19. Gadis bermuka dua

Keesokan harinya saat pagi menjelang, Lilian terbangun dari tidur lelapnya. Setelah selesai melakukan kegiatan dikediamannya, Lilian, Rosa beserta para pengawal suruhan Kakaknya berangkat menuju pasar.

Sebelumnya Lilian sudah menuliskan bahan-bahan yang akan ia cari dalam selembar kertas yang sekarang tengah ia pegang.

Sesampainya di pasar Lilian mulai mencari bahan yang ia butuhkan.

"Rosa dimana tempat penjual, terigu, gula dan bahan pembuatan kue lainnya?" Tanya Lilian.

"Di Sana Nona." Ucap Rosa sambil menunjuk sebuah toko yang cukup besar.

Lilian, Rosa serta para pengawalnya berjalan menuju toko yang tadi di tunjuk oleh Rosa. Saat memasuki toko, beberapa pegawai datang menghampiri Lilian.

"Selamat datang di toko kami Nona, silahkan di lihat-lihat dulu." Ucap pegawai toko.

Lilian kemudian berjalan mencari bahan-bahan yang ia butuhkan. Kemudian ia menyuruh Rosa memanggil salah satu pegawai toko untuk membantunya mencari bahan-bahan yang ia butuhkan. Kemudian Rosa kembali datang bersama salah satu pegawai toko.

"Ada yang bisa saya bantu Nona?" Ucapnya sopan.

"Ya...saya membutuhkan 10 karung terigu, 15 tray telur ayam, 1 karung gula pasir, 10 liter minyak goreng, 1 karung kecil garam dan kacang-kacangan kalau ada." Ucap Lilian.

"Sebentar Nona akan saya siapkan, sembari menunggu silahkan duduk dulu di kursi sana." Ucap pegawai toko.

Lilian kemudian berjalan menuju kursi yang di maksud pegawai toko. Beberapa saat kemudian datang seorang wanita yang Lilian yakini adalah pemilik toko tersebut.

"Maaf karena Nona telah lama menunggu, pegawai saya sedang menyiapkan pesanan Nona." Ucap wanita pemilik toko tersebut.

"Tidak apa-apa." Ucap Lilian.

"Silahkan diminum dulu teh nya Nona." Tawar wanita pemilik toko.

Lilian mengangguk dan menyesap teh yang di sediakan oleh pemilik toko.

Setelah semua pesanan Lilian sudah terkumpul, Lilian menyuruh pemilik toko agar menghitung semua belanjaannya.

"Semuanya menjadi tujuh koin emas dan dua puluh koin perak Nona." Ucap pemilik toko.

Lilian mengeluarkan delapan koin emas dari kantongnya dan menyerahkannya pada pemilik toko. "Sisanya untuk biaya pengiriman, antarkan barang belanjaan saya ini ke kediaman Duke Marven." Ucap Lilian.

Pemilik toko tersebut langsung membulatkan matanya saat Lilian menyebut nama Ayahnya. "Ba...baik Nona, akan saya kirim secepatnya." Ucapnya.

Lilian kemudian mengangguk dan berjalan keluar dari tokoh tersebut setelah urusannya selesai.

"Untung saja tadi saya tak salah ngomong." Ucap pemilik toko saat melihat Lilian sudah berjalan menjauh.

°°°

"Nona apakah masih ada sesuatu yang Anda butuhkan?" Tanya Rosa.

"Aku membutuhkan banyak buah lemon, wadah penyimpanan air, dan kain. kau tau aku harus mencarinya dimana?" Ucap Lilian.

"Saya tau Nona, penjual lemon bersebelahan sama penjual wadah, mari saya tunjukkan jalannya." Ucap Rosa.

Setelah membeli banyak lemon dan beberapa wadah untuk penyimpanan air, Lilian berjalan menuju toko yang menjual kain dengan Rosa sebagai penunjuk jalannya.

Saat memasuki toko seorang pegawai wanita datang menyambut mereka. Lilian berjalan mengelilingi isi toko untuk mencari kain yang ia butuhkan.

