Duke Marven memijit kening frustasi setelah mendengar penjelasan dari kedua anaknya.
"APA KALIAN SADAR DENGAN SIAPA KALIAN AJAK KERJA SAMA?" Ucap Duke Marven keras.
"Tenang Ayah, Apa kau tak melihat Lilian sekarang sangat ketakutan, kita bisa bicarakan ini baik-baik." Ucap Illyria sambil mengelus lengan suaminya.
Saat seorang pelayan memberitahu bahwa Duke Marven sedang memarahi kedua anaknya, Illyria langsung meninggalkan pekerjaannya dan berlari menemui suami serta kedua anaknya.
"Bagaimana bisa Ayah tenang melihat kelakuan kedua anak mu ini, masalah pohon diperkebunan masih bisa ayah maklumi karena itu adalah milik kita, maka tidak masalah jika kita rugi tapi ini menyangkut anggota kerajaan." Ucap Duke Marven marah.
"Maka dari itu kita sebagai orang tua harus memberi mereka kesempatan, kita tidak akan tau bagaimana hasilnya jika kita tidak mencoba." Ucap Illyria yang mencoba menenangkan suaminya.
"Ini sudah kelewatan, bagaimana bisa mereka mengambil keputusan tanpa berdiskusi dulu dengan kita." Ucap Duke Marven masih emosi.
Illyria menatap kedua anaknya sebentar lalu kembali menatap suaminya. "Kau tau Zheyan sudah dewasa dan dia adalah pewaris dari keluarga kita jadi semestinya dia tegas dalam mengambil keputusan, pastinya sebelum melakukan kerja sama ia sudah menimbang baik dan buruknya keputusan yang akan ia ambil sedangkan untuk Lilian, kau tau putri kita itu berbeda dengan putri bangsawan lain, ia selalu ingin mencoba hal yang baru ia temui dan rasa ingin tahunya besar, siapa tau memang sebelum Lilian kehilangan ingatannya ia sudah mencari tau tentang kedua tanaman itu." Jelas Illyria panjang.
Duke Marven kembali menatap kedua anaknya, mendengar ucapan istrinya membuat ia sedikit tenang dan mulai mempercayai keputusan kedua anaknya.
"Kita hanya perlu percaya dan terus mendukung mereka." Ucap Illyria lagi.
"Lalu bagaimana kalau mereka gagal dan di hukum oleh pihak istana?" Ucap Duke Marven sambil menatap kedua anaknya khawatir.
Illyria tersenyum lembut menatap suaminya, "Kita lihat dulu hasilnya nanti jika mereka gagal dan dihukum pihak istana maka itu adalah tugas kita sebagai orang tua untuk mencari jalan keluarnya." Ucap Illyria.
Duke Marven kembali menghembuskan napas berat. "Baiklah, Ayah menyimpan harapan besar pada kalian berdua jadi tolong jangan kecewakan Ayah." Ucap Duke Marven menatap kedua anaknya sendu.
"Baik ayah, terima kasih telah percaya pada kami, kami akan berusaha semaksimal kami dan tidak akan mengecewakan ayah." Ucap Zheyan yang masih di peluk erat oleh Lilian.
Illyria tersenyum lembut mendengar ucapan Zheyan dan menatap ke belakang punggung Zheyan. "Lilian...kau tak perlu takut lagi, Ayah mu sudah lebih tenang." Ucap Illyria.
Lilian hanya mengintip sedikit saja ke arah kedua orang tuanya. "Terima kasih Ayah, terima kasih Ibu." Ucap Lilian yang masih setia memeluk tubuh Zheya.
"Kalau begitu kalian pergi beristirahatlah dulu, kalian sudah melakukan perjalan jauh, ibu akan menyuruh menyiapkan makanan untuk kalian dan membawanya ke kamar kalian masing-masing." Ucap Illyria.
"Kalau begitu kami undur diri dulu Ayah, Ibu." Ucap Zheya.
Setelah berpamitan keluar, Zheyan membawa Lilian menuju Kamarnya. Sesampainya, Zheyan mencoba membuka tangan Lilian yang melingkar di pinggangnya.
"Lilian kita sudah sampai dikamar mu." Ucap Zheyan.
Lilian menggelengkan kepalanya tanda tak mau melepaskan pelukannya pada Zheyan.
"Disini sudah tidak ada Ayah lagi, lagian Ayah sudah memberi kita kesempatan jadi ayo kita buktikan pada ayah kalau kita bisa." Ucap Zheyan sambil mengelus kepala Lilian.
Lilian akhirnya melepaskan pelukannya pada Zheyan. "Ayo semangat Kakak." Ucap Lilian sambil mengepalkan tangannya.
