15. kerja sama

Lilian sedari tadi hanya diam mencari jawaban yang tepat untuk membalas pertanyaan Zheyan.

"Lilian." Panggil Zheyan yang sedari tadi melihat Lilian diam.

"Haisssss tidak penting aku tau dari mana. sekarang yang harus kita lakukan adalah mengumpulkan buah-buah itu agar secepatnya bisa kita proses, aku akan membuat minuman dan kue dari buah pohon itu untuk festival tahunan." Ucap Lilian senang.

"Apa kau yakin bisa membuatnya dengan menggunakan buah pohon itu?" Tanya Asgar.

"Sangaaaaat yakin." Ucap Lilian.

"Terus bagaimana dengan rencana penanaman tanaman herbal?" Ucap Paman Wilson.

"Paman cari saja tempat lain, mulai sekarang tidak ada yang boleh mencoba menebang pohon ini, wilayah ini sudah aku tandai menjadi daerah milik ku." Ucap Lilian santai.

"Tapi bagaimana saya menjelaskannya pada tuan Duke Marven, Nona?" Ucap Paman Wilson.

"Paman tenang saja, biarkan saya yang menjelaskannya pada Ayah." Ucap Zheyan.

Lilian tersenyum senang mendengar ucapan Zheyan. "Oh ya paman kira-kira pohon ini ada berapa banyak?"

"Pohon itu tumbuh sekitar dua hektar Nona"

Lilian membulatkan mata sempurna. "Astaga...Kakak kita kaya."

Zheyan memijit kening bingung dengan kelakuan sang adik yang semakin hari semakin aneh saja.

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang dengan buah itu?" Tanya Asgar.

"Sebelum kita proses buah-buah itu, kita harus tau kapan festival itu akan di adakan secara resmi." Ucap Lilian.

"Festival itu akan di adakan sebulan dari sekarang, yang mulia Raja dan Ratu memberikan para bangsawan waktu untuk mempersiapkan sesuatu yang akan di lomba kan." Jelas Asgar.

"Terus bagaimana cara penilaiannya?" Ucap Lilian.

"Cara penilaiannya di lihat dari seberapa banyak penduduk yang suka punya kita, festival ini di adakan secara terbuka dan biasanya melibatkan banyak penduduk, baik itu penduduk dalam kota maupun penduduk luar yang sengaja datang meramaikan festival." Jelas Asgar.

Lilian mengangguk pelan, "Sebelumnya keluar Duke dan Baron mempersiapkan apa untuk di lombakan?" Ucap Lilian sambil menatap Zheyan dan Asgar bergantian.

"Sebelumnya keluarga Duke mengolah hasil perkebunan teh dan keluarga Baron membuat kerajinan tangan dari kayu." Ucap Zheyan.

Lilian kembali mengangguk. "Terus biasanya keluarga mana yang posisinya paling kuat dalam festival ini?" Tanya Lilian.

"Keluarga Marquis Gaustark dan keluarga Viscount Wilson Pavel, mereka berkerja sama karena memiliki bisnis yang searah, keluarga Marquis adalah penghasil kain terbaik dan keluarga Viscount ahli dalam strategis perdagangan." Ucap Asgar.

"Kalau begitu lombanya bisa menggabungkan dua keluarga dalam satu team?" Tanya Lilian lagi.

"Ya." Ucap Zheyan dan Asgar bersamaan.

Lilian tersenyum senang dan menatap kedua kakak nya. "Kalau begitu keluarga dari Duke Marven dan Baron Avalon harus berkerja sama."

Zheyan dan Asgar saling bertatapan bingung. Melihat ke dua kakaknya belum bisa melihat gambaran umum dari rencananya Lilian kembali mencoba menjelaskan.

