11. Bandit II

Gerakan pedang Seint sangat cepat dan indah orang yang melihatnya seperti melihat seseorang sedang menari menggunakan pedang.

"AKKHHHHH." Teriak bandit tersebut.

Wajah bandit tersebut memerah karena marah, ia mengeluarkan belati kecil yang berada di pinggangnya dan melempar ke arah Seint secara acak, belati-belati tersebut dapat ditangkis oleh Seint menggunakan pedangnya namun satu belati terakhir berhasil menggores lengan Seint.

Seint fokus melihat sebuah kantong kecil yang di pegang bandit tersebut sehingga membuat konsentrasi pada belati terakhir buyar. Sebelum bandit membuka isi kantong tersebut Seint dengan gerakan cepat menendang tangan bandit mengakibatkan kantong kecil itu terjatuh.

Sebelum bandit tersebut meraih kantong kecil itu Seint dengan cepat menginjak dan menggeser ke belakang kantong tersebut, tanpa disadari oleh bandit ternyata Seint juga mengayunkan pedangnya kearah bandit tersebut dan menusuk perut bandit tersebut.

Dengan mata yang bulat sempurna bandit tersebut mengeluarkan darah dari mulutnya hingga jatuh berlutut didepan Seint, bandit tersebut jatuh dan tak bergerak lagi.

Seint membuka isi dari kantong kecil tersebut ternyata isinya adalah serbuk racun lalu ia menyimpannya di pinggang. Ia melirik ke arah pasukannya dan berlari membantu menyelesaikan pertarungan yang sedang berlangsung.

Matahari mulai keluar dari peraduannya, pasukan pertahanan bernafas lega karena berhasil mengalahkan para bandit. Tak ada dari pasukan pertahanan yang meninggal namun mereka mengalami luka-luka ringan.

"Geledah semua seisi markas, cari bandit lainnya yang masih hidup dan lumpuhkan mereka." Perintah tegas Seint.

"Baik yang mulia." Ucap mereka serentak dan berlari ke arah berbeda-beda.

Seint pun ikut mencari dan diikuti oleh beberapa pasukan pertahanan, mereka menemukan banyak sandera terdiri dari orang tua yang sudah rentan sampai anak- anak kecil dan balita.

Mereka semua dikumpulkan di tengah lapangan didalam markas dan akan dikirim ketempat layak tinggal serta akan di berikan fasilitas untuk menunjang kehidupan warga kedepannya, mereka juga menemukan harta-harta yang di dapat oleh para bandit dan Sein berencana harta itu akan ia gunakan untuk membiayai hidup warga-warga yang menjadi korban bandit tersebut.

"Terima kasih yang mulia, engkau telah sudi datang dan menyelamatkan kami." Ucap pria paruh baya pada Sein sambil berlutut.

Seint masih dengan muka datarnya dan memegang kedua bahu pria paruh baya tersebut. "Ini sudah menjadi tugas saya, sekarang bapak, ibu dan anak-anak tak perlu khawatir lagi mengenai para bandit." Ucap Sein sambil mengangkat pria tadi untuk berdiri.

Mereka semua tersenyum bahagia karena bisa terlepas dari para bandit tersebut bahkan mereka menangis dan memeluk satu sama lain karena lega sudah terbebas. Saat Seint sedang menikmati pemandangan bahagia tersebut tiba-tiba datang salah satu pasukan pertahanan.

"Lapor yang mulia, Pemimpin dan jajarannya tak ada ditempat, menurut informasi yang saya dapat dari salah satu bandit pemimpin dan para jajarannya sekarang berada di markas ibukota mengadakan pertemuan." Lapor salah satu anggota padukan tersebut.

