18. Menggambar

Duke Marven memijit kening frustasi setelah mendengar penjelasan dari kedua anaknya.

"APA KALIAN SADAR DENGAN SIAPA KALIAN AJAK KERJA SAMA?" Ucap Duke Marven keras.

"Tenang Ayah, Apa kau tak melihat Lilian sekarang sangat ketakutan, kita bisa bicarakan ini baik-baik." Ucap Illyria sambil mengelus lengan suaminya.

Saat seorang pelayan memberitahu bahwa Duke Marven sedang memarahi kedua anaknya, Illyria langsung meninggalkan pekerjaannya dan berlari menemui suami serta kedua anaknya.

"Bagaimana bisa Ayah tenang melihat kelakuan kedua anak mu ini, masalah pohon diperkebunan masih bisa ayah maklumi karena itu adalah milik kita, maka tidak masalah jika kita rugi tapi ini menyangkut anggota kerajaan." Ucap Duke Marven marah.

"Maka dari itu kita sebagai orang tua harus memberi mereka kesempatan, kita tidak akan tau bagaimana hasilnya jika kita tidak mencoba." Ucap Illyria yang mencoba menenangkan suaminya.

"Ini sudah kelewatan, bagaimana bisa mereka mengambil keputusan tanpa berdiskusi dulu dengan kita." Ucap Duke Marven masih emosi.

Illyria menatap kedua anaknya sebentar lalu kembali menatap suaminya. "Kau tau Zheyan sudah dewasa dan dia adalah pewaris dari keluarga kita jadi semestinya dia tegas dalam mengambil keputusan, pastinya sebelum melakukan kerja sama ia sudah menimbang baik dan buruknya keputusan yang akan ia ambil sedangkan untuk Lilian, kau tau putri kita itu berbeda dengan putri bangsawan lain, ia selalu ingin mencoba hal yang baru ia temui dan rasa ingin tahunya besar, siapa tau memang sebelum Lilian kehilangan ingatannya ia sudah mencari tau tentang kedua tanaman itu." Jelas Illyria panjang.

Duke Marven kembali menatap kedua anaknya, mendengar ucapan istrinya membuat ia sedikit tenang dan mulai mempercayai keputusan kedua anaknya.

"Kita hanya perlu percaya dan terus mendukung mereka." Ucap Illyria lagi.

"Lalu bagaimana kalau mereka gagal dan di hukum oleh pihak istana?" Ucap Duke Marven sambil menatap kedua anaknya khawatir.

Illyria tersenyum lembut menatap suaminya, "Kita lihat dulu hasilnya nanti jika mereka gagal dan dihukum pihak istana maka itu adalah tugas kita sebagai orang tua untuk mencari jalan keluarnya." Ucap Illyria.

Duke Marven kembali menghembuskan napas berat. "Baiklah, Ayah menyimpan harapan besar pada kalian berdua jadi tolong jangan kecewakan Ayah." Ucap Duke Marven menatap kedua anaknya sendu.

"Baik ayah, terima kasih telah percaya pada kami, kami akan berusaha semaksimal kami dan tidak akan mengecewakan ayah." Ucap Zheyan yang masih di peluk erat oleh Lilian.

Illyria tersenyum lembut mendengar ucapan Zheyan dan menatap ke belakang punggung Zheyan. "Lilian...kau tak perlu takut lagi, Ayah mu sudah lebih tenang." Ucap Illyria.

Lilian hanya mengintip sedikit saja ke arah kedua orang tuanya. "Terima kasih Ayah, terima kasih Ibu." Ucap Lilian yang masih setia memeluk tubuh Zheya.

"Kalau begitu kalian pergi beristirahatlah dulu, kalian sudah melakukan perjalan jauh, ibu akan menyuruh menyiapkan makanan untuk kalian dan membawanya ke kamar kalian masing-masing." Ucap Illyria.

"Kalau begitu kami undur diri dulu Ayah, Ibu." Ucap Zheya.

Setelah berpamitan keluar, Zheyan membawa Lilian menuju Kamarnya. Sesampainya, Zheyan mencoba membuka tangan Lilian yang melingkar di pinggangnya.

"Lilian kita sudah sampai dikamar mu." Ucap Zheyan.

Lilian menggelengkan kepalanya tanda tak mau melepaskan pelukannya pada Zheyan.

"Disini sudah tidak ada Ayah lagi, lagian Ayah sudah memberi kita kesempatan jadi ayo kita buktikan pada ayah kalau kita bisa." Ucap Zheyan sambil mengelus kepala Lilian.

