Gerakan pedang Seint sangat cepat dan indah orang yang melihatnya seperti melihat seseorang sedang menari menggunakan pedang.
"AKKHHHHH." Teriak bandit tersebut.
Wajah bandit tersebut memerah karena marah, ia mengeluarkan belati kecil yang berada di pinggangnya dan melempar ke arah Seint secara acak, belati-belati tersebut dapat ditangkis oleh Seint menggunakan pedangnya namun satu belati terakhir berhasil menggores lengan Seint.
Seint fokus melihat sebuah kantong kecil yang di pegang bandit tersebut sehingga membuat konsentrasi pada belati terakhir buyar. Sebelum bandit membuka isi kantong tersebut Seint dengan gerakan cepat menendang tangan bandit mengakibatkan kantong kecil itu terjatuh.
Sebelum bandit tersebut meraih kantong kecil itu Seint dengan cepat menginjak dan menggeser ke belakang kantong tersebut, tanpa disadari oleh bandit ternyata Seint juga mengayunkan pedangnya kearah bandit tersebut dan menusuk perut bandit tersebut.
Dengan mata yang bulat sempurna bandit tersebut mengeluarkan darah dari mulutnya hingga jatuh berlutut didepan Seint, bandit tersebut jatuh dan tak bergerak lagi.
Seint membuka isi dari kantong kecil tersebut ternyata isinya adalah serbuk racun lalu ia menyimpannya di pinggang. Ia melirik ke arah pasukannya dan berlari membantu menyelesaikan pertarungan yang sedang berlangsung.
Matahari mulai keluar dari peraduannya, pasukan pertahanan bernafas lega karena berhasil mengalahkan para bandit. Tak ada dari pasukan pertahanan yang meninggal namun mereka mengalami luka-luka ringan.
"Geledah semua seisi markas, cari bandit lainnya yang masih hidup dan lumpuhkan mereka." Perintah tegas Seint.
"Baik yang mulia." Ucap mereka serentak dan berlari ke arah berbeda-beda.
Seint pun ikut mencari dan diikuti oleh beberapa pasukan pertahanan, mereka menemukan banyak sandera terdiri dari orang tua yang sudah rentan sampai anak- anak kecil dan balita.
Mereka semua dikumpulkan di tengah lapangan didalam markas dan akan dikirim ketempat layak tinggal serta akan di berikan fasilitas untuk menunjang kehidupan warga kedepannya, mereka juga menemukan harta-harta yang di dapat oleh para bandit dan Sein berencana harta itu akan ia gunakan untuk membiayai hidup warga-warga yang menjadi korban bandit tersebut.
"Terima kasih yang mulia, engkau telah sudi datang dan menyelamatkan kami." Ucap pria paruh baya pada Sein sambil berlutut.
Seint masih dengan muka datarnya dan memegang kedua bahu pria paruh baya tersebut. "Ini sudah menjadi tugas saya, sekarang bapak, ibu dan anak-anak tak perlu khawatir lagi mengenai para bandit." Ucap Sein sambil mengangkat pria tadi untuk berdiri.
Mereka semua tersenyum bahagia karena bisa terlepas dari para bandit tersebut bahkan mereka menangis dan memeluk satu sama lain karena lega sudah terbebas. Saat Seint sedang menikmati pemandangan bahagia tersebut tiba-tiba datang salah satu pasukan pertahanan.
"Lapor yang mulia, Pemimpin dan jajarannya tak ada ditempat, menurut informasi yang saya dapat dari salah satu bandit pemimpin dan para jajarannya sekarang berada di markas ibukota mengadakan pertemuan." Lapor salah satu anggota padukan tersebut.
Wajah Seint kembali mengeras dan mengepalkan tangannya erat, "Segera siapkan pasukan agar kita segera menemui Artem dan kirim salah satu anggota ke istana untuk mempersiapkan pasukan menengah, berikan mereka informasi titik markas terakhir dan katakan pada mereka jangan mengambil langkah terlebih dahulu sebelum kita sampai." Seint melirik ke arah para warga yang sekarang masih menangis dan kembali bersuara. "Untuk para warga kita akan serahkan ke pemimpin daerah katakan saya menunggu laporan secepatnya dan untuk tempat ini bakar semua bangunan markas sampai habis jangan ada yang tersisa."
Anggota pasukan tersebut melirik takut ke arah Seint. "Bagaimana luka anda yang mulia? Sebaiknya anda harus diobati dulu."
"Tenang saja ini hanya luka kecil, saya akan mengobatinya nanti dijalan" Ucap Sein datar.
"Baik yang mulia." Anggota pasukan tersebut memberi hormat dan berbalik mengerjakan tugasnya.
°°°
Ditengah wilayah Nania Artem merasa khawatir pasalnya matahari sudah terbit namun belum ada tanda-tanda kedatangan dari Seint. Mereka sepakat akan bertemu ditengah wilayah jika misi mereka sudah selesai.
