16. Kopi

Lilian dan Rosa sekarang menormalkan detak jantung mereka. Lilian rasa jantungnya sebentar lagi akan copot saking kagetnya, untung ia tak punya penyakit jantung bisa-bisa ia mati untuk yang ke dua kalinya.

"Haruskah kau muncul seperti itu secara tiba-tiba?" Ucap Lilian kesal.

"Maksud mu?" Ucap orang itu.

"Seharusnya kau tidak muncul seperti itu, membuatku kaget saja, bagaimana kalau aku punya riwayat penyakit jantung, sangat tidak lucu sekali kalau ada berita putri bungsu dari Duke Marven meninggal karena kaget." Ucap Lilian kesal.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya orang itu.

"Seharusnya aku yang bertanya apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Lilian kesal.

Orang itu menghela napas pelan. "Ini perkebunan ku." Ucapnya.

"Ini juga perkebunan ku." Ucap Lilian malas.

"Terus?" Ucapnya.

"Terus apa?" Ucap Lilian bingung.

Orang itu kembali menghela napas. "Kau siapa nama mu?" Tunjuknya ke arah Rosa.

"Hormat yang mulia Pangeran, nama saya Rosa." Ucap Rosa sambil menundukkan badannya.

Orang yang tiba-tiba muncul dari semak-semak itu adalah Seint, saat ia sedang memeriksa sesuatu di perkebunanya, ia mendengar suara orang yang sedang mengobrol dan suara itu sangat ia kenali. Seint berjalan menuju sumber suara sambil mengibas-ngibaskan semak yang menghalangi jalannya menggunakan pedang.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" Tanya Seint pada Rosa.

"Ampun Yang Mulia, kami sedang mempersiapkan sesuatu untuk acara festival mendatang." Ucap Rosa yang masih menunduk sesekali melirik takut ke arah Lilian.

Lilian menatap kesal ke arah Seint, "Kenapa kau bertanya padanya?" Ucap Lilian masih Kesal.

"Karena percuma bertanya padamu." Ucap Seint datar.

Saat Lilian ingin membalas ucapan Sein, suara Zheyan terdengar memanggil namanya membuat Lilian tak jadi membalas ucapan Seint.

Zheyan berlari ke arah Lilian dan saat sampai dihadapan adiknya, ia memandang Lilian dari atas ke bawah. "Apa kau terluka ? Kenapa kau berteriak?" Ucap Zheyan khawatir.

"Karena dia." Tunjuk Lilian ke arah Seint.

Zheyan menatap ke arah tunjuk Lilian dan membungkuk hormat saat melihat Seint. Ia tadi tak memperhatikan sekitar karena khawatir mendengar suara teriakan Lilian yang sangat nyaring.

"Hormat saya yang mulia." Ucap Zheyan.

Seint menggangguk singkat kemudian dari arah belakang Seint, tiba-tiba Artem muncul. Artem sebelumnya juga mendengar suara teriakan yang sangat nyaring tanpa pikir panjang ia berlari menuju sumber suara.

Artem menatap satu persatu orang yang ada di hadapannya dan bertanya. "Apa yang kalian lakukan di sini?"

"Kami sedang mempersiapkan bahan untuk festival nanti Tuan." Ucap Zheyan.

"Tak perlu seformal itu, kau bisa memanggil ku Artem saja seperti Lilian dan saya akan memanggil Zheyan saja bagaimana?". Ucap Artem.

Zheyan mangangguk. "Baiklah."

Seint berdehem pelan melihat ke akraban Artem dan Zheyan lalu menatap tajam ke arah Artem. Artem yang di tatappun pura-pura tak menghiraukan Seint.

"Kalian sudah menentukan sesuatu yang akan kalian tunjukkan saat festival?" Ucap Artem.

"Ya kami sudah menentukannya." Ucap Zheyan.

"Apa?" Tanya Seint singkat.

"Kami akan mengolah buah dari pohon itu." Ucap Zheyan sambil menunjuk salah satu pohon kakao.

Seint mengangkat alisnya penasaran. "Caranya?" Tanya Seint.

"Untuk caranya saya belum tau, namun adik saya Lilian tau cara mengolahnya." Ucap Zheyan dan menatap ke arah Lilian.

Lilian mengangkat wajahnya angkuh saat Sein menatapnya penasaran.

"Katakan padaku." Ucap Seint.

"Kenapa kau ingin tau?" Ucap Lilian curiga.

"Karena aku tak yakin kau bisa mengolahnya." Ucap Seint datar.