"Untuk tahun ini keluarga dari Duke Marven akan mengolah pohon kakao menjadi coklat yang akan kita gunakan sebagai bahan utama pembuatan kue dan minuman, nahh aku membutuhkan meja, kursi dan berbagai pajangan lainnya sebagai hiasan kedai, dengan adanya keluarga Baron sebagai penghasil kayu maka akan lebih mudah membuat meja, kursi dan yang lainnya." Jelas Lilian.

Zheyan dan Asgar mengangguk singkat, mulai mengerti arah dari rencana Lilian.

"Nanti kita akan membagi tugas, Kak Zheyan akan mengontrol proses pengelupasan biji kakao menjadi coklat, Kak Asgar akan mengontrol semua hiasan yang akan kita gunakan dalam kedai sedangkan aku akan mempersiapkan bahan-bahan lain yang akan kita gunakan dalam pembuatan kue dan minumannya." Jelas Lilian.

"Tapi Kakak tidak tau cara pengelupasan biji buah pohon itu." Ucap Zheyan.

"Kakak tenang saja nanti aku akan jelaskan kepadamu secara rinci biar nanti tidak akan ada kesalahan dalam prosesnya." Ucap Lilian.

"Baiklah." Ucap Zheyan.

"Baiklah kalau kalian sudah mengerti sebaiknya kita mulai mengumpulkan buah kakao saja." Ucap Lilian.

"Ayo." Ucap Zheyan dan Asgar barengan.

Lilian bersama Zheyan dan Asgar mulai menggerakkan para pekerja mempersiapkan keranjang untuk memanen buah kakao.

Setelah memeriksa kondisi buah kakao ternyata ada banyak buah kakao yang berjatuhan dari pohon dan sudah sangat kering.

"Semuanya perhatikan buah kakao yang sudah jatuh dari pohonnya dan sudah mengering, nahhh karena buah-buah itu jatuh sendiri dari pohon dan sudah mengalami proses pengeringan secara alami maka pisahkan buah yang kualitasnya baik dengan yang membusuk, sedangkan untuk buah yang masih belum di petik dari pohonnya, petik buah yang warnanya merah kecoklatan lalu masukan ke keranjang, buah itu nanti akan kita jemur sampai kadar air dalam buahnya berkurang." Jelas Lilian.

Semua pekerja melakukan seperti yang Lilian perintahkan, tak berapa lama puluhan keranjang pun terkumpul.

"Kakak sepertinya buah-buah ini cukup untuk festival, namun masih banyak lagi buah yang harus secepatnya kita panen agar tidak membusuk, sebaiknya kirimkan laporan ke Ayah agar menambah pekerja untuk mengurus pohon-pohon ini." Ucap Lilian.

"Baiklah, Kakak akan secepatnya mengirimkan laporan pada Ayah." Ucap Zheyan.

Lilian mengangguk. "Kakak sebaiknya kita akan memproses buah-buah ini di rumah saja, biar kita lebih mudah memantaunya."

"Kakak akan memerintahkan Paman Wilson untuk mempersiapkan kereta secepatnya untuk mengangkut buah-buah ini ke kediaman kita, namun sebelumnya kita belum bisa kembali ke kediaman kita harus memeriksa dulu luas perkebunan ini supaya kita tau berapa banyak pekerja yang kita butuhkan untuk mengurus perkebunan ini." Jelas Zheyan.

"Baiklah Kakak." Ucap Lilian.

"Sekarang kita kembali ke penginapan dulu sebelum gelap, sisanya kita akan selesaikan besok." Ucap Zheyan.

Lilian mengangguk singkat lalu berjalan mengikuti Zheyan.

"Paman Wilson siapkan kereta untuk membawa buah-buah ini ke kediaman kami." Ucap Zheyan.

"Baik Tuan." Ucap Paman Wilson.

Setelah memanen buah kakao, Zheyan, Asgar dan Lilian kembali ke penginapan. Begitu sampai penginapan mereka langsung membersihkan diri karena merasa sangat lengket. Selesai membersihkan diri mereka makan malam bersama dan langsung kembali ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat.