"Nona membutuhkan kain yang seperti apa?" Ucap pegawai wanita tersebut.

"Saya membutuhkan kain yang tipis namun terbuat dari bahan yang bagus" Ucap Lilian.

"Sebentar Nona saya carikan dulu." Ucap pegawai tersebut.

Saat Lilian dan Rosa sedang memilih kain tiba-tiba beberapa orang datang mendekati Lilian.

"Salam Nona Lilian senang bisa bertemu anda disini." Ucap Raina sambil menundukkan badannya.

"Salam Nona Raina, senang juga busa bertemu dirimu." Ucap Lilian sambil menundukkan badannya juga.

"Sungguh kebetulan sekali bisa bertemu dengan mu disini, kalau boleh saya tau apa yang hendak putri bungsu Duke Marven lakukan di sini?" Ucap Raina.

Lilian mengangkat sebelah alisnya. "Seperti yang Anda lihat Nona, saya sedang berada di toko kain, yang berarti saya sedang membeli kain." Ucap Lilian.

Raina tersenyum mengejek mendengar ucapan Lilian, "Tak biasanya Nona Lilian langsung turun tangan sendiri dalam memilih kain." Raina melirik sebentar ke arah kain yang Lilian pegang. "Terlebih kain yang anda pilih adalah kain tipis." Lanjutnya.

"Saya memang sedang membutuhkan kain yang tipis, di kediaman ku ada begitu banyak kain namun sayangnya kain-kain itu terlalu tebal dan halus." Ucap Lilian tersenyum tenang.

"Oh begitukah ? Saya kira Nona Lilian hanya asal memilih kain saja, makanya saya ingin membantu Nona Lilian untuk memilih kain terbaik." Ucap Raina sambil tersenyum.

"Tidak perlu repot-repot." Ucap Lilian.

"Tidak perlu sungkan Nona Lilian, keberadaan saya disini juga sedang memahami keinginan pembeli, sebentar lagi festival akan di adakan oleh pihak istana jadi saya harus memahami keinginan pembeli, oh iya bicara tentang festival apakah keluarga Duke juga sudah menyiapkan sesuatu?" Ucap Raina.

"Tentu saja, festival ini di adakan untuk para bangsawan, bertujuan untuk tetap mempererat hubungan dengan penduduk. Karena festival ini akan di hadiri oleh banyak orang tentu saja keluarga Duke harus mempersiapkan yang terbaik." Ucap Lilian.

"Anda benar sekali, kami juga selalu mempersiapkan yang terbaik makanya keluarga Marquis dan Viscount selalu menang dalam festival ini." Ucap Raina.

"Ini orang kayaknya ngajak ribut, baiklah akan aku ladenin" Batin Lilian.

"Ohh tentu saja keluarga Marquis selalu menang dalam festival, siapa di kerajaan ini yang tidak tau kualitas kain yang di miliki keluarga Marquis ? Terlebih lagi keluarga Viscount ahli dalam strategi dagang, Tentu saja tambah membuat kedua keluarga tambah kuat, tapi..." Ucap Lilian gantung.

"Tapi kenapa?" Tanya Raina.

"Saya heran meski kedua keluarga selalu menang dalam festival..." Jeda Lilian sebentar pura-pura sedang berpikir. "Kenapa kedua keluarga tersebut tidak bisa menguasai harga pasar ya?" Ucap Lilian.

Senyum yang selalu terukir indah di wajah Raina sedari tadi memudar mendengar ucapan Lilian.

"Tapi tetap saja keluarga mu selalu kalah dalam festival ini." Ucap Sona (pelayan Raina) tiba-tiba dengan nada tinggi.

Rosa yang mendengar nonanya dibentak tidak terima. "Diam kamu, status mu hanya pelayan rendahan seperti ku, berani-beraninya kau meninggikan suara mu di dapan Nona ku." Ucap Rosa marah.

"Diam kamu...apakah dirumah tuan mu tidak di ajarkan bagaimana caranya bersopan santun di depan bangsawan?" Ucap Raina marah pada Rosa.

