8. Bakat

Sepanjang perjalanan pulang Lilian tak berhenti memikirkan tentang kejadian di tempat latihan tadi, ia merasa bingung melihat mimik wajah dari Zheyan dan Asgar. Khawatir... Ya itu ekspresi yang dapat ia lihat dari keduanya.

"Aku kan memang mahir memanah, walaupun cita-cita ku bukan jadi pemanah, melihat busur tadi membuat ku sangat bersemangat mencobanya." Batin Lilian.

Ia melirik ke atas busur yang sedari tadi ia letakkan didepannya "apakah aku melakukan hal yang salah ? Astagaaaaa...seharusnya aku tak melakukannya tadi." Runtuk Lilian dalam hati.

Lilian beberapa kali membuang napas kasar dan bergerak gelisah, ia bahkan sesekali memukul kepalanya Rosa yang melihatnya pun berusaha menenangkan Lilian.

"Nona..... Saya mohon jangan melakukan hal-hal yang akan melukai mu." Ucap Rosa khawatir.

Lilian melirik Rosa sebentar lalu kembali menghembuskan napas kasar yang kesekian kalinya. Lilian sekarang merasa benar-benar gelisah, ia takut kalau semua orang tau kalau ia bukanlah Lilian yang asli melainkan ia adalah orang lain yang tanpa sengaja memasuki raga Lilian.

Rosa yang melihat Lilian yang tampak gelisah pun mendekatkan tubuhnya kearah Lilian dan berbicara sangat pelan, "Nona kalau kau gelisah karena kau tak mengingat kenapa kau bisa memanah, nona tenang saja... Sebenarnya dulu kau sering melakukannya secara sembunyi-sembunyi." Bisik Rosa.

Lilian membulatkan mata terkejut. "Benarkah?" Ucap Lilian.

"Benar nona, sebelum kau kehilangan ingatan mu, kau dulu sering keluar dari kediaman agar kau bisa berlatih memanah." Jelas Rosa.

"Lalu mengapa mereka semua kaget melihat ku memanah?" Tanya Lilian.

"Itu karena kau melakukan latihan sembunyi-sembunyi, sedari kau berumur 7 tahun kau sangat senang dengan busur dan kau selalu mengajak ku untuk keluar kediaman agar bisa menemani mu latihan, kita bahkan harus membuat banyak kebohongan agar bisa mendapat ijin keluar." Jelas Rosa lagi.

"Kenapa aku harus latihan sembunyi-sembunyi ? Dan kenapa pula aku harus berbohong." Tanya Lilian penasaran.

"Itu karena wanita bangsawan disini tak ada yang diperbolehkan untuk belajar tentang perang mereka hanya belajar tentang etika dan sebagainya yang menyangkut tentang kebangsawanan, kalau kita tidak berbohong maka tuan Duke Marven tidak akan mengijinkan kita keluar." Jelas Rosa lagi.

Lilian mengerutkan kening bingung. "Mengapa wanita bangsawan tidak di ijinkan untuk belajar tentang peran?"

"Entahlah Nona saya juga kurang tau, tapi dulu kau sempat mencari tahu tentang pertanyaan mu itu tetapi saya tidak tahu apakah nona sudah mendapatkan jawabannya atau belum." ucap Rosa.

Lilian memijit pelipisnya, "Lalu bagaimana sekarang ? Haisssss kenapa aku harus tergiur memanah saat aku melihat busur itu," ucap Lilian.

"Mungkin karena kau sangat menyukainya Nona, karena kau sekarang sedang hilang ingatan jadi saat kau melihat busur itu secara tidak sengaja kau memperlihatkan bakat mu karena sebelum-sebelumnya meski kau diberi busur yang paling bagus pun kau tidak akan mudah terpancing, makanya selama ini kau bersikap tak menyukai semua yang berbau perang." Jelas Rosa.

Lilian menatap Rosa kesal. "Kenapa kau tak jelaskan kepadaku sedari awal?"

"Maafkan saya nona, saya pikir karena Nona tidak mengingat apapun maka Nona tidak mengingat bakat Nona juga, siapa yang tau saat melihat busur ternyata Nona tidak bisa mengendalikan diri ternyata walaupun Nona hilang ingatan Nona masih bisa menggunakan busur dengan sempurna, wahhhh bukankan itu hebat sekali?" Ucap Rosa bahagia di akhir kalimatnya.