Seharian mereka menghabiskan banyak energi, mulai dari perjalanan panjang mereka dilanjutkan dengan Lilian yang ingin segera melihat perkebunan dan yang terakhir mereka harus memanen buah kakao.

Karena kecapean mereka bertiga tertidur dengan lelap sampai pagi menjelang.

°°°

Suasana di meja makan begitu tenang tak ada dari satupun mereka bertiga yang mau membuka suara, yang terdengar hanya suara dentingan sendok saja yang mengisi ruangan. Lilian meneguk habis minuman yang berada di sampingnya setelah selesai dengan sarapannya.

Lilian melirik ke arah dua orang yang juga sama-sama selesai dengan sarapannya.

"Emmm apa rencana kita untuk hari ini Kakak? Tanya Lilian.

"Kita hari ini akan kembali ke perkebunan kakao untuk memastikan berapa banyak pekerja yang kita butuhkan untuk mengurus perkebunan itu." Ucap Zheyan.

"Emm hari ini aku mungkin tak bisa menemani kalian untuk memeriksa perkebunan itu, aku harus memeriksa kayu-kayu yang akan kita butuhkan untuk membuat hiasan kedai kita nanti." Ucap Asgar.

"Tidak apa-apa kakak, mulai sekarang kita memang harus membagi tugas supaya pekerjaan kita tidak keteteran, kemarin aku sudah menjabarkan secara umum tentang tugas kita masing-masing bila ada yang perlu kita siapkan di sini maka mari kita bergerak secepatnya." Ucap Lilian.

"Sebelum aku memilih kayu yang akan kita gunakan, apakah kalian punya usulan kayu mana yang harus kita pilih?" Ucap Asgar.

"Aku tak terlalu mengerti tentang kayu Kak, mungkin Kak Zheyan punya usulan." Ucap Lilian.

"Sebelumnya kita harus tentukan dulu hiasan apa saja yang akan kita butuhkan, Kalau untuk pembuatan meja dan kursinya menurut ku pakai kayu yang biasa kau gunakan saja." Ucap Zheyan.

"Karena kita sudah sepakat untuk berkerja sama maka saran ku Kakak cari kayu yang punya kualitas terbaik, di sini kita akan menonjolkan hasil dari ke dua keluarga, untuk meja dan kursi cari kayu yang kualitasnya bagus dan tahan lama sedangkan untuk hiasannya cari kayu yang kualitasnya sedang namun kita ubah menjadi hiasan yang sangat bagus." Ucap Lilian.

"Lalu hiasan apa saja yang harus kita buat?" Ucap Asgar.

Lilian kembali mengingat masa sebelum ia terlempar ke dunia tersebut, ia mencoba mengingat hiasan-hiasan yang sering ia lihat saat mengunjungi cafe bersama-temannya. Di dunianya ada banyak cafe yang mengusung tema klasik modern untuk hiasan cafenya dan itu sangat di minati oleh banyak orang, baik dari kaum dewasa maupun kaum remaja dan anak-anak.

"Apa salahnya kalau aku mencobanya di sini." Batin Lilian.

"Bagaimana kalau aku yang nentuin hiasan kedainya? Maksud ku Kakak persiapkan saja dulu kayunya untuk masalah hiasannya aku harus menggambarnya dulu untuk menjelaskan fungsinya, nanti kita runding kan kembali gambar mana saja yang akan kita ambil bagaimana?" Ucap Lilian.

"Baiklah." Ucap Zheyan dan Asgar barengan.

"Kalau pembahasan kita sudah selesai, aku akan memanggil Rosa untuk membantu kita di perkebunan." Ucap Lilian dan berjalan meninggalkan Zheyan dan Asgar.

Zheyan dan Asgar menatap lekat ke arah Lilian yang berjalan semakin jauh dan hilang dari balik pintu.