"Kalau begitu beristirahatlah." Ucap Zheyan sambil tersenyum.
Lilian lalu mengangguk dan berjalan menuju ranjangnya untuk beristirahat. Kemudian Zheyan keluar menuju kamarnya sendiri untuk beristirahat.
°°°
Lilian terbangun dari tidurnya pada sore hari, saat terbangun Lilian langsung menyantap makanan yang sudah Rosa sediakan.
Setelah meneguk habis air dalam gelasnya, Lilian berjalan menuju meja belajar dan mulai mencari sesuatu yang ia butuhkan.
"Apa yang Nona cari?" Tanya Rosa penasaran.
"Aku mencari sesuatu yang bisa aku gunakan untuk menggambar." Ucap Lilian.
"Ohh Anda menyimpannya di rak yang paling bawah Nona." Ucap Rosa.
"Dimana ?" Tanya Lilian yang tak melihat benda yang ia cari.
"Kalau begitu biar saya saja yang mencari Nona." Ucap Rosa.
Lalu Rosa berdiri di samping Lilian dan membungkukkan tubuhnya membuka salah satu rak meja paling bawah. Rosa mengambil alat-alat yang dibutuhkan oleh Lilian dan menyerahkannya.
"Ini Nona." Ucap Rosa.
Lilian menerima sebuah buku yang tingginya sekitar 210 mm dan lebar 297 mm dan beberapa kuas. Dari kuas yang memiliki yang memiliki bulu tipis sampai kuas yang berbulu tebal.
Lilian kemudian duduk di kursi yang berada didepan meja belajarnya. Lalu ia mencelupkan kuas yang berbulu tipis kedalam tinta hitam yang ada didepannya, kemudian Lilian mulai menggambar model meja dan kursi yang ia ingat sewaktu mengunjungi cafe pada dunianya.
Senjapun berganti dengan gelapnya malam namun Lilian sama sekali tak beranjak dari duduknya dan masih sibuk dengan kegiatan menggambarnya. Rosa yang sedari tadi hanya duduk diam menunggu perintah dari Nonanya pun mulai bosan dan berjalan mendekat ke arah Lilian.
"Nona hari sudah gelap, waktunya Nona makan malam." Ucap Rosa.
Lilian tak menjawab ucapan Rosa, ia bahkan tak bergerak sedikitpun dari tempat duduknya.
"Nona." Panggil Rosa.
"Haiss kau hanya mengganggu ku saja Rosa." Ucap Lilian kesal.
"Nona harus makan malam dulu, kalau sudah selesai Nona kembali menggambar lagi." Tawar Rosa.
"Aku tidak lapar, pergilah jangan mengganggu ku!" Usirnya pada Rosa.
Rosa menghela napas pelan. "Kalau begitu saya bawa kesini saja makanannya Nona." Ucap Rosa dan berjalan keluar dari kamar Lilian.
Sesaat setelah kepergian Rosa, suara derup langkah kaki terdengar memasuki kamar Lilian.
"Kenapa kau tak keluar untuk makan malam Lilian?" Ucap Zheyan lalu berdiri disamping Lilian.
"Aku terlalu sibuk." Ucapnya singkat tanpa melihat ke arah Zheyan.
"Walaupun sibuk seharusnya kau makan dulu walaupun sedikit." Ucap Asgar.
Mendengar suara Asgar, Lilian menyimpan kuasnya dan menatap ke arah Asgar.
"Kakak aku telah menggambar beberapa model kursi dan meja yang akan kita gunakan, Silahkan Kakak lihat dulu model mana yang akan kita ambil." Ucap Lilian kemudian menyerahkan hasil gambarnya.
Asgar kemudian menerima buku yang diberikan Lilian dan membuka buku tersebut. Mata Asgar dan Zheyan membulat saat melihat hasil gambar yang Lilian berikan.
"Lilian darimana kau dapat ide membuat kursi seperti ini?" Ucap Asgar.
"Entahlah aku hanya membayangkannya di kepala ku lalu menggambarnya dibuku itu" Ucap Lilian.
Kemudian Asgar kembali membuka halaman berikutnya dan kembali tercengang melihat hasil gambar Lilian. Zheyan bahkan sesekali menatap aneh ke arah Lilian, selain gambar Lilian yang bagus Zheyan heran darimana Lilian bisa menggambar model kursi yang sebelumnya tak pernah sama sekali ia lihat.
"Apa kau yakin tak pernah melihat kursi seperti ini sebelumnya?" Ucap Zheyan penasaran.
