5.Jamuan Teh

Tak berselang waktu lama, Lilian dan Rosa dapat melihat tempat dimana pertemuan itu di adakan. Lilian dapat dengan jelas melihat sudah ada banyak putri bangsawan yang sudah hadir.

Sebelum mereka sampai Lilian dapat mencium aroma bunga yang sangat harum, Lilian memejamkan matanya dan merasakan angin sepoi yang menerjang wajahnya. Benar yang dikatakan oleh Rosa jika tempat yang mereka tuju sangat indah, hampir semua isi taman di dominasi oleh tanaman bunga yang jenisnya berbeda-beda.

Ditengah-tengah taman terlihat aula yang sangat besar yang dikelilingi oleh kolam ikan, di sana juga terdapat jembatan kecil yang menghubungkan aula dengan jalan seberang hingga di bawah jembatan itu ditumbuhi oleh tanaman bunga teratai, dipinggir kolam bahkan ditumbuhi bunga-bunga yang menambah pesona tempat itu.

"Tempat ini benar-benar indah, aku pikir hanya ada di kartun animasi yang sering aku tonton waktu kecil ternyata tempatnya benar-benar ada dan sekarang aku melihatnya dengan mata kepala ku sendiri." Batin Lilian dalam hati.

"Nona kita sudah sampai." Ucap Rosa yang menyadarkan Lilian dari kekagumannya.

"Oh iya, terus apa yang harus aku lakukan?" Tanya Lilian bingung, pasalnya ia tak mengerti bagaimana dia harus berinteraksi dengan Putri bangsawan lainnya.

"Nona harus menyapa para Putri bangsawan, yang pertama yang harus Nona sapa adalah Tuan Putri Evilia" jelas Rosa.

Lilian menatap ke arah aula dan kembali menatap Rosa "Tuan Putri Evilia yang mana ?"

Rosa menghembuskan nafas berat merasa kasihan terhadap nasib Nona-nya yang begitu malang. "Nona setelah ini mungkin jadwal mu akan semakin banyak mengingat kau bahkan tak mengingat apapun, pertemuan selanjutnya saya akan mengajari dan mengenalkan Nona banyak hal dulu sebelum kita menghadirinya."

"Tak apa Rosa, aku adalah orang yang cepat paham kok jadi kau tak perlu khawatir tentang ku." Ucap Lilian

"Iya nona, yang memakai mahkota berbentuk bunga itu adalah Tuan Putri Evilia." Ucap Rosa sambil melirik ke arah Evilia.

Lilian mengangguk. "Jadi aku harus menyapanya terlebih dahulu sebelum aku menyapa yang lainnya kan?"

"Iya benar Nona." Ucap Rosa.

Sedangkan di aula pertemuan Evilia menatap ke arah Lilian, ia bingung kenapa Lilian hanya berdiri dan sesekali melirik ke aula, tiba-tiba seseorang datang dan menatap arah pandang Evilia "Dia mungkin sedang menanyakan kalau tuan Putri yang mana." Evilia menengok kesamping sambil mengerutkan kening bingung.

"Saya dengar kalau Nona Lilian kehilangan ingatannya karena suatu kecelakaan entah itu kecelakaan seperti apa." Jelas gadis itu.

"Jadi rumor itu benar?" Tanya Evilia kembali pada gadis itu.

Gadis tersebut hanya mengedikan bahunya tanda ia tak tau. "Kalau dilihat dari gelagatnya sekarang kayaknya rumor itu benar." Lanjut gadis itu lagi.

Tak berselang waktu lama Lilian datang bersama Rosa yang ada di belakangnya, ia menatap ke arah seorang gadis yang sangat anggun dan memiliki aura tegas, Lilian menundukkan badannya dan memberi hormat kepadanya. " Senang bisa bertemu dan menyapa mu Tuan Putri, terima kasih telah mengundang ku ke acara jamuan teh mu, semoga engkau panjang umur dan diberkahi oleh langit." Sapa Lilian sopan sambil tersenyum manis.

"Senang juga bisa bertemu dengan mu Nona Lilian," Ucap Evilia tersenyum canggung ke arah Lilian. "Ku dengar kau kehilangan ingatan mu apakah itu benar?"

Lilian menegakkan tubuhnya sambil tersenyum. "Seperti yang telah kau dengar yang mulia." Ucap Lilian.

Evilia semakin bingung melihat Lilian. "Kau tak perlu seformal itu padaku Nona Lilian, aku merasa sedikit aneh melihat mu, kau seperti bukan Lilian yang ku kenal."

