artem mengantarkannya pulang Duke Marven, Illyria, Zheyan dan Asgar melemparkan berbagai banyak pertanyaan, bukannya prihatin dengan cerita Lilian sang ayah malah memberikannya hukuman untuk mempelajari semua tentang kerajaan Apollonia serta kerajaan tetangga bahkan ia harus membuat sebuah resume.

Seperti biasa Lilian ingin meminta pertolongan kepada tiga orang lainnya namun ketiga orang tersebut malah membuang muka dan tak punya niat sedikitpun untuk membantunya.

Hukumannya tidak sampai disitu, Lilian tidak boleh keluar dari kediamannya bahkan tidak boleh mendekati gerbang sampai waktu yang sudah ayahnya tentukan, entah sampai kapan ia harus berdiam diri di kediamannya. Jika ia melanggar maka hukumannya akan bertambah.

Saat Lilian sedang sibuk dengan hukumannya, Zheyan dan Asgar datang dan duduk tepat dihadapannya.

"Sudah sampai mana resumenya?" Tanya Zheyan.

Lilian menutup bukunya dan menatap kearah Zheyan. "Masih dua buku lagi." Ucapnya malas.

Zheyan mengangguk. "Bagus.... Kalau begitu cepat selesaikan." Ucapnya enteng.

Lilian mengerucutkan bibirnya kesal, bukannya memberikannya semangat Zheyan malah menyuruhnya mengerjakan hukumannya dengan cepat.

"Tak perlu cemberut begitu Lilian...semakin cepat kau menyelesaikan hukuman mu maka semakin cepat pula kita berangkatnya." Ucap Asgar semangat.

Lilian mengerutkan kening bingung. "Berangkat kemana?"

Asgar tersenyum senang. "Kita akan mengunjungi perkebunan milik keluarga mu karena sebentar lagi pihak istana akan mengadakan sebuah festival." Ucap Asgar girang.

Lilian membulatkan matanya dan tersenyum senang ke arah Zheyan dan Asgar."Festival apa?"

Zheyan dan Asgar mengedipkan mata beberapakali menatap Lilian, mereka lupa jikalau sang adik tidak mengingat apapun termasuk acara-acara yang biasa di adakan tiap tahun.

"Namanya festival keluarga yang biasa di adakan tiap tahunnya, masing-masing keluarga akan melombakan hasil dari kediaman masing-masing....misalnya keluarga kita penghasil senjata dan perkebunan terbesar di kerajaan ini, nahhh untuk tahun ini Ayah, Ibu dan Kakak berniat untuk melombakan hasil dari perkebunan kita." Jelas Zheyan panjang lebar.

Lilian mengangguk mengerti. "Lalu kita akan mengunjungi perkebunan?"

"Iya setelah kau selesai dengan hukuman mu, jadi cepat selesaikan." Ucap Asgar.

Lilian mengangguk dengan girang lalu kembali menatap Asgar bingung. "Lalu kalau ini lomba antara kediaman lalu kenapa kau harus ikut bersama kami?"

"Haissss aku kan termasuk keluarga mu, iyakan Zheyan?" Ucap Asgar kesal dan menyenggol tangan Zheyan.

Zheyan tersenyum dan mengangguk mengiyakan pertanyaan dari Asgar.

"Tapikan tetap saja kediaman Baron harus mempersiapkan sesuatu untuk di lombakan." Ucap Lilian.

Asgar menghela napas. "Keluarga kakak kan penghasil kayu dan bahan pangan terbesar, jadi perkebunan milik keluarga Duke berdekatan dengan perkebunan milik Baron, sekalian saja kakak ikut kalian." Jelas Asgar.

"Oooo gitu" ucap Lilian.

"Sekarang cepat selesaikan hukuman mu." Ucap Zheyan berdiri dari tempat duduknya dan mengacak rambut Lilian.

"Ihhh Kakaaaaaak." Teriak Lilian.