Wajah Seint kembali mengeras dan mengepalkan tangannya erat, "Segera siapkan pasukan agar kita segera menemui Artem dan kirim salah satu anggota ke istana untuk mempersiapkan pasukan menengah, berikan mereka informasi titik markas terakhir dan katakan pada mereka jangan mengambil langkah terlebih dahulu sebelum kita sampai." Seint melirik ke arah para warga yang sekarang masih menangis dan kembali bersuara. "Untuk para warga kita akan serahkan ke pemimpin daerah katakan saya menunggu laporan secepatnya dan untuk tempat ini bakar semua bangunan markas sampai habis jangan ada yang tersisa."

Anggota pasukan tersebut melirik takut ke arah Seint. "Bagaimana luka anda yang mulia? Sebaiknya anda harus diobati dulu."

"Tenang saja ini hanya luka kecil, saya akan mengobatinya nanti dijalan" Ucap Sein datar.

"Baik yang mulia." Anggota pasukan tersebut memberi hormat dan berbalik mengerjakan tugasnya.

°°°

Ditengah wilayah Nania Artem merasa khawatir pasalnya matahari sudah terbit namun belum ada tanda-tanda kedatangan dari Seint. Mereka sepakat akan bertemu ditengah wilayah jika misi mereka sudah selesai.

Artem bahkan berjalan mondar mandir tak tentu menunggu kabar dari Seint sesekali ia memandang ke arah timur kalau-kalau Seint memberikan tanda darurat, ia sangat ingin menyusul Seint ke timur namun ancaman Sein yang mengatakan tak akan melibatkannya dengan urusan kerajaan selama sebulan membuatnya mengurungkan niatnya untuk menyusul.

Salah seorang anggota pertahanan berlari ke arah Artem membawa kabar tentang Seint. "Lapor tuan, terlihat yang mulia pangeran Seint dan pasukannya menuju ke arah sini."

Artem menghela lapas lega mendengar laporan bawahannya tersebut. "Baiklah."

Dari kejauhan Artem melihat Seint dan pasukannya menunggangi kuda dan bergerak mendekat kearahnya berdiri. Setelah sampai Seint turun dari kudanya dan Artem berlari ke arahnya.

Artem menunduk hormat dan melapor. "Lapor yang mulia markas di selatan berhasil kami taklukan dan untuk para sandera dan harta kami serahkan ke pemimpin daerah, mereka akan segera memberikan laporannya segera padamu dan untuk markas seperti yang telah yang mulia perintahkan kami telah membakarnya tanpa sisa."

"Bagus." Seint menepuk pundak Artem.

"Sekarang kita harus cepat menuju ibukota karena pemimpin dan jajarannya ada di markas ibukota, aku telah memerintahkan salah satu anggota untuk mempersiapkan pasukan menengah karena pasukan kita sekarang akan kelelahan kalau harus terus bertarung, kita harus bergerak cepat sebelum berita markas yang kita lumpuhkan didengar oleh mereka." Ucap Sein tegas.

"Baik yang mulia." Ucap Artem hormat, ia sangat mengagumi ketegasan Seint dalam bertindak, Seint akan banyak berbicara jikalau itu mengenai keselamatan banyak orang.

Tanpa sengaja Artem melihat lengan Seint yang tergores belati bandit tadi yang sudah mengering. "Yang mulia lengan anda terluka mohon anda obati dulu sebelum kita berangkat."

"Ini hanya luka kecil." Ucap Sein sambil melihat lengannya yang tergores.

"Maaf yang mulia, mohon yang mulia mengobatinya dulu." Ucap Artem kekeh.

Seint pun pasrah dan membiarkan Artem mengobati lukanya dan membiarkan semua pasukannya untuk sarapan sebelum mereka berangkat.

°°°

Perjalanan Seint dan pasukannya memakan cukup banyak waktu karena kondisi dari pasukannya tidak memungkinkan untuk bergerak lebih cepat.

Pasukan menengah sudah siap ditempat sesuai arahan dari Sein mereka hanya menunggu kedatangan sang pangerang untuk bergerak.

Dari kejauhan Seint dan pasukannya terlihat mendekat kearah pasukan menengah dan berhenti tepat dihadapan mereka saat ia dan pasukannya sampai.