"Apa cuman perasaan ku saja, menurut ku Lilian terasa berbeda dari sebelumnya." Ucap Asgar.

"Kamu benar, aku bahkan heran dari mana dia mendapat banyak ide dan terlihat dewasa, auranya pun terlihat sangat berbeda dari Lilian sebelumnya." Ucap Zheyan.

"Mungkin dia sedang memasuki proses pendewasaannya, yaaaa meski keras kepala dan kekanak-kanakannya masih melekat dalam dirinya." Ucap Asgar.

Zheyan tersenyum mendengar ucapan terakhir Asgar. "Ku harap dia tidak akan pernah dewasa." Ucap Zheyan sedih.

Asgar menghela napas pelan. "Ku harap juga begitu agar tidak ada yang mengambilnya dari kita, oh ya ngomong-ngomong bagaimana isu tentang Lilian yang mahir memanah ?" Ucap Asgar penasaran.

"Ayah sudah melakukan banyak upaya agar isu tersebut mereda, salah satu upayanya adalah tak membiarkan Lilian keluar dari kediaman." Ucap Zheyan.

"Lebih baik seperti itu, akan sangat bahaya baginya kalau kemampuannya tersebar, takutnya dia akan menjadi sasaran politik melihat dari kedudukan tinggi yang di miliki oleh ayah mu belum lagi sekarang ia tak mengingat apapun." Ucap Asgar sambil menghela napas pelan.

"Kenapa orang tua mu hanya memiliki satu anak saja ? seharusnya dulu mereka berencana memberikan mu adik laki-laki atau kau tak punya rencana menjadikan Lilian sebagai pasangan mu?" Ucap Zheyan menatap serius ke arah Asgar.

Asgar menabok kepala Zheyan. "Apa kau sudah tak waras ? Bagaimana mungkin aku menjadikannya pasangan sedangkan ia adalah adik ku." Ucap Asgar kesal.

"Ya kalau begitu kenapa orang tuamu tak memberikan mu adik? Aku akan merasa tenang kalau Lilian berada di keluarga Baron." Ucap Zheyan.

"Hentikan omong kosong mu." Ucap Asgar dan berjalan meninggalkan Zheyan sendiri.

°°°

Di sinilah Zheyan dan Lilian sekarang, di tengah perkebunan kakao bersama Paman Wilson dan pekerja lain. Setelah berpisah dengan Asgar tadi pagi mereka langsung menuju perkebunan kakao bersama dengan Paman Wilson yang sudah menunggu mereka di atas keretanya.

Perkebunannya di tumbuhi banyak semak-semak karena tak pernah terurus sehingga membuat mereka harus berjalan dengan hati-hati agar tidak terluka.

"Paman Wilson saya rasa kita memerlukan pekerja sebanyak 60 orang lagi untuk mengurus perkebunan ini." Ucap Zheyan.

"Kalau begitu saya akan buat pengumuman di desa terdekat kalau kita membutuhkan pekerja tambahan." Ucap Paman Wilson.

"Sementara menunggu para pekerja itu datang, perintahkan pekerja yang ada dulu untuk memanen buahnya dan tambahkan upahnya." Ucap Zheyan.

"Baik Tuan." Ucap Paman Wilson.

"Bagaimana dengan buah-buah yang sudah kita panen kemarin?" Tanya Zheyan lagi.

"Buah-buah itu sudah saya kirim ke kediaman beserta dengan Beberapa surat yang anda berikan Tuan." Ucap Paman Wilson.

Zheyan mengangguk singkat, "Kerja bagus Paman." Ucap Zheyan.

Lilian berjalan ke arah Zheyan bersama Rosa yang selalu berjalan di sampingnya. "Kakak bolehkah aku memeriksa sebelah sana." Tunjuk Lilian ke arah selatan perkebunan.