Zheyan hanya tersenyum ke arah Lilian dan menarik Asgar agar ikut bersamanya pergi. Setelah kepergian ke dua kakaknya, Lilian kembali semangat mengerjakan sisa hukumannya. Ia tak henti-hentinya tersenyum sambil membayangkan kebebasannya.

°°°

Akhirnya hari kebebasan yang di nanti-nanti Lilian tiba, tiga hari yang lalu Zheyan dan Asgar datang memberikan kabar yang membuatnya semangat mengerjakan hukumannya dengan cepat.

Tak pudar-pudar senyuman menghiasi wajah cantiknya setelah sang ayah mengatakan hukumannya telah selesai saat resume terakhir ia serahkan kepada ayahnya.

Setelah mengemasi beberapa barang yang akan mereka butuhkan dalam perjalanan, Lilian dan Zheyan berjalan bersama menuju ruang utama kediaman sang ayah untuk berpamitan. Di Sana Duke Marven dan Illyria ternyata sedang menunggu kedatangan ke dua anaknya.

Ketika melihat Lilian dan Zheyan memasuki ruangan utama, Illyria berdiri dari duduknya dan langsung mendekati putrinya "ingat selama perjalanan kau harus menuruti semua kata-kata kakak mu dan jangan membuat ulah"

Mendengar ucapan ibunya, Lilian menghela napas pelan dan mengangguk singkat. "Iya Ibu".

Setelahnya Illyria menatap ke arah putranya "Jaga adik mu baik-baik jangan sampai dia terluka dan tetap awasi dia agar jangan sampai dia terpisah dari mu."

Zheyan tersenyum lembut ke arah sang ibu dan memeluk ibunya. "Ibu jangan khawatir, Zheyan pastikan putri ibu akan baik-baik saja sampai kami kembali." Ucapnya menenangkan sang ibu.

Duke Marven berjalan mendekati putranya dan menepuk pundak Zheyan. "Ayah serahkan dia kepada mu."

"Iya Ayah." Ucap Zheyan.

Lalu Duke Marven beralih menatap ke arah sang putri. "Ingat kau tak boleh nakal, dengarkan semua kata-kata kakak mu dan jangan sampai terpisah dari kakak mu." Lalu ia memeluk putrinya dengan hangat.

Lilian merasa ingin menangis saat mendapat kasih sayang dari keluarganya sekarang, ia teringat akan keluarganya yang dulu, entah bagaimana kabar mereka sekarang.

Duke Marven mengurai pelukannya dan mengelus kepala putrinya. "Segeralah kembali."

Lilian mengangguk dan memeluk ibunya erat "Lilian janji nggak akan buat masalah dan akan selalu mendengarkan kakak."

Setelah berpamitan kepada kedua orang tuanya, Lilian dan Zheyan berjalan menuju gerbang kediaman diantar oleh kedua orang tuannya. Di sana Asgar ternyata sudah menunggu di atas kudanya.

Zheyan berjalan menuju kuda yang telah disiapkan untuknya sedangkan Lilian berjalan menuju kereta kudanya bersama Rosa. Sebelum Lilian memasuki kereta kuda, ia melirik ke arah Zheyan dan Asgar bergantian.

"Kenapa kalian berangkat dengan menunggangi kuda sedangkan aku dengan kereta kuda?" Ucap Lilian.

Zheyan menatap kearah Lilian. "Karena kau adalah wanita, jadi memang sepatutnya kau naik kereta kuda saja."

"Emangnya kenapa aku adalah seorang wanita ? Emangnya disini ada aturannya kalau seorang wanita tidak boleh menunggangi kuda?" Ucap Lilian nyolot.

Semenjak Lilian kehilangan ingatannya, Zheyan selalu saja menghela napas saat berbicara dengan adiknya. entah mengapa sejak sadar dari koma, Zheyan merasa membutuhkan tenaga ekstra hanya untuk berbicara dengan gadis itu.

