Tak berselang waktu lama, Lilian dan Rosa dapat melihat tempat dimana pertemuan itu di adakan. Lilian dapat dengan jelas melihat sudah ada banyak putri bangsawan yang sudah hadir.
Sebelum mereka sampai Lilian dapat mencium aroma bunga yang sangat harum, Lilian memejamkan matanya dan merasakan angin sepoi yang menerjang wajahnya. Benar yang dikatakan oleh Rosa jika tempat yang mereka tuju sangat indah, hampir semua isi taman di dominasi oleh tanaman bunga yang jenisnya berbeda-beda.
Ditengah-tengah taman terlihat aula yang sangat besar yang dikelilingi oleh kolam ikan, di sana juga terdapat jembatan kecil yang menghubungkan aula dengan jalan seberang hingga di bawah jembatan itu ditumbuhi oleh tanaman bunga teratai, dipinggir kolam bahkan ditumbuhi bunga-bunga yang menambah pesona tempat itu.
"Tempat ini benar-benar indah, aku pikir hanya ada di kartun animasi yang sering aku tonton waktu kecil ternyata tempatnya benar-benar ada dan sekarang aku melihatnya dengan mata kepala ku sendiri." Batin Lilian dalam hati.
"Nona kita sudah sampai." Ucap Rosa yang menyadarkan Lilian dari kekagumannya.
"Oh iya, terus apa yang harus aku lakukan?" Tanya Lilian bingung, pasalnya ia tak mengerti bagaimana dia harus berinteraksi dengan Putri bangsawan lainnya.
"Nona harus menyapa para Putri bangsawan, yang pertama yang harus Nona sapa adalah Tuan Putri Evilia" jelas Rosa.
Lilian menatap ke arah aula dan kembali menatap Rosa "Tuan Putri Evilia yang mana ?"
Rosa menghembuskan nafas berat merasa kasihan terhadap nasib Nona-nya yang begitu malang. "Nona setelah ini mungkin jadwal mu akan semakin banyak mengingat kau bahkan tak mengingat apapun, pertemuan selanjutnya saya akan mengajari dan mengenalkan Nona banyak hal dulu sebelum kita menghadirinya."
"Tak apa Rosa, aku adalah orang yang cepat paham kok jadi kau tak perlu khawatir tentang ku." Ucap Lilian
"Iya nona, yang memakai mahkota berbentuk bunga itu adalah Tuan Putri Evilia." Ucap Rosa sambil melirik ke arah Evilia.
Lilian mengangguk. "Jadi aku harus menyapanya terlebih dahulu sebelum aku menyapa yang lainnya kan?"
"Iya benar Nona." Ucap Rosa.
Sedangkan di aula pertemuan Evilia menatap ke arah Lilian, ia bingung kenapa Lilian hanya berdiri dan sesekali melirik ke aula, tiba-tiba seseorang datang dan menatap arah pandang Evilia "Dia mungkin sedang menanyakan kalau tuan Putri yang mana." Evilia menengok kesamping sambil mengerutkan kening bingung.
"Saya dengar kalau Nona Lilian kehilangan ingatannya karena suatu kecelakaan entah itu kecelakaan seperti apa." Jelas gadis itu.
"Jadi rumor itu benar?" Tanya Evilia kembali pada gadis itu.
Gadis tersebut hanya mengedikan bahunya tanda ia tak tau. "Kalau dilihat dari gelagatnya sekarang kayaknya rumor itu benar." Lanjut gadis itu lagi.
Tak berselang waktu lama Lilian datang bersama Rosa yang ada di belakangnya, ia menatap ke arah seorang gadis yang sangat anggun dan memiliki aura tegas, Lilian menundukkan badannya dan memberi hormat kepadanya. " Senang bisa bertemu dan menyapa mu Tuan Putri, terima kasih telah mengundang ku ke acara jamuan teh mu, semoga engkau panjang umur dan diberkahi oleh langit." Sapa Lilian sopan sambil tersenyum manis.
"Senang juga bisa bertemu dengan mu Nona Lilian," Ucap Evilia tersenyum canggung ke arah Lilian. "Ku dengar kau kehilangan ingatan mu apakah itu benar?"
Lilian menegakkan tubuhnya sambil tersenyum. "Seperti yang telah kau dengar yang mulia." Ucap Lilian.
Evilia semakin bingung melihat Lilian. "Kau tak perlu seformal itu padaku Nona Lilian, aku merasa sedikit aneh melihat mu, kau seperti bukan Lilian yang ku kenal."
Lilian membulatkan matanya, "Apakah dia tau kalau aku memang bukan Lilian." Ucap Lilian dalam hati lalu tersenyum canggung. "Memang Lilian yang kau kenal seperti apa yang mulia?"