Lilian tersenyum mengejek ke arah Raina. "Bagaimana caranya dia bisa bersopan santun menghadapi bangsawan dan pelayan rendahan yang sama sekali tak memiliki etika." Ucap Lilian tegas.

"Apa maksud mu?" Ucap Raina marah.

"Kami ke sini bertujuan untuk berbelanja bukan mau ribut, ku harap Nona Raina pergi dari sini untuk mencegah kekeributan." Ucap Lilian tenang.

"Berani sekali kau mengusir Nona ku, dasar tidak tau malu, selama ini kau yang selalu membuat keributan." Ucap Sona.

"Kau begitu lancang dasar pelayan rendahan tak tau diri, saya masih ingat dengan jelas siapa yang selalu memulai keributan, namun seperti biasa seseorang akan bertingkah sebagai korban, lalu siapa disini yang tak tau malu?" Ucap Rosa marah.

"Beraninya kau..." Ucap Raina marah sambil mengangkat tangannya untuk menampar Rosa.

Namun sebelum tangan Raina mendarat dipipi Rosa, dengan sigap Lilian menangkap tangan Raina. "Jaga Batasan mu Nona Raina, status mu lebih rendah dariku." Ucap Lilian lalu menghempaskan tangan Raina.

Raina terdorong kebelakang karena hempasan dari Lilian. Mendengar suara ribut dari arah toko kain, semua warga sekitar toko datang melihat keributan yang terjadi. Mereka tak menyangka keributan itu berasal dari dua putri keluarga bangsawan terpandang di kerajaan Apollonia.

Pemilik toko bahkan tak berani melerai kedua bangsawan tersebut, ia takut melakukan kesalahan sehingga membuat keberadaannya terancam.

Mendengar banyak keributan Raina menjatuhkan tubuhnya kelantai dan menangis, "Apa kesalahan ku Nona Lilian ? Kenapa kau begitu keras mendorong ku?" Ucap Raina sambil menangis sesegukan.

Lilian mendengus kesal ke arah Raina, "Benar-banar wanita licik, tampang doang polos namun bermuka dua." Batin Lilian.

"Aku tau kau kesal kepada ku namun tidak seharusnya kau mendorong ku begitu keras." Ujar Raina lagi sambil masih menangis.

Lilian menatap jijik ke arah Raina "Kau gadis yang paling menyedihkan yang pernah ku temui, pintar bersandiwara dan bermuka dua." Ucap Lilian tenang.

"Aku tak mengerti ucapan mu Nona Lilian." Ucap Raina lemah.

"Ya...bagaimana mungkin wanita seperti mu bisa mengerti ucapan ku, kau hanya akan mengerti sesuatu yang bisa menguntungkan mu saja, seperti berpura-pura lemah, menggunakan air mata sebagai senjata, dan bersikap seperti gadis yang tak berdaya." Ucap Lilian sambil tersenyum mengejek.

Mendengar ucapan Lilian membuat Raina mengepalkan tangan dibalik gaun panjangnya. "Biasanya dia akan meledak kalau aku panasin namun kenapa kali ini ia bersikap sangat tenang." Batin Raina.

Tak lama kemudian suara riuh kembali terdengar dari kerumunan warga, seseorang datang membelah kerumunan dan berdiri tepat dibelakang Lilian, orang tersebut adalah Seint.

Melihat keberadaan Seint membuat Raina kembali melanjutkan aksinya.

"Sebelumnya saya sudah meminta maaf namun kenapa Nona Lilian malah mendorong saya, kalaupun dengan menyakiti saya membuat mu bisa memaafkan saya silahkan sakiti saja saya Nona." Ucap Raina sambil menangis.

Lilian menatap Raina malas. "Rosa segera bayar pesanan kita, aku sudah sangat muak melihat gadis bermuka dua ini entah berapa banyak muka yang ia punya, hari ini aku punya banyak pekerjaan dan aku tak ingin merusak hari ku karena melihat gadis menyedihkan sepertinya." Ucap Lilian.

"Baik Nona." Ucap Rosa.