Lilian akhirnya melepaskan pelukannya pada Zheyan. "Ayo semangat Kakak." Ucap Lilian sambil mengepalkan tangannya.

"Kalau begitu beristirahatlah." Ucap Zheyan sambil tersenyum.

Lilian lalu mengangguk dan berjalan menuju ranjangnya untuk beristirahat. Kemudian Zheyan keluar menuju kamarnya sendiri untuk beristirahat.

°°°

Lilian terbangun dari tidurnya pada sore hari, saat terbangun Lilian langsung menyantap makanan yang sudah Rosa sediakan.

Setelah meneguk habis air dalam gelasnya, Lilian berjalan menuju meja belajar dan mulai mencari sesuatu yang ia butuhkan.

"Apa yang Nona cari?" Tanya Rosa penasaran.

"Aku mencari sesuatu yang bisa aku gunakan untuk menggambar." Ucap Lilian.

"Ohh Anda menyimpannya di rak yang paling bawah Nona." Ucap Rosa.

"Dimana ?" Tanya Lilian yang tak melihat benda yang ia cari.

"Kalau begitu biar saya saja yang mencari Nona." Ucap Rosa.

Lalu Rosa berdiri di samping Lilian dan membungkukkan tubuhnya membuka salah satu rak meja paling bawah. Rosa mengambil alat-alat yang dibutuhkan oleh Lilian dan menyerahkannya.

"Ini Nona." Ucap Rosa.

Lilian menerima sebuah buku yang tingginya sekitar 210 mm dan lebar 297 mm dan beberapa kuas. Dari kuas yang memiliki yang memiliki bulu tipis sampai kuas yang berbulu tebal.

Lilian kemudian duduk di kursi yang berada didepan meja belajarnya. Lalu ia mencelupkan kuas yang berbulu tipis kedalam tinta hitam yang ada didepannya, kemudian Lilian mulai menggambar model meja dan kursi yang ia ingat sewaktu mengunjungi cafe pada dunianya.

Senjapun berganti dengan gelapnya malam namun Lilian sama sekali tak beranjak dari duduknya dan masih sibuk dengan kegiatan menggambarnya. Rosa yang sedari tadi hanya duduk diam menunggu perintah dari Nonanya pun mulai bosan dan berjalan mendekat ke arah Lilian.

"Nona hari sudah gelap, waktunya Nona makan malam." Ucap Rosa.

Lilian tak menjawab ucapan Rosa, ia bahkan tak bergerak sedikitpun dari tempat duduknya.

"Nona." Panggil Rosa.

"Haiss kau hanya mengganggu ku saja Rosa." Ucap Lilian kesal.

"Nona harus makan malam dulu, kalau sudah selesai Nona kembali menggambar lagi." Tawar Rosa.

"Aku tidak lapar, pergilah jangan mengganggu ku!" Usirnya pada Rosa.

Rosa menghela napas pelan. "Kalau begitu saya bawa kesini saja makanannya Nona." Ucap Rosa dan berjalan keluar dari kamar Lilian.

Sesaat setelah kepergian Rosa, suara derup langkah kaki terdengar memasuki kamar Lilian.

"Kenapa kau tak keluar untuk makan malam Lilian?" Ucap Zheyan lalu berdiri disamping Lilian.

"Aku terlalu sibuk." Ucapnya singkat tanpa melihat ke arah Zheyan.

"Walaupun sibuk seharusnya kau makan dulu walaupun sedikit." Ucap Asgar.

Mendengar suara Asgar, Lilian menyimpan kuasnya dan menatap ke arah Asgar.

"Kakak aku telah menggambar beberapa model kursi dan meja yang akan kita gunakan, Silahkan Kakak lihat dulu model mana yang akan kita ambil." Ucap Lilian kemudian menyerahkan hasil gambarnya.

Asgar kemudian menerima buku yang diberikan Lilian dan membuka buku tersebut. Mata Asgar dan Zheyan membulat saat melihat hasil gambar yang Lilian berikan.

"Lilian darimana kau dapat ide membuat kursi seperti ini?" Ucap Asgar.

"Entahlah aku hanya membayangkannya di kepala ku lalu menggambarnya dibuku itu" Ucap Lilian.

Kemudian Asgar kembali membuka halaman berikutnya dan kembali tercengang melihat hasil gambar Lilian. Zheyan bahkan sesekali menatap aneh ke arah Lilian, selain gambar Lilian yang bagus Zheyan heran darimana Lilian bisa menggambar model kursi yang sebelumnya tak pernah sama sekali ia lihat.

"Apa kau yakin tak pernah melihat kursi seperti ini sebelumnya?" Ucap Zheyan penasaran.