"Heiiii, aku bisa mengolahnya tapi aku tak akan mengatakan caranya padamu, atau jangan-jangan kau juga mau mengolah buah ini mengingat perkebunan ini sebelumnya adalah anggota kerajaan tidak menutup kemungkinan pohon ini juga tumbuh di wilayah perkebunan mu." Ucap Lilian curiga.

"Pohon itu hanya tumbuh di perkebunan mu Lilian." Ucap Artem.

"Bagaimana aku harus percaya?" Ucap Lilian.

"Kau boleh memeriksanya sendiri." Ucap Seint.

Lilian tampak berpikir sejenak lalu setuju dengan ucapan Seint. "Baiklah."

Seint langsung melompat melewati dinding perbatasan dan mengangkat tubuh Lilian. Semua orang yang berada di sana kaget melihatnya termasuk Lilian sendiri.

"Apa yang kau lakukan? Turunkan aku." Ucap Lilian kesal sambil memukul dada bidang Seint.

Seint sendiri tak peduli dengan reaksi orang-orang, setelah ia kembali melompat melewati tembok perbatasan, Seint menurunkan Lilian.

"Astagaaaa jantungku kembali terasa mau copot lagi," Batin Lilian sambil memegang dadanya. "Apa tadi ? Dadanya begitu keras dan berisi....astaga Lilian sadarlah-sadar." Lilian kembali membatin sambil menggelengkan kepalanya.

"Kau tak apa-apa?" Ucap Zheyan yang sudah berada di sampingnya bersama Rosa.

"Aku tak apa-apa." Ucap Lilian.

Merekapun berjalan mengikuti Seint dan Artem dari belakang. Mereka menggunakan kereta yang sama seperti yang ada diperkebunan milik Duke Marven.

Sebagian perkebunan milik Seint di dominasi oleh pohon jeruk, apel, pir dan tanaman herbal. Setelah lama melihat perkebunan, mereka beristirahat di bawah pohon apel yang sangat rindang. Sepanjang perjalanan mereka memetik buah yang bisa mereka raih dan memakannya saat beristirahat.

"Sekarang kau percaya?" Tanya Seint.

Lilian menggeleng keras. "Aku belum lihat yang sebelah sana." Tunjuk Lilian ke arah timur.

"Disana hanya di tumbuhi tumbuhan rambat yang tak berguana." Ucap Artem.

"Aku tetap ingin memeriksanya." Ucap Lilian kekeh.

"Baiklah, ayo." Ucap Seint berdiri dari duduknya dan kembali menaiki kereta.

Tempat terakhir yang mereka kunjungi adalah bagian timur perkebunan milik Seint. Seperti yang dikatakan Artem di sana tak ada tanaman yang berguna, di sana hanya di tumbuhi oleh semak-semak berduri. Saat Lilian ingin berbalik dan kembali ke kerata matanya tak sengaja melihat sesuatu.

"Artem sini." Panggil Lilian keras.

Semua menatap kearah Lilian dan berjalan mendekat ke arahnya. Saat Artem sampai di hadapnnya Lilian menyuruhnya mengibaskan semak-semak yang menghalangi jalannya menggunakan pedang.

Saat semak-semak itu berhasil Artem bersihkan Lilian membuka mulutnya tak percaya saat melihat tamanan di depannya.

"Astagaaaa ini adalah tanaman kopi." Ucap Lilian girang.

"Kenapa kau tak memanennya ? Lihatlah tanaman-tanaman ini siap dipanen." Ucap Lilian senang.

"Kau tau tanaman apa ini?" Ucap Seint.

"Tentu saja aku tau, ini namanya tanaman kopi." Ucap Lilian.

"Kopi?" Ucap semua orang bingung.

"Iya ini namanya tanaman kopi, kau harus memanen buahnya dulu baru kau akan mengolahnya menjadi minuman, manfaatnya juga banyak misal....." Lilian menjeda ucapannya melihat ekspresi bingung dari semua orang.

"Kalian tidak tau tanaman ini?" Semua serentak menggeleng.

"Lanjutkan penjelasan mu." Ucap Seint.

"Tidak mau." Ucap Lilian.

"Kenapa?" Ucap Artem.

"Kalian tidak tau tanaman ini tapi aku mengerti cara mengolah serta tau manfaat tanaman ini." Ucap Lilian.

"Lalu?" Ucap Seint.

"Aku tidak akan memberikan informasi secara gratis, aku sudah menjelajahi perkebunan milik ku tapi aku tak melihat satupun tanaman kopi yang tumbuh di sana." Ucap Lilian.

"Berapa banyak jumlah yang kau inginkan?" Tanya Seint.