"Karena putri para bangsawan disini lebih menyukai naik kereta kuda daripada menunggangi kuda secara langsung." Jelas Asgar.

"Tapi aku kan ingin menunggangi kuda juga." ucap Lilian.

"Memangnya kamu bisa menunggangi kuda?" Tanya Zheyan.

Lilian hanya menggeleng mendengar pertanyaan dari Zheyan. "Tetapi aku ingin".

"Lantas bagaimana caranya kau mau menunggangi kuda sedangkan kau tak bisa menunggangi kuda?" Ucap Asgar frustasi.

Lilian menatap Asgar kesal dan berjalan sambil menghentakkan kakinya menuju kereta.

"Kalau keluarga Duke berhasil menang dari lomba kakak berjanji akan mengajari mu cara menunggangi kuda." Ucap Zheyan.

Lilian yang hampir memasuki keretanya berhenti saat mendengar ucapan Zheyan, ia langsung berbalik dan tersenyum cerah ke arah Zheyan. "Janji ya?"

Zheyan tersenyum dan mengangguk ke arah Lilian, Lalu ia menatap ke arah ayah dan ibunya memberi tanda bahwa semua akan baik-baik saja. Lalu Zheyan beralih menatap kearah Lilian yang sekarang sudah memasuki kereta kudanya bersama Rosa.

"Kenapa kau berjanji mengajarinya menunggangi kuda ? Kau tau sendiri tiap tahunnya keluarga Marquis selalu saja unggul dalam lomba ini, meski Lilian kehilangan ingatannya namun tak merubah apapun dari Lilian termasuk sifatnya." Ucap Asgar.

Zheyan menghela napas untuk ke sekian kalinya. "Entahlah... Aku hanya tak tega melihatnya murung, mungkin saja tahun ini keluarga Duke berhasil menang."

"Ya....aku harap juga begitu." Ucap Asgar.

"Kenapa kau malah menginginkan keluarga Duke menang ? Seharusnya kau berharap keluarga Baron yang menang." Ucap Zheyan sambil menarik tali kekang kudanya agar berjalan maju.

"Lilian lebih menginginkannya dari pada keluarga Baron." Ucapnya sambil tertawa pelan.

Lalu mereka berangkat menuju perkebunan bersama beberapa prajurit yang mengikutinya dari belakang.

Melihat rombongan kedua anaknya semakin menjauh Duke Marven da Illyria masuk kembali ke dalam kediamannya.

°°°

Akhirnya part ini selesai juga . . . . . .

