“Bu, Flora pulang.” Itulah kata-kata yang pertama kali Flora ucapkan saat ia tiba di dalam rumah.
“Kamu sudah pulang, Nak," sambut Seruni.
Flora langsung menyalami ibunya lalu mencium punggung tangan wanita yang sudah melahirkannya itu.
“Ibu, ini martabak telur kesukaan ibu dan ini gaji pertama Flora di kantor.” Flora menyerahkan dua barang yang sudah dari tadi Flora ingin serahkan kepada ibunya.
“Terimakasih, Nak. Tapi ibu tidak butuh ini. Ibu masih punya uang. Ini kamu simpan untuk masa depan kamu saja,” tolak Seruni.
“Bu, Flora sudah ambil untuk keperluan Flora sendiri. Ini untuk bantu ibu cicil hutang,” ucap Flora.
“Tapi, Nak —”
“Bu, jangan menolak,” mohon Flora. “Ibu punya hutang banyak juga karena Flora, 'kan. Jadi tolong terima uang ini! Flora mohon … izinin Flora untuk bantu ibu sekarang!” lanjut Flora.
Seruni tersenyum lalu mengusap sisi wajah anaknya. “Baiklah, Nak. Terima kasih,” ucap Seruni.
Flora langsung memeluk tubuh seruni. “Flora yang harusnya berterimakasih sama ibu. Ibu mau bersusah payah sendiri untuk membesarkan Flora dan menyekolahkan Flora sampai pendidikan yang tinggi.”
Dan Flora tidak akan membiarkan siapapun yang mencoba untuk menyakiti ibu, lanjut Flora dalam hati.
Seruni menarik diri dari pelukan Flora. “Kamu mandi, terus kita makan martabak ini sama-sama.”
“Iya, Bu. Kalau gitu Flora mandi dulu.” Flora meninggalkan Seruni dan melangkah menuju kamarnya.
Setelah setengah jam Flora membersihkan diri, kini Flora keluar dari kamarnya dengan pakaian santainya. Langkahnya menuju ruang tengah tempat biasa ia makan bersama ibunya.
Flora dan ibunya duduk di atas karpet berukuran kecil. Di hadapan mereka sudah ada nasi dan beberapa lauk serta sayuran, tidak lupa satu porsi martabak telor yang tadi Flora beli.
“Bu, kalau Flora sudah punya uang banyak, Flora mau beli rumah kecil-kecilan saja biar kita gak ngontrak terus kaya gini,” ucap Flora seraya mengambil nasi dan lauk dan menaruhnya di atas piring yang sudah ibunya berikan.
“Amin.” Seruni pun melakukan hal yang sama dengan Flora. "Oh iya, bagaimana apa kamu sudah merasa betah kerja di sana?”
“Sudah dong, Bu. Atasan Flora orangnya baik banget. Meski sudah tua tapi ganteng, duda lagi,” ucap Flora.
Seruni terkekeh setelah mendengar perkataan Flora. “Awas loh nanti kamu naksir sama atasan kamu,” goda Seruni. Kini Flora yang terkekeh karena ibunya menggoda dirinya. “Oh iya siapa nama bos kamu?”
“Farhan Ferdinand,” jawab Flora.
Seruni yang akan akan memasukan makanannya ke dalam mulut mendadak berhenti setelah mendengar nama bos anaknya, "
“Farhan Ferdinand?”
“Iya, Ibu kenal?” tanya Flora saat melihat wajah serius ibunya.
“Ya gak lah! Masa iya ibu kenal sama orang kaya seperti bos kamu,” jawab Seruni.
“Iya, ya, Bu.”
“Sudah, makan dulu! Ngobrolnya di lanjut nanti saja. Ibu juga harus nyelesiin pekerjaan ibu,” ucap Seruni.
“Ya, Bu.”
Setelah itu tidak ada lagi yang bersuara, hanya ada suara dari dentingan sendok yang beradu dengan piring. Setelah beberapa saat keduanya sudah selesai makan malam. Flora dengan segera membereskan sisa makanan mereka lalu mencuci perabot makan yang kotor.
“Bu, Flora ke kamar dulu ya, masih ada pekerjaan yang harus Flora kerjakan,” pamit Flora.
Seruni yang sedang menyetrika pakaian para tetangga.
"Iya, Nak," sahut Seruni tanpa mengalihkan pandangannya dari pekerjaannya.
Ya Seruni bekerja sebagai tukang cuci gosok.
Flora masuk ke dalam kamar dan memeriksa beberapa berkas yang harus ia serahkan pada atasannya, besok.
