9. Bertemu lagi

Matahari sudah menampakkan sinarnya namun Lilian masih tertidur dengan lelap di dalam selimut tebalnya. Rosa yang memasuki kamarnya menghembuskan napas berat saat melihat Lilian masih setia dengan selimutnya.

"Nona ayo bangun ini sudah pagi, Tuan dan Nyonya akan marah jika tahu nona belum juga bangun." Ucap Rosa sambil menarik selimutnya.

"Rosa biarkan aku tidur sebentar saja aku masih ngantuk." Ucap Lilian serak.

"Cepatlah bangun Nona." Ucap Rosa sambil terus menarik selimut Lilian.

"Haisss Rosa biarkan aku tidur, kelas etika menyita waktu tidurku." Ucap Lilian.

Rosa menghembuskan nafas kasar saat Lilian tak mau bangun dari tidurnya, ia akhirnya pasrah dan memilih untuk menyiapkan makanan untuk Lilian.

Memang 2 minggu yang lalu Lilian mengikuti kelas etika. Ia belajar dari pagi sampai malam hingga waktu tidurnya pun ikut terkuras. Sepulang dari jamuan teh di istana Lilian berlari menuju kamarnya membuat orang-orang bingung. Sesampainya di dalam kamar ia mengobrak abrik kamarnya mencari buku catatan harian yang mungkin saja di tulis oleh Lilian dulu, namun buku yang ia cari tidak ada. Ia yang sedari tadi kelelahan pun membaringkan badannya di atas kasur dan tanpa sadar tertidur. Pagi harinya ia mulai mengikuti kelas etika dan kelas lainnya.

Sedangkan kabar tentang keahliannya dalam memanah pun sudah tersebar luas dan cepat kemana-mana membuat keluarga Duke Marven awalnya kewalahan menanganinya. Selama 2 minggu belajar etika membuat rumor itu semakin lama semakin tak terdengar lagi pasalnya Lilian tak terlihat karena sibuk mengejar kelas etikanya.

Lilian menggeliat dalam tidurnya dan perlahan membuka matanya, ia lalu menyikap selimutnya dan mendudukkan badannya. Ia mencari keberadaan Rosa namun yang di cari tak menunjukkan batang hidungnya. Ia lalu memutuskan untuk membersihkan diri dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi dan berpakaian lengkap Lilian menatap pantulannya di cermin, Ia tersenyum dan bergumam, "Cantik." Tiba-tiba Rosa masuk dan membawa nampan berisi makanan di tangannya.

"Nona silahkan makan dulu." Ucap Rosa.

"Apa kau sudah makan?" Tanya Lilian.

"Sudah Nona." Ucap Rosa.

Lilian menganggukkan kepalanya dan mulai menyantap makanannya dengan diam.

"Rosa aku ingin keluar jalan-jalan hari ini." Ucap Lilian setelah menyelesaikan makanannya.

Rosa terlihat ragu dengan ucapan Lilian. "Tapi Nona, bagaimana kalau tuan tak mengijinkan?"

"Aku sudah dua minggu terkurung disini Rosa, aku bisa mati kebosanan disini." Ucap Lilian kesal.

"Tapi bagaimana caranya kita bisa meyakinkan Tuan, Nyonya dan kakak mu Nona?" Ucap Rosa.

"Ya kau gunakan saja kebohongan yang sering kita gunakan waktu keluar kediaman." Ucap Lilian enteng.

Rosa menghembuskan napas kasar. "Baiklah." pasrahnya.

°°°

Setelah mendapat ijin dari ayah, ibu dan kakaknya yang memakan waktu yang sangat lama Lilian bisa bernafas lega karena bisa kembali menghirup udara segar.

Lilian menghirup dalam-dalam udara disekitarnya seolah-olah ia baru merasakan kebebasan setelah bertahun-tahun lamanya ia terkurung.

Mereka memilih pergi ke pasar untuk sekedar membeli kudapan, selama mengikuti kelas etika Lilian di suguhi kudapan khas yang biasa di jual di pasar dan siapa sangka Lilian bahkan sangat menyukainya.