Tetap terus dukung Author ya 😊

Terpopuler

Comments

ASC

ASC

makasih ydh up thor

2021-04-21

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. kembali terlahir
3 2. Permen kapas
4 3.Bertemu
5 4.istana
6 5.Jamuan Teh
7 6. Istana 2
8 7. Busur
9 8. Bakat
10 9. Bertemu lagi
11 10. Bandit I
12 11. Bandit II
13 12. Khawatir
14 13. Kasih Sayang
15 14. Kakao
16 15. kerja sama
17 16. Kopi
18 17. Marah
19 18. Menggambar
20 19. Gadis bermuka dua
21 20. Bubuk coklat
22 21. Rencana
23 22. Keju dan Permen Kapas
24 23. Cemburu
25 24. Mentega dan Kopi
26 25. Mentega II
27 26. Membuat Kopi dan Coklat
28 27. Harga
29 28. Ruangan Pribadi
30 29. Perusak Ketenangan
31 30. Festival I
32 31. Festival II
33 32. Festival III
34 33. Keluarga Terkuat
35 34. Permintaan Pertama
36 35. Berlatih Menunggangi Kuda
37 36. Terluka
38 37. Teka-Teki
39 38. Sahabat
40 39. Ketahuan
41 40. Memilih Gaun
42 41. Lilian
43 42. Cantik
44 43. Dunia Novel ?
45 44. Orang Asing
46 45. Kepemilikan
47 46. Ayah dan Putra
48 47. Rencana
49 48. Latihan I
50 49. Latihan II
51 50. Permintaan Kedua
52 51. Perangkap
53 52. Teman
54 53. Perkara Ciuman
55 54. Jangan menangis
56 55. Lukisan
57 56. Lilian II
58 57. Rencana Kegiatan
59 58. Memulai
60 59. Pertemuan Kembali
61 60. Merasa Kesal
62 61. Harimau
63 62. Kondisi
64 63. Kucing ?
65 64. Hewan Mitos
66 65. Citto
67 66. Naga Kecil
68 67. Mahkota
69 68. Rencana Lagi
70 69. Kesabaran
71 70. Adik
72 71. Surat
73 72. Kabur
74 73. Preman Pasar
75 74. Surat 2
76 75. Langkah Awal
77 76. Rencana Perayaan
78 77. Menggoda
79 78. Gantungan Burung Poenix
80 79. Rahasia
81 80. Pengakuan
82 81. Buntelan Kain
83 82. Wilayah barat
84 83. Persiapan Acara
85 84. Perayaan Panen 1
86 85. Perayaan Panen II
87 86. Perayaan Panen III
88 87. Perjalanan I
89 88. Janji Masa Depan
90 89. Harapan
91 90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92 91 . Informasi
93 92. Tanaman Pembunuh
94 93. Keluarga Kecil
95 94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96 95. Bahasa Citto
97 96. Kerajaan Apollonia
98 97. Tempat Ritual
99 98. Pembahasan Rencana
100 99. Pertengkaran Kecil
101 100. Laporan
102 101. Perubahan Citto
103 102. Petunjuk Lain
104 103. Permintaan Maaf termanis
105 104. Perjalanan II
106 105. Penyerangan
107 106. Khawatir
108 107. Saran Seorang Ayah
109 108. Baikan
110 109. Pesta Dansa I
111 110. Pesta Dansa II
112 111. Perayaan Pesta III
113 112. Pancingan
114 113. Penyerangan dalam Istana
115 114. Pelaku Pertama
116 115. Pembunuhan Masal
117 116. Buku Catatan Lilian I
118 117. Buku Catatan Lilian II
119 118. Terungkap
120 119. Buku Catatan Lilian III
121 120. Merencanakan Sesuatu
122 121. Masuk Perangkap
123 122. Alben Benito
124 123. Kambing Hitam
125 124. Rencana Awal Berhasil
126 125. Membakar Gedung Belakang
127 126. Kebakaran
128 127. Bola Kristal
129 128. Kondisi Lilian
130 129. Cerita Lilian Masa Lalu
131 130. Rencana Malam Lentera
132 131. Kebakaran Gua
133 132. Dalang kebakaran
134 133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135 134. Malam Lentera
136 135. Malam Lentera 2
137 136. Perubahan Naga Citto
138 137. Pertarungan Dua Pangeran
139 138. Selir Gracia
140 139. Pangeran Igor
141 140. Pertarungan
142 141. Pengorbanan
143 142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144 143. Hukuman
145 144. Kondisi Lilian
146 145. Kepergian
147 Pemberitahuan