Saat Rosa berbalik ia begitu kaget melihat Sein berdiri tepat di belakang Lilian, lalu Seint memberikan kode pada Rosa agar ia tak memberi tau kan Lillian keberadaannya.

"Anda salah satu putri bangsawan tinggi namun kenapa kata-kata mu tidak mencerminkan seorang putri bangsawan." Ucap Raina.

"Saya tidak bisa menggunakan kesopanan saya sebagai putri bangsawan jika berhadapan dengan gadis seperti mu, lalu apakah kelakuan mu yang sangat menyedihkan itu mencerminkan status mu sebagai putri bangsawan ? Status mu lebih rendah dariku namun kau dengan tidak sopannya meninggikan suara didepan ku bahkan berniat menampar orang kepercayaan ku, belum lagi sikap pelayan rendahan mu itu yang dengan berani menyebut ku tak tau malu, jika aku melaporkan mu ke pihak istana maka hukuman cambuk 50 kali masih sangat ringan untuk mu dan jika aku mau besok pagi pelayan rendahan mu itu sudah tidak bisa kau lihat lagi." Ucap Lilian panjang.

Mendengar ucapan Lilian membuat Raina terdiam dan tak bisa menjawab ucapan Lilian.

"Karena hari ini aku punya banyak pekerjaan maka akan aku lepaskan pelayan rendahan mu itu namun kalau suatu hari nanti ia kembali bertingkah maka aku akan langsung merobek mulutnya." Ucap Lilian tegas.

Raina mengepalkan tangannya keras sampai kuku-kukunya memutih. Tak Raina sangka akan sangat sulit menghadapi Lilian sekarang, biasanya ia hanya perlu sedikit memancing Lilian akan langsung meledak. Namun sikap gadis itu sekarang begitu tenang.

"Sudah selesai?" Tanya Seint memecah ketegangan antara Raina dan Lilian.

Lilian berbalik dan terkejut melihat Seint tepat di belakangnya. "Sejak kapan ia berada di sini?" Batin Lilian bingung.

"Pulang." Ucap Seint lalu menarik tangan Lilian.

"Sejak kapan kau berada disini?" Tanya Lilian sambil menyeimbangkan langkahnya dengan Seint.

"Dari tadi." Ucap Seint.

Lilian hanya mengangguk singkat dan berjalan bersama dengan Seint yang masih setia memegang tangannya.

Raina yang melihat adegan Lilian dan Seint semakin marah dan memukul lantai toko beberapa kali dengan sangat keras. Ia tadi sempat berpikir Seint akan mengasihaninya dan akan menolongnya namun laki-laki itu hanya diam dan menunggu Lilian selesai berbicara setelah itu membawa gadis itu pergi.