"Melihat begitu banyak tanaman ini tumbuh, aku tak ingin menyebut nominalnya tapi aku ingin kau berkerja sama denganku, kita akan membagi keuntungan sama besar." Ucap Lilian.

"Tak ku sangka putri bungsu Duke Marven pintar bernegosiasi." Ucap Seint datar.

"Tentu saja aku harus pintar, bagaimana apa kau setuju?" Ucap Lilian.

"Kalau aku tak ingin bagaimana?" Tanya Seint.

"Ya sudah kalau tidak mau, tumbuhan itu hanya akan menjadi bagian dari semak kalau kau tak mengerti pengolahannya." Ucap Lilian memanasi.

"Aku setuju dengan adik ku, di kerajaan ini tidak akan ada yang tau cara pengolahan tumbuhan itu, seperti pohon kakao yang tumbuh di perkebunan kami, jika adik ku tau pengolahannya bukankah kalian sama di untungkan ? Yang mulia mempunyai tanaman namun tidak tau bagaimana pengolahannya sedangkan adik ku tau bagaimana caranya mengolah tanaman itu." Jelas Zheyan.

"Lebih baik kita terima saja daripada tumbuhan itu hanya akan menjadi semak." Bisik Artem pada Seint.

"Oh ya tanaman itu akan sangat berguna untuk istana dan saat berperang." Ucap Lilian .

Seint menghela napas pelan lalu mengangguk. "Baiklah." Ucapnya.

Lilian tersenyum senang mendengarnya. "Baiklah pertama kita bahas dulu tentang keuntungannya, hasil dari tanaman kopi itu akan kita bagi dua, namun keuntungan yang sudah bersih. Maksudnya keuntungan bersihnya adalah hasil dari penjualan kopi nanti akan kita gunakan untuk membayar pekerja, lalu untuk perawatan tanaman, pengiriman barang dan hal lain yang kita butuhkan, sisa dari kebutuhan itu adalah pendapatan bersih yang harus kita bagi dua bagaimana?" Jelas Lilian.

"Baiklah." Ucap Seint.

Lalu Artem berjalan ke arah Lilian lalu memberikannya lencana dengan lambang pangeran mahkota sebagai tanda kerja sama mereka. Lilian menerimanya dengan senang hati.

"Lalu jelaskan." Ucap Seint.

Lilian mengangguk. "Ini namanya tanaman kopi, kita bisa mengolahnya menjadi minuman, sebelum mengolahnya kita harus memanen buah yang berwana merah dan melakukan beberapa proses, proses pertama kita harus menjemur buah kopi ini secara langsung dibawah sinar matahari selama beberapa hari, setelah kandungan airnya berkurang kita akan mengeluarkan biji kopi yang ada di tengah buah kopinya dengan cara memukulnya dengan keras, proses yang ke tiga kita akan menyaring biji yang bagus dan biji yang tidak bagus dengan cara merendam di dalam wadah, kita akan pisahkan biji kopi yang tenggelam dan mengapung di permukaan air lalu kita keringkan kembali, proses yang ke empat adalah sangrai dimana kita harus meyangrai biji kopi di atas wajan yang sangat panas sampai gosong, proses kelima tumbuk biji kopi yang sudah kita sangrai sampai halus lalu saring menggunakan kain agar memisahkan biji yang masih halus dan kasar setelah itu jadilah serbuk kopi dan siap kita olah." Jelas Lilian panjang.

"Lalu?" Ucap Seint.

"Kita tinggal mengolahnya, panaskan air setelah mendidih masukan serbuk kopi sebanyak satu sendok makan ke dalam gelas lalu tambahkan sedikit gula sesuai selera, kita juga bisa mencampurkan susu jika kita mau itu akan menambah cita rasa kopi bagi orang tak ingin kopi pahit, manfaat bagi kopi sangat banyak salah satunya dapat menghilangkan rasa ngantuk, sangat berguna bagi penjaga istana yang sedang berjaga di malam hari bahkan berguna saat di medan perang, serbuk kopi juga bisa di gunakan untuk masker kencantikan wajah." Jelas Lilian.

Semuanya hanya mengangguk mendengar penjelasan dari Lilian.

°°°

Jujur saja yang membuat Author malas UP itu adalah lamanya respon pembaca terhadap novel ini. Author sempat punya rencana mau pindahkan cerita ini kelapak sebelah namun ada beberapa pembaca yang selalu buat saya tetap bertahan. Makasih ya untuk pembaca yang selalu setia dukung Author. Mohon tetap dukung Author ya 😊

Terpopuler

Comments

Arhieva Jimshoneysruwen

Arhieva Jimshoneysruwen

baru Nemu novel ini thn 2023 🤭
bagus Thor novelnya

2023-02-03

0

Ririn Santi

Ririn Santi

dasar Liliana otak dagang, gak mau rugi haha ...