Artem bahkan berjalan mondar mandir tak tentu menunggu kabar dari Seint sesekali ia memandang ke arah timur kalau-kalau Seint memberikan tanda darurat, ia sangat ingin menyusul Seint ke timur namun ancaman Sein yang mengatakan tak akan melibatkannya dengan urusan kerajaan selama sebulan membuatnya mengurungkan niatnya untuk menyusul.
Salah seorang anggota pertahanan berlari ke arah Artem membawa kabar tentang Seint. "Lapor tuan, terlihat yang mulia pangeran Seint dan pasukannya menuju ke arah sini."
Artem menghela lapas lega mendengar laporan bawahannya tersebut. "Baiklah."
Dari kejauhan Artem melihat Seint dan pasukannya menunggangi kuda dan bergerak mendekat kearahnya berdiri. Setelah sampai Seint turun dari kudanya dan Artem berlari ke arahnya.
Artem menunduk hormat dan melapor. "Lapor yang mulia markas di selatan berhasil kami taklukan dan untuk para sandera dan harta kami serahkan ke pemimpin daerah, mereka akan segera memberikan laporannya segera padamu dan untuk markas seperti yang telah yang mulia perintahkan kami telah membakarnya tanpa sisa."
"Bagus." Seint menepuk pundak Artem.
"Sekarang kita harus cepat menuju ibukota karena pemimpin dan jajarannya ada di markas ibukota, aku telah memerintahkan salah satu anggota untuk mempersiapkan pasukan menengah karena pasukan kita sekarang akan kelelahan kalau harus terus bertarung, kita harus bergerak cepat sebelum berita markas yang kita lumpuhkan didengar oleh mereka." Ucap Sein tegas.
"Baik yang mulia." Ucap Artem hormat, ia sangat mengagumi ketegasan Seint dalam bertindak, Seint akan banyak berbicara jikalau itu mengenai keselamatan banyak orang.
Tanpa sengaja Artem melihat lengan Seint yang tergores belati bandit tadi yang sudah mengering. "Yang mulia lengan anda terluka mohon anda obati dulu sebelum kita berangkat."
"Ini hanya luka kecil." Ucap Sein sambil melihat lengannya yang tergores.
"Maaf yang mulia, mohon yang mulia mengobatinya dulu." Ucap Artem kekeh.
Seint pun pasrah dan membiarkan Artem mengobati lukanya dan membiarkan semua pasukannya untuk sarapan sebelum mereka berangkat.
°°°
Perjalanan Seint dan pasukannya memakan cukup banyak waktu karena kondisi dari pasukannya tidak memungkinkan untuk bergerak lebih cepat.
Pasukan menengah sudah siap ditempat sesuai arahan dari Sein mereka hanya menunggu kedatangan sang pangerang untuk bergerak.
Dari kejauhan Seint dan pasukannya terlihat mendekat kearah pasukan menengah dan berhenti tepat dihadapan mereka saat ia dan pasukannya sampai.
Seint turun dari kudanya dan salah satu anggota menengah mendekatinya, ia menunduk memberi hormat, "Lapor yang mulia sesuai arahan mu kami memantau pergerakan markas terakhir para bandit, untuk saat ini mereka sedang mengadakan pertemuan untuk membangun markas lagi dipinggir wilayah kerajaan Apollonia di daerah Dasha, mereka melakukan pertemuan tertutup yang dihadiri oleh pemimpin bandit dan jajarannya."
"Bagaimana dengan situasi markasnya untuk sekarang?" Tanya Seint.
"Untuk penjagaan markas tidak terlalu ketat mungkin supaya pergerakkan mereka tidak terendus namun kita tetap harus siaga mengingat yang menghadiri pertemuan adalah orang-orang penting para bandit." Jelas anggota pasukan menengah tersebut.
"Baiklah." Seint menatap ke arah pasukan pertahanan. "Untuk kalian segera kembali ke istana dan beristirahatlah"
"Baik yang mulia." Ucap meraka serentak menunduk lalu memacu kuda mereka ke arah istana.
Seint kembali menatap kearah pasukan menengah. "Kita akan membagi kelompok menjadi dua, satu kelompok menyerang dari timur dan satu kelompok menyerang dari barat, jangan biarkan mereka lolos satupun, karena pasukan menengah terbagi menjadi dua regu maka regu pertama saya sendiri yang akan memimpin menyerang dari barat dan dan regu kedua akan dipimpin oleh Artem menyerang dari arah timur."
"Baik yang mulia." Ucap mereka serentak dan mengambil posisi masing-masing.
Seint dan pasukannya bergerak menuju ke arah barat markas, terlihat ada lumayan banyak penjaga yang sedang berjaga. Dengan gerakan cepat Seint maju dan menyerang salah satu penjaga dengan pedangnya. Pertarungan di dominasi oleh pasukan Seint dikarenakan jumlah penjaga yang sedikit.