Saat memilih kudapan yang akan ia beli, Lilian mencium bau yang selalu menjadi candu untuknya, "Permen kapas." gumamnya. Ia menengok ke kanan dan ke kiri mencari asal bau tersebut hingga ia berjalan mengikuti arah bau tersebut. Saat Lilian sibuk mencari asal bau tersebut, Lilian tidak sadar jika ia sudah berjalan jauh meninggalkan Rosa.

Sedari tadi ia tak bisa menemukan penjual yang menjual permen kapas akhirnya ia pun menyerah saat ia sudah merasa lelah, ia berbalik dan baru menyadari kalau Rosa tidak mengikutinya. Ia berjinjit dan menengok kanan dan kiri mencari Rosa namun karena suasana pasar yang ramai membuatnya tak bisa menemukan keberadaan Rosa.

Lilian bahkan merutuki dirinya sendiri karena terlalu fokus dengan arah bau tersebut hingga membuatnya tak menyadari arah mana yang ia ambil tadi saat berjalan. Lilian menghembuskan napas berat dan mencoba mencari keberadaan Rosa, namun sejak tadi Lilian tak bisa menemukan Rosa.

Lilian terus mencoba mencari Rosa hingga ia keluar dari pasar, karena merasa kelelahan ia kemudian duduk beristirahat di sebuah balok kayu yang berada di sebrang jalan. Tangannya mengipas-ngipas wajahnya karena kepanasan dan setelah berpikir lama ia memutuskan untuk pulang biarkan pengawalnya saja yang akan mencari Rosa pikirnya.

Setelah Lilian berjalan cukup jauh ia bingung jalan mana yang biasanya ia lalui dengan Rosa saat ke pasar, ia menengok ke kanan dan ke kiri berharap ada orang yang dapat ia tanyai namun jalan tersebut sangat sepi.

Dari jauh ia mendengar suara dentingan seperti besi, Lilian berjalan mengikuti suara tersebut. Makin lama suara dentingan itu semakin besar dan tidak cuman satu suara yang Lilian dengar ada beberapa suara dentingan. Hingga Lilian sampai pada sumber suara tersebut, ia membulatkan matanya sempurna, ia merasa kakinya tak bisa ia gerakan, jantungnya berdetak dengan cepat dan tenggorokannya tercekat.

Didepan sana Lilian melihat beberapa orang yang sudah terkapar di atas tanah dengan bergelumuran banyak darah. Suara dentingan tadi di hasilkan dari pedang yang digunakan beberapa orang yang sekarang saling menyerang.

Terlihat beberapa orang yang memiliki baju sedikit kumuh mengerubungi dua orang, meski mereka hanya berdua namun mereka sangat mendominasi pertarungan tersebut. Lilian yang menyaksikan pertarungan bukannya berlari menjauh ia malah tak bergerak sedikit pun dari posisinya.

Salah satu dari mereka bahkan sekarang mendekati Lilian dan mengayunkan pedang ke arah Lilian namun sebelum pedang itu menyentuh kulitnya sebuah tangan menariknya menghindari pedang tersebut.

Lilian bahkan belum bisa merespon apapun saking terkejutnya, ia hanya merasakan tubuhnya ditarik searah dengan pergerakan orang yang menyelamatkannya. Hingga tiba-tiba tangannya di tarik cukup kuat berlari menjauhi tempat tersebut.

Setelah berlari cukup jauh Lilian menghempaskan tangannya dari genggaman orang yang sedari tadi menariknya. Lilian menghirup udara sebanyak yang ia bisa, dengan nafas yang masih ngos-ngosan ia menatap orang yang telah menariknya.

"Apa kau akan membuat ku mati karena kehabisan nafas?" Ucap Lilian kesal.

Orang tersebut nampak berpikir kemudian mengangguk. "Bagus juga, dari pada mati karena terpotong."

Lilian menganga tak percaya dengan jawaban orang tersebut. "KAU......" ucap Lilian terpotong karena orang tersebut menyela.