2022-06-17

0

*~W¥^ Al~*

*~W¥^ Al~*

ceritanya bagus kak
semangat...

2022-05-10

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. kembali terlahir
3 2. Permen kapas
4 3.Bertemu
5 4.istana
6 5.Jamuan Teh
7 6. Istana 2
8 7. Busur
9 8. Bakat
10 9. Bertemu lagi
11 10. Bandit I
12 11. Bandit II
13 12. Khawatir
14 13. Kasih Sayang
15 14. Kakao
16 15. kerja sama
17 16. Kopi
18 17. Marah
19 18. Menggambar
20 19. Gadis bermuka dua
21 20. Bubuk coklat
22 21. Rencana
23 22. Keju dan Permen Kapas
24 23. Cemburu
25 24. Mentega dan Kopi
26 25. Mentega II
27 26. Membuat Kopi dan Coklat
28 27. Harga
29 28. Ruangan Pribadi
30 29. Perusak Ketenangan
31 30. Festival I
32 31. Festival II
33 32. Festival III
34 33. Keluarga Terkuat
35 34. Permintaan Pertama
36 35. Berlatih Menunggangi Kuda
37 36. Terluka
38 37. Teka-Teki
39 38. Sahabat
40 39. Ketahuan
41 40. Memilih Gaun
42 41. Lilian
43 42. Cantik
44 43. Dunia Novel ?
45 44. Orang Asing
46 45. Kepemilikan
47 46. Ayah dan Putra
48 47. Rencana
49 48. Latihan I
50 49. Latihan II
51 50. Permintaan Kedua
52 51. Perangkap
53 52. Teman
54 53. Perkara Ciuman
55 54. Jangan menangis
56 55. Lukisan
57 56. Lilian II
58 57. Rencana Kegiatan
59 58. Memulai
60 59. Pertemuan Kembali
61 60. Merasa Kesal
62 61. Harimau
63 62. Kondisi
64 63. Kucing ?
65 64. Hewan Mitos
66 65. Citto
67 66. Naga Kecil
68 67. Mahkota
69 68. Rencana Lagi
70 69. Kesabaran
71 70. Adik
72 71. Surat
73 72. Kabur
74 73. Preman Pasar
75 74. Surat 2
76 75. Langkah Awal
77 76. Rencana Perayaan
78 77. Menggoda
79 78. Gantungan Burung Poenix
80 79. Rahasia
81 80. Pengakuan
82 81. Buntelan Kain
83 82. Wilayah barat
84 83. Persiapan Acara
85 84. Perayaan Panen 1
86 85. Perayaan Panen II
87 86. Perayaan Panen III
88 87. Perjalanan I
89 88. Janji Masa Depan
90 89. Harapan
91 90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92 91 . Informasi
93 92. Tanaman Pembunuh
94 93. Keluarga Kecil
95 94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96 95. Bahasa Citto
97 96. Kerajaan Apollonia
98 97. Tempat Ritual
99 98. Pembahasan Rencana
100 99. Pertengkaran Kecil
101 100. Laporan
102 101. Perubahan Citto
103 102. Petunjuk Lain
104 103. Permintaan Maaf termanis
105 104. Perjalanan II
106 105. Penyerangan
107 106. Khawatir
108 107. Saran Seorang Ayah
109 108. Baikan
110 109. Pesta Dansa I
111 110. Pesta Dansa II
112 111. Perayaan Pesta III
113 112. Pancingan
114 113. Penyerangan dalam Istana
115 114. Pelaku Pertama
116 115. Pembunuhan Masal
117 116. Buku Catatan Lilian I
118 117. Buku Catatan Lilian II
119 118. Terungkap
120 119. Buku Catatan Lilian III
121 120. Merencanakan Sesuatu
122 121. Masuk Perangkap
123 122. Alben Benito
124 123. Kambing Hitam
125 124. Rencana Awal Berhasil
126 125. Membakar Gedung Belakang
127 126. Kebakaran
128 127. Bola Kristal
129 128. Kondisi Lilian
130 129. Cerita Lilian Masa Lalu
131 130. Rencana Malam Lentera
132 131. Kebakaran Gua
133 132. Dalang kebakaran
134 133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135 134. Malam Lentera
136 135. Malam Lentera 2
137 136. Perubahan Naga Citto
138 137. Pertarungan Dua Pangeran
139 138. Selir Gracia
140 139. Pangeran Igor
141 140. Pertarungan
142 141. Pengorbanan
143 142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144 143. Hukuman
145 144. Kondisi Lilian
146 145. Kepergian
147 Pemberitahuan