Seint turun dari kudanya dan salah satu anggota menengah mendekatinya, ia menunduk memberi hormat, "Lapor yang mulia sesuai arahan mu kami memantau pergerakan markas terakhir para bandit, untuk saat ini mereka sedang mengadakan pertemuan untuk membangun markas lagi dipinggir wilayah kerajaan Apollonia di daerah Dasha, mereka melakukan pertemuan tertutup yang dihadiri oleh pemimpin bandit dan jajarannya."

"Bagaimana dengan situasi markasnya untuk sekarang?" Tanya Seint.

"Untuk penjagaan markas tidak terlalu ketat mungkin supaya pergerakkan mereka tidak terendus namun kita tetap harus siaga mengingat yang menghadiri pertemuan adalah orang-orang penting para bandit." Jelas anggota pasukan menengah tersebut.

"Baiklah." Seint menatap ke arah pasukan pertahanan. "Untuk kalian segera kembali ke istana dan beristirahatlah"

"Baik yang mulia." Ucap meraka serentak menunduk lalu memacu kuda mereka ke arah istana.

Seint kembali menatap kearah pasukan menengah. "Kita akan membagi kelompok menjadi dua, satu kelompok menyerang dari timur dan satu kelompok menyerang dari barat, jangan biarkan mereka lolos satupun, karena pasukan menengah terbagi menjadi dua regu maka regu pertama saya sendiri yang akan memimpin menyerang dari barat dan dan regu kedua akan dipimpin oleh Artem menyerang dari arah timur."

"Baik yang mulia." Ucap mereka serentak dan mengambil posisi masing-masing.

Seint dan pasukannya bergerak menuju ke arah barat markas, terlihat ada lumayan banyak penjaga yang sedang berjaga. Dengan gerakan cepat Seint maju dan menyerang salah satu penjaga dengan pedangnya. Pertarungan di dominasi oleh pasukan Seint dikarenakan jumlah penjaga yang sedikit.

Mereka bergerak maju dan sesekali menyerang para bandit yang terlihat sepanjang jalan, dari arah tengah markas Seint mendengar suara dentingan pedang, ia dan pasukannya mempercepat langkahnya menuju sumber suara.

Ditengah lapangan yang tak terlalu luas Artem dan pasukannya tengah bertarung dengan para bandit. Artem terlihat kewalahan melawan dua bandit yang dilihat dari cara bertarungnya adalah pemimpin dari para bandit tersebut. Dengan cepat Seint bergerak menuju ke arah Artem dan menghalau salah satu sabit rantai yang sedikit lagi akan mengenai punggung Artem.

Punggung Seint dan Artem saling bersentuhan "Terima kasih yang mulia." Ucap Artem.

"Berhati-hati lah." Ucap Seint datar dan memandang tajam kearah bandit yang memiliki sabit rantai tersebut.

"Baik yang mulia." Ucap Artem lalu maju menyerang bandit yang menggunakan pedang pedang sebagai senjata.

Seint bergerak ke kiri dan ke kanan bahkan sesekali ia melompat menghindari serangan sabit rantai dari bandit tersebut. Gerakan Seint dan bandit tersebut sama-sama lincah, beberapa kali Seint menyerang bandit tersebut menggunakan pedangnya namun dengan gesit bandit tersebut dapat menghindar.

Pertukaran serangan dilakukan Seint dan bandit tersebut namun mereka sama-sama bisa menghindar dari serangan masing-masing, Sein mengayunkan pedangnya bahkan sesekali ia menendang dan memukul bandit tersebut namun dengan gesit bandit tersebut dapat menghindar dari serangan Seint.

"Bagus juga kemampuan mu tuan muda." Ucap bandit tersebut sambil tersenyum mengejek.

Bandit tersebut juga tak mau kalah ia memberikan serangan bertubi-tubi kearah Seint, ia mengarahkan sabit rantai kearah Seint dan membuat gerakan memutar dan menendang namun serangannya masih bisa Sein hindari.