"Harusnya kau bersyukur." Ucapnya gantung.

Lilian mengernyit bingung "Bersyukur kenapa ? Bersyukur karena aku tidak mati terpotong melainkan mati kehabisan nafas?" Ucap Lilian tambah kesal.

"Bersyukur karena sudah ku tolong." Jawabnya cuek.

"Apa aku minta kau tolong?" Ucap Lilian meninggikan suaranya.

Orang tersebut mengangkat sebelah alisnya dan menarik tangan Lilian kembali.

"Kau mau bawa aku kemana?" Tanya Lilian.

"Kembali ke tempat tadi." Ucapnya datar.

Lilian benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran orang tersebut lalu menarik paksa tangannya lagi.

"Apa kau sudah gila?" Tanya Lilian yang sudah benar-benar kesal.

Orang itu menghembuskan nafas berat lalu menatap tepat ke arah Lilian. "Kau sendiri yang bilang jika tak meminta tolong jadi akan aku kembalikan kau ke tempat tadi."

"Enak saja, kau pikir aku tak capek berlari sejauh ini ? Sekarang kau malah mau mengantar ku kembali ke mereka." Tanya Lilian.

Orang tersebut menatap Lilian malas lalu ia menunjuk ke arah Lilian. "Kau......pergilah."

Lilian membulatkan mata. "Enak saja...kau yang telah membawa ku kesini jadi kau juga yang harus...." Ucapnya terhenti saat orang tersebut kembali menyela.

"Mengembalikan mu ke tempat tadi?" Ucap orang tersebut.

"E...e..engak k...kau ha...harus mengantar ku pulang." Ucap Lilian terbata.

"Kenapa aku harus mengantar mu pulang?" Ucapnya.

Lilian menghembuskan nafas pasrah lalu berucap. "Aku tak tau kemana arah pulang."

Orang tersebut tersenyum sinis, "Kau bahkan berani berjalan sendiri tanpa pelayan ataupun pengawal saat kau tak tau jalan pulang."

Lilian menatap orang tersebut dengan wajah cemberut, "Aku tadi sedang mencari sesuatu di pasar, saking fokusnya mencari aku tak tau kalau Rosa ternyata tak mengikuti ku, saat tersadar aku sudah kehilangan keberadaan Rosa hingga aku memutuskan untuk mencarinya namun setelah lama mencari bukannya menemukannya aku malah berjalan keluar pasar hingga aku memutuskan pulang duluan dan saat di jalan aku malah tersesat, hingga akhirnya aku mendengar suara dentingan besi." Ucapnya panjang lebar.

"Dan kau malah mengikuti arah suaranya?" Ucap orang tersebut.

Lilian mengangguk, "Saat aku sampai ternyata yang ku lihat hanya ada darah di mana-mana."

"Dan kau hanya diam dan menonton bukannya berlari." Ucapnya sinis.

"Aku bukannya menonton....aku kaget melihat darah di mana-mana saking kagetnya aku bahkan tak bisa menggerakkan kaki ku untuk berlari menjauh." Ucap Lilian kesal.

"Aku bahkan tak sadar kapan aku mendapatkan luka ini." Ucap Lilian lagi sambil melihat lengannya yang sekarang mengeluarkan darah.

Mata orang tersebut membulat sempurna dan menarik tubuh Lilian menghadap ke arahnya, ia mencoba menahan amarahnya dan menatap tajam ke arah Lilian, "Apa kau sangat bodoh hingga tangan mu tergores saja kau tak merasakannya?" Ucapnya dengan suara meninggi.

Lilian meneguk ludahnya sendiri, takut menatap mata orang tersebut. Saat ia mau menjawab tiba-tiba seseorang datang.

"Pangeran Sein apa kau tak apa-apa?" Ucap Artem yang baru saja datang.

"Aku tidak apa-apa, apa kau membawa saleb luka luar?" Tanya Seint.

"Ya aku membawanya, apa kau terluka?" Tanyanya lagi dengan wajah khawatir.