Lilian membulatkan matanya, "Apakah dia tau kalau aku memang bukan Lilian." Ucap Lilian dalam hati lalu tersenyum canggung. "Memang Lilian yang kau kenal seperti apa yang mulia?"

Evilia tampak bingung mau menjawab pertanyaan Lilian, "Emmmm biasanya kau....." Sebelum Evilia melanjutkan ucapannya salah satu dari putri bangsawan menyela. "Tuan Putri apa bisa kita mulai acaranya? saya rasa semuanya sudah datang."

"Oh iya, sebaiknya memang kita mulai acaranya." Ucap Evilia sambil berjalan ke arah para putri bangsawan tengah berkumpul.

Lilian pun ikut berjalan mengikuti Evilia, saat tiba semua mata menatap ke arahnya entah apa yang mereka pikirkan saat melihat Lilian, mereka bahkan menunjukkan ekspresi yang berbeda saat melihatnya.

Lilian menundukkan badannya dan tersenyum hangat. "Senang bisa bertemu dengan semua Putri, semoga para Putri diberkahi oleh langit."

Semua Putri bangsawan juga menundukkan badannya. "Senang juga bertemu dengan mu, semoga Anda juga diberkahi oleh langit."

Acara pun dimulai dari pembahasan tentang kegiatan-kegiatan yang akan sering mereka adakan, bahkan saling membagi informasi yang mereka ketahui. Dimana-mana semua wanita sama jika bertemu mereka akan membahas dari hal yang terpenting sampai yang tidak penting pun mereka bahas.

Lilian merasa kagum dengan makanan-makanan yang disediakan, mulai dari teh yang baunya menenangkan sampai kue-kue yang disediakan membuatnya tidak fokus mendengar apa yang sekarang tengah mereka bahas.

Berbeda halnya dengan putri bangsawan lainnya yang sedari awal bersemangat membahas ini dan itu sekarang tengah fokus menatap ke arah Lilian, mereka bingung biasanya kalau ada pertemuan yang paling aktif berbicara itu ialah Lilian tetapi sekarang yang mereka lihat Lilian hanya fokus pada makanan yang di sediakan saja.

Salah seorang Putri pun memberanikan diri untuk bertanya. "Emmm Nona Lilian apa Anda baik-baik saja? Saya perhatikan sedari tadi Anda hanya diam dan menikmati kudapan mu."

Lilian mendengar namanya disebut menatap kearah orang tersebut. "Oh iya, aku hanya tidak tau apa yang harus aku bahas." Ucapnya sambil tersenyum canggung.

"Oh iya saya dengar Anda kehilangan ingatan mu apakah itu benar?" Tanya Putri itu lagi.

Semua orang masih menatap kearah Lilian mereka juga ingin tahu apakah rumor itu benar atau tidak.

Lilian menghembuskan napas berat, "Pertanyaan itu sangat sering saya dengar setelah kejadian itu dan jawabannya masih tetap sama." Lilian menjeda ucapannya dan tersenyum. "Iya saya kehilangan ingatan saya, saat terbangun saya tidak mengenal siapapun dan untungnya pada saat itu saya berada dikediaman saya sendiri jika tidak saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan saat saya tak mengingat apapun."

Semua membulatkan matanya, salah seorang Putri pun kembali bertanya. "Kecelakaan seperti apa yang Anda alami sehingga Anda tak mengingat apapun?" Semua orang mengangguk setuju dengan pertanyaan putri tadi mereka juga berpikiran sama.

Lilian menatap satu persatu Putri-Putri itu tampak ada rasa penasaran yang terpancar dari mata mereka masing-masing.

"Saya tidak tahu, tetapi Ayah saya bilang saya terjatuh dari ketinggian." Ucap Lilian sambil mengingat ekspresi Ayahnya.

Semua hanya mengangguk saja, Evilia yang sedari tadi diam dan hanya mendengar percakapan tadi membatin, "Apa mungkin gara-gara hilang ingatan juga dapat merubah karakter orang, biasanya dia berprilaku sombong dan hanya mementingkan diri sendiri tetapi yang aku lihat sekarang adalah Lilian yang sopan dan sangat menawan."

Tidak hanya Evilia yang berpikiran seperti itu bahkan semua yang hadir di sana menyadari perubahan dari sikap Lilian.

Seketika pikiran mereka membuyar saat salah satu putri berceletuk. "Ku dengar selain acara kita, Pangeran Mahkota dan pewaris keluarga lainnya juga mempunyai acara ya Tuan Putri?"

"Oh iya, mereka mengadakan latih tanding." ucap Evilia.

Semua putri yang berada di sana menjerit tertahan tak terkecuali Raina, ya sedari tadi ia hanya diam dan mendengarkan saja.