Zheyan menatap Arah tunjuk Lilian lalu mengangguk singkat. "Tapi jangan terlalu jauh." Ucap Zheyan.

"Baik Kakak." Ucap Lilian senang dan menyuruh Rosa berjalan bersamanya.

Lilian berjalan sambil memperhatikan buah kakao yang sudah sangat banyak yang jatuh dan mengering sendiri bahkan buah-buah tersebut sudah banyak yang membusuk karena tidak ada yang mengurus.

"Sayang sekali buah-buah ini sudah banyak sekali yang busuk, sudah berapa kali pohon ini berbuah dan buahnya di buatkan begitu saja." Ucap Lilian sambil memeriksa buah-buah yang ia ambil dari tanah.

"Mungkin sejak dari dulu Nona, setau saya perkebunan ini diberikan oleh Baginda Raja pada Tuan Duke Marven sebagai hadiah karena dulu Tuan berhasil mengusir para pemberontak." Jelas Rosa.

"Jadi dulu perkebunan ini milik Baginda Raja?" Tanya Lilian.

"Iya Nona, makanya perkebunan ini bersebelahan dengan milik Baginda Raja." Ucap Rosa.

"Bersebelahan?" Ucap Lilian bingung.

"Iya Nona, itu tanda perbatasan perkebunan milik Tuan dan Baginda." Tunjuk Rosa ke arah tembok yang tingginya hanya sepinggang.

Lilian berjalan mendekati tembok pembatas dan memeriksanya. "Kenapa Kakak kemarin tak memberi tau ku." Ucap Lilian.

"Mungkin kemarin Tuan Muda lagi sibuk jadi nggak sempat jelasinnya." Ucap Rosa.

Lilian mengangguk singkat tanda setuju dengan ucapan Rosa. Tiba-tiba terdengar suara semak yang bergerak di depan mereka, suara itu semakin lama semakin mendekat membuat Lilian dan Rosa saling berpegangan tangan takut.

"Apakah di sini ada binatang buas?" Tanya Lilian takut.

"Saya kurang tau Nona." Ucap Rosa.

Suara itu semakin lama semakin mendekat ke arah mereka dan tiba-tiba ...

"Akhhhhhhhhh." Teriak Lilian dan Rosa barengan.

°°°

Tetap terus dukung Author ya 😊

Terpopuler

Comments

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

menjerit karena takut bukan kaget 😂😂😂😂

2022-03-04

0

... Grenn Girls ... 💚

... Grenn Girls ... 💚

Why kakao setahu aq nama nya Koko 🥲🤔 Kahh d Indonesia panggilannya Kakao ????