148 Pengumuman
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Prolog
2
1. kembali terlahir
3
2. Permen kapas
4
3.Bertemu
5
4.istana
6
5.Jamuan Teh
7
6. Istana 2
8
7. Busur
9
8. Bakat
10
9. Bertemu lagi
11
10. Bandit I
12
11. Bandit II
13
12. Khawatir
14
13. Kasih Sayang
15
14. Kakao
16
15. kerja sama
17
16. Kopi
18
17. Marah
19
18. Menggambar
20
19. Gadis bermuka dua
21
20. Bubuk coklat
22
21. Rencana
23
22. Keju dan Permen Kapas
24
23. Cemburu
25
24. Mentega dan Kopi
26
25. Mentega II
27
26. Membuat Kopi dan Coklat
28
27. Harga
29
28. Ruangan Pribadi
30
29. Perusak Ketenangan
31
30. Festival I
32
31. Festival II
33
32. Festival III
34
33. Keluarga Terkuat
35
34. Permintaan Pertama
36
35. Berlatih Menunggangi Kuda
37
36. Terluka
38
37. Teka-Teki
39
38. Sahabat
40
39. Ketahuan
41
40. Memilih Gaun
42
41. Lilian
43
42. Cantik
44
43. Dunia Novel ?
45
44. Orang Asing
46
45. Kepemilikan
47
46. Ayah dan Putra
48
47. Rencana
49
48. Latihan I
50
49. Latihan II
51
50. Permintaan Kedua
52
51. Perangkap
53
52. Teman
54
53. Perkara Ciuman
55
54. Jangan menangis
56
55. Lukisan
57
56. Lilian II
58
57. Rencana Kegiatan
59
58. Memulai
60
59. Pertemuan Kembali
61
60. Merasa Kesal
62
61. Harimau
63
62. Kondisi
64
63. Kucing ?
65
64. Hewan Mitos
66
65. Citto
67
66. Naga Kecil
68
67. Mahkota
69
68. Rencana Lagi
70
69. Kesabaran
71
70. Adik
72
71. Surat
73
72. Kabur
74
73. Preman Pasar
75
74. Surat 2
76
75. Langkah Awal
77
76. Rencana Perayaan
78
77. Menggoda
79
78. Gantungan Burung Poenix
80
79. Rahasia
81
80. Pengakuan
82
81. Buntelan Kain
83
82. Wilayah barat
84
83. Persiapan Acara
85
84. Perayaan Panen 1
86
85. Perayaan Panen II
87
86. Perayaan Panen III
88
87. Perjalanan I
89
88. Janji Masa Depan
90
89. Harapan
91
90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92
91 . Informasi
93
92. Tanaman Pembunuh
94
93. Keluarga Kecil
95
94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96
95. Bahasa Citto
97
96. Kerajaan Apollonia
98
97. Tempat Ritual
99
98. Pembahasan Rencana
100
99. Pertengkaran Kecil
101
100. Laporan
102
101. Perubahan Citto
103
102. Petunjuk Lain
104
103. Permintaan Maaf termanis
105
104. Perjalanan II
106
105. Penyerangan
107
106. Khawatir
108
107. Saran Seorang Ayah
109
108. Baikan
110
109. Pesta Dansa I
111
110. Pesta Dansa II
112
111. Perayaan Pesta III
113
112. Pancingan
114
113. Penyerangan dalam Istana
115
114. Pelaku Pertama
116
115. Pembunuhan Masal
117
116. Buku Catatan Lilian I
118
117. Buku Catatan Lilian II
119
118. Terungkap
120
119. Buku Catatan Lilian III
121
120. Merencanakan Sesuatu
122
121. Masuk Perangkap
123
122. Alben Benito
124
123. Kambing Hitam
125
124. Rencana Awal Berhasil
126
125. Membakar Gedung Belakang
127
126. Kebakaran
128
127. Bola Kristal
129
128. Kondisi Lilian
130
129. Cerita Lilian Masa Lalu
131
130. Rencana Malam Lentera
132
131. Kebakaran Gua
133
132. Dalang kebakaran
134
133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135
134. Malam Lentera
136
135. Malam Lentera 2
137
136. Perubahan Naga Citto
138
137. Pertarungan Dua Pangeran
139
138. Selir Gracia
140
139. Pangeran Igor
141
140. Pertarungan
142
141. Pengorbanan
143
142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144
143. Hukuman
145
144. Kondisi Lilian
146
145. Kepergian
147
Pemberitahuan
148
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!