°°°

Tetap beri dukungan untuk author ya 😊

Terpopuler

Comments

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

😏😏😏nona bermuka dua maaf ya d cuekkin, gak ada guna 😆😆😆😆

2022-03-04

0

Ayu Mokoginta

Ayu Mokoginta

dasar siluman muka 2, g ad malu'y. cantik tp g ada akhlak

2021-12-10

0

Widy Dyaz

Widy Dyaz

keren ceritanya... ❤❤❤❤

2021-07-29

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. kembali terlahir
3 2. Permen kapas
4 3.Bertemu
5 4.istana
6 5.Jamuan Teh
7 6. Istana 2
8 7. Busur
9 8. Bakat
10 9. Bertemu lagi
11 10. Bandit I
12 11. Bandit II
13 12. Khawatir
14 13. Kasih Sayang
15 14. Kakao
16 15. kerja sama
17 16. Kopi
18 17. Marah
19 18. Menggambar
20 19. Gadis bermuka dua
21 20. Bubuk coklat
22 21. Rencana
23 22. Keju dan Permen Kapas
24 23. Cemburu
25 24. Mentega dan Kopi
26 25. Mentega II
27 26. Membuat Kopi dan Coklat
28 27. Harga
29 28. Ruangan Pribadi
30 29. Perusak Ketenangan
31 30. Festival I
32 31. Festival II
33 32. Festival III
34 33. Keluarga Terkuat
35 34. Permintaan Pertama
36 35. Berlatih Menunggangi Kuda
37 36. Terluka
38 37. Teka-Teki
39 38. Sahabat
40 39. Ketahuan
41 40. Memilih Gaun
42 41. Lilian
43 42. Cantik
44 43. Dunia Novel ?
45 44. Orang Asing
46 45. Kepemilikan
47 46. Ayah dan Putra
48 47. Rencana
49 48. Latihan I
50 49. Latihan II
51 50. Permintaan Kedua
52 51. Perangkap
53 52. Teman
54 53. Perkara Ciuman
55 54. Jangan menangis
56 55. Lukisan
57 56. Lilian II
58 57. Rencana Kegiatan
59 58. Memulai
60 59. Pertemuan Kembali
61 60. Merasa Kesal
62 61. Harimau
63 62. Kondisi
64 63. Kucing ?
65 64. Hewan Mitos
66 65. Citto
67 66. Naga Kecil
68 67. Mahkota
69 68. Rencana Lagi
70 69. Kesabaran
71 70. Adik
72 71. Surat
73 72. Kabur
74 73. Preman Pasar
75 74. Surat 2
76 75. Langkah Awal
77 76. Rencana Perayaan
78 77. Menggoda
79 78. Gantungan Burung Poenix
80 79. Rahasia
81 80. Pengakuan
82 81. Buntelan Kain
83 82. Wilayah barat
84 83. Persiapan Acara
85 84. Perayaan Panen 1
86 85. Perayaan Panen II
87 86. Perayaan Panen III
88 87. Perjalanan I
89 88. Janji Masa Depan
90 89. Harapan
91 90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92 91 . Informasi
93 92. Tanaman Pembunuh
94 93. Keluarga Kecil
95 94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96 95. Bahasa Citto
97 96. Kerajaan Apollonia
98 97. Tempat Ritual
99 98. Pembahasan Rencana
100 99. Pertengkaran Kecil
101 100. Laporan
102 101. Perubahan Citto
103 102. Petunjuk Lain
104 103. Permintaan Maaf termanis
105 104. Perjalanan II
106 105. Penyerangan
107 106. Khawatir
108 107. Saran Seorang Ayah
109 108. Baikan
110 109. Pesta Dansa I
111 110. Pesta Dansa II
112 111. Perayaan Pesta III
113 112. Pancingan
114 113. Penyerangan dalam Istana
115 114. Pelaku Pertama
116 115. Pembunuhan Masal
117 116. Buku Catatan Lilian I
118 117. Buku Catatan Lilian II
119 118. Terungkap
120 119. Buku Catatan Lilian III
121 120. Merencanakan Sesuatu
122 121. Masuk Perangkap
123 122. Alben Benito
124 123. Kambing Hitam
125 124. Rencana Awal Berhasil
126 125. Membakar Gedung Belakang
127 126. Kebakaran
128 127. Bola Kristal
129 128. Kondisi Lilian
130 129. Cerita Lilian Masa Lalu
131 130. Rencana Malam Lentera
132 131. Kebakaran Gua
133 132. Dalang kebakaran
134 133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135 134. Malam Lentera
136 135. Malam Lentera 2
137 136. Perubahan Naga Citto
138 137. Pertarungan Dua Pangeran
139 138. Selir Gracia
140 139. Pangeran Igor
141 140. Pertarungan
142 141. Pengorbanan