2021-10-20

1

Acedia

Acedia

bahasanya thor kalo bisa d perbaikin
cmnkasihsaran#

2021-05-21

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. kembali terlahir
3 2. Permen kapas
4 3.Bertemu
5 4.istana
6 5.Jamuan Teh
7 6. Istana 2
8 7. Busur
9 8. Bakat
10 9. Bertemu lagi
11 10. Bandit I
12 11. Bandit II
13 12. Khawatir
14 13. Kasih Sayang
15 14. Kakao
16 15. kerja sama
17 16. Kopi
18 17. Marah
19 18. Menggambar
20 19. Gadis bermuka dua
21 20. Bubuk coklat
22 21. Rencana
23 22. Keju dan Permen Kapas
24 23. Cemburu
25 24. Mentega dan Kopi
26 25. Mentega II
27 26. Membuat Kopi dan Coklat
28 27. Harga
29 28. Ruangan Pribadi
30 29. Perusak Ketenangan
31 30. Festival I
32 31. Festival II
33 32. Festival III
34 33. Keluarga Terkuat
35 34. Permintaan Pertama
36 35. Berlatih Menunggangi Kuda
37 36. Terluka
38 37. Teka-Teki
39 38. Sahabat
40 39. Ketahuan
41 40. Memilih Gaun
42 41. Lilian
43 42. Cantik
44 43. Dunia Novel ?
45 44. Orang Asing
46 45. Kepemilikan
47 46. Ayah dan Putra
48 47. Rencana
49 48. Latihan I
50 49. Latihan II
51 50. Permintaan Kedua
52 51. Perangkap
53 52. Teman
54 53. Perkara Ciuman
55 54. Jangan menangis
56 55. Lukisan
57 56. Lilian II
58 57. Rencana Kegiatan
59 58. Memulai
60 59. Pertemuan Kembali
61 60. Merasa Kesal
62 61. Harimau
63 62. Kondisi
64 63. Kucing ?
65 64. Hewan Mitos
66 65. Citto
67 66. Naga Kecil
68 67. Mahkota
69 68. Rencana Lagi
70 69. Kesabaran
71 70. Adik
72 71. Surat
73 72. Kabur
74 73. Preman Pasar
75 74. Surat 2
76 75. Langkah Awal
77 76. Rencana Perayaan
78 77. Menggoda
79 78. Gantungan Burung Poenix
80 79. Rahasia
81 80. Pengakuan
82 81. Buntelan Kain
83 82. Wilayah barat
84 83. Persiapan Acara
85 84. Perayaan Panen 1
86 85. Perayaan Panen II
87 86. Perayaan Panen III
88 87. Perjalanan I
89 88. Janji Masa Depan
90 89. Harapan
91 90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92 91 . Informasi
93 92. Tanaman Pembunuh
94 93. Keluarga Kecil
95 94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96 95. Bahasa Citto
97 96. Kerajaan Apollonia
98 97. Tempat Ritual
99 98. Pembahasan Rencana
100 99. Pertengkaran Kecil
101 100. Laporan
102 101. Perubahan Citto
103 102. Petunjuk Lain
104 103. Permintaan Maaf termanis
105 104. Perjalanan II
106 105. Penyerangan
107 106. Khawatir
108 107. Saran Seorang Ayah
109 108. Baikan
110 109. Pesta Dansa I
111 110. Pesta Dansa II
112 111. Perayaan Pesta III
113 112. Pancingan
114 113. Penyerangan dalam Istana
115 114. Pelaku Pertama
116 115. Pembunuhan Masal
117 116. Buku Catatan Lilian I
118 117. Buku Catatan Lilian II
119 118. Terungkap
120 119. Buku Catatan Lilian III
121 120. Merencanakan Sesuatu
122 121. Masuk Perangkap
123 122. Alben Benito
124 123. Kambing Hitam
125 124. Rencana Awal Berhasil
126 125. Membakar Gedung Belakang
127 126. Kebakaran
128 127. Bola Kristal
129 128. Kondisi Lilian
130 129. Cerita Lilian Masa Lalu
131 130. Rencana Malam Lentera
132 131. Kebakaran Gua
133 132. Dalang kebakaran
134 133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135 134. Malam Lentera
136 135. Malam Lentera 2
137 136. Perubahan Naga Citto
138 137. Pertarungan Dua Pangeran
139 138. Selir Gracia
140 139. Pangeran Igor
141 140. Pertarungan
142 141. Pengorbanan
143 142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144 143. Hukuman
145 144. Kondisi Lilian
146 145. Kepergian
147 Pemberitahuan