Nania gadis yang bertanya tadi pun tersenyum lebar kearah Lilian. "Apakah Kakak mu juga hadir?"

"Ya, kami kesini bersama." Ucap Lilian

Sorak bahagia terdengar dari gadis-gadis lain yang mengagumi Zheyan. Bukan rahasia lagi jikalau Zheyan memiliki banyak penggemar. banyak gadis-gadis yang menginginkannya, popularitasnya pun tak kalah dengan Pangeran Mahkota. Masuk didaftar salah satu laki-laki tampan tak membuat Zheyan besar kepala karena menurutnya yang harusnya patut dibanggakan itu ialah kemampuan bukan paras.

"Apa kita bisa sekedar melihat mereka latihan tuan putri ?" Raina memberi saran.

Semua mata mengarah ke Evilia, bisa ia lihat ada banyak tatapan memohon di sana. Ia beralih menatap kearah Lilian yang masih sibuk dengan kudapan-nya. "Apa kau juga ingin ke sana Nona Lilian?"

Lilian mendongakkan kepalanya dan menatap mereka bingung pasalnya semua mata menatap kearahnya dengan tatapan yang tak Lilian mengerti.

Nania yang sadar bahwa Lilian tak mengerti ucapan Evilia pun berkata. "Anda mau kan Nona Lilian melihat Pangeran Mahkota berlatih?"

Lilian mengerutkan dahi bingung. "Kenapa saya harus melihatnya berlatih?"

Semua mata terbelalak mendengar jawaban Lilian yang tak mereka duga pasalnya dulu Lilian akan selalu bereaksi berlebihan jika itu menyangkut pangeran mahkota.

"Emmm bukannya Anda selalu bersemangat jika bertemu Pangeran Mahkota?" Tanya Raina.

Lilian menatap ke arah Raina, "Saya?" Sambil menunjuk dirinya sendiri. "Kenapa saya harus bersemangat?"

Mereka terdiam bingung mau menjawab pertanyaan Lilian, seketika Nania pun berkata "Anda tak mau melihat Kakak mu yang sedang berlatih? Kakak mu sangat bagus memainkan pedang."

Lilian tampak sedikit berpikir. "Baiklah!"

Nania pun tersenyum lebar. "Ummm Nona Lilian bisakah lain kali Anda tidak bicara formal? Aku merasa aneh saja." Ucap Nania canggung.

"Maksudnya?" Ucap Lilian bingung.

"Begini maksudnya, kau biasa berbicara menggunakan aku-kamu dan sekarang kau sering menggunakan kata saya, kami merasa aneh, bisakah kau gunakan aku-kamu saja." Ucap Evilia menyela.

Lilian mengangguk. "Baiklah!"

Setelah semua setuju mereka berdiri dari duduknya masing-masing, Lilian menatap ke arah Rosa dan memberikan kode agar ia mengikutinya.

Perjalanan memerlukan waktu sedikit lama dikarena jarak dari aula dengan tempat latih tanding lumayan jauh mengingat istana sangat luas. Dalam perjalanan Lilian hanya fokus melihat keindahan istana, ia bahkan tak mendengar apa yang putri-putri itu bahas.

Nania mendekati Lilian. "Emmm Nona Lilian apa kau suka berada di istana?"

Lilian mengangguk. "Suka, disini ada banyak sekali bunga."

Nania tersenyum lebar. "Bisakah lain kali kau bermain ke kediaman ku? Ibuku sangat menyukai bunga sehingga taman yang ada dikediaman ku dipenuhi oleh banyak bunga."

Lilian tersenyum lebar. "Boleh."

"Kita akan membuat acara dan membahas sesuatu yang kita sukai." Ucap Nania senang.

Perjalanan Lilian tak lagi sepi di karenakan Nania menceritakan banyak hal sepanjang perjalanan mereka, Lilian hanya tersenyum, mengangguk dan sesekali tertawa. Evilia, Raina dan yang lain di buat bingung karena melihat sikap Lilian yang berbeda dari biasanya. Ia lebih banyak tersenyum dan tertawa padahal biasanya ia hanya menampilkan ekspresi jutek dan hanya tersenyum pada Evilia saja agar ia terlihat baik, lain halnya jika ia bertemu pangeran mahkota siapa saja yang mendekatinya akan di anggap musuh olehnya.