Bandit tersebut mengeluarkan belati cadangan yang berada di pinggangnya dan melemparnya ke arah Seint. Dengan lihainya Seint dapat menangkis belati tersebut dan memutar pedangnya sehingga belati yang seharusnya mengenai dirinya berbalik arah dan mengenai betis bandit tersebut.

Tak ingin menyianyiakan kesempatan Seint mengayunkan pedangnya meski bandit tersebut berhasil menghindar namun pedang Seint menggores kaki bandit tersebut cukup dalam.

"KAU........" Ucap bandit tersebut marah.

Dengan membabi buta bandit tersebut menyerang Seint, sesekali Seint mengambil napas karena serangan bandit tersebut. Melihat Seint bernafas terengah-engah bandit tersebut tertawa lantang.

"Kau hanya cukup beruntung dapat melukai kaki ku namun selanjutnya kau yang akan ku potong kecil-kecil sebagai gantinya." Ucapnya bangga.

Seint tersenyum mengejek ke arah bandit tersebut, melihat senyuman Seint membuat amarah bandit tersebut meningkat, "Akan ku potong kecil-kecil tubuhmu dan ku berikan potongan tubuhmu ke anjing ku sebagai bentuk penghargaan ku padamu." Tawanya lantang dan berlari menyerang Seint.

Dengan gesit Seint menghindar dari serangan bandit tersebut, ayunan sabit rantai dari bandit tersebut mulai melemah memberi celah untuk Sein menyerang, saat menghindari sabit rantai yang diarahkan ke arahnya Seint memutar tubuhnya dan mengayunkan pedang kearah dada bandit tersebut dan CRACH.....CRACH.....

Suara pedang yang mengenai dada bandit tersebut memberikan tanda seperti silang di dadanya, bandit tersebut jatuh berlutut dan dengan sekali gerakan Sein menusuk pas tepat jantung bandit tersebut.

Bandit tersebut jatuh dengan darah yang mengalir di mulutnya dengan kedua mata yang masih terbuka lebar, sungguh mati yang mengenaskan bagi orang-orang yang melihat ekspresi terakhir bandit tersebut.

°°°

Benar-benar puyeng Author nulis part yang ini, Author rehat sejenak sebelum menulis part yang ini dan yang kemarin yang Author upload. Hampir sebulan Author cari inspirasi sampai download film-film yang ada laga-laganya. Maaf ya kalau tak sesuai ekspetasi kalian dan jangan lupa like ya 😊