148 Pengumuman
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Prolog
2
1. kembali terlahir
3
2. Permen kapas
4
3.Bertemu
5
4.istana
6
5.Jamuan Teh
7
6. Istana 2
8
7. Busur
9
8. Bakat
10
9. Bertemu lagi
11
10. Bandit I
12
11. Bandit II
13
12. Khawatir
14
13. Kasih Sayang
15
14. Kakao
16
15. kerja sama
17
16. Kopi
18
17. Marah
19
18. Menggambar
20
19. Gadis bermuka dua
21
20. Bubuk coklat
22
21. Rencana
23
22. Keju dan Permen Kapas
24
23. Cemburu
25
24. Mentega dan Kopi
26
25. Mentega II
27
26. Membuat Kopi dan Coklat
28
27. Harga
29
28. Ruangan Pribadi
30
29. Perusak Ketenangan
31
30. Festival I
32
31. Festival II
33
32. Festival III
34
33. Keluarga Terkuat
35
34. Permintaan Pertama
36
35. Berlatih Menunggangi Kuda
37
36. Terluka
38
37. Teka-Teki
39
38. Sahabat
40
39. Ketahuan
41
40. Memilih Gaun
42
41. Lilian
43
42. Cantik
44
43. Dunia Novel ?
45
44. Orang Asing
46
45. Kepemilikan
47
46. Ayah dan Putra
48
47. Rencana
49
48. Latihan I
50
49. Latihan II
51
50. Permintaan Kedua
52
51. Perangkap
53
52. Teman
54
53. Perkara Ciuman
55
54. Jangan menangis
56
55. Lukisan
57
56. Lilian II
58
57. Rencana Kegiatan
59
58. Memulai
60
59. Pertemuan Kembali
61
60. Merasa Kesal
62
61. Harimau
63
62. Kondisi
64
63. Kucing ?
65
64. Hewan Mitos
66
65. Citto
67
66. Naga Kecil
68
67. Mahkota
69
68. Rencana Lagi
70
69. Kesabaran
71
70. Adik
72
71. Surat
73
72. Kabur
74
73. Preman Pasar
75
74. Surat 2
76
75. Langkah Awal
77
76. Rencana Perayaan
78
77. Menggoda
79
78. Gantungan Burung Poenix
80
79. Rahasia
81
80. Pengakuan
82
81. Buntelan Kain
83
82. Wilayah barat
84
83. Persiapan Acara
85
84. Perayaan Panen 1
86
85. Perayaan Panen II
87
86. Perayaan Panen III
88
87. Perjalanan I
89
88. Janji Masa Depan
90
89. Harapan
91
90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92
91 . Informasi
93
92. Tanaman Pembunuh
94
93. Keluarga Kecil
95
94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96
95. Bahasa Citto
97
96. Kerajaan Apollonia
98
97. Tempat Ritual
99
98. Pembahasan Rencana
100
99. Pertengkaran Kecil
101
100. Laporan
102
101. Perubahan Citto
103
102. Petunjuk Lain
104
103. Permintaan Maaf termanis
105
104. Perjalanan II
106
105. Penyerangan
107
106. Khawatir
108
107. Saran Seorang Ayah
109
108. Baikan
110
109. Pesta Dansa I
111
110. Pesta Dansa II
112
111. Perayaan Pesta III
113
112. Pancingan
114
113. Penyerangan dalam Istana
115
114. Pelaku Pertama
116
115. Pembunuhan Masal
117
116. Buku Catatan Lilian I
118
117. Buku Catatan Lilian II
119
118. Terungkap
120
119. Buku Catatan Lilian III
121
120. Merencanakan Sesuatu
122
121. Masuk Perangkap
123
122. Alben Benito
124
123. Kambing Hitam
125
124. Rencana Awal Berhasil
126
125. Membakar Gedung Belakang
127
126. Kebakaran
128
127. Bola Kristal
129
128. Kondisi Lilian
130
129. Cerita Lilian Masa Lalu
131
130. Rencana Malam Lentera
132
131. Kebakaran Gua
133
132. Dalang kebakaran
134
133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135
134. Malam Lentera
136
135. Malam Lentera 2
137
136. Perubahan Naga Citto
138
137. Pertarungan Dua Pangeran
139
138. Selir Gracia
140
139. Pangeran Igor
141
140. Pertarungan
142
141. Pengorbanan
143
142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144
143. Hukuman
145
144. Kondisi Lilian
146
145. Kepergian
147
Pemberitahuan
148
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!