Mendadak jatuh hati

"Apa yang habis kalian lakukan di luar sana?" Apri mengintimidasi Rania dan Haris, memandangnya secara bergantian.

Livi pun ikut memandang serius.

Rania hanya terdiam. Haris tersenyum sinis pada Apri dan Livi.

"Jangan-jangan kamu mengancam Rania?" celoteh Apri.

"Ran, apa yang Haris perbuat? Apa dia menyakitimu?" Apri masih saja kepo.

Rania dan Apri saling pandang. Saling melempar senyum satu sama lain. Apri sangat keheranan begitu juga dengan Livi.

Tiba-tiba Haris bangun dari duduknya.

"Hhfffft. Kalian seperti detektif saja. Rania, aku pamit pulang ya?" Haris berbicara sangat lembut pada Rania lalu pergi begitu saja meninggalkan dua manusia kepo yang haus informasi.

Apri dan Livi memandangi langkah Haris yang hampir keluar dari rumah.

Livi menepuk pundak Apri.

"Kamu gak ikut pulang?" ucap Livi.

"Iya aku pulang. Heehe aku pulang. Bye," ucap Apri tampak gugup. Kemudian menyusul Haris yang sudah di luar.

Rania bangun dan hendak pergi ke kamar mandi.

" Rania. Kamu mau cerita sama mba kan?" rayu Livi.

"Besok ya mba, aku capek. Ayo kita istirahat dulu." Rania menjawab dengan seramah ramahnya, takut jika Livi merasa tersinggung.

Livi tersenyum kemudian mereka berdua masuk ke kamar menghampiri Devi.Rania dan Livi tidur di sebelah kiri dan kanan Devi. Memeluk Devi yang sudah tertidur.

Mereka terlelap dalam mimpinya masing-masing.

*************************

Mentari pagi menyoroti seluruh dunia.

Rania mengedipkan matanya yang terkena silauan matahari yang menembus jendela kamarnya.

Melihat ponsel di lacinya.

Pukul 06.42 WIB.

"Aku kesiangan, Aaaaa Devi... mba Livi ayo bangun, kita kesiangan!" Rania langsung menggoyangkan tubuh Devi dan Livi.

Rania langsung berlari menuju dapur, menggoreng telur ala kadarnya, menyiapkan piring di meja makan, kemudian menuju kamar mandi, Rania mandi secepat kilat.

Devi pun langsung mandi setelah Rania keluar dari kamar mandi.

Melihat Rania yang gugup, Livi pun berinisiatif menyiapkan susu untuk mereka bertiga. Biasanya Rania yang menyiapkan semuanya.

Tak berapa lama Devi dan Rania selesai bersiap siap. Mereka bertiga sarapan tanpa ada pembicaraan apapun.

Devi selesai duluan, lalu berpamitan, mencium punggung tangan mba-mba'nya lalu berangkat sekolah.

Disusul Rania yang berpamitan pada Livi. Berlari menuju jalanan dengan sangat tergesa -gesa.

Livi geleng-geleng melihat kedua adik sepupunya itu.

Saat sedang menunggu angkutan, Rania sempat membuka ponselnya. Membaca pesan yang masuk.

"Om sampai di desa x, cegah Livi jika dia mau bepergian!"

"Apa?? om sampai sepagi ini??? Lagian bagaimana aku bisa lupa sih kalo hari ini om mau berkunjung kesini.??? " Batin Rania kesal sendiri.

" Baik om," balas Rania.

Rania berjalan pulang.

"Bikin capek aja. Tau gini tadi aku gak usah buru-buru" gerutunya lagi.

Livi melihat dari teras rumah, Rania yang sedang berjalan menuju rumahnya.

"Itu bukannya Rania? Kenapa balik lagi?" Livi masih menyiram beberapa tanaman di depan rumah.

Sampailah Rania di rumahnya dengan wajah yang ditekuk.

Livi menghampiri Rania.

"Kenapa pulang Ran?"

"Hari ini aku cuti mba."

"Lho kenapa? Bukannya tadi kamu terburu buru?"

"Iya mba, aku lupa kalo kemarin aku sudah ijin untuk minta cuti. Eh taunya tadi pagi aku lupa banget. Aku pengen nemenin mba di rumah," jelas Rania.

Livi mengangguk.

"Terus kita mau ngapain nih di rumah?" tanya Livi.

"Ngobrol-ngobrol aja ya mba, aku memang lagi capek," Rania menjawab sekenanya. Berharap bisa menahan Livi sampai om dan tantenya sampai.