"Tidak bukan aku tapi dia." Tunjuk Seint ke arah Lilian.

Artem melihat ke arah tunjuk Seint dan kembali menatap ke arah Seint sambil menyodorkan saleb.

Seint mengambil saleb yang diberikan oleh Artem dan menarik tangan Lilian. Setelah mendudukkan Lilian di sebuah batu, Sein mengoles saleb ke lengan Lilian dengan hati-hati. Sesekali Lilian meringis karena merasakan panas di kulit putihnya.

Hening Pun tercipta cukup lama membuat suasana terasa canggung, Lilian yang tak bisa ada di suasana tersebutpun mencoba mencairkan suasana dengan memberikan beberapa pertanyaan.

"Emm... Ngomong-ngomong apa yang kalian lakukan tadi?" Lilian menatap Seint penasaran.

"Kau sudah melihatnya." Jawab Seint yang masih sibuk mengoles saleb ke lengan Lilian.

Lilian menatap Seint sinis, "Maksud ku kenapa kalian berkelahi ? Apa kalian memperebutkan sesuatu ? Terus orang yang terkapar di tanah tadi apakah mereka sudah mati ? Atau mereka hanya tak sadarkan diri ? Atau....." Sebelum ia meneruskan ucapannya, Seint menatapnya tajam.

"Cerewet," Seint berdiri dan menatap Lilian, "ayo," ucapnya.

Lilian menatap Seint bingung " kemana.?"

Seint menghembuskan napas "pulang."

Lilian berdiri dan menatap Seint kesal, "Kau bisa tidak kalau ngomong jangan singkat ? Orang yang tak mengerti ucapan mu serasa orang bodoh."

Seint tersenyum sinis ke arah Lilian, "Memang kau bodoh."

"KAU......." Sebelum Lilian mengucapkan sumpah serapahnya, Artem menyela.

"Nona sebaiknya kita pulang" ucap Artem.

Lilian menatap Seint dan Artem kesal dan berjalan menghentakkan kakinya meninggalkan mereka, setelah beberapa langkah berjalan ia terdiam dan berbalik.

"Arahnya kemana?" Ucap Lilian dengan wajah angkuh yang di buat-buat.

Artem tak bisa untuk tidak tersenyum melihat kelakuan aneh Lilian sedangkan Seint sendiri dengan ahlinya menyembunyikan senyumnya dengan wajah datar khas miliknya.

"Bodoh." ucap Seint setelah berjalan melewati tubuh Lilian.

Lilian hanya bisa menghela napas pelan tanpa mau menimpali ucapan Seint, ia berjalan mengikuti Seint dengan Artem yang berjalan dibelakangnya.