Terpopuler

Comments

Salsabila🦩⃝ᶠ͢ᵌRani

Salsabila🦩⃝ᶠ͢ᵌRani

next kk

2021-06-20

0

Soppa Marwa

Soppa Marwa

terus semangat thor

2021-05-26

0

Iec Manie

Iec Manie

Lanjuttt

2021-04-20

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. kembali terlahir
3 2. Permen kapas
4 3.Bertemu
5 4.istana
6 5.Jamuan Teh
7 6. Istana 2
8 7. Busur
9 8. Bakat
10 9. Bertemu lagi
11 10. Bandit I
12 11. Bandit II
13 12. Khawatir
14 13. Kasih Sayang
15 14. Kakao
16 15. kerja sama
17 16. Kopi
18 17. Marah
19 18. Menggambar
20 19. Gadis bermuka dua
21 20. Bubuk coklat
22 21. Rencana
23 22. Keju dan Permen Kapas
24 23. Cemburu
25 24. Mentega dan Kopi
26 25. Mentega II
27 26. Membuat Kopi dan Coklat
28 27. Harga
29 28. Ruangan Pribadi
30 29. Perusak Ketenangan
31 30. Festival I
32 31. Festival II
33 32. Festival III
34 33. Keluarga Terkuat
35 34. Permintaan Pertama
36 35. Berlatih Menunggangi Kuda
37 36. Terluka
38 37. Teka-Teki
39 38. Sahabat
40 39. Ketahuan
41 40. Memilih Gaun
42 41. Lilian
43 42. Cantik
44 43. Dunia Novel ?
45 44. Orang Asing
46 45. Kepemilikan
47 46. Ayah dan Putra
48 47. Rencana
49 48. Latihan I
50 49. Latihan II
51 50. Permintaan Kedua
52 51. Perangkap
53 52. Teman
54 53. Perkara Ciuman
55 54. Jangan menangis
56 55. Lukisan
57 56. Lilian II
58 57. Rencana Kegiatan
59 58. Memulai
60 59. Pertemuan Kembali
61 60. Merasa Kesal
62 61. Harimau
63 62. Kondisi
64 63. Kucing ?
65 64. Hewan Mitos
66 65. Citto
67 66. Naga Kecil
68 67. Mahkota
69 68. Rencana Lagi
70 69. Kesabaran
71 70. Adik
72 71. Surat
73 72. Kabur
74 73. Preman Pasar
75 74. Surat 2
76 75. Langkah Awal
77 76. Rencana Perayaan
78 77. Menggoda
79 78. Gantungan Burung Poenix
80 79. Rahasia
81 80. Pengakuan
82 81. Buntelan Kain
83 82. Wilayah barat
84 83. Persiapan Acara
85 84. Perayaan Panen 1
86 85. Perayaan Panen II
87 86. Perayaan Panen III
88 87. Perjalanan I
89 88. Janji Masa Depan
90 89. Harapan
91 90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92 91 . Informasi
93 92. Tanaman Pembunuh
94 93. Keluarga Kecil
95 94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96 95. Bahasa Citto
97 96. Kerajaan Apollonia
98 97. Tempat Ritual
99 98. Pembahasan Rencana
100 99. Pertengkaran Kecil
101 100. Laporan
102 101. Perubahan Citto
103 102. Petunjuk Lain
104 103. Permintaan Maaf termanis
105 104. Perjalanan II
106 105. Penyerangan
107 106. Khawatir
108 107. Saran Seorang Ayah
109 108. Baikan
110 109. Pesta Dansa I
111 110. Pesta Dansa II
112 111. Perayaan Pesta III
113 112. Pancingan
114 113. Penyerangan dalam Istana
115 114. Pelaku Pertama
116 115. Pembunuhan Masal
117 116. Buku Catatan Lilian I
118 117. Buku Catatan Lilian II
119 118. Terungkap
120 119. Buku Catatan Lilian III
121 120. Merencanakan Sesuatu
122 121. Masuk Perangkap
123 122. Alben Benito
124 123. Kambing Hitam
125 124. Rencana Awal Berhasil
126 125. Membakar Gedung Belakang
127 126. Kebakaran
128 127. Bola Kristal
129 128. Kondisi Lilian
130 129. Cerita Lilian Masa Lalu
131 130. Rencana Malam Lentera
132 131. Kebakaran Gua
133 132. Dalang kebakaran
134 133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135 134. Malam Lentera
136 135. Malam Lentera 2
137 136. Perubahan Naga Citto
138 137. Pertarungan Dua Pangeran
139 138. Selir Gracia
140 139. Pangeran Igor
141 140. Pertarungan
142 141. Pengorbanan
143 142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144 143. Hukuman