"Kalo begitu kamu cerita yang semalam ya? ya?" Livi memohon.

"Mba masih ingat saja. Semalam aku gak ngapa-ngapain mba. Hanya membicarakan kamera yang aku jatuhin di kafe."

"Tapi kenapa harus pergi berdua?" Livi mulai curiga.

"Gak tau juga, tapi mas haris cuma membahas itu." Rania mulai kebingungan dan tersenyum kecut.

"Ayolah cerita. Janji gak akan bocor." Livi masih memaksa dengan menunjukkan jari kelingkingnya.

"Bener mba gak ada apa-apa" jawab Rania lagi.

"Ah kamu." Livi cemberut.

"Bikin kue yuk mba?" ajak Rania.

"boleh, yuk!" Livi tersenyum lagi.

Mereka berdua menuju dapur. Menyiapkan bahan-bahan kue yang diperlukan.

Membuat kue sambil sesekali tertawa.

Terlihat asyik sekali.

"Tin tin," suara klakson mobil.

"Siapa itu Ran, coba kamu lihat?"

"Iya mba."

Rania membuka pintu. Haris sudah berdiri tepat di depan pintu. Rania sangat terkejut.

"Rania. Sedang apa kamu?" Haris menyapa Rania dengan lembut

"Mas, kenapa kesini lagi? Aku sedang membuat kue," jelas Rania terbata bata.

"Wah enak nih." Haris nyelonong masuk.

"Mas tunggu. Mas mau ngapain?" Rania menarik lengan kemeja haris. Seperti anak yang mengejar bapaknya.

Rania mungil sedangkan Haris berperawakan gagah.

"Tentu mencicipi masakan calon istriku." Haris menoleh, tersenyum pada Rania.

Rania membelalakkan matanya.

"Mas di dalam ada mba Livi, jangan bicara kencang-kencang!" Rania semakin meremas lengan baju Haris.

"Nanti juga dia akan tau, mana om dan tante kamu? Aku ingin segera meminta restu." Haris mengelus anak rambut Rania.

Rania tertunduk malu.

"Mas Haris lelaki yang sangat sempurna. Apa ini yang namanya jatuh cinta?" Rania memegangi dadanya.

"Kamu melamun?" Haris mengangkat dagu Rania.

Rania semakin gemetaran tak menentu.

"Ah kalian ternyata saling jatuh cinta!" seru Livi dari belakang Haris.

Rania langsung gelagapan karena Livi melihat perlakuan Haris padanya.

"Aaaa mba, sejak kapan mba disitu?" Rania sangat gugup.

"Baru saja kok. Maaf ya udah ngagetin. Maaf maaf." Livi memundurkan badannya sambil tersenyum. Masuk ke dapur lagi..

Terpopuler

Comments

Rizka Bidari

Rizka Bidari

keren KK..

lanjut semangat

aku udah kasih 10 like di bab 1-10 ya KK.

feedback ke karya aku ya KK
*Dara dan Direktur Zeheeb

terimakasih 😍😍😍

2020-04-20

1

...

...