"Saat ini bukan saatnya berbangga dengan bakat ku, sekarang ini kita pikirkan apa yang harus aku lakukan sekarang?" Ucap Lilian.

"Tenang Nona untuk saat ini yang perlu Nona lakukan adalah menyibukkan diri Nona dengan pembelajaran etika putri bangsawan sampai isunya mereda." Ucap Rosa.

"Apakah itu akan membantu?" Ucap Lilian tak yakin.

"Kita coba saja dulu nona kalau cara ini tidak berhasil maka kita pikirkan lagi cara lainnya." Ucap Rosa.

"Baiklah." Ucap Lilian sambil menyandarkan tubuhnya dan memejamkan matanya.

Lilian sengaja menutup matanya agar Rosa tidak mengetahui apa yang tengah Lilian pikirkan. Lilian sekarang sedang menyambungkan kejadian-kejadian sebelum dan sesudah ia terlempar ke dunia tersebut. Secara Alami ia dan Lilian asli memiliki bakat yang sama, sebelum terlempar ke dunia tersebut Lilian adalah pemanah yang sangat handal ia bahkan sering mengikuti lomba memanah dan selalu membawa pulang kemenangan.

Di dalam kamar lamanya tersedia lemari khusus penyimpanan piala-piala hasil dari kemenangannya meski ia tak memiliki cita-cita untuk menjadi pemanah namun ia sangat menyukai olah raga tersebut. Ia bahkan bisa menghabiskan waktu seharian hanya dengan memanah, boneka di dalam kamarnya pun memenuhi isi kamar hasil dari memanah. Setiap acara festival sekolahnya pun teman-teman Lilian tidak akan memasukan games memanah di salah satu event karena Lilian selalu membawa pulang semua hadiah-hadiahnya.

Lilian tak menyangka bahwa memiliki kesamaan bakat dengan Lilian yang berada di dunia yang sekarang ia tempati, "Aku harus mencari tahu dulu kebiasaan Lilian disini agar aku tak salah lagi mengambil langkah." Batin Lilian.

"Di dunia ku yang lama aku memiliki beberapa bakat mulai sekarang aku harus hati-hati menunjukkannya seperti tadi, aku harus memiliki persiapan yang matang agar bisa hidup tenang seperti dunia lama ku, sepertinya Lilian asli juga memiliki bakat yang tak aku ketahui, kalau nanti sudah sampai rumah aku harus membongkar kamar ku siapa tahu Lilian menyimpan catatan kesehariannya." Ucap Lilian dalam hati.

°°°°

Sedangkan di tempat lain pangeran Seint membuka kedua matanya dan menengok ke samping melihat Artem yang sekarang tengah tertidur lelap, ia merenggangkan otot tubuhnya dan duduk menyandar pada batang pohon, ia mengingat kembali kejadian dimana Lilian memperlihatkan bakatnya pada semua orang.

Sebenarnya ia tidak terkejut karena Lilian bisa memanah dengan sempurna namun ia terkejut karena Lilian dengan percaya dirinya menunjukkan bakatnya pada semua orang.

Awalnya ia ingin menghentikannya namun Raina dan gadis-gadis lainnya tak membiarkan ia bergerak sedikitpun ke arah Lilian.

Jika ditanya apakah pangeran Sein sudah mengetahui bakat Lilian maka jawabannya adalah ya.... Ia dari dulu mengetahui Lilian memiliki bakat dalam memanah. Dulu ia sangat sering keluar kerajaan tanpa ijin karena tak nyaman dengan prajurit yang mengikutinya kemanapun ia pergi. Hingga suatu hari ia dan Artem memutuskan keluar diam-diam tanpa sepengetahuan orang-orang. Mereka melakukan aksinya di gerbang belakang kerjaan hingga saat mereka ingin melompat seorang prajurit memergoki mereka berdua.

Mereka berlari kearah yang berbeda demi mengercoki prajurit yang mengejarnya, ia berlari mengikuti instingnya hingga ia sampai pada tempat dimana ia melihat Lilian sedang mengarahkan busurnya pada seekor kelinci, ia berpikir Lilian hanya bermain-main saja akan tetapi pikirannya buyar saat ia melihat Lilian melepaskan panahnya dan yang lebih membuatnya terkejut adalah panah tersebut menancap tepat dileher kelinci tersebut padahal jarak Lilian dan kelinci tersebut sangat jauh.