°°°

Mohon dukungan dan sarannya ya 😊

Terpopuler

Comments

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

perubahan yang baik membuat mereka terkejut

2022-03-04

0

tukang nyimak

tukang nyimak

ooh.. aah.. sampe ber oa ah ria aku nyimaknya, klo ada visual taman bunganya pasti lebih menyenangkan,, lebih adem diliatnya dan pasti lebih berkesan ☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺

2021-06-21

0

litz_be

litz_be

perubahan sikap lilian pastinya membuat orang-orang sekitar pasti terkejut

2021-06-05

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. kembali terlahir
3 2. Permen kapas
4 3.Bertemu
5 4.istana
6 5.Jamuan Teh
7 6. Istana 2
8 7. Busur
9 8. Bakat
10 9. Bertemu lagi
11 10. Bandit I
12 11. Bandit II
13 12. Khawatir
14 13. Kasih Sayang
15 14. Kakao
16 15. kerja sama
17 16. Kopi
18 17. Marah
19 18. Menggambar
20 19. Gadis bermuka dua
21 20. Bubuk coklat
22 21. Rencana
23 22. Keju dan Permen Kapas
24 23. Cemburu
25 24. Mentega dan Kopi
26 25. Mentega II
27 26. Membuat Kopi dan Coklat
28 27. Harga
29 28. Ruangan Pribadi
30 29. Perusak Ketenangan
31 30. Festival I
32 31. Festival II
33 32. Festival III
34 33. Keluarga Terkuat
35 34. Permintaan Pertama
36 35. Berlatih Menunggangi Kuda
37 36. Terluka
38 37. Teka-Teki
39 38. Sahabat
40 39. Ketahuan
41 40. Memilih Gaun
42 41. Lilian
43 42. Cantik
44 43. Dunia Novel ?
45 44. Orang Asing
46 45. Kepemilikan
47 46. Ayah dan Putra
48 47. Rencana
49 48. Latihan I
50 49. Latihan II
51 50. Permintaan Kedua
52 51. Perangkap
53 52. Teman
54 53. Perkara Ciuman
55 54. Jangan menangis
56 55. Lukisan
57 56. Lilian II
58 57. Rencana Kegiatan
59 58. Memulai
60 59. Pertemuan Kembali
61 60. Merasa Kesal
62 61. Harimau
63 62. Kondisi
64 63. Kucing ?
65 64. Hewan Mitos
66 65. Citto
67 66. Naga Kecil
68 67. Mahkota
69 68. Rencana Lagi
70 69. Kesabaran
71 70. Adik
72 71. Surat
73 72. Kabur
74 73. Preman Pasar
75 74. Surat 2
76 75. Langkah Awal
77 76. Rencana Perayaan
78 77. Menggoda
79 78. Gantungan Burung Poenix
80 79. Rahasia
81 80. Pengakuan
82 81. Buntelan Kain
83 82. Wilayah barat
84 83. Persiapan Acara
85 84. Perayaan Panen 1
86 85. Perayaan Panen II
87 86. Perayaan Panen III
88 87. Perjalanan I
89 88. Janji Masa Depan
90 89. Harapan
91 90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92 91 . Informasi
93 92. Tanaman Pembunuh
94 93. Keluarga Kecil
95 94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96 95. Bahasa Citto
97 96. Kerajaan Apollonia
98 97. Tempat Ritual
99 98. Pembahasan Rencana
100 99. Pertengkaran Kecil
101 100. Laporan
102 101. Perubahan Citto
103 102. Petunjuk Lain
104 103. Permintaan Maaf termanis
105 104. Perjalanan II
106 105. Penyerangan
107 106. Khawatir
108 107. Saran Seorang Ayah
109 108. Baikan
110 109. Pesta Dansa I
111 110. Pesta Dansa II
112 111. Perayaan Pesta III
113 112. Pancingan
114 113. Penyerangan dalam Istana
115 114. Pelaku Pertama
116 115. Pembunuhan Masal
117 116. Buku Catatan Lilian I
118 117. Buku Catatan Lilian II
119 118. Terungkap
120 119. Buku Catatan Lilian III
121 120. Merencanakan Sesuatu
122 121. Masuk Perangkap
123 122. Alben Benito
124 123. Kambing Hitam
125 124. Rencana Awal Berhasil
126 125. Membakar Gedung Belakang
127 126. Kebakaran
128 127. Bola Kristal
129 128. Kondisi Lilian
130 129. Cerita Lilian Masa Lalu
131 130. Rencana Malam Lentera
132 131. Kebakaran Gua
133 132. Dalang kebakaran
134 133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135 134. Malam Lentera
136 135. Malam Lentera 2
137 136. Perubahan Naga Citto
138 137. Pertarungan Dua Pangeran