.°°°°

Semoga pembaca suka, jangan lupa kritik dan sarannya ya 😊

Terpopuler

Comments

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

lumayan menegangkan dan lucu

2022-03-04

0

tukang nyimak

tukang nyimak

mengkritik?? enggak ah.. takut diomelin😁😁😁😁😁😁

2021-06-21

0

Allisya Hurairah

Allisya Hurairah

suka sangat

2021-05-10

5

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. kembali terlahir
3 2. Permen kapas
4 3.Bertemu
5 4.istana
6 5.Jamuan Teh
7 6. Istana 2
8 7. Busur
9 8. Bakat
10 9. Bertemu lagi
11 10. Bandit I
12 11. Bandit II
13 12. Khawatir
14 13. Kasih Sayang
15 14. Kakao
16 15. kerja sama
17 16. Kopi
18 17. Marah
19 18. Menggambar
20 19. Gadis bermuka dua
21 20. Bubuk coklat
22 21. Rencana
23 22. Keju dan Permen Kapas
24 23. Cemburu
25 24. Mentega dan Kopi
26 25. Mentega II
27 26. Membuat Kopi dan Coklat
28 27. Harga
29 28. Ruangan Pribadi
30 29. Perusak Ketenangan
31 30. Festival I
32 31. Festival II
33 32. Festival III
34 33. Keluarga Terkuat
35 34. Permintaan Pertama
36 35. Berlatih Menunggangi Kuda
37 36. Terluka
38 37. Teka-Teki
39 38. Sahabat
40 39. Ketahuan
41 40. Memilih Gaun
42 41. Lilian
43 42. Cantik
44 43. Dunia Novel ?
45 44. Orang Asing
46 45. Kepemilikan
47 46. Ayah dan Putra
48 47. Rencana
49 48. Latihan I
50 49. Latihan II
51 50. Permintaan Kedua
52 51. Perangkap
53 52. Teman
54 53. Perkara Ciuman
55 54. Jangan menangis
56 55. Lukisan
57 56. Lilian II
58 57. Rencana Kegiatan
59 58. Memulai
60 59. Pertemuan Kembali
61 60. Merasa Kesal
62 61. Harimau
63 62. Kondisi
64 63. Kucing ?
65 64. Hewan Mitos
66 65. Citto
67 66. Naga Kecil
68 67. Mahkota
69 68. Rencana Lagi
70 69. Kesabaran
71 70. Adik
72 71. Surat
73 72. Kabur
74 73. Preman Pasar
75 74. Surat 2
76 75. Langkah Awal
77 76. Rencana Perayaan
78 77. Menggoda
79 78. Gantungan Burung Poenix
80 79. Rahasia
81 80. Pengakuan
82 81. Buntelan Kain
83 82. Wilayah barat
84 83. Persiapan Acara
85 84. Perayaan Panen 1
86 85. Perayaan Panen II
87 86. Perayaan Panen III
88 87. Perjalanan I
89 88. Janji Masa Depan
90 89. Harapan
91 90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92 91 . Informasi
93 92. Tanaman Pembunuh
94 93. Keluarga Kecil
95 94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96 95. Bahasa Citto
97 96. Kerajaan Apollonia
98 97. Tempat Ritual
99 98. Pembahasan Rencana
100 99. Pertengkaran Kecil
101 100. Laporan
102 101. Perubahan Citto
103 102. Petunjuk Lain
104 103. Permintaan Maaf termanis
105 104. Perjalanan II
106 105. Penyerangan
107 106. Khawatir
108 107. Saran Seorang Ayah
109 108. Baikan
110 109. Pesta Dansa I
111 110. Pesta Dansa II
112 111. Perayaan Pesta III
113 112. Pancingan
114 113. Penyerangan dalam Istana
115 114. Pelaku Pertama
116 115. Pembunuhan Masal
117 116. Buku Catatan Lilian I
118 117. Buku Catatan Lilian II
119 118. Terungkap
120 119. Buku Catatan Lilian III
121 120. Merencanakan Sesuatu
122 121. Masuk Perangkap
123 122. Alben Benito
124 123. Kambing Hitam
125 124. Rencana Awal Berhasil
126 125. Membakar Gedung Belakang
127 126. Kebakaran
128 127. Bola Kristal
129 128. Kondisi Lilian
130 129. Cerita Lilian Masa Lalu
131 130. Rencana Malam Lentera
132 131. Kebakaran Gua
133 132. Dalang kebakaran
134 133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135 134. Malam Lentera
136 135. Malam Lentera 2
137 136. Perubahan Naga Citto
138 137. Pertarungan Dua Pangeran
139 138. Selir Gracia
140 139. Pangeran Igor
141 140. Pertarungan
142 141. Pengorbanan