"Apa Kakak pernah melihat kursi yang seperti itu sebelumnya?" Tanya Lilian kembali.

Asgar dan Zheyan sama-sama menggeleng.

"Ya sudah kalau begitu, itu artinya kursi itu memang belum pernah dibuat sebelumnya." Ucap Lilian enteng.

Dari arah pintu Rosa masuk dengan nampan makanan ditangannya. Lilian kemudian berdiri dari duduknya dan membuka penutup makanan yang dibawa oleh Rosa.

"Ummm baunya sangat enak, tadi ku pikir aku akan melewatkan makan malam ku namun setelah mencium bau makanan ini selera makan ku bergejolak." Ucap Lilian sambil tertawa.

"Oh iya hampir saja lupa, Kakak aku memerlukan banyak susu sapi jadi dari mana aku bisa mendapatnya dalam jumlah banyak?". Ucap Lilian sambil memakan makanannya.

"Makan dulu baru ngomong." Ucap Asgar lalu duduk di dekat Lilian yang juga di ikuti Oleh Zheyan.

Lilian mengangguk patuh lalu ia makan dengan tenang. Setelah menyelesaikan makanannya, Lilian menyuruh Rosa agar membawa keluar nampan yang isinya sudah ia habiskan lalu kembali ke pembahasan yang sebelumnya tertunda.

"Jadi gimana ? Dimana aku bisa mendapatkan susu dalam jumlah yang banyak ?" Tanya Lilian.

"Sebelumnya akan kamu gunakan untuk apa susu dalam banyak itu ?" Tanya Zheyan penasaran.

"Untuk aku gunakan sebagai salah satu bahan pembuatan kue, selain coklat aku membutuhkan bahan lainnya." Ucap Lilian.

"Kalau begitu biarkan Kakak saja yang mengurus tentang susu, lagian kita sudah mendapatkan model kursi dan meja yang kita butuhkan, sepulang dari sini Kakak akan langsung memberikan hasil gambar yang kau berikan ke tukang kayu." Ucap Asgar.

"Baiklah untuk urusan susu aku serahkan ke Kak Asgar." Ucap Lilian lalu menatap ke arah Zheyan.

"Selanjutnya aku butuh bantuan Kak Zheyan agar bisa mendapat ijin keluar kediaman dari Ayah, rencananya besok Aku dan Rosa akan ke pasar untuk melihat sisa bahan yang kita butuhkan." Ucap Zheyan.

"Untuk itu serahkan kepada Kakak namun kau keluar harus ditemani oleh beberapa pengawal." Ucap Zheyan.

"Baiklah tak masalah, aku juga membutuhkan tenaga mereka untuk membawa barang-barang yang kita beli besok." Ucap Lilian.

"Lalu selanjutnya apa yang harus Kakak kerjakan lagi ?" Tanya Zheyan.

"Besok pagi Kakak pergilah memeriksa buah kakao yang sebelumnya sudah kita kirim ke sini, pisahkan buah yang sudah benar-benar kering dan buah yang masih mengandung air, lalu buah-buah yang sudah kering akan langsung kita proses besok, oh iya jangan lupa pastikan buah kopi yang kita ambil dari perkebunan pangeran di jemur langsung dibawah sinar matahari langsung." Jelas Lilian.

"Baiklah." Ucap Zheyan.

"Kalau semuanya sudah selesai dibahas sebaiknya aku segera pulang, semakin cepat aku menyerahkan hasil gambar ini ke tukang kayu akan semakin cepat pula pengerjaannya." Ucap Asgar.

Lilian dan Zheyan mengangguk setuju dengan ucapan Asgar. Kemudian Asgar dan Zheyan keluar dari kamar Lilian sedangkan Lilian sendiri membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan menutup kedua matanya.

"Besok akan menjadi hari yang melelahkan." Ucap Lilian dengan mata tertutup.

°°°

hohoho sedikit Author kasih bocoran untuk part selanjutnya ya 😊. Part selanjutnya mungkin akan membuat para pembaca sedikit greget, soalnya Author akan mulai memunculkan peran tokoh antagonis dan tokoh-tokoh pendukung lainnya. Author bahkan sampai kesal sendiri saat membaca ulang tulisan Author 🤣🤣🤣.