Pekerjaannya kali ini memerlukan banyak ketelitian. Dulu saat kuliah Flora pernah bekerja paruh waktu di sebuah restoran di salah satu pusat perbelanjaan di kota itu. Flora bekerja sebagai waiters di sana. Bukan hanya itu, Flora juga sering membantu untuk mengurus pembukuan keuangan di sana. Flora bekerja di tempat itu, atas dasar recomendasi kekasihnya.
Flora menyudahi pekerjaan yang sudah selesai, lalu ia memilih untuk keluar dari kamar untuk mengambil minum di dapur. Flora melangkah menuju dapur, tetapi melihat ibunya masih menyetrika. Flora melihat ibunya sudah beberapa kali menguap, tetapi tumpukan baju yang belum disetrika masih banyak.
“Bu, Flora bantuin ya,” ucap Flora.
“Eh, kok kamu belum tidur?” tanya Seruni.
“Flora habis ngelanjutin kerjaan Flora yang belum selesai, tapi sekarang udah selesai kok,” jawab Flora. “Flora bantuin ya, biar cepat selesai," ucap Flora.
“Sudah, istirahat saja! Besok, 'kan kamu harus kerja,” suruh Seruni.
“Gak apa-apa kok, Bu. Flora juga belum ngantuk,” ucap Flora.
Flora mengambil satu setrikaan lagi untuk mulai membantu ibunya.
“Bu, kalau nanti Flora sudah punya modal, kita buka Loundry saja, bagaimana, Bu,” usul Flora.
“Kamu yakin?” tanya Seruni.
“Yakin lah, Bu. Flora 'kan gak akan selamanya bakalan kerja di perusahaan itu. Flora juga pengin punya usaha sendiri nantinya,” jawab Flora.
“Ya sudah terserah kamu saja, yang penting kita dapat uang dengan cara halal.”
Flora menanggapi ucapan ibunya dengan anggukan kecil serta senyuman manisnya. Tidak terasa waktu sudah 12 malam dan pekerjaan mereka berdua sudah selesai menyetrika.
“Syukurlah, akhirnya selesai semua. Terimakasihnya, Nak, kamu sudah bantu ibu. Sekarang lebih baik kamu istirahat, biar besok kamu gak kesiangan,” suruh Seruni.
“Baik, Bu. Ibu juga istirahat jangan terlalu lelah.” Setelah mengatakan itu, Flora pun kembali masuk ke kamar begitu juga dengan Seruni.
Flora mulai merebahkan dirinya di atas kasur yang tidak terlalu besar. Tidak lupa ia menyetel waktu di ponselnya agar ia tidak terlambat bangun besok.
Mata Flora mulai terpejam. Di dalam setiap tidurnya ia berharap bertemu dengan sosok ayahnya, meski wajahnya tidak jelas. Hal itu lah yang mampu menghibur Flora setiap ia rindu pada kasih sayang seorang ayah.
*****
Keesokan harinya
Lagu lawas berjudul i have e dream yang dinyanyikan oleh boyband bernama Westlife selalu membangunkan Flora dari tidurnya. Seperti kali ini tepat pada jam setengah lima pagi, Flora bangun setelah mendengar lagu itu.
Flora mengucek matanya dengan punggung tangannya. Perlahan ia juga mulai membuka matanya, lalu mengedipkan kedua matanya berulang-ulang agar matanya bisa beradaptasi dengan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Setelah matanya terbuka sempurna, Flora mematikan alarm di ponselnya.
Flora beranjak dari tempat tidur dan langsung menyambar handuk yang ada di belakang pintu kamarnya. Flora membuka pintu kamarnya, lalu melangkah menuju kamar mandi yang ada di sudut belakang rumah kontrakan itu.
Langkahnya terhenti saat melihat ibunya sedang memasak di dapur. “Pagi, Bu,” sapa Flora.
“Pagi, Nak,” sapa balik Seruni.
Flora memeluk ibunya dengan sangat manja.
“Manja banget sih anak ibu,” ledek Seruni.
“Biarin saja, manja sama Ibu ini,” ucap Flora.
“Sudah sana mandi, nanti telat loh,” suruh Seruni.
“Iya, Bu.” Flora melepaskan pelukannya dan kembali melangkah menuju kamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 251 Episodes
Comments
Imas Priyanati Anggoro
pengalaman pribadi aku ,ABG ku pacaran SM ank dr bpkku dengan wanita lain,bgt mau serius baru ketauan klo ternyata saudara beda ibu,sedih sih😭
2022-05-30
0
zen aril
hayyo jangan"" pak Farhan ayahnya Flora 😂😂
2021-09-30
0
Bundanya Robby
jangan bilang Farhan Ferdinand ayah flora ya 🤔🤔🥺🥺🥺
2021-09-03
1