143 142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144 143. Hukuman
145 144. Kondisi Lilian
146 145. Kepergian
147 Pemberitahuan
148 Pengumuman
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Prolog
2
1. kembali terlahir
3
2. Permen kapas
4
3.Bertemu
5
4.istana
6
5.Jamuan Teh
7
6. Istana 2
8
7. Busur
9
8. Bakat
10
9. Bertemu lagi
11
10. Bandit I
12
11. Bandit II
13
12. Khawatir
14
13. Kasih Sayang
15
14. Kakao
16
15. kerja sama
17
16. Kopi
18
17. Marah
19
18. Menggambar
20
19. Gadis bermuka dua
21
20. Bubuk coklat
22
21. Rencana
23
22. Keju dan Permen Kapas
24
23. Cemburu
25
24. Mentega dan Kopi
26
25. Mentega II
27
26. Membuat Kopi dan Coklat
28
27. Harga
29
28. Ruangan Pribadi
30
29. Perusak Ketenangan
31
30. Festival I
32
31. Festival II
33
32. Festival III
34
33. Keluarga Terkuat
35
34. Permintaan Pertama
36
35. Berlatih Menunggangi Kuda
37
36. Terluka
38
37. Teka-Teki
39
38. Sahabat
40
39. Ketahuan
41
40. Memilih Gaun
42
41. Lilian
43
42. Cantik
44
43. Dunia Novel ?
45
44. Orang Asing
46
45. Kepemilikan
47
46. Ayah dan Putra
48
47. Rencana
49
48. Latihan I
50
49. Latihan II
51
50. Permintaan Kedua
52
51. Perangkap
53
52. Teman
54
53. Perkara Ciuman
55
54. Jangan menangis
56
55. Lukisan
57
56. Lilian II
58
57. Rencana Kegiatan
59
58. Memulai
60
59. Pertemuan Kembali
61
60. Merasa Kesal
62
61. Harimau
63
62. Kondisi
64
63. Kucing ?
65
64. Hewan Mitos
66
65. Citto
67
66. Naga Kecil
68
67. Mahkota
69
68. Rencana Lagi
70
69. Kesabaran
71
70. Adik
72
71. Surat
73
72. Kabur
74
73. Preman Pasar
75
74. Surat 2
76
75. Langkah Awal
77
76. Rencana Perayaan
78
77. Menggoda
79
78. Gantungan Burung Poenix
80
79. Rahasia
81
80. Pengakuan
82
81. Buntelan Kain
83
82. Wilayah barat
84
83. Persiapan Acara
85
84. Perayaan Panen 1
86
85. Perayaan Panen II
87
86. Perayaan Panen III
88
87. Perjalanan I
89
88. Janji Masa Depan
90
89. Harapan
91
90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92
91 . Informasi
93
92. Tanaman Pembunuh
94
93. Keluarga Kecil
95
94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96
95. Bahasa Citto
97
96. Kerajaan Apollonia
98
97. Tempat Ritual
99
98. Pembahasan Rencana
100
99. Pertengkaran Kecil
101
100. Laporan
102
101. Perubahan Citto
103
102. Petunjuk Lain
104
103. Permintaan Maaf termanis
105
104. Perjalanan II
106
105. Penyerangan
107
106. Khawatir
108
107. Saran Seorang Ayah
109
108. Baikan
110
109. Pesta Dansa I
111
110. Pesta Dansa II
112
111. Perayaan Pesta III
113
112. Pancingan
114
113. Penyerangan dalam Istana
115
114. Pelaku Pertama
116
115. Pembunuhan Masal
117
116. Buku Catatan Lilian I
118
117. Buku Catatan Lilian II
119
118. Terungkap
120
119. Buku Catatan Lilian III
121
120. Merencanakan Sesuatu
122
121. Masuk Perangkap
123
122. Alben Benito
124
123. Kambing Hitam
125
124. Rencana Awal Berhasil
126
125. Membakar Gedung Belakang
127
126. Kebakaran
128
127. Bola Kristal
129
128. Kondisi Lilian
130
129. Cerita Lilian Masa Lalu
131
130. Rencana Malam Lentera
132
131. Kebakaran Gua
133
132. Dalang kebakaran
134
133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135
134. Malam Lentera
136
135. Malam Lentera 2
137
136. Perubahan Naga Citto
138
137. Pertarungan Dua Pangeran
139
138. Selir Gracia
140
139. Pangeran Igor
141
140. Pertarungan
142
141. Pengorbanan
143
142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144
143. Hukuman
145
144. Kondisi Lilian
146
145. Kepergian
147
Pemberitahuan
148
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!