Ia mengedarkan pandangannya mencari pengawal mungkin saja yang memanah adalah pengawalnya namun ia tak melihat siapa pun hingga matanya berhenti pada sosok yang sekarang berlari ke arah Lilian dengan napas ngos-ngosan ia adalah pelayan yang selalu bersama Lilian.

Pelayan itu terlihat mengkhawatirkan majikannya sedangkan sang majikan hanya tersenyum girang karena mendapatkan buruannya, setelah Lilian mengambil hasil buruanya ia pergi bersama pelayannya.

Saat itu ia tahu bahwa Lilian memiliki bakat dalam memanah. Gadis itu sangat misterius baginya, karena saat berada di depan banyak orang ia akan menunjukan sifat manja, egois, keras kepala, angkuh dan sombong, berbeda lagi saat ia hanya berdua dengan pelayannya.

Hingga akhirnya ia menemukan alasan kenapa Lilian bersikap demikian. Tanpa disengaja suatu hari saat ia mengintip Lilian yang sedang latihan gadis itu berbalik dan mengarahkan busur ke arahnya. Mereka sama-sama terkejut, pangeran Seint terkejut aksinya dipergoki Lilian dan Lilian terkejut yang memergokinya latihan adalah Pangeran Sein.

Mulai hari itu Lilian selalu menempel pada pangeran Sein, ia melakukan berbagai macam cara untuk membujuk pangeran Seint agar ia tak memberitahukan ke orang-orang tentang bakatnya.

Pangeran Seint menghembuskan nafas berat saat mengingat semua kejadian tersebut. "Hmmmm hilang ingatan membuatnya berada dalam masalah."

Selama ini ia membiarkan Lilian menempel kemana pun ia pergi hingga orang-orang mengira jikalau Lilian sangat menyukai pangeran Seint, awalnya ia merasa risih namun lama-lama ia terbiasa. Gadis itu akan bersikap manis saat ia menginginkan sesuatu dan akan kembali ke sifat asli kalau Pangeran Seint tak mengabulkan keinginannya, tanpa sadar Pangeran Seint tersenyum saat mengingat tentang Lilian, ia bahkan tak sadar jika Artem sedari tadi sudah bangun dan memperhatikannya.

"Hayoooooo kau sedang memikirkan apa?" Ucap Artem sambil tersenyum.

Sadar dengan yang apa yang ia lakukan, Sein kembali memasang wajah dinginnya, "Aku tak memikirkan apapun," ucapnya cuek.

"Halaaaaa kau bahkan tersenyum sendiri, ayoooo katakan saja padaku." Ucap Artem sambil menoel-noel pinggang Sein.

Sein menatap Artem tajam. "Kau salah lihat." ketusnya.

"Haisss apa susahnya sih bilang kalau kau memang lagi tersenyum, hayoooo pasti lagi memikirkan nona Lilia Kan?" Ucap Artem.

"Tidak." ucap Seint singkat.

"Haisss siapa lagi yang bisa membuat mu tersenyum seperti itu kalau bukan dia ? Kalau bukan kau menyukainya pasti sudah dari dulu kau mengusirnya tapi selama ini kau hanya diam saja saat dia mengikuti kemana pun kau pergi, berbeda halnya saat gadis lain mendekati mu kau akan memasang wajah galak mu."

"Kau cocok menjadi pembuat cerita." Ucap Seint.

"Lalu kau tersenyum kenapa ? Jangan bilang kau sudah nggak waras lagi. " Ucap Artem dramatis

Seint yang tak mau meladeni ucapan Artem pun berdiri dan berjalan meninggalkan Artem sendirian.

"Hei kau mau kemana ? Tunggu aku." Teriak Artem sambil berdiri dan berlari menyusul Seint.

°°°

Mohon dukungan dan sarannya 😊

Terpopuler

Comments

... Grenn Girls ... 💚

... Grenn Girls ... 💚

Okay d sini dapat d pasti kan Lilian tak suka plus tak lahh cinta sangat dgn sang putra mahkota 👑 dya dkt sbb ada maksud nya tersendiri ... but masalah utama nya knpa dya kena bunuh diri ????