Gendhis udah mampir ya kak, semangat nulisnyaaa

2020-03-28

2

lihat semua
Episodes
1 Awal pertemuan
2 Kehidupan Rania
3 Rania 2
4 Rania 3
5 Haris 1
6 Haris yang sebenarnya
7 Masa lalu Haris
8 Haris dan mimpinya
9 cinta pertama Rania
10 Mendadak jatuh hati
11 Restu yang ditunggu
12 Hati yang berbunga
13 Seperti kucing dan tikus
14 Rania merasa di sayangi
15 Merasa disayangi 2
16 Merasa disayangi 3
17 Sakit
18 Masih sakit
19 Makan siang
20 Ungkapan rasa
21 Masih tentang perasaan
22 Bertemu mertua 1
23 Bertemu mertua 2
24 Bertemu mertua 3
25 Bertemu mertua 4
26 Bertemu mertua 5
27 Menyudahi cinta pertamanya.
28 Perjodohan berlanjut
29 Apa kabar Livi?
30 Kenapa dengan Livi?
31 Livi dan Apri End
32 Malam pertama.
33 kisah pengantin baru
34 Kabar Rania?
35 Sudah biasa
36 Jomblo?
37 Jomblo 2
38 Pernikahan Haris dan Hanin
39 Pesta telah usai
40 pak ustadz dan istri tomboy nya
41 PDKT
42 Masih PDKT
43 Masih PDKT
44 Masih eps PDKT
45 Jadian
46 Semakin cinta
47 Bertepuk sebelah tangan
48 Maaf
49 Sudah berpaling
50 Tidak ada harapan
51 Malam penuh tawa
52 Pagi yang menegangkan
53 Qobiltu
54 Belum siap
55 -
56 Pagi sayang
57 Mama dan adik ipar
58 Makan siang
59 Terimalah aku
60 Tetanggaan
61 love love lagi
62 Baper
63 Mba Livi hamil
64 Gila banget!!!!
65 Ulang tahun Devi
66 Konflik membara
67 Morning kiss
68 Kunjungan ke rumah mertua
69 Sebuah rahasia
70 Kepingan hati
71 Berakhir
72 Memulai hidup baru
73 Haris, suamiku
74 Tiara
75 menemui titik terang
76 Masih Rania, dihati Haris
77 Nama yang sama
78 Mulai berubah
79 Pertemuan kembali
80 Demi Debay
81 Berkenalan, lagi
82 Pasar malam
83 Pasar malam 2
84 Harus apa?
85 Gelisah, galau, merana
86 Sayangi dia
87 Demi Yura
88 Jalan Yuk?
89 Salah pasangan
90 Malam yang sia-sia
91 Malam yang sia-sia 2
92 Benci kamu!
93 Luka
94 Aku yang pergi
95 Sukses didepan mata
96 Hari terakhir Hanin
97 Tentang Diki
98 Sikembar lahir
99 Bos Kevin
100 Aku menjemputmu lagi
101 Karma untuk Diki
102 Yura Kevin dan Tiara Apri
103 Yura wedding
104 Bab terakhir
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Awal pertemuan
2
Kehidupan Rania
3
Rania 2
4
Rania 3
5
Haris 1
6
Haris yang sebenarnya
7
Masa lalu Haris
8
Haris dan mimpinya
9
cinta pertama Rania
10
Mendadak jatuh hati
11
Restu yang ditunggu
12
Hati yang berbunga
13
Seperti kucing dan tikus
14
Rania merasa di sayangi
15
Merasa disayangi 2
16
Merasa disayangi 3
17
Sakit
18
Masih sakit
19
Makan siang
20
Ungkapan rasa
21
Masih tentang perasaan
22
Bertemu mertua 1
23
Bertemu mertua 2
24
Bertemu mertua 3
25
Bertemu mertua 4
26
Bertemu mertua 5
27
Menyudahi cinta pertamanya.
28
Perjodohan berlanjut
29
Apa kabar Livi?
30
Kenapa dengan Livi?
31
Livi dan Apri End
32
Malam pertama.
33
kisah pengantin baru
34
Kabar Rania?
35
Sudah biasa
36
Jomblo?
37
Jomblo 2
38
Pernikahan Haris dan Hanin
39
Pesta telah usai
40
pak ustadz dan istri tomboy nya
41
PDKT
42
Masih PDKT
43
Masih PDKT
44
Masih eps PDKT
45
Jadian
46
Semakin cinta
47
Bertepuk sebelah tangan
48
Maaf
49
Sudah berpaling
50
Tidak ada harapan
51
Malam penuh tawa
52
Pagi yang menegangkan
53
Qobiltu
54
Belum siap
55
-
56
Pagi sayang
57
Mama dan adik ipar
58
Makan siang
59
Terimalah aku
60
Tetanggaan
61
love love lagi
62
Baper
63
Mba Livi hamil
64
Gila banget!!!!
65
Ulang tahun Devi
66
Konflik membara
67
Morning kiss
68
Kunjungan ke rumah mertua
69
Sebuah rahasia
70
Kepingan hati
71
Berakhir
72
Memulai hidup baru
73
Haris, suamiku
74
Tiara
75
menemui titik terang
76
Masih Rania, dihati Haris
77
Nama yang sama
78
Mulai berubah
79
Pertemuan kembali
80
Demi Debay
81
Berkenalan, lagi
82
Pasar malam
83
Pasar malam 2
84
Harus apa?
85
Gelisah, galau, merana
86
Sayangi dia
87
Demi Yura
88
Jalan Yuk?
89
Salah pasangan
90
Malam yang sia-sia
91
Malam yang sia-sia 2
92
Benci kamu!
93
Luka
94
Aku yang pergi
95
Sukses didepan mata
96
Hari terakhir Hanin
97
Tentang Diki
98
Sikembar lahir
99
Bos Kevin
100
Aku menjemputmu lagi
101
Karma untuk Diki
102
Yura Kevin dan Tiara Apri
103
Yura wedding
104
Bab terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!