"Apa Kakak pernah melihat kursi yang seperti itu sebelumnya?" Tanya Lilian kembali.
Asgar dan Zheyan sama-sama menggeleng.
"Ya sudah kalau begitu, itu artinya kursi itu memang belum pernah dibuat sebelumnya." Ucap Lilian enteng.
Dari arah pintu Rosa masuk dengan nampan makanan ditangannya. Lilian kemudian berdiri dari duduknya dan membuka penutup makanan yang dibawa oleh Rosa.
"Ummm baunya sangat enak, tadi ku pikir aku akan melewatkan makan malam ku namun setelah mencium bau makanan ini selera makan ku bergejolak." Ucap Lilian sambil tertawa.
"Oh iya hampir saja lupa, Kakak aku memerlukan banyak susu sapi jadi dari mana aku bisa mendapatnya dalam jumlah banyak?". Ucap Lilian sambil memakan makanannya.
"Makan dulu baru ngomong." Ucap Asgar lalu duduk di dekat Lilian yang juga di ikuti Oleh Zheyan.
Lilian mengangguk patuh lalu ia makan dengan tenang. Setelah menyelesaikan makanannya, Lilian menyuruh Rosa agar membawa keluar nampan yang isinya sudah ia habiskan lalu kembali ke pembahasan yang sebelumnya tertunda.
"Jadi gimana ? Dimana aku bisa mendapatkan susu dalam jumlah yang banyak ?" Tanya Lilian.
"Sebelumnya akan kamu gunakan untuk apa susu dalam banyak itu ?" Tanya Zheyan penasaran.
"Untuk aku gunakan sebagai salah satu bahan pembuatan kue, selain coklat aku membutuhkan bahan lainnya." Ucap Lilian.
"Kalau begitu biarkan Kakak saja yang mengurus tentang susu, lagian kita sudah mendapatkan model kursi dan meja yang kita butuhkan, sepulang dari sini Kakak akan langsung memberikan hasil gambar yang kau berikan ke tukang kayu." Ucap Asgar.
"Baiklah untuk urusan susu aku serahkan ke Kak Asgar." Ucap Lilian lalu menatap ke arah Zheyan.
"Selanjutnya aku butuh bantuan Kak Zheyan agar bisa mendapat ijin keluar kediaman dari Ayah, rencananya besok Aku dan Rosa akan ke pasar untuk melihat sisa bahan yang kita butuhkan." Ucap Zheyan.
"Untuk itu serahkan kepada Kakak namun kau keluar harus ditemani oleh beberapa pengawal." Ucap Zheyan.
"Baiklah tak masalah, aku juga membutuhkan tenaga mereka untuk membawa barang-barang yang kita beli besok." Ucap Lilian.
"Lalu selanjutnya apa yang harus Kakak kerjakan lagi ?" Tanya Zheyan.
"Besok pagi Kakak pergilah memeriksa buah kakao yang sebelumnya sudah kita kirim ke sini, pisahkan buah yang sudah benar-benar kering dan buah yang masih mengandung air, lalu buah-buah yang sudah kering akan langsung kita proses besok, oh iya jangan lupa pastikan buah kopi yang kita ambil dari perkebunan pangeran di jemur langsung dibawah sinar matahari langsung." Jelas Lilian.
"Baiklah." Ucap Zheyan.
"Kalau semuanya sudah selesai dibahas sebaiknya aku segera pulang, semakin cepat aku menyerahkan hasil gambar ini ke tukang kayu akan semakin cepat pula pengerjaannya." Ucap Asgar.
Lilian dan Zheyan mengangguk setuju dengan ucapan Asgar. Kemudian Asgar dan Zheyan keluar dari kamar Lilian sedangkan Lilian sendiri membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan menutup kedua matanya.
"Besok akan menjadi hari yang melelahkan." Ucap Lilian dengan mata tertutup.
°°°
hohoho sedikit Author kasih bocoran untuk part selanjutnya ya 😊. Part selanjutnya mungkin akan membuat para pembaca sedikit greget, soalnya Author akan mulai memunculkan peran tokoh antagonis dan tokoh-tokoh pendukung lainnya. Author bahkan sampai kesal sendiri saat membaca ulang tulisan Author 🤣🤣🤣.
Jadi selamat menunggu part selanjutnya ya ☺️, jangan lupa terus beri dukungan untuk Author😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
D'vee
bahasanya Indo gaul... bukan bahasa buku.. padahal background nya west... 🤧🤧🤧
padahal dah keren alur nya...
but keep fighting author
2022-04-16
0
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
semangat terusss jangan kasih kendor
2022-03-04
0
arrly
seru lanjjut thor semangat
2021-09-13
0