2021-10-20

0

Marine🧜🏻

Marine🧜🏻

serasa. nonton film kartun🤣🤣🤣🤣

2021-07-22

0

tukang nyimak

tukang nyimak

oo.. diam2 memuja liliana tp gengsi

2021-06-21

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. kembali terlahir
3 2. Permen kapas
4 3.Bertemu
5 4.istana
6 5.Jamuan Teh
7 6. Istana 2
8 7. Busur
9 8. Bakat
10 9. Bertemu lagi
11 10. Bandit I
12 11. Bandit II
13 12. Khawatir
14 13. Kasih Sayang
15 14. Kakao
16 15. kerja sama
17 16. Kopi
18 17. Marah
19 18. Menggambar
20 19. Gadis bermuka dua
21 20. Bubuk coklat
22 21. Rencana
23 22. Keju dan Permen Kapas
24 23. Cemburu
25 24. Mentega dan Kopi
26 25. Mentega II
27 26. Membuat Kopi dan Coklat
28 27. Harga
29 28. Ruangan Pribadi
30 29. Perusak Ketenangan
31 30. Festival I
32 31. Festival II
33 32. Festival III
34 33. Keluarga Terkuat
35 34. Permintaan Pertama
36 35. Berlatih Menunggangi Kuda
37 36. Terluka
38 37. Teka-Teki
39 38. Sahabat
40 39. Ketahuan
41 40. Memilih Gaun
42 41. Lilian
43 42. Cantik
44 43. Dunia Novel ?
45 44. Orang Asing
46 45. Kepemilikan
47 46. Ayah dan Putra
48 47. Rencana
49 48. Latihan I
50 49. Latihan II
51 50. Permintaan Kedua
52 51. Perangkap
53 52. Teman
54 53. Perkara Ciuman
55 54. Jangan menangis
56 55. Lukisan
57 56. Lilian II
58 57. Rencana Kegiatan
59 58. Memulai
60 59. Pertemuan Kembali
61 60. Merasa Kesal
62 61. Harimau
63 62. Kondisi
64 63. Kucing ?
65 64. Hewan Mitos
66 65. Citto
67 66. Naga Kecil
68 67. Mahkota
69 68. Rencana Lagi
70 69. Kesabaran
71 70. Adik
72 71. Surat
73 72. Kabur
74 73. Preman Pasar
75 74. Surat 2
76 75. Langkah Awal
77 76. Rencana Perayaan
78 77. Menggoda
79 78. Gantungan Burung Poenix
80 79. Rahasia
81 80. Pengakuan
82 81. Buntelan Kain
83 82. Wilayah barat
84 83. Persiapan Acara
85 84. Perayaan Panen 1
86 85. Perayaan Panen II
87 86. Perayaan Panen III
88 87. Perjalanan I
89 88. Janji Masa Depan
90 89. Harapan
91 90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92 91 . Informasi
93 92. Tanaman Pembunuh
94 93. Keluarga Kecil
95 94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96 95. Bahasa Citto
97 96. Kerajaan Apollonia
98 97. Tempat Ritual
99 98. Pembahasan Rencana
100 99. Pertengkaran Kecil
101 100. Laporan
102 101. Perubahan Citto
103 102. Petunjuk Lain
104 103. Permintaan Maaf termanis
105 104. Perjalanan II
106 105. Penyerangan
107 106. Khawatir
108 107. Saran Seorang Ayah
109 108. Baikan
110 109. Pesta Dansa I
111 110. Pesta Dansa II
112 111. Perayaan Pesta III
113 112. Pancingan
114 113. Penyerangan dalam Istana
115 114. Pelaku Pertama
116 115. Pembunuhan Masal
117 116. Buku Catatan Lilian I
118 117. Buku Catatan Lilian II
119 118. Terungkap
120 119. Buku Catatan Lilian III
121 120. Merencanakan Sesuatu
122 121. Masuk Perangkap
123 122. Alben Benito
124 123. Kambing Hitam
125 124. Rencana Awal Berhasil
126 125. Membakar Gedung Belakang
127 126. Kebakaran
128 127. Bola Kristal
129 128. Kondisi Lilian
130 129. Cerita Lilian Masa Lalu
131 130. Rencana Malam Lentera
132 131. Kebakaran Gua
133 132. Dalang kebakaran
134 133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135 134. Malam Lentera
136 135. Malam Lentera 2
137 136. Perubahan Naga Citto
138 137. Pertarungan Dua Pangeran
139 138. Selir Gracia
140 139. Pangeran Igor
141 140. Pertarungan
142 141. Pengorbanan
143 142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144 143. Hukuman
145 144. Kondisi Lilian