143 142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144 143. Hukuman
145 144. Kondisi Lilian
146 145. Kepergian
147 Pemberitahuan
148 Pengumuman
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Prolog
2
1. kembali terlahir
3
2. Permen kapas
4
3.Bertemu
5
4.istana
6
5.Jamuan Teh
7
6. Istana 2
8
7. Busur
9
8. Bakat
10
9. Bertemu lagi
11
10. Bandit I
12
11. Bandit II
13
12. Khawatir
14
13. Kasih Sayang
15
14. Kakao
16
15. kerja sama
17
16. Kopi
18
17. Marah
19
18. Menggambar
20
19. Gadis bermuka dua
21
20. Bubuk coklat
22
21. Rencana
23
22. Keju dan Permen Kapas
24
23. Cemburu
25
24. Mentega dan Kopi
26
25. Mentega II
27
26. Membuat Kopi dan Coklat
28
27. Harga
29
28. Ruangan Pribadi
30
29. Perusak Ketenangan
31
30. Festival I
32
31. Festival II
33
32. Festival III
34
33. Keluarga Terkuat
35
34. Permintaan Pertama
36
35. Berlatih Menunggangi Kuda
37
36. Terluka
38
37. Teka-Teki
39
38. Sahabat
40
39. Ketahuan
41
40. Memilih Gaun
42
41. Lilian
43
42. Cantik
44
43. Dunia Novel ?
45
44. Orang Asing
46
45. Kepemilikan
47
46. Ayah dan Putra
48
47. Rencana
49
48. Latihan I
50
49. Latihan II
51
50. Permintaan Kedua
52
51. Perangkap
53
52. Teman
54
53. Perkara Ciuman
55
54. Jangan menangis
56
55. Lukisan
57
56. Lilian II
58
57. Rencana Kegiatan
59
58. Memulai
60
59. Pertemuan Kembali
61
60. Merasa Kesal
62
61. Harimau
63
62. Kondisi
64
63. Kucing ?
65
64. Hewan Mitos
66
65. Citto
67
66. Naga Kecil
68
67. Mahkota
69
68. Rencana Lagi
70
69. Kesabaran
71
70. Adik
72
71. Surat
73
72. Kabur
74
73. Preman Pasar
75
74. Surat 2
76
75. Langkah Awal
77
76. Rencana Perayaan
78
77. Menggoda
79
78. Gantungan Burung Poenix
80
79. Rahasia
81
80. Pengakuan
82
81. Buntelan Kain
83
82. Wilayah barat
84
83. Persiapan Acara
85
84. Perayaan Panen 1
86
85. Perayaan Panen II
87
86. Perayaan Panen III
88
87. Perjalanan I
89
88. Janji Masa Depan
90
89. Harapan
91
90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92
91 . Informasi
93
92. Tanaman Pembunuh
94
93. Keluarga Kecil
95
94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96
95. Bahasa Citto
97
96. Kerajaan Apollonia
98
97. Tempat Ritual
99
98. Pembahasan Rencana
100
99. Pertengkaran Kecil
101
100. Laporan
102
101. Perubahan Citto
103
102. Petunjuk Lain
104
103. Permintaan Maaf termanis
105
104. Perjalanan II
106
105. Penyerangan
107
106. Khawatir
108
107. Saran Seorang Ayah
109
108. Baikan
110
109. Pesta Dansa I
111
110. Pesta Dansa II
112
111. Perayaan Pesta III
113
112. Pancingan
114
113. Penyerangan dalam Istana
115
114. Pelaku Pertama
116
115. Pembunuhan Masal
117
116. Buku Catatan Lilian I
118
117. Buku Catatan Lilian II
119
118. Terungkap
120
119. Buku Catatan Lilian III
121
120. Merencanakan Sesuatu
122
121. Masuk Perangkap
123
122. Alben Benito
124
123. Kambing Hitam
125
124. Rencana Awal Berhasil
126
125. Membakar Gedung Belakang
127
126. Kebakaran
128
127. Bola Kristal
129
128. Kondisi Lilian
130
129. Cerita Lilian Masa Lalu
131
130. Rencana Malam Lentera
132
131. Kebakaran Gua
133
132. Dalang kebakaran
134
133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135
134. Malam Lentera
136
135. Malam Lentera 2
137
136. Perubahan Naga Citto
138
137. Pertarungan Dua Pangeran
139
138. Selir Gracia
140
139. Pangeran Igor
141
140. Pertarungan
142
141. Pengorbanan
143
142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144
143. Hukuman
145
144. Kondisi Lilian
146
145. Kepergian
147
Pemberitahuan
148
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!