Evilia tampak bingung mau menjawab pertanyaan Lilian, "Emmmm biasanya kau....." Sebelum Evilia melanjutkan ucapannya salah satu dari putri bangsawan menyela. "Tuan Putri apa bisa kita mulai acaranya? saya rasa semuanya sudah datang."
"Oh iya, sebaiknya memang kita mulai acaranya." Ucap Evilia sambil berjalan ke arah para putri bangsawan tengah berkumpul.
Lilian pun ikut berjalan mengikuti Evilia, saat tiba semua mata menatap ke arahnya entah apa yang mereka pikirkan saat melihat Lilian, mereka bahkan menunjukkan ekspresi yang berbeda saat melihatnya.
Lilian menundukkan badannya dan tersenyum hangat. "Senang bisa bertemu dengan semua Putri, semoga para Putri diberkahi oleh langit."
Semua Putri bangsawan juga menundukkan badannya. "Senang juga bertemu dengan mu, semoga Anda juga diberkahi oleh langit."
Acara pun dimulai dari pembahasan tentang kegiatan-kegiatan yang akan sering mereka adakan, bahkan saling membagi informasi yang mereka ketahui. Dimana-mana semua wanita sama jika bertemu mereka akan membahas dari hal yang terpenting sampai yang tidak penting pun mereka bahas.
Lilian merasa kagum dengan makanan-makanan yang disediakan, mulai dari teh yang baunya menenangkan sampai kue-kue yang disediakan membuatnya tidak fokus mendengar apa yang sekarang tengah mereka bahas.
Berbeda halnya dengan putri bangsawan lainnya yang sedari awal bersemangat membahas ini dan itu sekarang tengah fokus menatap ke arah Lilian, mereka bingung biasanya kalau ada pertemuan yang paling aktif berbicara itu ialah Lilian tetapi sekarang yang mereka lihat Lilian hanya fokus pada makanan yang di sediakan saja.
Salah seorang Putri pun memberanikan diri untuk bertanya. "Emmm Nona Lilian apa Anda baik-baik saja? Saya perhatikan sedari tadi Anda hanya diam dan menikmati kudapan mu."
Lilian mendengar namanya disebut menatap kearah orang tersebut. "Oh iya, aku hanya tidak tau apa yang harus aku bahas." Ucapnya sambil tersenyum canggung.
"Oh iya saya dengar Anda kehilangan ingatan mu apakah itu benar?" Tanya Putri itu lagi.
Semua orang masih menatap kearah Lilian mereka juga ingin tahu apakah rumor itu benar atau tidak.
Lilian menghembuskan napas berat, "Pertanyaan itu sangat sering saya dengar setelah kejadian itu dan jawabannya masih tetap sama." Lilian menjeda ucapannya dan tersenyum. "Iya saya kehilangan ingatan saya, saat terbangun saya tidak mengenal siapapun dan untungnya pada saat itu saya berada dikediaman saya sendiri jika tidak saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan saat saya tak mengingat apapun."
Semua membulatkan matanya, salah seorang Putri pun kembali bertanya. "Kecelakaan seperti apa yang Anda alami sehingga Anda tak mengingat apapun?" Semua orang mengangguk setuju dengan pertanyaan putri tadi mereka juga berpikiran sama.
Lilian menatap satu persatu Putri-Putri itu tampak ada rasa penasaran yang terpancar dari mata mereka masing-masing.
"Saya tidak tahu, tetapi Ayah saya bilang saya terjatuh dari ketinggian." Ucap Lilian sambil mengingat ekspresi Ayahnya.
Semua hanya mengangguk saja, Evilia yang sedari tadi diam dan hanya mendengar percakapan tadi membatin, "Apa mungkin gara-gara hilang ingatan juga dapat merubah karakter orang, biasanya dia berprilaku sombong dan hanya mementingkan diri sendiri tetapi yang aku lihat sekarang adalah Lilian yang sopan dan sangat menawan."
Tidak hanya Evilia yang berpikiran seperti itu bahkan semua yang hadir di sana menyadari perubahan dari sikap Lilian.
Seketika pikiran mereka membuyar saat salah satu putri berceletuk. "Ku dengar selain acara kita, Pangeran Mahkota dan pewaris keluarga lainnya juga mempunyai acara ya Tuan Putri?"
"Oh iya, mereka mengadakan latih tanding." ucap Evilia.
Semua putri yang berada di sana menjerit tertahan tak terkecuali Raina, ya sedari tadi ia hanya diam dan mendengarkan saja.
Nania gadis yang bertanya tadi pun tersenyum lebar kearah Lilian. "Apakah Kakak mu juga hadir?"