146 145. Kepergian
147 Pemberitahuan
148 Pengumuman
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Prolog
2
1. kembali terlahir
3
2. Permen kapas
4
3.Bertemu
5
4.istana
6
5.Jamuan Teh
7
6. Istana 2
8
7. Busur
9
8. Bakat
10
9. Bertemu lagi
11
10. Bandit I
12
11. Bandit II
13
12. Khawatir
14
13. Kasih Sayang
15
14. Kakao
16
15. kerja sama
17
16. Kopi
18
17. Marah
19
18. Menggambar
20
19. Gadis bermuka dua
21
20. Bubuk coklat
22
21. Rencana
23
22. Keju dan Permen Kapas
24
23. Cemburu
25
24. Mentega dan Kopi
26
25. Mentega II
27
26. Membuat Kopi dan Coklat
28
27. Harga
29
28. Ruangan Pribadi
30
29. Perusak Ketenangan
31
30. Festival I
32
31. Festival II
33
32. Festival III
34
33. Keluarga Terkuat
35
34. Permintaan Pertama
36
35. Berlatih Menunggangi Kuda
37
36. Terluka
38
37. Teka-Teki
39
38. Sahabat
40
39. Ketahuan
41
40. Memilih Gaun
42
41. Lilian
43
42. Cantik
44
43. Dunia Novel ?
45
44. Orang Asing
46
45. Kepemilikan
47
46. Ayah dan Putra
48
47. Rencana
49
48. Latihan I
50
49. Latihan II
51
50. Permintaan Kedua
52
51. Perangkap
53
52. Teman
54
53. Perkara Ciuman
55
54. Jangan menangis
56
55. Lukisan
57
56. Lilian II
58
57. Rencana Kegiatan
59
58. Memulai
60
59. Pertemuan Kembali
61
60. Merasa Kesal
62
61. Harimau
63
62. Kondisi
64
63. Kucing ?
65
64. Hewan Mitos
66
65. Citto
67
66. Naga Kecil
68
67. Mahkota
69
68. Rencana Lagi
70
69. Kesabaran
71
70. Adik
72
71. Surat
73
72. Kabur
74
73. Preman Pasar
75
74. Surat 2
76
75. Langkah Awal
77
76. Rencana Perayaan
78
77. Menggoda
79
78. Gantungan Burung Poenix
80
79. Rahasia
81
80. Pengakuan
82
81. Buntelan Kain
83
82. Wilayah barat
84
83. Persiapan Acara
85
84. Perayaan Panen 1
86
85. Perayaan Panen II
87
86. Perayaan Panen III
88
87. Perjalanan I
89
88. Janji Masa Depan
90
89. Harapan
91
90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92
91 . Informasi
93
92. Tanaman Pembunuh
94
93. Keluarga Kecil
95
94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96
95. Bahasa Citto
97
96. Kerajaan Apollonia
98
97. Tempat Ritual
99
98. Pembahasan Rencana
100
99. Pertengkaran Kecil
101
100. Laporan
102
101. Perubahan Citto
103
102. Petunjuk Lain
104
103. Permintaan Maaf termanis
105
104. Perjalanan II
106
105. Penyerangan
107
106. Khawatir
108
107. Saran Seorang Ayah
109
108. Baikan
110
109. Pesta Dansa I
111
110. Pesta Dansa II
112
111. Perayaan Pesta III
113
112. Pancingan
114
113. Penyerangan dalam Istana
115
114. Pelaku Pertama
116
115. Pembunuhan Masal
117
116. Buku Catatan Lilian I
118
117. Buku Catatan Lilian II
119
118. Terungkap
120
119. Buku Catatan Lilian III
121
120. Merencanakan Sesuatu
122
121. Masuk Perangkap
123
122. Alben Benito
124
123. Kambing Hitam
125
124. Rencana Awal Berhasil
126
125. Membakar Gedung Belakang
127
126. Kebakaran
128
127. Bola Kristal
129
128. Kondisi Lilian
130
129. Cerita Lilian Masa Lalu
131
130. Rencana Malam Lentera
132
131. Kebakaran Gua
133
132. Dalang kebakaran
134
133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135
134. Malam Lentera
136
135. Malam Lentera 2
137
136. Perubahan Naga Citto
138
137. Pertarungan Dua Pangeran
139
138. Selir Gracia
140
139. Pangeran Igor
141
140. Pertarungan
142
141. Pengorbanan
143
142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144
143. Hukuman
145
144. Kondisi Lilian
146
145. Kepergian
147
Pemberitahuan
148
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!