Mereka bergerak maju dan sesekali menyerang para bandit yang terlihat sepanjang jalan, dari arah tengah markas Seint mendengar suara dentingan pedang, ia dan pasukannya mempercepat langkahnya menuju sumber suara.
Ditengah lapangan yang tak terlalu luas Artem dan pasukannya tengah bertarung dengan para bandit. Artem terlihat kewalahan melawan dua bandit yang dilihat dari cara bertarungnya adalah pemimpin dari para bandit tersebut. Dengan cepat Seint bergerak menuju ke arah Artem dan menghalau salah satu sabit rantai yang sedikit lagi akan mengenai punggung Artem.
Punggung Seint dan Artem saling bersentuhan "Terima kasih yang mulia." Ucap Artem.
"Berhati-hati lah." Ucap Seint datar dan memandang tajam kearah bandit yang memiliki sabit rantai tersebut.
"Baik yang mulia." Ucap Artem lalu maju menyerang bandit yang menggunakan pedang pedang sebagai senjata.
Seint bergerak ke kiri dan ke kanan bahkan sesekali ia melompat menghindari serangan sabit rantai dari bandit tersebut. Gerakan Seint dan bandit tersebut sama-sama lincah, beberapa kali Seint menyerang bandit tersebut menggunakan pedangnya namun dengan gesit bandit tersebut dapat menghindar.
Pertukaran serangan dilakukan Seint dan bandit tersebut namun mereka sama-sama bisa menghindar dari serangan masing-masing, Sein mengayunkan pedangnya bahkan sesekali ia menendang dan memukul bandit tersebut namun dengan gesit bandit tersebut dapat menghindar dari serangan Seint.
"Bagus juga kemampuan mu tuan muda." Ucap bandit tersebut sambil tersenyum mengejek.
Bandit tersebut juga tak mau kalah ia memberikan serangan bertubi-tubi kearah Seint, ia mengarahkan sabit rantai kearah Seint dan membuat gerakan memutar dan menendang namun serangannya masih bisa Sein hindari.
Bandit tersebut mengeluarkan belati cadangan yang berada di pinggangnya dan melemparnya ke arah Seint. Dengan lihainya Seint dapat menangkis belati tersebut dan memutar pedangnya sehingga belati yang seharusnya mengenai dirinya berbalik arah dan mengenai betis bandit tersebut.
Tak ingin menyianyiakan kesempatan Seint mengayunkan pedangnya meski bandit tersebut berhasil menghindar namun pedang Seint menggores kaki bandit tersebut cukup dalam.
"KAU........" Ucap bandit tersebut marah.
Dengan membabi buta bandit tersebut menyerang Seint, sesekali Seint mengambil napas karena serangan bandit tersebut. Melihat Seint bernafas terengah-engah bandit tersebut tertawa lantang.
"Kau hanya cukup beruntung dapat melukai kaki ku namun selanjutnya kau yang akan ku potong kecil-kecil sebagai gantinya." Ucapnya bangga.
Seint tersenyum mengejek ke arah bandit tersebut, melihat senyuman Seint membuat amarah bandit tersebut meningkat, "Akan ku potong kecil-kecil tubuhmu dan ku berikan potongan tubuhmu ke anjing ku sebagai bentuk penghargaan ku padamu." Tawanya lantang dan berlari menyerang Seint.
Dengan gesit Seint menghindar dari serangan bandit tersebut, ayunan sabit rantai dari bandit tersebut mulai melemah memberi celah untuk Sein menyerang, saat menghindari sabit rantai yang diarahkan ke arahnya Seint memutar tubuhnya dan mengayunkan pedang kearah dada bandit tersebut dan CRACH.....CRACH.....
Suara pedang yang mengenai dada bandit tersebut memberikan tanda seperti silang di dadanya, bandit tersebut jatuh berlutut dan dengan sekali gerakan Sein menusuk pas tepat jantung bandit tersebut.
Bandit tersebut jatuh dengan darah yang mengalir di mulutnya dengan kedua mata yang masih terbuka lebar, sungguh mati yang mengenaskan bagi orang-orang yang melihat ekspresi terakhir bandit tersebut.
°°°
Benar-benar puyeng Author nulis part yang ini, Author rehat sejenak sebelum menulis part yang ini dan yang kemarin yang Author upload. Hampir sebulan Author cari inspirasi sampai download film-film yang ada laga-laganya. Maaf ya kalau tak sesuai ekspetasi kalian dan jangan lupa like ya 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Salsabila🦩⃝ᶠ͢ᵌRani
next kk
2021-06-20
0
Soppa Marwa
terus semangat thor
2021-05-26
0
Iec Manie
Lanjuttt
2021-04-20
2