Jadi selamat menunggu part selanjutnya ya ☺️, jangan lupa terus beri dukungan untuk Author😊

Terpopuler

Comments

D'vee

D'vee

bahasanya Indo gaul... bukan bahasa buku.. padahal background nya west... 🤧🤧🤧
padahal dah keren alur nya...
but keep fighting author

2022-04-16

0

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

semangat terusss jangan kasih kendor

2022-03-04

0

arrly

arrly

seru lanjjut thor semangat

2021-09-13

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. kembali terlahir
3 2. Permen kapas
4 3.Bertemu
5 4.istana
6 5.Jamuan Teh
7 6. Istana 2
8 7. Busur
9 8. Bakat
10 9. Bertemu lagi
11 10. Bandit I
12 11. Bandit II
13 12. Khawatir
14 13. Kasih Sayang
15 14. Kakao
16 15. kerja sama
17 16. Kopi
18 17. Marah
19 18. Menggambar
20 19. Gadis bermuka dua
21 20. Bubuk coklat
22 21. Rencana
23 22. Keju dan Permen Kapas
24 23. Cemburu
25 24. Mentega dan Kopi
26 25. Mentega II
27 26. Membuat Kopi dan Coklat
28 27. Harga
29 28. Ruangan Pribadi
30 29. Perusak Ketenangan
31 30. Festival I
32 31. Festival II
33 32. Festival III
34 33. Keluarga Terkuat
35 34. Permintaan Pertama
36 35. Berlatih Menunggangi Kuda
37 36. Terluka
38 37. Teka-Teki
39 38. Sahabat
40 39. Ketahuan
41 40. Memilih Gaun
42 41. Lilian
43 42. Cantik
44 43. Dunia Novel ?
45 44. Orang Asing
46 45. Kepemilikan
47 46. Ayah dan Putra
48 47. Rencana
49 48. Latihan I
50 49. Latihan II
51 50. Permintaan Kedua
52 51. Perangkap
53 52. Teman
54 53. Perkara Ciuman
55 54. Jangan menangis
56 55. Lukisan
57 56. Lilian II
58 57. Rencana Kegiatan
59 58. Memulai
60 59. Pertemuan Kembali
61 60. Merasa Kesal
62 61. Harimau
63 62. Kondisi
64 63. Kucing ?
65 64. Hewan Mitos
66 65. Citto
67 66. Naga Kecil
68 67. Mahkota
69 68. Rencana Lagi
70 69. Kesabaran
71 70. Adik
72 71. Surat
73 72. Kabur
74 73. Preman Pasar
75 74. Surat 2
76 75. Langkah Awal
77 76. Rencana Perayaan
78 77. Menggoda
79 78. Gantungan Burung Poenix
80 79. Rahasia
81 80. Pengakuan
82 81. Buntelan Kain
83 82. Wilayah barat
84 83. Persiapan Acara
85 84. Perayaan Panen 1
86 85. Perayaan Panen II
87 86. Perayaan Panen III
88 87. Perjalanan I
89 88. Janji Masa Depan
90 89. Harapan
91 90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92 91 . Informasi
93 92. Tanaman Pembunuh
94 93. Keluarga Kecil
95 94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96 95. Bahasa Citto
97 96. Kerajaan Apollonia
98 97. Tempat Ritual
99 98. Pembahasan Rencana
100 99. Pertengkaran Kecil
101 100. Laporan
102 101. Perubahan Citto
103 102. Petunjuk Lain
104 103. Permintaan Maaf termanis
105 104. Perjalanan II
106 105. Penyerangan
107 106. Khawatir
108 107. Saran Seorang Ayah
109 108. Baikan
110 109. Pesta Dansa I
111 110. Pesta Dansa II
112 111. Perayaan Pesta III
113 112. Pancingan
114 113. Penyerangan dalam Istana
115 114. Pelaku Pertama
116 115. Pembunuhan Masal
117 116. Buku Catatan Lilian I
118 117. Buku Catatan Lilian II
119 118. Terungkap
120 119. Buku Catatan Lilian III
121 120. Merencanakan Sesuatu
122 121. Masuk Perangkap
123 122. Alben Benito
124 123. Kambing Hitam
125 124. Rencana Awal Berhasil
126 125. Membakar Gedung Belakang
127 126. Kebakaran
128 127. Bola Kristal
129 128. Kondisi Lilian
130 129. Cerita Lilian Masa Lalu
131 130. Rencana Malam Lentera
132 131. Kebakaran Gua
133 132. Dalang kebakaran
134 133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135 134. Malam Lentera
136 135. Malam Lentera 2
137 136. Perubahan Naga Citto
138 137. Pertarungan Dua Pangeran