148 Pengumuman
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Prolog
2
1. kembali terlahir
3
2. Permen kapas
4
3.Bertemu
5
4.istana
6
5.Jamuan Teh
7
6. Istana 2
8
7. Busur
9
8. Bakat
10
9. Bertemu lagi
11
10. Bandit I
12
11. Bandit II
13
12. Khawatir
14
13. Kasih Sayang
15
14. Kakao
16
15. kerja sama
17
16. Kopi
18
17. Marah
19
18. Menggambar
20
19. Gadis bermuka dua
21
20. Bubuk coklat
22
21. Rencana
23
22. Keju dan Permen Kapas
24
23. Cemburu
25
24. Mentega dan Kopi
26
25. Mentega II
27
26. Membuat Kopi dan Coklat
28
27. Harga
29
28. Ruangan Pribadi
30
29. Perusak Ketenangan
31
30. Festival I
32
31. Festival II
33
32. Festival III
34
33. Keluarga Terkuat
35
34. Permintaan Pertama
36
35. Berlatih Menunggangi Kuda
37
36. Terluka
38
37. Teka-Teki
39
38. Sahabat
40
39. Ketahuan
41
40. Memilih Gaun
42
41. Lilian
43
42. Cantik
44
43. Dunia Novel ?
45
44. Orang Asing
46
45. Kepemilikan
47
46. Ayah dan Putra
48
47. Rencana
49
48. Latihan I
50
49. Latihan II
51
50. Permintaan Kedua
52
51. Perangkap
53
52. Teman
54
53. Perkara Ciuman
55
54. Jangan menangis
56
55. Lukisan
57
56. Lilian II
58
57. Rencana Kegiatan
59
58. Memulai
60
59. Pertemuan Kembali
61
60. Merasa Kesal
62
61. Harimau
63
62. Kondisi
64
63. Kucing ?
65
64. Hewan Mitos
66
65. Citto
67
66. Naga Kecil
68
67. Mahkota
69
68. Rencana Lagi
70
69. Kesabaran
71
70. Adik
72
71. Surat
73
72. Kabur
74
73. Preman Pasar
75
74. Surat 2
76
75. Langkah Awal
77
76. Rencana Perayaan
78
77. Menggoda
79
78. Gantungan Burung Poenix
80
79. Rahasia
81
80. Pengakuan
82
81. Buntelan Kain
83
82. Wilayah barat
84
83. Persiapan Acara
85
84. Perayaan Panen 1
86
85. Perayaan Panen II
87
86. Perayaan Panen III
88
87. Perjalanan I
89
88. Janji Masa Depan
90
89. Harapan
91
90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92
91 . Informasi
93
92. Tanaman Pembunuh
94
93. Keluarga Kecil
95
94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96
95. Bahasa Citto
97
96. Kerajaan Apollonia
98
97. Tempat Ritual
99
98. Pembahasan Rencana
100
99. Pertengkaran Kecil
101
100. Laporan
102
101. Perubahan Citto
103
102. Petunjuk Lain
104
103. Permintaan Maaf termanis
105
104. Perjalanan II
106
105. Penyerangan
107
106. Khawatir
108
107. Saran Seorang Ayah
109
108. Baikan
110
109. Pesta Dansa I
111
110. Pesta Dansa II
112
111. Perayaan Pesta III
113
112. Pancingan
114
113. Penyerangan dalam Istana
115
114. Pelaku Pertama
116
115. Pembunuhan Masal
117
116. Buku Catatan Lilian I
118
117. Buku Catatan Lilian II
119
118. Terungkap
120
119. Buku Catatan Lilian III
121
120. Merencanakan Sesuatu
122
121. Masuk Perangkap
123
122. Alben Benito
124
123. Kambing Hitam
125
124. Rencana Awal Berhasil
126
125. Membakar Gedung Belakang
127
126. Kebakaran
128
127. Bola Kristal
129
128. Kondisi Lilian
130
129. Cerita Lilian Masa Lalu
131
130. Rencana Malam Lentera
132
131. Kebakaran Gua
133
132. Dalang kebakaran
134
133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135
134. Malam Lentera
136
135. Malam Lentera 2
137
136. Perubahan Naga Citto
138
137. Pertarungan Dua Pangeran
139
138. Selir Gracia
140
139. Pangeran Igor
141
140. Pertarungan
142
141. Pengorbanan
143
142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144
143. Hukuman
145
144. Kondisi Lilian
146
145. Kepergian
147
Pemberitahuan
148
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!