139 138. Selir Gracia
140 139. Pangeran Igor
141 140. Pertarungan
142 141. Pengorbanan
143 142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144 143. Hukuman
145 144. Kondisi Lilian
146 145. Kepergian
147 Pemberitahuan
148 Pengumuman
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Prolog
2
1. kembali terlahir
3
2. Permen kapas
4
3.Bertemu
5
4.istana
6
5.Jamuan Teh
7
6. Istana 2
8
7. Busur
9
8. Bakat
10
9. Bertemu lagi
11
10. Bandit I
12
11. Bandit II
13
12. Khawatir
14
13. Kasih Sayang
15
14. Kakao
16
15. kerja sama
17
16. Kopi
18
17. Marah
19
18. Menggambar
20
19. Gadis bermuka dua
21
20. Bubuk coklat
22
21. Rencana
23
22. Keju dan Permen Kapas
24
23. Cemburu
25
24. Mentega dan Kopi
26
25. Mentega II
27
26. Membuat Kopi dan Coklat
28
27. Harga
29
28. Ruangan Pribadi
30
29. Perusak Ketenangan
31
30. Festival I
32
31. Festival II
33
32. Festival III
34
33. Keluarga Terkuat
35
34. Permintaan Pertama
36
35. Berlatih Menunggangi Kuda
37
36. Terluka
38
37. Teka-Teki
39
38. Sahabat
40
39. Ketahuan
41
40. Memilih Gaun
42
41. Lilian
43
42. Cantik
44
43. Dunia Novel ?
45
44. Orang Asing
46
45. Kepemilikan
47
46. Ayah dan Putra
48
47. Rencana
49
48. Latihan I
50
49. Latihan II
51
50. Permintaan Kedua
52
51. Perangkap
53
52. Teman
54
53. Perkara Ciuman
55
54. Jangan menangis
56
55. Lukisan
57
56. Lilian II
58
57. Rencana Kegiatan
59
58. Memulai
60
59. Pertemuan Kembali
61
60. Merasa Kesal
62
61. Harimau
63
62. Kondisi
64
63. Kucing ?
65
64. Hewan Mitos
66
65. Citto
67
66. Naga Kecil
68
67. Mahkota
69
68. Rencana Lagi
70
69. Kesabaran
71
70. Adik
72
71. Surat
73
72. Kabur
74
73. Preman Pasar
75
74. Surat 2
76
75. Langkah Awal
77
76. Rencana Perayaan
78
77. Menggoda
79
78. Gantungan Burung Poenix
80
79. Rahasia
81
80. Pengakuan
82
81. Buntelan Kain
83
82. Wilayah barat
84
83. Persiapan Acara
85
84. Perayaan Panen 1
86
85. Perayaan Panen II
87
86. Perayaan Panen III
88
87. Perjalanan I
89
88. Janji Masa Depan
90
89. Harapan
91
90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92
91 . Informasi
93
92. Tanaman Pembunuh
94
93. Keluarga Kecil
95
94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96
95. Bahasa Citto
97
96. Kerajaan Apollonia
98
97. Tempat Ritual
99
98. Pembahasan Rencana
100
99. Pertengkaran Kecil
101
100. Laporan
102
101. Perubahan Citto
103
102. Petunjuk Lain
104
103. Permintaan Maaf termanis
105
104. Perjalanan II
106
105. Penyerangan
107
106. Khawatir
108
107. Saran Seorang Ayah
109
108. Baikan
110
109. Pesta Dansa I
111
110. Pesta Dansa II
112
111. Perayaan Pesta III
113
112. Pancingan
114
113. Penyerangan dalam Istana
115
114. Pelaku Pertama
116
115. Pembunuhan Masal
117
116. Buku Catatan Lilian I
118
117. Buku Catatan Lilian II
119
118. Terungkap
120
119. Buku Catatan Lilian III
121
120. Merencanakan Sesuatu
122
121. Masuk Perangkap
123
122. Alben Benito
124
123. Kambing Hitam
125
124. Rencana Awal Berhasil
126
125. Membakar Gedung Belakang
127
126. Kebakaran
128
127. Bola Kristal
129
128. Kondisi Lilian
130
129. Cerita Lilian Masa Lalu
131
130. Rencana Malam Lentera
132
131. Kebakaran Gua
133
132. Dalang kebakaran
134
133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135
134. Malam Lentera
136
135. Malam Lentera 2
137
136. Perubahan Naga Citto
138
137. Pertarungan Dua Pangeran
139
138. Selir Gracia
140
139. Pangeran Igor
141
140. Pertarungan
142
141. Pengorbanan
143
142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144
143. Hukuman
145
144. Kondisi Lilian
146
145. Kepergian
147
Pemberitahuan
148
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!