139 138. Selir Gracia
140 139. Pangeran Igor
141 140. Pertarungan
142 141. Pengorbanan
143 142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144 143. Hukuman
145 144. Kondisi Lilian
146 145. Kepergian
147 Pemberitahuan
148 Pengumuman
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Prolog
2
1. kembali terlahir
3
2. Permen kapas
4
3.Bertemu
5
4.istana
6
5.Jamuan Teh
7
6. Istana 2
8
7. Busur
9
8. Bakat
10
9. Bertemu lagi
11
10. Bandit I
12
11. Bandit II
13
12. Khawatir
14
13. Kasih Sayang
15
14. Kakao
16
15. kerja sama
17
16. Kopi
18
17. Marah
19
18. Menggambar
20
19. Gadis bermuka dua
21
20. Bubuk coklat
22
21. Rencana
23
22. Keju dan Permen Kapas
24
23. Cemburu
25
24. Mentega dan Kopi
26
25. Mentega II
27
26. Membuat Kopi dan Coklat
28
27. Harga
29
28. Ruangan Pribadi
30
29. Perusak Ketenangan
31
30. Festival I
32
31. Festival II
33
32. Festival III
34
33. Keluarga Terkuat
35
34. Permintaan Pertama
36
35. Berlatih Menunggangi Kuda
37
36. Terluka
38
37. Teka-Teki
39
38. Sahabat
40
39. Ketahuan
41
40. Memilih Gaun
42
41. Lilian
43
42. Cantik
44
43. Dunia Novel ?
45
44. Orang Asing
46
45. Kepemilikan
47
46. Ayah dan Putra
48
47. Rencana
49
48. Latihan I
50
49. Latihan II
51
50. Permintaan Kedua
52
51. Perangkap
53
52. Teman
54
53. Perkara Ciuman
55
54. Jangan menangis
56
55. Lukisan
57
56. Lilian II
58
57. Rencana Kegiatan
59
58. Memulai
60
59. Pertemuan Kembali
61
60. Merasa Kesal
62
61. Harimau
63
62. Kondisi
64
63. Kucing ?
65
64. Hewan Mitos
66
65. Citto
67
66. Naga Kecil
68
67. Mahkota
69
68. Rencana Lagi
70
69. Kesabaran
71
70. Adik
72
71. Surat
73
72. Kabur
74
73. Preman Pasar
75
74. Surat 2
76
75. Langkah Awal
77
76. Rencana Perayaan
78
77. Menggoda
79
78. Gantungan Burung Poenix
80
79. Rahasia
81
80. Pengakuan
82
81. Buntelan Kain
83
82. Wilayah barat
84
83. Persiapan Acara
85
84. Perayaan Panen 1
86
85. Perayaan Panen II
87
86. Perayaan Panen III
88
87. Perjalanan I
89
88. Janji Masa Depan
90
89. Harapan
91
90. Kekayaan Yang Tersembunyi
92
91 . Informasi
93
92. Tanaman Pembunuh
94
93. Keluarga Kecil
95
94. Memancing Kemarahan Raja Reinal
96
95. Bahasa Citto
97
96. Kerajaan Apollonia
98
97. Tempat Ritual
99
98. Pembahasan Rencana
100
99. Pertengkaran Kecil
101
100. Laporan
102
101. Perubahan Citto
103
102. Petunjuk Lain
104
103. Permintaan Maaf termanis
105
104. Perjalanan II
106
105. Penyerangan
107
106. Khawatir
108
107. Saran Seorang Ayah
109
108. Baikan
110
109. Pesta Dansa I
111
110. Pesta Dansa II
112
111. Perayaan Pesta III
113
112. Pancingan
114
113. Penyerangan dalam Istana
115
114. Pelaku Pertama
116
115. Pembunuhan Masal
117
116. Buku Catatan Lilian I
118
117. Buku Catatan Lilian II
119
118. Terungkap
120
119. Buku Catatan Lilian III
121
120. Merencanakan Sesuatu
122
121. Masuk Perangkap
123
122. Alben Benito
124
123. Kambing Hitam
125
124. Rencana Awal Berhasil
126
125. Membakar Gedung Belakang
127
126. Kebakaran
128
127. Bola Kristal
129
128. Kondisi Lilian
130
129. Cerita Lilian Masa Lalu
131
130. Rencana Malam Lentera
132
131. Kebakaran Gua
133
132. Dalang kebakaran
134
133. Rangkaian Beberapa Kejadian
135
134. Malam Lentera
136
135. Malam Lentera 2
137
136. Perubahan Naga Citto
138
137. Pertarungan Dua Pangeran
139
138. Selir Gracia
140
139. Pangeran Igor
141
140. Pertarungan
142
141. Pengorbanan
143
142. Peristirahatan Terakhir Rosa
144
143. Hukuman
145
144. Kondisi Lilian
146
145. Kepergian
147
Pemberitahuan
148
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!