"Ya, kami kesini bersama." Ucap Lilian
Sorak bahagia terdengar dari gadis-gadis lain yang mengagumi Zheyan. Bukan rahasia lagi jikalau Zheyan memiliki banyak penggemar. banyak gadis-gadis yang menginginkannya, popularitasnya pun tak kalah dengan Pangeran Mahkota. Masuk didaftar salah satu laki-laki tampan tak membuat Zheyan besar kepala karena menurutnya yang harusnya patut dibanggakan itu ialah kemampuan bukan paras.
"Apa kita bisa sekedar melihat mereka latihan tuan putri ?" Raina memberi saran.
Semua mata mengarah ke Evilia, bisa ia lihat ada banyak tatapan memohon di sana. Ia beralih menatap kearah Lilian yang masih sibuk dengan kudapan-nya. "Apa kau juga ingin ke sana Nona Lilian?"
Lilian mendongakkan kepalanya dan menatap mereka bingung pasalnya semua mata menatap kearahnya dengan tatapan yang tak Lilian mengerti.
Nania yang sadar bahwa Lilian tak mengerti ucapan Evilia pun berkata. "Anda mau kan Nona Lilian melihat Pangeran Mahkota berlatih?"
Lilian mengerutkan dahi bingung. "Kenapa saya harus melihatnya berlatih?"
Semua mata terbelalak mendengar jawaban Lilian yang tak mereka duga pasalnya dulu Lilian akan selalu bereaksi berlebihan jika itu menyangkut pangeran mahkota.
"Emmm bukannya Anda selalu bersemangat jika bertemu Pangeran Mahkota?" Tanya Raina.
Lilian menatap ke arah Raina, "Saya?" Sambil menunjuk dirinya sendiri. "Kenapa saya harus bersemangat?"
Mereka terdiam bingung mau menjawab pertanyaan Lilian, seketika Nania pun berkata "Anda tak mau melihat Kakak mu yang sedang berlatih? Kakak mu sangat bagus memainkan pedang."
Lilian tampak sedikit berpikir. "Baiklah!"
Nania pun tersenyum lebar. "Ummm Nona Lilian bisakah lain kali Anda tidak bicara formal? Aku merasa aneh saja." Ucap Nania canggung.
"Maksudnya?" Ucap Lilian bingung.
"Begini maksudnya, kau biasa berbicara menggunakan aku-kamu dan sekarang kau sering menggunakan kata saya, kami merasa aneh, bisakah kau gunakan aku-kamu saja." Ucap Evilia menyela.
Lilian mengangguk. "Baiklah!"
Setelah semua setuju mereka berdiri dari duduknya masing-masing, Lilian menatap ke arah Rosa dan memberikan kode agar ia mengikutinya.
Perjalanan memerlukan waktu sedikit lama dikarena jarak dari aula dengan tempat latih tanding lumayan jauh mengingat istana sangat luas. Dalam perjalanan Lilian hanya fokus melihat keindahan istana, ia bahkan tak mendengar apa yang putri-putri itu bahas.
Nania mendekati Lilian. "Emmm Nona Lilian apa kau suka berada di istana?"
Lilian mengangguk. "Suka, disini ada banyak sekali bunga."
Nania tersenyum lebar. "Bisakah lain kali kau bermain ke kediaman ku? Ibuku sangat menyukai bunga sehingga taman yang ada dikediaman ku dipenuhi oleh banyak bunga."
Lilian tersenyum lebar. "Boleh."
"Kita akan membuat acara dan membahas sesuatu yang kita sukai." Ucap Nania senang.
Perjalanan Lilian tak lagi sepi di karenakan Nania menceritakan banyak hal sepanjang perjalanan mereka, Lilian hanya tersenyum, mengangguk dan sesekali tertawa. Evilia, Raina dan yang lain di buat bingung karena melihat sikap Lilian yang berbeda dari biasanya. Ia lebih banyak tersenyum dan tertawa padahal biasanya ia hanya menampilkan ekspresi jutek dan hanya tersenyum pada Evilia saja agar ia terlihat baik, lain halnya jika ia bertemu pangeran mahkota siapa saja yang mendekatinya akan di anggap musuh olehnya.
°°°
Mohon dukungan dan sarannya ya 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
perubahan yang baik membuat mereka terkejut
2022-03-04
0
tukang nyimak
ooh.. aah.. sampe ber oa ah ria aku nyimaknya, klo ada visual taman bunganya pasti lebih menyenangkan,, lebih adem diliatnya dan pasti lebih berkesan ☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺
2021-06-21
0
litz_be
perubahan sikap lilian pastinya membuat orang-orang sekitar pasti terkejut
2021-06-05
1