145 144. Kondisi Lilian
146 145. Kepergian
147 Pemberitahuan
148 Pengumuman
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Prolog
2
1. kembali terlahir
3
2. Permen kapas
4
3.Bertemu
5
4.istana
6
5.Jamuan Teh
7
6. Istana 2
8
7. Busur
9
8. Bakat
10
9. Bertemu lagi
11
10. Bandit I
12
11. Bandit II
13
12. Khawatir
14
13. Kasih Sayang
15
14. Kakao
16
15. kerja sama
17
16. Kopi
18
17. Marah
19
18. Menggambar
20
19. Gadis bermuka dua
21
20. Bubuk coklat
22
21. Rencana
23
22. Keju dan Permen Kapas
24
23. Cemburu
25
24. Mentega dan Kopi
26
25. Mentega II
27
26. Membuat Kopi dan Coklat
28
27. Harga
29
28. Ruangan Pribadi
30
29. Perusak Ketenangan
31
30. Festival I
32
31. Festival II
33
32. Festival III
34
33. Keluarga Terkuat
35
34. Permintaan Pertama
36
35. Berlatih Menunggangi Kuda
37
36. Terluka
38
37. Teka-Teki
39
38. Sahabat
40
39. Ketahuan
41
40. Memilih Gaun
42
41. Lilian
43
42. Cantik
44
43. Dunia Novel ?
45
44. Orang Asing
46
45. Kepemilikan
47
46. Ayah dan Putra
48
47. Rencana
49
48. Latihan I
50
49. Latihan II
51
50. Permintaan Kedua
52
51. Perangkap
53
52. Teman
54
53. Perkara Ciuman
55
54. Jangan menangis
56
55. Lukisan
57
56. Lilian II
58
57. Rencana Kegiatan
59
58. Memulai
60
59. Pertemuan Kembali
61
60. Merasa Kesal
62
61. Harimau
63
62. Kondisi
64
63. Kucing ?
65
64. Hewan Mitos
66
65. Citto
67
66. Naga Kecil
68
67. Mahkota
69
68. Rencana Lagi
70
69. Kesabaran
71
70. Adik
72
71. Surat
73
72. Kabur
74
73. Preman Pasar
75
74. Surat 2
76
75. Langkah Awal
77
76. Rencana Perayaan
78
77. Menggoda
79
78. Gantungan Burung Poenix
80
79. Rahasia
81
80. Pengakuan
82
81. Buntelan Kain
83
82. Wilayah barat
84
83. Persiapan Acara
85
84. Perayaan Panen 1
86
85. Perayaan Panen II
87
86. Perayaan Panen III
88
87. Perjalanan I
89
88. Janji Masa Depan
90
89. Harapan
91
90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92
91 . Informasi
93
92. Tanaman Pembunuh
94
93. Keluarga Kecil
95
94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96
95. Bahasa Citto
97
96. Kerajaan Apollonia
98
97. Tempat Ritual
99
98. Pembahasan Rencana
100
99. Pertengkaran Kecil
101
100. Laporan
102
101. Perubahan Citto
103
102. Petunjuk Lain
104
103. Permintaan Maaf termanis
105
104. Perjalanan II
106
105. Penyerangan
107
106. Khawatir
108
107. Saran Seorang Ayah
109
108. Baikan
110
109. Pesta Dansa I
111
110. Pesta Dansa II
112
111. Perayaan Pesta III
113
112. Pancingan
114
113. Penyerangan dalam Istana
115
114. Pelaku Pertama
116
115. Pembunuhan Masal
117
116. Buku Catatan Lilian I
118
117. Buku Catatan Lilian II
119
118. Terungkap
120
119. Buku Catatan Lilian III
121
120. Merencanakan Sesuatu
122
121. Masuk Perangkap
123
122. Alben Benito
124
123. Kambing Hitam
125
124. Rencana Awal Berhasil
126
125. Membakar Gedung Belakang
127
126. Kebakaran
128
127. Bola Kristal
129
128. Kondisi Lilian
130
129. Cerita Lilian Masa Lalu
131
130. Rencana Malam Lentera
132
131. Kebakaran Gua
133
132. Dalang kebakaran
134
133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135
134. Malam Lentera
136
135. Malam Lentera 2
137
136. Perubahan Naga Citto
138
137. Pertarungan Dua Pangeran
139
138. Selir Gracia
140
139. Pangeran Igor
141
140. Pertarungan
142
141. Pengorbanan
143
142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144
143. Hukuman
145
144. Kondisi Lilian
146
145. Kepergian
147
Pemberitahuan
148
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!